Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Stunting melalui Pembentukan Pos Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Rita Gusmiati; Gustin, Rahmi Kurnia; Alwi, Nike Puspita; Alhamda, Syukra; Hidayati, Lisa; Wenny, Dwi Mutia; Thusdiyah, Halimah; Wulandari, Lara
Jurnal Abdidas Vol. 5 No. 6 (2024): Desember
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v5i6.1055

Abstract

Prevalensi stunting di Puskesmas Singgalang adalah sebesar 16,3%, dimana belum tercapainya Target Nasional Indonesia prevalensi stunting yaitu sebesar 12,5%. Berdasarkan Perpres nomor 72 tahun 2021, Pemerintah Indonesia memasukkan sanitasi sebagai salah satu strategi utama penurunan stunting. Sedangkan capaian Sanitasi di Puskesmas Singgalang masih belum mencapai target yaitu sebesar 67,6%, dimana hal ini masih jauh dari capaian target Nasional yaitu 100%.  Strategi STBM- Stunting merupakan solusi yang dapat di laksanakan dalam penyelesaian permasalahaan yang ada di Nagari Singgalang. Solusi tersebut merupakan upaya yang sistematis untuk dapat terjadinya perubahan perilaku yang higienis, saniter dan mencegah stunting. Metode yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah: Melakukan advokasi terkait pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, Pembentukan kader Pos STBM, Membentuk Pos STBM, Melakukan pelatihan kepada kader tentang metode pemicuan 5 pilar STBM dan 3 pilah pencegahan stunting, Memberikan penyuluhan dan promosi kesehatan dengan menggunakan media leaflet serta pemasangan billboard terkait perubahan perilaku pada masyarakat tentang hygiene, sanitasi dan stunting, Menilai pengetahuan dan sikap Masyarakat tentang Stunting dan sanitasi, Melakukan monitoring dan evaluasi sanitasi setelah dilaksanakan kegiatan pengabdian kepada Masyarakat. Adapun hasil dan pencapaian dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah terbentuknya Pos STBM, Telah dilatihnya 13 orang kader Pos STBM, peningkatan pengetahuan Masyarakat tentang sanitasi dan stunting manjadi 84,3%, dan pelaksanaan monitoring Pos STBM minimal 1 bulan sekali. Diharapkan kegiatan Pos STBM ini dapat dilakukan secara mandiri oleh kader pos STBM dengan support dari Masyarakat dan Puskesmas sehingga Pos STBM dapat dikatakan sebagai kegiatan usaha Kesehatan bersumber daya Masyarakat (UKBM).
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDIANGIN KOTA BUKITTINGGI Nike Puspita Alwi; Nurul Annisa; Dwi Mutia Wenny
Al Tamimi Kesmas: Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health Sciences) Vol 13 No 2 (2024): Al-Tamimi Kesmas: Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health Sci
Publisher : Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35328/kesmas.v13i2.2819

Abstract

Dampak buruk stunting yakni kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Banyak hal yang berhubungan dengan kejadian stunting di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 24-59 bulan yang berjumlah 1623 balita dengan sampel 94 balita di wilayah kerja Puskesmas Mandiangin Kota Bukittinggi dengan teknik Purposive Sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner ECLS-B Father Self-Administered Questionnaire untuk melihat dukungan ayah dan kuesioner Nilai Budaya dan Gaya Hidup oleh Cahyani et. al. untuk variabel Sosial Budaya terkait pemenuhan nutrisi Balita. Analisis bivariat data yang digunakan adalah dengan uji chi-square Test (a = < 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan usia ibu saat hamil (p = 0,044), ada hubungan dukungan ayah (p = 0,012), dan sosial budaya (p = 0,002), tidak ada hubungan jumlah anak (p = 0,796) dan pendapatan keluarga (p = 0,654) dengan kejadian stunting. Dapat disimpulkan usia ibu saat hamil, dukungan ayah dan sosial budaya pemenuhan nutrisi merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Sementara jumlah anak dan pendapatan keluarga bukanlah faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Diharapkan perawat dan nakes dapat meningkatkan penyuluhan tentang stunting dan yang mempengaruhinya pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Mandiangin.
Combination Therapy Life Review Therapy and Emotional Freedom Technique Therapy (LR-EFTT) for Depression on Chemotherapy Elderly Nike Puspita Alwi
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 15 No 3 (2024): Jurnal Kesehatan Volume 15 Nomor 3 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Being old and experiencing chemotherapy can have a negative effect on mental well-being, causing expanded uneasiness and discouragement. Researchers have investigated various therapies as potential arrangements to address these mental challenges. Some studies showed that monotherapy utilizing either life review therapy or emotional freedom technique therapy is successful in lightening discouragement. Purpose: To explore the effectiveness of combining life review therapy and emotional freedom technique therapy to ease or decrease the depression of an elderly person who took chemotherapy. Methods: The design of our study was a quasi-experiment on an elderly person who took a chemotherapy regimen at Achmad Moechtar Bukittinggi District Hospital in Bukittinggi. We used accidental sampling and a sample size of 20 respondents. A total of six sessions of LR-EFTT, a combination therapy of life review therapy and emotional freedom technique therapy, were given to 10 people who met the criteria and were in the intervention group. Ten people who were in the control group did not receive any intervention. Data was collected by using the Geriatric Depression Scale-15 in order to assess the dependent variable, which met the validity and reliability (Cronbach α = 0.817), and use an independent t-test to conclude this research. Results: We found that there was a significant difference in depression between the two groups (p-value = 0.000). The mean of the control group (10.1) is higher than the intervention group (6.20). Conclusion: It concludes that combined therapy of life review therapy and emotional freedom technique therapy (LR-EFTT) was effective in reducing depression in elderly patients undergoing chemotherapy
Counseling and Exercise for the Community of Kubu Gulai Bancah Village, Bukittinggi: Pendidikan Kesehatan dan Senam Jantung Sehat Bagi Masyarakat Kelurahan Kubu Gulai Bancah, Bukittinggi Suwandi, Febrian R; Gusmiati, Rita; Nike Puspita Alwi; Muhammad Pauzi; Rahmi Kurnia Gustin; Tika Ramadanti; Vera Kurnia; Sari, Dian
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Terkini Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Terkini
Publisher : Ruang Ide Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58516/h656zy10

Abstract

Cardiovascular disease is a non-communicable disease with an increasing incidence yearly. Cardiovascular disease if not prevented can cause various problems such as cerebrovascular disorders, kidney disease, and others. Therefore, Prima Nusantara University Bukittinggi through a team of lecturers from the Faculty of Nursing and Public Health is conducting community service to increase public knowledge and awareness in the Kubu Gulai Bancah Village, Bukittinggi City of the importance of having a Healthy Heart. Community service activities were carried out through several activities, namely health checks, exercises, and counseling which were attended by around 30 participants in the Kubu Gulai Bancah Village, Bukittinggi City. The results of community service increased participants' knowledge about cardiovascular diseases. This series of activities can be continued into routine activities every week and can be applied to different topics.