Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

MODIFIKASI DESAIN BANGUNAN UNTUK PENANGGULANGAN SAMPAH DI PERMUKIMAN LAHAN BASAH TEPIAN SUNGAI Maya Fitri Oktarini; Tutur Lussetyowati; Ahmad Siroj; Alif Sirajuddin Bahri; Tiara Effendi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v6i1.965

Abstract

Abstract: Residential activities on the banks of the river produce a lot of garbage that floats in the river overflow. These settlements lack waste management systems and infrastructure and littering behavior. The results of this study recommend building and environmental modifications related to these problems. The modification takes into account the geographical conditions and the resident behavior. The research location is in a densely populated residential area on the banks of the Musi River, Palembang. Data was collected through a survey by observing the function and physical structure of the building as well as interviews that recorded the behavior and perceptions of the local community. Observations show that the most waste accumulates under stilt houses and yards on land that is flooded by a river overflow. Piles of garbage were also found at small rivers stream. Garbage drifts between houses on stilts without fences carried by the water flow. Most residents always litter on land without owners or in the streams. Making a net fence as a barrier between the yard and the under a building, as well as structuring the landscape with wetland vegetation, can prevent the drifting away garbage for facilitating disposal. can also be modified with wire netting as a barrier for littering.Abstrak: Aktivitas pemukiman di bantaran sungai banyak menghasilkan sampah yang mengapung di luapan sungai. Permukiman ini tidak memiliki sistem dan infrastruktur pengelolaan sampah dan perilaku membuang sampah sembarangan. Hasil penelitian ini merekomendasikan modifikasi bangunan dan lingkungan terkait dengan permasalahan tersebut. Modifikasi memperhitungkan kondisi geografis dan perilaku penduduk. Lokasi penelitian berada di kawasan pemukiman padat penduduk di bantaran Sungai Musi, Palembang. Pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan mengamati fungsi dan struktur fisik bangunan serta wawancara yang merekam perilaku dan persepsi masyarakat setempat. Pengamatan menunjukkan bahwa sampah paling banyak menumpuk di bawah rumah panggung dan pekarangan di lahan yang tergenang luapan sungai. Tumpukan sampah juga ditemukan di aliran sungai-sungai kecil. Sampah hanyut antar rumah panggung tanpa pagar terbawa aliran air. Sebagian besar penduduk selalu membuang sampah sembarangan di tanah tanpa pemilik atau di sungai. Pembuatan pagar jaring sebagai pembatas antara halaman dan kolong bangunan, serta penataan lanskap dengan vegetasi lahan basah, dapat mencegah hanyutnya sampah untuk memudahkan pembuangan. Aliran juga dapat dimodifikasi dengan jaring kawat sebagai penghalang untuk membuang sampah sembarangan.
Analisis Integritas Pengayaan Ruang sebagai Performa Tampilan Rumah Limas Palembang Meivirina Hanum; Tutur Lussetyowati; Maya Fitri Oktarini
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 10 No. 4 (2021): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1131.943 KB) | DOI: 10.32315/jlbi.v10i4.1

Abstract

Tipologi rumah Limas Palembang sangat beragam, tergantung jumlah, jenis, dan fungsi ruang pada tiap rumah Limas—yang mana tiap ruangan ini lantainya berjenjang sehingga berpengaruh pada derajat kecuraman atap Limasannya. Karakter form follows function ini menjadi integritas tersendiri bagi rumah Limas Palembang, menjadikannya berbeda dari rumah-rumah tradisional Indonesia yang lain. Hal ini yang dirasa penulis masih belum diperhatikan oleh banyak kalangan. Keberagaman tipologi ini di sisi lain menjadi salah satu faktor yang menyulitkan pelestarian rumah Limas, karena tidak ada patokan atau standar baku proses desain tampilannya. Sementara rumah kebanggaan Sumatera Selatan ini sudah hampir punah, beberapa yang otentik yang tersisa sudah di ambang kerusakan pula—tidak adanya standar baku tadi turut menyulitkan proses renovasinya. Tujuan penelitian adalah menunjukkan keberagaman tampilan rumah Limas Palembang yang merupakan performa dari integritas pengayaan ruangnya. Hasil analisis berupa identifikasi dan data keragaman tipologi rumah Limas ini diharapkan dapat dimanfaatkan menjadi salah satu standar baku untuk membantu proses pelestariannya (renovasi, pembangunan ulang, ataupun pembangunan baru). Melalui survei, pemotretan, sketsa, pengukuran, dan penggambaran ulang serta mengusung metode deskriptif-komparatif, dari tiga sampel representatif rumah Limas di tiga lokasi: Lorong Firma, 11 Ulu, dan Tangga Buntung dapat dilihat korelasi yang kuat antara integritas pengayaan ruang dan performa tampilannya.
Analisis Pengayaan Ruang, sebagai Integritas Performa Tampilan Rumah Limas Palembang meivirina Hanum; Tutur Lussetyowati; Maya Fitri Oktarini
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 9 No. 1 (2020): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v9i1.95

Abstract

Tipologi Rumah Limas Palembang adalah panggung bertingkat-tingkat, berjenjang naik menuju ruang bagian dalam. Dengan atap limasan pada bagian depan menjorok curam. Keragaman Tipologi panggung Rumah Limas, merupakan integritas jenis dan fungsi ruang pada tiap Rumah Limas, yang menjadikan berbeda-beda performa tampilannya. Permasalahan yang akan diangkat, adalah bagaimana performa tampilan Rumah Limas Palembang, yang mencerminkan integritas pengayaan jenis dan fungsi ruang tersebut dapat melahirkan keragaman tipologi panggung. Tujuan dan Manfaat dari penulisan makalah ini untuk mengidentifikasi dan pendataan, keragaman tampilan tipologi panggung Rumah Limas di Palembang. Metode penelitiannya deskriptif, komparatif yaitu dg teknik pengambilan data langsung, melalui survey lapangan di tiga lokasi, Lorong Firma, 11 ULU, dan Tangga Buntung. Data diambil di tiap lokasi masing – masing, dua atau tiga rumah limas, sebagai sampling, yang dianggap mewakili keragaman tipologi panggungnya. Teknis pendataannya melalui Pemotretan, Sketsa, Pengukuran dan Penggambaran. Hasil penelitian menunjukkan korelasi yang kuat antara Pengayaan Ruang dengan Performa Tampilan Rumah Limas
Sense of Place Pasar 16 Ilir Palembang Tutur Lussetyowati; Almira Ulfa
Archvisual: Jurnal Arsitektur dan Perencanaan Vol 2 No 2 (2023): Archvisual
Publisher : Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1172.538 KB) | DOI: 10.55300/archvisual.v2i2.1458

Abstract

Sense of place atau kesan tempat merupakan elemen penting yang dapat memperkuat hubungan antara pengguna dan tempat. Karakter tempat sangat berpengaruh terhadap bagaimana seseorang menilai sebuah tempat dan memaknainya. Pasar 16 Ilir, salah satu pasar lama di Kota Palembang, menjadi salah satu kawasan yang dari dulu hingga sekarang memiliki peran penting di kota Palembang. Namun saat, ini pasar tersebut mulai menghadapi banyak permasalahan, seperti masalah kemacetan dan bentuk fisik bangunan. Selain itu, interior bangunan menjadi kurang menarik. Hal-hal ini mempengaruhi sense of place dari Pasar 16 Ilir tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat sense of place Pasar 16 Ilir pada saat ini yang dipengaruhi beberapa aspek. Analisis akan mengacu pada beberapa aspek yang dapat menimbulkan adanya sense of place kepada pengguna tempat, yaitu: aktivitas (activity); makna (meaning); dan bentuk fisik (physical setting). Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yang terdiri dari pengumpulan data lapangan dan wawancara terhadap pengelola, pedagang dan pengunjung. Data diolah menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sense of place Pasar 16 Ilir bukan hanya dibentuk oleh pasarnya saja, tetapi juga oleh kawasan di sekitarnya. Menariknya, justru kawasan sekitar pasar yang memiliki peran lebih besar dalam pembentukan sense of place tersebut.
Persepsi Pemukim terhadap Kualitas Lingkungan di Permukiman Kumuh Tepian Sungai Musi, Palembang Oktarini, Maya Fitri; Lussetyowati, Tutur; Primadella, Primadella
Jurnal Permukiman Vol 17 No 2 (2022)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31815/jp.2022.17.85-92

Abstract

Permukiman kumuh tepi sungai memiliki kualitas konstruksi bangunan dan lingkungan yang buruk akibat banjir pasang surut, sampah yang terbawa aliran sungai, dan bau genangan air limbah. Penghuni seharusnya tidak nyaman tinggal di lingkungan itu, tetapi penghuni memiliki persepsi yang berbeda tentang kenyamanan lingkungan. Memahami persepsi warga merupakan bagian penting dari pertimbangan perencanaan dan intervensi untuk meningkatkan kualitas permukiman kumuh. Penelitian ini mengkaji persepsi warga terhadap kenyamanan lingkungan di empat permukiman kumuh di bantaran Sungai Musi, Palembang. Keempat lokasi penelitian memiliki kepadatan yang berbeda. Di setiap lokasi penelitian mengambil data dari 75 responden secara acak. Pengumpulan data meliputi biodata penduduk, tingkat kenyamanan dan keinginan untuk pindah. Selain data tersebut, kuesioner juga menanyakan tentang kegiatan yang berkaitan dengan sungai dan pengelolaan sampah serta kelengkapan tangki air limbah kakus di dalam rumah. Data diolah dengan analisis distribusi dan analysis of variance (ANOVA) yang menunjukkan perbedaan persepsi yang signifikan antara keempat lokasi. Persepsi tidak banyak dipengaruhi oleh kepadatan dan kedekatan dari tepi air. Warga juga tidak direpotkan dengan banjir yang menggenangi pemukiman mereka melainkan oleh bau dan kotor. Oleh karena itu, pembangunan tanggul sungai untuk pengendalian banjir tidak boleh menjadi prioritas dalam meningkatkan kualitas permukiman bantaran sungai. Perbaikan harus ditujukan untuk mengatasi masalah bau dan sampah yang mengganggu kenyamanan penghuni.
KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBENTUKAN LANSEKAP BUDAYA PADA PERMUKIMAN LAHAN BASAH DI KOTA PALEMBANG Lussetyowati, Tutur
Jurnal Koridor Vol. 8 No. 2 (2017): Jurnal Koridor
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.397 KB) | DOI: 10.32734/koridor.v8i2.1340

Abstract

Lanskap budaya merupakan hasil dari proses sejarah yang kompleks (Rapoport, 1992). Pembentukan pola permukiman di lahan basah merupakan salah satu hasil lansekap budaya. Kondisi fisik alamiah Palembang sebagian besar terdiri dari rawa dan sisanya berupa darat, sehingga banyak permukiman yang terletak di daerah lahan basah ini. Permukiman di lahan basah mempunyai karakteristik yang unik yang berbeda dengan permukiman di daratan kering. Pengaruh kondisi alam yang berupa lahan basah sangat terlihat pada bentukan pola permukimannya. Dalam kurun waktu yang lama penduduk lokal sudah mempunyai cara untuk mengatasi kendala lingkungan fisiknya dalam membangun permukimannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi permukiman di daerah rawa yang dikaitkan dengan kearifan lokal penduduk dalam mengatasi keterbatasan alam (lahan babsah). Metode yang digunakan adalah studi kasus, melalui tahapan survey lapangan dan analisa terhadap hasil survey. Analisa yabg digunakan adalah analisa deskriptif terhadap hasil survey lapangan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa permukiman di atas rawa mempunyai karakteristik yang unik karena sebagian besar aktifitas penduduknya dilakukan di atas air. Dengan kondisi yang demikian maka perilaku penduduknya akan terpengaruh dan menyesuaikan dengan kondisi lingkungannya. Pola-pola perkembangan permukimannya juga mempunyai ciri khas tersendiri, karena merupakan perkampungan yang tumbuh secara alamiah tanpa mengadakan perubahan yang berarti pada lingkungan alamnya. Pola permukiman yang demikian ini menunjukkan kearifan lokal penduduk dalam mengelola lahan basah tanpa menyebabkan gangguan terhadap lingkungan alam.
Developing of Village’s Heritage Tourism Planning Through Integrated of Foodscape and Landscape Architecture at Lahat Regency Prima, Listen; Lussetyowati, Tutur; Adiyanto, Johannes
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 21, No 2: Juli 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/sinektika.vi.3359

Abstract

The complex potential of villages provides a significant chance for local development. Commonly, the potential is developed as a single sector in each village through a separate program of relevant institutions. Lahat Regency is one of the regencies in South Sumatera Province, which has enormous local potential within the district, both material (natural resources, traditional houses, foods, etc.) and immaterial heritage (history, culture, traditions, etc.). These components of cultural heritage wealth will contribute to regional development and Indonesian identity. Among these districts, the Government of Lahat Regency focuses on Pulau Pinang District, particularly Tanjung Sirih and Lubuk Sepang Villages, as integrated tourism villages. This research aims to establish a development planning model by establishing integrated tourism planning, The integration not only unites two villages, Tanjung Sirih Village and Lubuk Sepang Village, in one location perspective related to their close geographical location, but also programs in local tourism themes based on the dominant potential, Tanjung Sirih with its foodscape and Lubuk Sepang with its landscape. Foodscape is an integration between food, people and environment, while landscape architecture is the human and environmental components. The research used qualitative research methods with local potential analysis and development area modeling; several variations of tools were used, such as literature work, surveys, and discussions. The reasearch output is an input for the tourism village integration in Lahat Regency as a development planning model and the foundation of potential tourism village development programs in Indonesia.
MODIFIKASI DESAIN BANGUNAN UNTUK PENANGGULANGAN SAMPAH DI PERMUKIMAN LAHAN BASAH TEPIAN SUNGAI Oktarini, Maya Fitri; Lussetyowati, Tutur; Siroj, Ahmad; Bahri, Alif Sirajuddin; Effendi, Tiara
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6 No 1 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Residential activities on the banks of the river produce a lot of garbage that floats in the river overflow. These settlements lack waste management systems and infrastructure and littering behavior. The results of this study recommend building and environmental modifications related to these problems. The modification takes into account the geographical conditions and the resident behavior. The research location is in a densely populated residential area on the banks of the Musi River, Palembang. Data was collected through a survey by observing the function and physical structure of the building as well as interviews that recorded the behavior and perceptions of the local community. Observations show that the most waste accumulates under stilt houses and yards on land that is flooded by a river overflow. Piles of garbage were also found at small rivers stream. Garbage drifts between houses on stilts without fences carried by the water flow. Most residents always litter on land without owners or in the streams. Making a net fence as a barrier between the yard and the under a building, as well as structuring the landscape with wetland vegetation, can prevent the drifting away garbage for facilitating disposal. can also be modified with wire netting as a barrier for littering.Abstrak: Aktivitas pemukiman di bantaran sungai banyak menghasilkan sampah yang mengapung di luapan sungai. Permukiman ini tidak memiliki sistem dan infrastruktur pengelolaan sampah dan perilaku membuang sampah sembarangan. Hasil penelitian ini merekomendasikan modifikasi bangunan dan lingkungan terkait dengan permasalahan tersebut. Modifikasi memperhitungkan kondisi geografis dan perilaku penduduk. Lokasi penelitian berada di kawasan pemukiman padat penduduk di bantaran Sungai Musi, Palembang. Pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan mengamati fungsi dan struktur fisik bangunan serta wawancara yang merekam perilaku dan persepsi masyarakat setempat. Pengamatan menunjukkan bahwa sampah paling banyak menumpuk di bawah rumah panggung dan pekarangan di lahan yang tergenang luapan sungai. Tumpukan sampah juga ditemukan di aliran sungai-sungai kecil. Sampah hanyut antar rumah panggung tanpa pagar terbawa aliran air. Sebagian besar penduduk selalu membuang sampah sembarangan di tanah tanpa pemilik atau di sungai. Pembuatan pagar jaring sebagai pembatas antara halaman dan kolong bangunan, serta penataan lanskap dengan vegetasi lahan basah, dapat mencegah hanyutnya sampah untuk memudahkan pembuangan. Aliran juga dapat dimodifikasi dengan jaring kawat sebagai penghalang untuk membuang sampah sembarangan.