Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAILI DI SULAWESI TENGAH Saleh, Sukmawati
Academica Vol 5, No 2 (2013)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.454 KB)

Abstract

Kearifan lokal merupakan warisan leluhur turun temurun mengandung nilai-nilai positif dannilai-nilai spritual untuk dijadikan pedoman dalam bersikap dan bertingkahlaku (pattern ofaction). masyarakat Kaili yang merupakan salah satu suku yang mendiami wilayah di SulawesiTengah juga memiliki seperangkat pengetahuan lokal yang merupakan pola dari budaya Kailiyang mereka wujudkan dalam kehidupan sehari-hari seperti padda pelestarian hutan,perairan danau Lindu, pantangan atau pemali dalam bertutur atau berucap, dan upacara adatlainnya. Keselarasan hidup yang terjabarkan dari kearifan lokal masyarakat Kaili apabiladijaga dan terus dipelihara keberlangsungannya maka akan senantiasa memberikankeseimbangan ikatan antara manusia dan alam. Demikian juga dengan tabu, pantangan ataupemali dan sanksi-sanksi terhadap berbagai pelanggaran dari kearifan lokal yang masihterjaga semuanya berorientasi kepada penjagaan kelestarian, keselarasan hubungan antaramanusia dan alam tempatnya bermukim.Kata Kunci: Kearifan Lokal, Masyarakat Kaili
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAILI DI SULAWESI TENGAH Saleh, Sukmawati
Academica Vol 5, No 2 (2013)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.454 KB)

Abstract

Kearifan lokal merupakan warisan leluhur turun temurun mengandung nilai-nilai positif dannilai-nilai spritual untuk dijadikan pedoman dalam bersikap dan bertingkahlaku (pattern ofaction). masyarakat Kaili yang merupakan salah satu suku yang mendiami wilayah di SulawesiTengah juga memiliki seperangkat pengetahuan lokal yang merupakan pola dari budaya Kailiyang mereka wujudkan dalam kehidupan sehari-hari seperti padda pelestarian hutan,perairan danau Lindu, pantangan atau pemali dalam bertutur atau berucap, dan upacara adatlainnya. Keselarasan hidup yang terjabarkan dari kearifan lokal masyarakat Kaili apabiladijaga dan terus dipelihara keberlangsungannya maka akan senantiasa memberikankeseimbangan ikatan antara manusia dan alam. Demikian juga dengan tabu, pantangan ataupemali dan sanksi-sanksi terhadap berbagai pelanggaran dari kearifan lokal yang masihterjaga semuanya berorientasi kepada penjagaan kelestarian, keselarasan hubungan antaramanusia dan alam tempatnya bermukim.Kata Kunci: Kearifan Lokal, Masyarakat Kaili
TRADISI BUDIDAYA KOPI ORGANIK GUNUNG PUNTANG SEBAGAI BENTUK PENGEMBANGAN PARIWISATA BUDAYA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI DESA CAMPAKAMULYA KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG M. Iqbal Fauzi; Cahya Cahya; Sukmawati Saleh
Jurnal Budaya Etnika Vol 4, No 2 (2020): Tradisi Otentik, Modifikasi Tradisi, Komodifikasi (Agenda Setting Artefak Digita
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/be.v4i2.1567

Abstract

ABSTRAK Realitas yang terjadi di masyarakat Gunung Puntang telah menjadi tradisi budidaya kopi organik, sebagai lumbung perekonomian rakyat yang berkembang menjadi daya tarik pariwisata berbasis kearifan lokal. Terkait dengan adanya tradisi sistem pertanian rakyat dalam bentuk budidaya tanaman kopi organik tersebut, pada perkembangannya berdampak kepada sektor lain, yaitu bidang pariwisata. Sektor pariwisata yang kini sedang menjadi trand dalam percaturan industri kepariwisataan berbasis kearifan lokal. Isu kearifan lokal yang menjadi daya tarik dan bernilai ekonomis tinggi, menjadi peluang besar untuk dikembangkan oleh masyarakat lokal setempat. Perubahan pada tradisi bertani kopi yang dikembangkan oleh masyarakat desa hutan di Gunung Puntang, bukan semata-mata masyarakatnya untuk mencari keuntungan, namun ada faktor internal yang harus dijaga, bahwa masyarakat petani kopi Gunung Puntang merasa termotivasi dengan situasi alam dan lingkungan yang subur sebagai lahan pertanian. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi terjadinya komodifikasi antara lain dipengaruhi oleh adanya peluang dan tatangan kondisi perekonomian di era teknologi dan informatika sekarang. Itulah yang membuat tradisi bertani kopi organik ini sangat kuat untuk dipertahankan dan sudah melekat di mata masyarakat karena telah memberikan manfaat banyak bagi masyarakat daerah. Tulisan ini merupakan deskripsi ilmiah dari sebuah penelitian lapangan yang menggambarkan peran petani dalam menjaga hutan konservasi atau hutan sosial di Gunung Puntang dinilai penting agar pengetahuan kearifan masyarakat dalam memanfaatkan tumbuhan tersebut tidak hilang oleh adanya arus moderenisasi.Kata Kunci: Tradisi Budidaya Kopi Organik, Komodifikasi, Pengembangan Pariwisata Budaya, Gunung Puntang.ABSTRACT The reality that occurs in the community of Gunung Puntang has become a tradition of organic coffee cultivation, as a barn of the people's economy that develops into the appeal of local wisdom-based tourism. Related to the tradition of the people's agricultural system in the form of organic coffee crop cultivation, in the development impact to other sectors, namely the tourism industry. The tourism industry is now being new in the world of local wisdom-based tourist industry. The issue of local wisdom that becomes an attraction and high economical value, becomes a great opportunity to be developed by local communities. The traditions changes of farming coffee are developed by the community of Forest villages in Gunung Puntang, not merely the people to seek profit, but there are internal factors to be guarded, that the community of coffee farmers Gunung Puntang feel motivated by the situation of natural and fertile environment as farmland. As for the external factors that affect the occurrence of commodification, among others, is influenced by the opportunity and the level of economic conditions in the era of technology and informatics now. That is what makes this tradition of organic coffee farming is very strong to be maintained and already inherent in the eyes of society because it has provided many benefits to the local community. This paper is a scientific description of a field study describing the role of farmers in preserving the forest of conservations or social forests at Gunung Puntang is important to make knowledge of people's wisdom in utilizing the plant is not lost by the presence of modernization.Keywords: The Tradition Of Organic Coffee Cultivation, Commodification, Tourism Development, Gunung Puntang.
Harapan dan Tantangan Entrepreneur di Kota Palu Sukmawati Saleh; Munir Salham; Nurhayati Mansyur
Jurnal Budaya Etnika Vol 2, No 1 (2018): Kreativitas Tradisi di Era Globalisasi: Transformasi & Peluang
Publisher : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/be.v2i1.1149

Abstract

ABSTRACT This paper begins with the phenomenon of the development of Young Entrepreneurs in the City of Palu which continues to develop both in terms of the number and type of business involved. The development of technology, easily accessible information flows and adequate infrastructure are supporting factors for the growth of the creative economy which is fronted by Entrepreneurs, espe-cially in Palu City. In the midst of the development of the creative economy, the hopes of young En-trepreneurs are tucked into building and advancing their efforts and challenges. Especially now that more and more competition and technology has become increasingly sophisticated, therefore as an Entrepreneur, it is required to try to create and innovate and also to be creative in doing everything so that our business continues to run smoothly as expected and desired. Keywords: Expectations, Challenges, Entrepreneurs and Young Entrepreneurs  ABSTRAK Tulisan ini bermula dengan fenomena berkembangnya Entrepreneur Muda di Kota Palu yang terus mengalami perkembangan baik dari segi jumlah maupun jenis bisnis yang digeluti. Perkem-bangan teknologi, arus infomasi yang mudah diakses serta infrastruktur yang memadai merupakan faktor penunjang tumbuhnya ekonomi kreatif yang digawangi oleh para Entrepreneur khususnya di Kota Palu. Di tengah perkembangan ekonomi kreatif, terselip harapan para Entrepreneur muda da-lam membangun dan memajukan usaha mereka serta tantangan. Apalagi sekarang ini makin banyaknya persaingan dan teknologi sudah semakin canggih, maka dari itu sebagai wirausaha dituntut harus berusaha menciptakan dan berinovasi dan juga harus kreatif dalam melakukan segala hal agar usaha kita tetap berjalan lancar sesuai yang diharapkan dan diinginkan. Kata Kunci: Harapan, Tantangan, Entrepreneur dan Entrepreneur Muda
VISUALIZATION OF FOOD PHOTOGRAPHY IN THE GOFOOD MENU IN MAJALAYA Andri Setiawan; Yanti Heriyawati; Sukmawati Saleh
Arty: Jurnal Seni Rupa Vol 11 No 1 (2022): Regular Issue
Publisher : Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/arty.v11i1.58261

Abstract

Fotografi makanan merupakan salah satu bentuk fotografi komersil, dan berperan sebagai media promosi. Fotografi makanan memiliki peran penting dalam proses komunkasi visual sebuah produk. Gofood hadir sebagai layanan delivery service yang terintegrasi dengan sebuah aplikasi, dapat membantu masyarkat dalam memperluas penjualan. Digitalisasi menu-menu yang ada di Gofood tidak terlepas dari sentuhan fotografi makanan. Terdapat kesenjnagan visualisasi foto makanan yang hadirkan anatara pengusaha bisnis kuliner yang ada di menu Gofood sekitar wilayah Majalaya. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui penyebab faktor penyebab kesenjangan visualiasi yang ada didalam menu Gofood di wilayah Majalaya. Dengan menggunana metode penelitian deskriptif kualtiatif melalui pengamatan foto makanan pada menu Gofood. Analisis menggunakan teori retorika visual dengan pendekatan segitiga retoris yang mana sebuah foto dapat memberikan efek persuasi secara tidak langsung. Hasil dari penelitian ini terdapat kesenjangan visuasilasi foto yang dihasilkan antara setiap pengusaha kuliner. Abstrac ___________________________________________________________________ Food photography is a form of commercial photography and acts as a promotional medium. Food photography has an important role in the process of visual communication of a product. Gofood is here as a delivery service that is integrated with an application, which can help the community expand sales. Digitizing the menus at Gofood cannot be separated from the touch of food photography. There is a gap in visualizing food photos that are presented between culinary business entrepreneurs on the Gofood around the Majalaya area. This writing aims to discover the causes of the visualization gaps in the Gofood in the Majalaya area. By using qualitative descriptive research method by observing food photos on Gofood. The analysis uses visual rhetoric theory with a rhetorical triangle approach in which a photo can provide an indirect persuasive effect. This study’s results show a gap in the resulting photo visualization between each culinary entrepreneur.
MEME REFRAIN LIRIK HUMOR LAGU NESTAPA (HAREUDANG) DARI KELOMPOK MUSIK PASUKAN PERANG DI KOTA BANDUNG Dewi, Ananda Aulia; Setyobudi, Imam; Saleh, Sukmawati
Jurnal Budaya Etnika Vol 8, No 1 (2024): GERAKAN UJUNGBERUNG REBELS, ANTROPOLOGI NOSTALGIA, DAN MEME LIRIK HAREUDANG PASU
Publisher : Institute of Indonesia Arts and Culture (ISBI) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/jbe.v8i1.2013

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini menjelaskan mengenai gejala meme yang terjadi pada refrain lirik humor lagu Nestapa (Hareudang) milik kelompok musik Pasukan Perang dari kota Bandung yang viral di beragam media sosial salah satunya media TikTok. Serta bagaimana gejala lirik tersebut bisa viral hingga menjadi bahan bercandaan Artis nasional dan menjadi bahan materi iklan salah satu obat nyamuk bakar VAPE. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif melalui pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan observasi pada media sosial TikTok dan Youtube. Hasil penelitian mengemukakan tentang 1) lirik lagu Nestapa (Hareudang) yang mengandung multitafsir bagi beberapa kalangan pendengar. 2) Respon masyarakat terhadap refrain lagu Nestapa (Hareudang) 3) Tafsir Pasukan Perang terhadap gejala meme yang muncul pada lirik refrain lagu Nestapa (Hareudang). Kata kunci: Meme, Tafsir, TikTok, Pasukan Perang. ABSTRACT This study explains the meme symptoms that occur in the humorous refrain of the song Nestapa (Hareudang) belonging to the Pasukan Perang music group from the city of Bandung which is viral on various social media, one of which is TikTok media. And how the symptoms of these lyrics can go viral to become a joke for national artists and become an advertisement material for one of the VAPE-fueled mosquito coils. This research was conducted with a qualitative descriptive method through data collection using interview and observation techniques on social media TikTok and Youtube. The results of the study suggest 1) the lyrics of the song Nestapa (Hareudang) which contain multiple interpretations for several listeners. 2) Community response to the refrain of Nestapa (Hareudang) 3) Pasukan Perangs interpretation of the meme symptoms that appear in the chorus of Nestapa (Hareudang) song. Keywords: Meme, Tafsir, TikTok, Pasukan Perang.
NASKAH NARASI KAPITALISME DALAM CERITA RAKYAT DAN DRAMA MODERN Rudi Hartono, Rudi Hartono; Nalan, Arthur S.; Saleh, Sukmawati
PANGGUNG Vol 33, No 4 (2023): Eksistensi Tradisi dalam Narasi Seni Modern
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v33i4.2394

Abstract

Cerita rakyat dan naskah drama merupakan lahir dari penulis atau pengarang yang terus mengalami dinamika perkembangan terkait tata sosial yang terjadi di masyarakat. Fokus kajian ini pada teks naskah cerita rakyat dan naskah drama yakni; cerita rakyat Legenda Situ Bagendit, Perjuangan Suku Naga dan Sobrat menjadi bahan analisis sebagai sumber data dokumen yang menyajikan representasi teks naskah cerita ditemukan tematik yakni narasi kapitalisme. Penelitian ini ntuk melakukan kajian secara analisis kualitatif dengan memahami situasi, peristiwa, kelompok atau interaksi sosial masyarakat. Kajian ini menggunakan pendekatan sosiologi seni. Naskah teks cerita ditulis dalam Legenda Situ Bagendit di ambil dari cerita rakyat Jawa Barat;Nyi Mas Inten perempuan kaya raya yang menumpuk harta, Perjuangan Suku Naga;Investasi pembangunan dan pertambangan melalui elit penguasa negara bekerjasama pengusaha asing pemilik modal sedangkan Sobrat;tenaga kerja jadi kontrak kuli di tambang emas. Gambaran kisah cerita tersebut menjadi kondisi fakta sosial budaya yang ada ditulis secara lugas dalam naskah cerita. Kata kunci: naskah cerita, kapitalisme, sosiologi seni
The Role of Sinden in Wayang Golek: Functions And Challenges Krismayanty, Mayang; Wastap, Jaeni B; Saleh, Sukmawati
PANTUN: Jurnal Ilmiah Seni Budaya Vol 9, No 1 (2024): Interdisciplinary Explorations in Cultural Expression: From Traditional Arts to
Publisher : Pascasarjana ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/pantun.v9i1.3262

Abstract

In this era, the artists who preserve wayang golek are elderly. The urge need of the next generation to continue the journey of this art. Especially a sinden, in this art the role of sinden is very important even almost equivalent to the dalang. There are many young people who already have artist legality, whether academically or not. But rarely are they willing and able to be involved in the realm of wayang golek. This obstacle is related to the very high musical complexity. The focus of this research is to analyze the role of a sinden in wayang golek performances, both in terms of functions and challenges. The method in this research uses descriptive qualitative, with data collection techniques through literature and field study. Literature study is in the form of theses and dissertations. This technique to analyze previous studies related to the object of research. Field study techniques, namely data collection by means of observation, interviews, document collection, and triangulation. The position of sinden in this performance is very important, visual aesthetics and musicality of sinden are very influential on the success of a wayang performance. This is a big challenge for anyone who wants to become a wayang singer. Understanding Sundanese musical knowledge and lakon wayang is the main asset for a sinden. Also the risk of social pressure by facing societys negative paradigm towards the profession of sinden. This study explored more deeply the specific functions and challenges of sinden wayang golek, visually, musically and socially.
Dadung Feast Rite As A Cultural Expression in Legok Herang Village, Kuningan district Retnawati, Nina; Wastap, Jaeni B; Saleh, Sukmawati
PANTUN: Jurnal Ilmiah Seni Budaya Vol 8, No 2 (2023): Exploring Cultural Narratives and Artistic Expressions
Publisher : Pascasarjana ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/pantun.v8i2.2824

Abstract

This research aims to examine the tradition of the Dadung Party in Legokherang village, Kuningan Regency, West Java. A tradition that expresses gratitude to God for the harvest and the entity maintaining the relationship between living creatures and nature. The research method used is qualitative with a dance anthropology approach which is elaborated with choreographic concepts. This research shows that the Dadung Party is an integral part of community life and has been passed down from generation to generation. It also has connections to the Islamic beliefs propagated by the Wali Songo. This ritual involves various stages, such as worship, Rajah Pamunah, and entertainment and ritual equipment that must be adhered to by community participants. This tradition is a preserved cultural heritage and functions as a balance to modern culture. The noble philosophical values contained in the dance at the Dadung Party although this dance does not have fixed movements, the emphasis on expression as a manifestation of feelings is very important. Local cultural continuity is a dynamic part of society, and external cultural influences must be adapted to the worldview and local culture.
Implementation of Panca Curiga as a Method of Interpretation of Rumpaka Texts in Sundanese Culture Gardapandawa, Budi Setiawan; Wastap, Jaeni B; Saleh, Sukmawati
PANTUN: Jurnal Ilmiah Seni Budaya Vol 8, No 2 (2023): Exploring Cultural Narratives and Artistic Expressions
Publisher : Pascasarjana ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/pantun.v8i2.2725

Abstract

Panca Curiga is a method of Sundanese interpretation which is commonly used in understanding texts contained in art, especially in rumpaka songs. The existence of discourse about Panca Curiga in society until now has only been limited to discussion without scientific investigation. Efforts to understand how to interpret rumpaka, especially in art whose creator is unknown, has its own complexities. This can be seen from the rumpaka-rumpaka that appeared before the rise of artistic industrialization, for example in the Sundanese art of pantun or kawih kaulinan barudak. From the results of the study based on the application of Panca Curiga to the rumpaka pantun and kawih kaulinan barudak models, Panca Curiga actually has many similarities with the disciplines of interpretive methods such as Hermeneutics and Semiotics. Therefore, Panca Curiga can be an opportunity to be used to study rumpaka texts in Sundanese art.