Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUKIT KEMUNING TAHUN 2022 Derny, Vermia; Murwanto, Bambang; Helmy, Helina
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 17 No 1 (2023)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v17i1.3766

Abstract

Penyakit Tuberkulosis Paru (TBC) masih menjadi masalah kesehatan yang utama di Indonesia, dengan jumlah kasus terbesar kedua di dunia. Selama tahun 2021, di wilayah kerja Puskesmas Bukit Kemuning ditemukan 98 kasus baru. Faktor lingkungan berkaitan erat dengan penyebaran TBC. Penelitian bertujuan menganalisis hubungan faktor fisik lingkungan rumah dengan TBC. yang berhubungan dengannya, yaitu faktor suhu, kelembaban, pencahayaan, ventilasi, kepadatan hunian dan jenis lantai. Penelitian menggunakan rancangan kasus-kontrol, melibatkan 80 responden (40 kasus dan 40 kontrol). Faktor fisik lingkungan yang dinilai adalah suhu, kelembaban, pencahayaan, ventilasi, kepadatan hunian dan jenis lantai. Keseluruhan data dianalisis dengan Chi-square dan Odds Ratio, pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian mendapatkan faktor lingkungan fisik yang berhubungan dengan TBC adalah suhu ruangan (p-value =0,022; OR= 2,914; 95%CI 1,149-7,393), pencahayaan (p-value =0,004; OR= 3,889; 95%CI 1,533-9,868), ventilasi (p-value =0,0242; OR= 2,852; 95%CI 1,137-7,152), dan kepadatan hunian (p-value =0,003; OR= 4,059; 95%CI 1,568-10,510. Sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah kelembaban dan jenis lantai. Variabel yang berhubungan dengan kejadian TBC adalah suhu, pencahayaan, ventilasi dan kepadatan hunian. Perbaikan kualitas lingkungan fisik rumah dan pengetahuan masyarakat menjadi bagian penting untuk pengendalian TBC
Sistem Informasi Pemantauan Pengobatan Pasien TB Paru (SISFOTBPARU) Berbasis Android Gateway Trigunarso, Sri Indra; Muslim, Zainal; Helmy, Helina; Riyanto, Riyanto
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Vol. 15 No. 2 (2022): Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jkmsaw.v15i2.3654

Abstract

Latar Belakang: Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanganani TB sampai menghilangkan angka kejadian TB melalui berbagai macam kebijakan dan berbagai program belum mampu menjawab permasalahan yang ada. Sebuah program inovasi aplikasi berbasis teknologi informasi perlu dikembangkan untuk pemberdayaan dan pengembangan masyarakat yang dilakukan secara berkelanjutan disertai upaya pemantauan dari petugas kesehatan setempat. Tujuan: Mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Pemantauan Pengobatan Pasien Tuberkulosis Paru (SISFOTBPARU) berbasis Android Gateway di Puskesmas Kampung Sawah kota Bandar Lampung. Metode: Jenis penelitian adalah actions research berupa pengembangan sistem (sistem development) aplikasi SISFOTBPARU. Subjek penelitian terdiri atas 5 responden yang terdiri atas kepala seksi penanggulangan penyakit menular, pengelola TB Paru di Dinas Kesehatan dan 3 orang petugas TB Paru Puskemas. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam serta menggunakan kuesioner. Tahapan pengembangan aplikasi menggunakan FAST (Framework for application of sistem tehnique) menggunakan metode aplikasi SISFOTBPARU Android Gaetway. Hasil: Studi memperoleh hasil pengembangan aplikasi sitem informasi berbasis web dengan fitur Android Gateway dengan lebel aplikasi SISFOTTBPARU. Dalam aplikasi SISFOTBPARU pasien dapat dilihat jadwal pengobatan, jadwal minum obat dan jadwal ambil obat berdasarkan tanggal yang diinginkan oleh petugas. Pengiriman pesan pengingat (SMS) lebih mudah dilakukan ke handphone pasien, dan terdapat rekapitulasi laporan pengobatan pasien TB Paru, dan grafik pengobatan pasien. Simpulan: Pengukuran aplikasi SISFOTBPARU dengan 4 jenis sistem diperoleh sistem usefulness, information quality, dan interface quality termasuk kategori Layak. Pengukuran secara keseluruhan overall satisfaction menunjukkan bahwa sistem informasi Overall satisfaction Pemantauan Pengobatan Pasien TB Paru termasuk kategori Layak. Sehingga, aplikasi SISFOTPARU dapat dilanutkan ke tahap uji coba. Abstract. Information Sistem for Pulmonary TB Patient Treatment Monitoring (SISFOTBPARU) Based on Android Gateway. Background: The efforts made by the government to deal with TB to eliminate the incidence of TB through various policies and various programs have not been able to answer the existing problems. An information technology-based application innovation program needs to be developed for sustainable community empowerment and development accompanied by monitoring efforts from local health workers. Purpose: This study is to develop an Android Gateway-Based Pulmonary Tuberculosis Patient Treatment Monitoring Information System (SISFOTBPARU) application in the Health Center of Kampung Sawah Bandar Lampung City. Methods: The type of reaction is action research in the form of the system development of the SISFOTBPARU application. The research subjects consisted of 5 respondents consisting of the head of the infectious disease control section, the management of pulmonary TB at the Health Office, and 3 officers of pulmonary TB at the Public Health Center. Data collection was carried out by observation, in-depth, interviews, and using a questionnaire. The stages of application development use FAST (Framework for application of system engineering) using the SISFOTBPARU Android Gateway application method. Results: The study obtained the results of developing a web-based information system application with the Android Gateway feature with the SISFOTTBPARU application label. In the SISFOTBPARU application, patients can see their treatment schedule, schedule for taking, medication, and schedule for taking medication based on the date desired by the officer. Sending reminder messages (SMS) is easier to do to the patient's cellphone, and there is a recapitulation of pulmonary TB patient treatment reports and patient treatment charts. Conclusion: Measurement of the SISFOTBPARU application with 4 types of systems obtained system usefulness, information quality, and interface quality including the Eligible category. The overall measurement of overall satisfaction shows that the Overall satisfaction information system for Monitoring Pulmonary TB Patient Treatment is in the Eligible category. So that, the SISFOTPARU application can be continued to the trial stage.
HUBUNGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN CURAH HUJAN PADA KONDISI PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERINGIN RAYA Sapta, Wibowo Ady; Helmy, Helina; Sudrajat, Nadia
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.35977

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan serius di negara-negara tropis seperti Indonesia, terutama saat musim hujan ketika curah hujan tinggi menyebabkan banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Peningkatan kasus DBD sering terjadi selama musim hujan, tetapi hubungan antara curah hujan dan kasus DBD belum sepenuhnya dipahami. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara curah hujan dan jumlah kasus DBD guna mendukung kebijakan pencegahan yang lebih tepat. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain studi ekologi time series menggunakan data sekunder dari Puskesmas Beringin Raya dan BMKG. Populasi penelitian adalah seluruh kasus DBD di wilayah tersebut pada periode 2020-2022, dengan metode total sampling. Variabel bebasnya adalah curah hujan, sedangkan variabel terikatnya adalah jumlah kasus DBD. Analisis data dilakukan menggunakan korelasi dan regresi untuk melihat hubungan antara kedua variabel. Selama penelitian, PPKM akibat pandemi Covid-19 diterapkan, yang mempengaruhi pola aktivitas. Uji Korelasi Spearman menunjukkan nilai p=0,946 (p>?), sehingga tidak ditemukan hubungan signifikan antara curah hujan dan kejadian DBD, dengan korelasi sangat lemah (r=0,012). Ketiadaan hubungan ini mungkin dipengaruhi oleh cakupan wilayah yang kecil, kondisi pandemi, serta faktor-faktor lain seperti kepadatan penduduk. Puskesmas perlu memperkuat program pengendalian DBD, terutama saat musim hujan.
Analisis Faktor Paparan dan Faktor Lingkungan Tempat Tinggal dengan Kejadian Infeksi Tuberkulosis Laten (Studi pada Keluarga Pasien Tuberkulosis Aktif di Kota Semarang - Jawa Tengah) Karbito, Karbito; Muslim, Azhari; Helmy, Helina
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 23, No 3 (2024): Oktober 2024
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.23.3.311-319

Abstract

Latar belakang : Tuberkolusis merupakan salah satu penyakit infeksi menular yang masih menjadi permasalahan serius di negara-negara berkembang dan terbelakang, termasuk Indonesia. Diperkirakan 25% populasi penduduk dunia telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis (M.tb), sebanyak 10% diantaranya berkembang menjadi penyakit aktif, dan sisanya (90%) akan mempertahankan diri dalam bentuk tuberkulosis laten. Antara 5-10% infeksi tuberkolusis laten akan berkembang menjadi tuberkolusis aktif. Hal ini berarti infeksi tuberkolusis laten menjadi kantung dan sumber utama kejadian dan penularan tuberkulosis aktif dimasa mendatang. Anggota keluarga serumah dengan penderita tuberkulosis aktif berisiko mengalami kejadian infeksi tuberkulosis laten. Studi ini bertujuan menganalisis hubungan faktor paparan dan faktor lingkungan tempat tinggal dengan kejadian infeksi tuberkulosis laten pada anggota keluarga serumah dengan penderita tuberkulosis aktif.Metode : Studi ini merupakan studi analitik kuantitatif menggunakan rancangan cross sectional. Sejumlah 138 subjek studi dari 241 anggota keluarga 112 indeks kasus tuberkulosis aktif berpartisipasi dalam studi ini. Subjek studi dilakukan Tuberculin Skin Test (TST). Subjek studi dinyatakan positif mengalami infeksi tuberkulosis laten jika hasil TST didapatkan indurasi ≥10 mm. Variabel faktor paparan dan faktor lingkungan tempat tinggal dikumpulkan dengan teknik wawancara, pengamatan dan pengukuran menggunakan alat ukur kuesioner, checklist dan alat ukur lainnya. Analisis data penelitian dilakukan secara bivariat menggunakan uji chi-square dan secara multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis variabel dinyatakan mempunyai hubungan bermakna jika memperoleh nilai-p<0,05.Hasil : Sebanyak 63,8% anggota keluarga serumah penderita tuberkulosis aktif mengalami kejadian infeksi tuberkulosis laten. Berdasarkan analisis bivariat (uji chi square) ditemukan ada 3 (tiga) variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian infeksi tuberkulosis laten yaitu variabel jenis paparan (nilai-p=0,027), variabel lama waktu paparan (nilai-p=0,041) dan varianel kepadatan ruang tidur (nilai-p=0,001). Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda diketahui bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian TB laten adalah lama waktu paparan (nilai-p=0,023; aOR=3,72; 95%CI=1,19–11,58) dan kepadatan ruang tidur (nilai-p<0,001; aOR=3,89; 95%CI=1,82–8,33).Simpulan : Kejadian infeksi tuberkulosis laten pada anggota keluarga serumah dengan penderita tuberkulosis aktif menunjukkan angka yang relatif tinggi. Secara simultan variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian infeksi tuberkulosis laten pada anggota keluarga serumah dengan penderita tuberkulosis aktif adalah variabel lama waktu paparan dan variabel kepadatan ruang tidur. Variabel kepadatan ruang tidur merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian infeksi tuberkulosis laten setelah disesuaikan oleh variabel lama waktu paparan.  ABSTRACT Title: Analysis of Exposure Factors and Residential Environmental Factors with The Incidence of Latent Tuberculosis Infection (Study on families of active tuberculosis patients in Semarang City - Central Java)Background: Tuberculosis is a contagious infectious disease that is still a serious problem in developing and underdeveloped countries, including Indonesia. It is estimated that 25% of the world's population has been infected with Mycobacterium tuberculosis (M.tb), 10% of which develop active disease, and the remainder (90%) will persist in the form of latent tuberculosis. Between 5-10% of latent tuberculosis infections will develop into active tuberculosis. This means that latent tuberculosis infection will become the main source of occurrence and transmission of active tuberculosis in the future. Family members living in a household with active tuberculosis sufferers are at risk of experiencing latent tuberculosis infection. This study aims to analyze the relationship between exposure factors and environmental factors of residence with the incidence of latent tuberculosis infection in family members living in the same house as active tuberculosis sufferers.Methods: This study is a quantitative analytical study using a cross-sectional design. 138 study subjects from 241 family members and 112 index cases of active tuberculosis participated in this study. Study subjects underwent a Tuberculin Skin Test (TST). Study subjects were declared positive for latent tuberculosis infection if the TST results showed an induration of ≥10 mm. Exposure factor variables and residential environmental factors were collected using interview techniques, observation, and measurement using questionnaires, checklists, and other measuring tools. Research data analysis was carried out bivariate using the chi-square test and multivariate using the multiple logistic regression test. The results of the variable analysis are declared to have a significant relationship if they obtain a p-value <0.05.Results: As many as 63.8% of family members living in a household with active tuberculosis experienced latent tuberculosis infection. Based on bivariate analysis (chi-square test), it was found that 3 (three) variables had a significant relationship with the incidence of latent tuberculosis infection, namely the type of exposure variable (p-value = 0.027), the length of exposure variable (p-value = 0.041) and the density variant. bedroom (p-value=0.001). The results of multivariate analysis with multiple logistic regression tests showed that the variables significantly associated with the incidence of latent TB were the length of exposure (p-value=0.023; aOR=3.72; 95%CI=1.19–11.58) and room density. sleep (p-value<0.001; aOR=3.89; 95%CI=1.82–8.33).Conclusion: The incidence of latent tuberculosis infection in family members sharing a household with active tuberculosis sufferers shows a relatively high rate. Simultaneously, the variables that have a significant relationship with the incidence of latent tuberculosis infection in family members living in the same house as active tuberculosis sufferers are the length of exposure variable and the bedroom density variable. The bedroom density variable is the most dominant variable associated with the incidence of latent tuberculosis infection after adjusting for the length of exposure variable.
Potret Pengetahuan tentang Ventilasi Rumah TB. Paru BTA(+) di Kotakarang Bandar Lampung Helmy, Helina; Nisak, Hoirun
Inovasi Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2024): IJPM - Agustus 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/ijpm.547

Abstract

Kota Karang di Kota Bandar Lampung, bagian Kecamatan Teluk Betung Timur mencakup kelurahan: Sukamaju, Keteguhan, Kotakarang, Perwati, Way Tataan, serta Kotakarang Raya. Kota karang termasuk kelurahan pemukiman kumuh atau slum area. Permasalahan, terjadi dalam penataan ruang dan fungsi kota terutama wilayah permukiman, pendidikan, kesehatan, perdagangan, dan kebutuhan lainnya. Tingkat pertumbuhan penduduk kotanya yang lebih cepat dan tidak seimbang dengan ketersediaan lahan di perkotaan, mengakibatkan tekanan penggunaan lahan kota, ditandai dengan penggunaan lahan tidak layak hunian untuk daerah permukiman. Hasil pengamatan awal  dilapangan kunjungan ke rumah-rumah penderita TB. Paru BTA(+) Di Kota Karang.  Tata Letak Rumah dekat dengan pinggir Laut, ventilasi tidak memenuhi standar, tidak ada sinar matahari alami yang masuk  dalam rumah melalui ventilasi. Ventilasi tertutup oleh tirai hordeng. Selain itu juga Kota Karang dekat dengan Industri Batubara, yang didatangkan dari Kota Palembang ke Bandar Lampung. Tujuan Pengabdian Masyarakat ini diketahuinya pengetahuan penderita TB. Paru BTA(+) tentang ventilasi. Metode pree test dan post tes pengetahuan ventilasi yang digunakan  menggambarkan potret rumah penderita TB. Paru BTA (+).  Disimpulkan, persentase  penurunan pengetahuan berkaitan dengan ventilasi rumah penderita TB. Paru BTA(+).  Tindak lanjut, dengan menghitung kelayakan ventilasi dan kenyamanan thermal rumah penderita TB. Paru BTA(+).
Rancang Bangun Alat Pemilah Sampah Plastik Berbasis Sensorik RGB (Red, Green, Blue) sebagai Langkah Moderenisasi Teknologi pada Proses Pemilahan Sampah Plastik Marta Boy Tama, Helen; Helmy, Helina; Agung Mulyono, Rifai
Blantika: Multidisciplinary Journal Vol. 1 No. 4 (2023): Reguler Issue
Publisher : PT. Publikasiku Academic Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57096/blantika.v1i4.40

Abstract

Pengelolaan sampah di Indonesia masih merupakan permasalahan Kesehatan Lingkungan yang belum dapat ditangani dengan baik, Untuk memudahkan pengelolaan sampah plastik pada skala rumah tangga, maka perlu adanya pemahaman tentang jenis-jenis plastik. Tujuan dari penelitian ini yaitu dari kegiatan penerapan Teknologi Tepat Guna ini adalah pembuatan alat sensorik pemilahan jenis limbah plastik secara otomatis. Metode penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian rancang bangun dengan metode eksperimental. Penelitian ini akan dilakukan di Workshop (Bengkel) Politeknik Kesehatan Tanjung Karang Jurusan Kesehatan Lingkungan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2023. Subjek dalam penelitian ini adalah limbah plastik. Variabel penelitian yaitu input limbah plastik, proses ESP 32, Sensor RGB (Red, Green, Blue), Adaptor Power Suply, Motor Servo, kabel jumper, Liquid Crystal Display (LCD), LED (Light-Emitting Diode), dan output sampah terpilah dan tidak terpilah. Alat sensorik pemilah plastik merupakan rancangan alat yang di ciptakan sebagai bentuk transformasi teknologi di bidang kesehatan lingkungan dengan berfokus pada proses pemilahan jenis plastik sebagai bentuk IPTEK. Alat sensorik pemilah plastik di rancang untuk dapat memilah jenis dan warna plastik sescara otomatis dengan fungsi mempermudah pengklasifikasian jenis sampah plastik.
Explanation of Production Room Workers' Complaints Regarding Noise Exposure Below the NAB in Furniture Production Rooms Helmy, Helina; Dwi Sanrani, Lutfiah
International Journal of Health and Pharmaceutical (IJHP) Vol. 5 No. 3 (2025): August 2025 (Indonesia - Malaysia)
Publisher : CV. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51601/ijhp.v5i3.430

Abstract

The wooden furniture industry is a growing informal sector in Sukarame District, Bandar Lampung City, characterized by a work environment filled with exposure to physical factors such as noise. Although noise levels in some production areas are still below the Threshold Limit Value (TLV) of 85 dBA, workers continue to report health complaints related to this exposure. This study aims to explain complaints of production area workers regarding noise exposure that is still below the TLV. The method used is a qualitative descriptive study of 15 workers from three wooden furniture industries and direct observation of the work environment. The results showed that most workers experienced complaints such as headaches, difficulty concentrating, fatigue, and sleep disorders. These complaints were associated with long working hours, the type of machinery used, and the failure to use personal protective equipment (PPE) such as earplugs. Although noise levels have not exceeded the TLV, continuous exposure for 8 hours or more per day still has a psychophysiological impact on workers. Interventions such as work time management, education on the use of PPE, and machine maintenance are needed to reduce noise intensity. These findings emphasize the importance of evaluating noise risks not only based on threshold values, but also taking into account workers' perceptions and subjective health conditions.
Kajian Kebisingan Dan Suhu Di Industri Mebel Kayu Sanran, Lutfiah Dwi; Helmy, Helina; Barus, Linda; Masra, Ferizal
MIDWIFERY JOURNAL Vol 5, No 2 (2025): Volume 5 No 2 Juni 2025
Publisher : Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mj.v5i2.21078

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Industri mebel kayu merupakan salah satu sektor usaha yang berkembang di Indonesia dan berkontribusi dalam menyediakan lapangan kerja serta meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun, di balik pertumbuhannya, sektor ini menyimpan potensi risiko terhadap kesehatan lingkungan kerja, terutama akibat paparan suhu tinggi dan faktor fisik lainnya yang dapat memengaruhi kesehatan serta produktivitas pekerja.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kebisingan dan suhu di lingkungan kerja tiga industri mebel kayu yang berada di Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung, serta menilai kesesuaiannya dengan standar kesehatan lingkungan kerja.Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data primer diperoleh melalui observasi langsung menggunakan alat Sound Level Meter dan Thermohygro Meter, serta wawancara terhadap pekerja dan pengelola industri. Data sekunder diperoleh dari studi literatur dan dokumen pendukung lainnya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu lingkungan kerja di ketiga industri melebihi ambang batas kenyamanan kerja yang ditetapkan, yaitu di atas 30°C. Sementara itu, tingkat kebisingan di ketiga industri masih berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) 85 dBA, sehingga tidak melebihi ambang yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa meskipun tingkat kebisingan masih dalam kategori aman, suhu kerja di industri mebel kayu di Kecamatan Sukarame belum memenuhi standar kenyamanan. Diperlukan upaya pengendalian suhu melalui perbaikan ventilasi dan peningkatan kesadaran pekerja terhadap pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD). Kata Kunci: Kebisingan, Suhu, Industri Mebel, Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja.
Penggunaan Kelambu Dengan Kejadian Penyakit Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Indarwati, Suami; Helmy, Helina
MIDWIFERY JOURNAL Vol 3, No 2 (2023): Volume 3 Nomor 2 Juni 2023
Publisher : Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mj.v3i2.10388

Abstract

Background: The Pesawaran Regency area has topography, most of which are located on the seashore. In general, the people who live on the beach complain about the high incidence of malaria. Due to the fact that most of the areas are located on the seashore, it is very possible for malaria to occur, especially in the working area of the Hanura Public Health Center, Pesawaran Regency.Purpose: This study aims to determine the relationship between the use of mosquito nets and the incidence of malaria in the working area of the Hanura Public Health Center, Pesawaran District.Meanwhile, the specific objective of this study was to determine the incidence of malaria in Pesawaran District, Lampung Province. Know the description of the use of mosquito nets. Knowing the description of confounding variables: age, gender, education.Methods: This research methodology has this type of research is analytic, namely a study conducted with the aim of looking at the relationship between mosquito nets and the incidence of malaria in the work area of the Hanura Health Center in Pesawaran District.Result: The research results for the relationship between the use of mosquito nets and the incidence of malaria resulted in a p value of 0.18 which means greater than 0.05Conclusion: The research results for the relationship between the use of mosquito nets and the incidence of malaria resulted in a p value of 0.18 which means greater than 0.05 so it can be concluded that there is no significant relationship between the dependent variable and the independent variable. Keywords: Malaria, Relationship of malaria incidence, Mosquito Nets, Community Health Centers ABSTRAK Latar Belakang: Wilayah Kabupaten Pesawaran memiliki topografi wilayah yang sebagian besar berada di tepi pantai. Umum nya warga masyarakat yang tinggal di tepi pantai mengeluhkan banyaknya kejadian malaria. Dikarenakan wilayah yang sebagian besar berada di tepi pantai maka akan sangat memungkinkan untuk terjadi nya kejadian malaria terutama di wilayah kerja puskesmas hanura kabupaten pesawaran.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara penggunaan kelambu dengan kejadian penyakit malaria di wilayah kerja puskesmas hanura kabupaten pesawaran. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah Mengetahui kejadian malaria di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Mengetahui gambaran penggunaan kelambu. Mengetahui gambaran variabel confounding: umur, jenis kelamin, pendidikan.Metode: Metodologi penelitian ini memiliki jenis penelitian analitik yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk melihat hubungan antara kelambu dengan kejadian penyakit malaria yang ada wilayah kerja puskesmas hanura di kabupaten pesawaran.Hasil: Hasil penelitian untuk hubungan penggunaan kelambu dengan kejadian penyakit malaria menghasilkan p value 0,18 yang berarti lebih besar dari 0,05Kesimpulan: Hasil penelitian untuk hubungan penggunaan kelambu dengan kejadian penyakit malaria menghasilkan p value 0,18 yang berarti lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak memiliki hubungan yang signifikan antara variable dependen dan variable independen. Kata Kunci: Malaria, Hubungan kejadian malaria, Kelambu, Puskesmas
Peranan Faktor-Faktor Kepatuhan Protokol Kesehatan Pada Masa Tatanan Baru Prihantoro, Prihantoro; Usman, Sarip; Helmy, Helina; Sutopo, Agus
MIDWIFERY JOURNAL Vol 3, No 2 (2023): Volume 3 Nomor 2 Juni 2023
Publisher : Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mj.v3i2.10365

Abstract

Background: The concept of the Health Belief Model can provide an assessment of healthy actions to prevent Covid-19 at the individual level. So that a trust factor will be obtained which will be the background for carrying out the health protocol for preventing Covid-19 during the New Order Period for the Community of Sukarame District, Bandar Lampung City in 2020.Purpose: The purpose of this study is to find out what factors influence adherence to health protocols during the new order period in Sukarame District, Bandar Lampung City in 2021.Methods: This type of research is quantitative, with a cross sectional design. The research was conducted in Sukarame District, Bandar Lampung City.  The number of population and sample was determined based on accidental sampling so that the sample obtained in this study amounted to 97 respondents. The data analysis   techniques   used   were   univariate, bivariate (chi - square), and multivariate (multiple logistic egression). Results: The results showed that there was an effect of perceived vulnerability pv=0.001), perceived severity (pv=0.022), perceived barriers (pv=0.034), and perceived benefits (pv=0.018) on adherence to health protocols during the New Order in the District. Sukarame City of Bandar Lampung.Conclusion: This study suggests optimizing the program and minimizing misinformation about covid -19 at the local, cluster level by using pamphlets, banners, posters, or direct outreach media. Provide proper education about Covid-19 and equip officers with basic communication skills.Sugestion: Propose to the Bandar Lampung City Government through the Bandar Lampung City Health Office and government officials at the district, sub-district and urban village levels to make several efforts, such as optimizing the Health Promotion program to increase knowledge and minimize incorrect information about Covid-19 at the local, cluster level or community in the form of media pamphlets, banners, posters or direct counseling, as well as educating the public with correct and appropriate information about Covid-19, understanding community characteristics, mastering material and information from trusted sources, having basic communication skills so that information can be received and understood by society. Keywords: Covid-19, severity perception, vulnerability, benefits, and barriers ABSTRAK Latar Belakang: Konsep Health Belief Model dapat memberikan penilaian pada tindakan sehat untuk mencegah Covid-19 pada tingkat individu. Sehingga akan diperoleh faktor kepercayaan yang menjadi latar belakang melakukan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 pada Masa Tatanan Baru Masyarakat Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung Tahun 2020.Tujuan: Tujuan Penelitian ini adalah diketahuinya faktor faktor apakah yang mempengaruhi kepatuhan protokol kesehatan pada masa tatanan baru di Kecamatan Sukarame  Kota Bandar Lampung tahun 2021.Metode: Jenis penelitian kuantitatif, dengan desain crossectional. Penelitian dilakukan di Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Januari– Oktober 2021 dengan jumlah populasi sebnyak 17.013 orang dan sampel pada penelitian ini berjumlah 97 responden. Penentuan populasi dan sampel dilakukan dengan teknik cluster di setiap kelurahan kemudian dilakukan analisi MultifariatHasil: Berdasarkan hasil penelitian diperoleh adanya hubungan persepsi kerentanan dengan nilai (pv=0,001), persepsi keparahan (pv=0,022), Persepsi Hambatan (pv=0,034) dan Persepsi manfaat (pv=0,018) terhadap protokol kesehatan di kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung.Kesimpulan: Penelitian ini menyarankan agar dilakukan perbaikan diantaranya mengoptimalkan program Promosi Kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan meminimalisisr informasi tidak benar tentang covid-19 di tingkat lokal, cluster atau komunitas dalam bentuk media pamflet, spanduk, poster atau penyuluhan langsung. Selain itu mengedukasi masyarakat dengan informasi yang benar dan tepat seputar Covid-19, memahami karakteristik masyarakat, menguasai materi dan informasi dari sumber terpercaya, memiliki keterampilan dasar komunikasi sehingga informasi bisa diterima dan dipahami oleh masyarakat.Saran: Mengusulkan kepada Pemerintah Kota Kota Bandar Lampung melalui Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dan perangkat pemerintah di tingkat kabupaten, kecamatan dan kelurahan supaya melakukan beberapa upaya, seperti mengoptimalkan program Promosi Kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan meminimalisisr informasi tidak benar tentang covid-19 di tingkat lokal, cluster atau komunitas dalam bentuk media pamflet, spanduk, poster atau penyuluhan langsung, serta mengedukasi masyarakat dengan informasi yang benar dan tepat seputar Covid-19, memahami karakteristik masyarakat, menguasai materi dan informasi dari sumber terpercaya, memiliki keterampilan dasar komunikasi sehingga informasi bisa diterima dan dipahami oleh masyarakat. KataKunci: Covid-19, persepsi keparahan, persepsi kerentanan, persepsi manfaat dan persepsi hambatan