Claim Missing Document
Check
Articles

Seismic Anisotropy Analysis Beneath Sumatra Revealed by Shear-Wave Splitting Candra, Arya Dwi; Santosa, Bagus Jaya; Rachman, Gazali
Indonesian Journal on Geoscience Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : Geological Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1955.14 KB) | DOI: 10.17014/ijog.4.3.169-179

Abstract

DOI: 10.17014/ijog.4.3.169-179A shear-wave splitting analysis was determined to observe anisotropic structures of an upper mantle layer beneath Sumatra. The data were collected from 35 BMKG stations with the magnitude of more than 6.25 Mw and the epicentre of 85o - 140o. A shear-wave splitting measurement was calculated by using Splitlab based on three methods simultaneously. The result of the shear-wave splitting measurement in the Sumatra Forearc and Fault Zone shows that there are two anisotropic layers. The first layer has a dominant-fast-polarization direction that is parallel with a trench, and has the delay time duration of 0.5 - 0.9 s-. It is presumed that it is caused by a shear-strain as a result of the existences of Mentawai and Sumatra Fault Zones. The second layer has a dominant-fast-polarization direction that is perpendicular to the trench with the delay time duration of about 1.1 - 1.9 s-. It is presumed that it is caused by a movement of a subduction plate on a mantle wedge. The measurement in the backarc shows that there is only one anisotropic layer that is a subduction plate. It is also found that there is a transition of an orientation change on the subduction plate between Sumatra and Java. The change of the polarization direction is probably related to the age difference and the direction velocity of the absolute plate movement (APM) from Sumatra to Java.
Seismic Anisotropy Analysis Beneath Sumatra Revealed by Shear-Wave Splitting Candra, Arya Dwi; Santosa, Bagus Jaya; Rachman, Gazali
Indonesian Journal on Geoscience Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : Geological Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17014/ijog.4.3.169-179

Abstract

DOI: 10.17014/ijog.4.3.169-179A shear-wave splitting analysis was determined to observe anisotropic structures of an upper mantle layer beneath Sumatra. The data were collected from 35 BMKG stations with the magnitude of more than 6.25 Mw and the epicentre of 85o - 140o. A shear-wave splitting measurement was calculated by using Splitlab based on three methods simultaneously. The result of the shear-wave splitting measurement in the Sumatra Forearc and Fault Zone shows that there are two anisotropic layers. The first layer has a dominant-fast-polarization direction that is parallel with a trench, and has the delay time duration of 0.5 - 0.9 s-. It is presumed that it is caused by a shear-strain as a result of the existences of Mentawai and Sumatra Fault Zones. The second layer has a dominant-fast-polarization direction that is perpendicular to the trench with the delay time duration of about 1.1 - 1.9 s-. It is presumed that it is caused by a movement of a subduction plate on a mantle wedge. The measurement in the backarc shows that there is only one anisotropic layer that is a subduction plate. It is also found that there is a transition of an orientation change on the subduction plate between Sumatra and Java. The change of the polarization direction is probably related to the age difference and the direction velocity of the absolute plate movement (APM) from Sumatra to Java.
INTERPRETASI METODE MAGNETIK UNTUK PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR GUNUNG KELUD KABUPATEN KEDIRI Santosa, Bagus Jaya; Mashuri, Mashuri; Sutrisno, Wahyu Tri; Wafi, Abdurrahman; Salim, Riski; Armi, Radhiyullah
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpfa.v2n1.p7-14

Abstract

Telah dilakukan pengukuran dengan metode magnetik untuk mengetahui struktur bawah permukaan di sekitar gunung kelud. Pengambilan data dilakukan secara acak pada area seluas 0,6 km x 1 km dengan jumlah titik yang diperoleh 244 titik ukur. Proses akusisi dilakukan dengan menggunakan Magnetometer Proton ENVI SCINTREX. Pengolahan data diawali dengan koreksi IGRF dan koreksi variasi harian untuk mendapatkan anomali medan magnet total. Kemudian reduksi bidang datar, kontinuasi ke atas pada ketinggian 100 meter hingga 400 meter di atas sferoida referensi dan hasilnya digunakan untuk pemisahan anomali lokal dan regional. Hasil interpretasi kualitatif menunjukkan adanya anomali dipole magnetik di sebelah timur yang membentang dari arah barat laut ke tenggara sebesar -2125 nT hingga 1863 nT. Metode Talwani 2-D digunakan untuk interpretasi kuantitatif. Model geologi yang dihasilkan adalah patahan atau sesar. Nilai suseptibilitas magnetik di bawah kubah kawah gunung kelud sampai ke gunung lirang (k=0,0124 emu/gram) didominasi batuan basalt, dan di gunung sumbing (k=0,0234 emu/gram – 0,0239 emu/gram) yang didominasi batuan andesit.
Penerapan Metode Continuous Wavelet Transform pada Data Self-Potential Studi pada Tanggul Lapindo Sidoarjo Rayhan Syauqiya Haf; . Sungkono; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (887.32 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.27197

Abstract

Peristiwa semburan panas lumpur Sidoarjo yang terletak di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo telah memasuki usia 11 tahun. Beragam peristiwa secara fisik telah terjadi seperti rusaknya tanggul yang terjadi akibat adanya saturasi air melalui retakan atau pori-pori tanggul. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengidentifikasi zona rembesan tanggul. Salah satunya dengan menerapkan metode Continuous Wavelet Transform (CWT) pada data Self-Potential (SP). Data yang diperoleh kemudian diolah dengan tujuan untuk mengetahui aplikasi metode CWT pada analisa data SP serta menentukan posisi dan kedalaman anomali. Dari hasil analisa data SP diketahui bahwa metode CWT dapat mengidentifikasi posisi dan kedalaman anomali tanggul Lumpur Sidoarjo serta didapatkan beberapa anomali yang dapat menyebabkan rembesan. Pada Lintasan 1 terdapat 2 anomali, Lintasan 2 terdapat 2 anomali, Lintasan 3 terdapat 3 anomali dan Lintasan 5 terdapat 1 anomali.
Estimasi Moment Tensor Dan Pola Bidang Sesar Pada Zona Subduksi Di Wilayah Sumatera Utara Periode 2012-2014 Lilis Eka Rachmawati; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.259 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.6707

Abstract

Penelitian ini mengestimasi tentang pola bidang patahan yang didapat dari focal mechanism gempa dan momen tensor pada tiap event di Sumatera Utara pada periode 2012-2014. Hal ini dikarenakan Sumatera Utara berada pada zona subduksi antara Lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang mana terjadi penunjaman Lempeng Eurasia dibawah Indo-Australia. Untuk mendapatkan besar momen tensor dan focal mechanism-nya memakai program ISOLA-GUI dengan menghitung Fungsi Green dan melakukan proses inversi untuk mendapatkan momen tensor dan focal mechanism gempa. Bentuk focal mechanism ditunjukkan dalam bentuk solusi moment tensor yang lebih dikenal dengan bentuk beach ball. Dari hasil perhitungan focal mechanism ditentukan bidang patahan dan besar slip dari sesar. Data yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai magnituda lebih dari sama dengan 5,6 Skala Ritcher. Pola bidang sesar yang terbentuk adalah dip-slip jenis vertical dan reverse fault di zona subduksi dan strike slip di sekitar patahan Sumatra. Dengan besar rentang momen tensor untuk masing-masing komponennya sebesar M11 = 2.08 exp17 sampai 1.3 exp18, M22 = 1.28 exp17 sampai 1.31 exp18, M33 = 6.4 exp16 sampai 6.58 exp17, M31 = 8.45 exp16 sampai 7.14 exp18, M32 = 5.7 exp16 sampai 7.405 exp18, dan M12 = 9.79 exp16 sampai 1.045 exp18. Sedangkan untuk besar slip dari event gempa di Sumatera Utara event 01-05-2014 menghasilkan slip sebesar 0,05 m. Event 01-12-2013 menghasilkan slip sebesar 0,22 m. Event 02-07-2013 menghasilkan slip sebesar 0,30 m. Event pada 21-01-2013 menghasilkan slip sebesar 0,26 m. Event pada 10-01-2013 menghasilkan slip sebesar 0,04 m. Event pada 25-07-2012 menghasilkan slip sebesar 0,35 m.
Relokasi Hiposenter untuk Data Gempa Bumi di Wilayah Sumatera Barat dan Sekitarnya dengan Menggunakan Hypo71 (2009-10-01 – 2010-12-21) Patar Roy Fernandes Nainggolan; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1057.976 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v2i2.4014

Abstract

Relokasi hiposenter (kedalaman pusat gempa bumi) dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui parameter yang dapat dipakai untuk menggambarkan bagaimana gempa bumi tersebut terjadi sehingga dapat diketahui jenis dari gempa. Dengan menggunakan perangkat lunak hypo71 pada data sebanyak 49 event gempa pada periode 2009-10-01 - 2010-12-21  untuk area di wilayah sumatera barat dan sekitarnya untuk mendapatkan koreksi relokasi hiposenter yang ada sehingga dapat diketahui hiposenternya menggunakan data longitude, latitude, magnitude dan kedalaman sehingga diketahui bahwa relokasi hiposenter dengan menggunakan hypo71 ini lebih akurat daripada perangkat lunak lainnya. Hasil yang didapat diolah dengan menggunakan perangkat lunak winquake terlebih dahulu melalui data hasil picking gelombang p dan gelombang s yang kemudian diolah dengan memakai hypo71 sehingga hasilnya didapat seperti pada tabel 4.1 dan juga berupa gambar 4.1 yang mana menggunakan GMT. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah koreksi dari relokasi hiposenter yang dilakukan pada kesemua data gempa.
Estimasi Poisson’s Ratio untuk Analisis Derajat Saturasi Air pada Reservoir Geotermal Menggunakan Data MEQ Mariyanto Mariyanto; Bagus Jaya Santosa; Ayi Syaeful Bahri
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1541.808 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v2i2.4155

Abstract

Lapangan “Mar” merupakan lapangan di Indonesia yang memproduksi sumber energi geotermal. Untuk memantau kondisi reservoir geotermal dapat dilakukan dengan analisis gelombang microearthquake (MEQ). Data MEQ diolah dengan cara melakukan picking terhadap waktu tiba gelombang P (tp) dan waktu tiba gelombang S (ts) untuk menentukan hiposenter event MEQ. Selanjutnya dilakukan analisis dengan diagram Wadati untuk menentukan nilai vp/vs di setiap lokasi event MEQ sehingga dapat diestimasi distribusi nilai Poisson’s ratio pada batuan di reservoir geotermal. Poisson’s ratio merupakan sifat elastisitas batuan yang mengindikasikan tingkat rekahan yang mana bernilai lebih tinggi pada batuan yang tersaturasi air daripada batuan pada kondisi normal. Distribusi persebaran nilai Poisson’s ratio digunakan untuk menganalisis derajat saturasi air dengan mengorelasikannya terhadap data resistivitas. Hasil penelitian menunjukkan telah diperoleh 135 lokasi hiposenter MEQ dengan distribusi nilai Poisson’s ratio bervariasi dari 0,101 sampai 0,448. Zona dengan nilai derajat saturasi air yang tinggi diindikasikan oleh zona dengan sebaran distribusi nilai Poisson’s ratio yang tinggi dan nilai resistivitas yang rendah.
Profiling Kecepatan Gelombang Geser (Vs) Surabaya Berdasarkan Pengolahan Data Mikrotremor Asmaul Mufida; Bagus Jaya Santosa; Dwa Desa Warnana
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1539.541 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v2i2.4262

Abstract

Surabaya merupakan daerah dengan kondisi geologi berupa cekungan endapan aluvial dan batu pasir dengan sedimen berupa batu gamping dan lempung, oleh karenanya daerah Surabaya sangat rawan terhadap kerusakan akibat gempa. Selain itu, Surabaya berada dekat dengan lajur sesar Lasem, Lajur sesar Watu Kosek, lajur sesar Grindulu dan Lajur sesar Pasuruan yang memungkinkan terjadinya gempa yang bersumber dari sesar-sesar tersebut. Maka salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi resiko bencana terhadap bahaya gempabumi di Surabaya adalah memperkirakan bahaya seismik yang mungkin terjadi yaitu mikrozonasi daerah setempat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengestimasikan nilai sebaran kecepatan gelombang S (VS) bawah permukaan dengan menggunakan data mikrotremor. Analisa dilakukan pada 39 data titik akusisi mikrotremor tanah yang tersebar di wilayah Surabaya. Data diolah dengan metode HVSR untuk mendapatkan kurva HVSR dan nilai frekuensi natural dan amplifikasi. Kurva HVSR tersebut kemudian diinversikan untuk memperoleh sebaran nilai VS bawah permukaan, kedalaman bedrock, dan VS30. Berdasarkan VS30, wilayah Surabaya diklasifikasi menjadi tipe tanah E yaitu lapisan tanah yang terdiri aluvium pada permukaan dengan nilai Vs tipe C atau D dengan ketebalan bervariasi antara 5 m dan 20 meter, dengan VS tipe tanah D menyebar pada hampir seluruh wilayah Surabaya terkecuali bagian tengah ke arah barat yang memiliki VS tipe tanah C.
Relokasi Hiposenter Gempa Bumi di Sumatera Selatan dengan Menggunakan Hypo71 Yungi Yudiar Rahman; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.998 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v2i2.4278

Abstract

Relokasi Hiposenter gempa bumi di Sumatera Selatan dilakukan dengan menggunakan software Hypo71. Relokasi Hiposenter merupakan permasalahan inversi nonlinear. Hypo71 menyelesaikan permasalahan ini dengan menggunakan metode least square yang menandakan terjadinya linearisasi terhadap persamaan nonlinear tersebut. Hypo71 dijalankan dengan memasukkan data kedalam file input (.inp) dan didapatkan hasil berupa file output (.prt). Data yang diinputkan adalah data stasiun, waktu tiba gelombang P dan S, dan model bumi. Kedua data pertama yaitu data stasiun dan waktu tiba gelombang P dan S didapat dari pengolahan dengan Winquake dan data model bumi menggunakan model bumi untuk Pulau Sumatera yang merupakan kombinasi antara Haslinger dan Santosa. Hypo71 memerlukan solusi awal yang selanjutnya akan diiterasi unruk mendapatkan solusi yang tepat yang ditandai dengan kekonvergenan. Berdasarkan relokasi yang telah dilakukan, didapatkan posisi hiposenter hasil relokasi yang bergeser dari posisi awal sebelum direlokasi. Selain itu didapatkan nilai rms yang beraneka ragam, dimana nilai ini sangat bergantung pada pemilihan solusi awal dan penentuan waktu tiba gelombang S dan P pada pengolahan data sebelumnya.
Estimasi Centroid Moment Tensor (CMT), Bidang Sesar, Durasi Rupture, dan Pemodelan Deformasi Vertikal Sumber Gempa Bumi sebagai Studi Potensi Bahaya Tsunami di Laut Selatan Jawa Sayyidatul Khoiridah; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1089.603 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.6774

Abstract

Penelitian ini telah dilakukan dengan tujuan untuk mengestimasi CMT gempa bumi yang terjadi di laut selatan Jawa, jenis sesar penyebab gempa bumi serta arah bidang sesarnya. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengestimasi Tdur dan hasil pemodelan deformasi vertikal sumber gempa bumi yang dapat berpotensi terjadi tsunami. Daerah penelitian dipilih di laut selatan Jawa. Hal ini karena Jawa merupakan daerah subduksi yang rawan terjadi gempa bumi dan tsunami. Untuk mengestimasi CMT digunakan software ISOLA_GUI yang kemudian diidentifikasi bidang sesarnya dengan metode H-C. Sedangkan untuk mengestimasi Tdur digunakan software Joko Tingkir dan untuk pemodelan vertical displacement digunakan software Tsunami L-2008 dengan dua skenario yaitu data ISOLA_GUI dan IRIS dengan menggunakan korelasi persamaan Wells and Coppersmith dan Hanks and Kanamori. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa bidang patahan terletak pada nodal plane yang memiliki nilai dip lebih besar. Jenis patahan di daerah subduksi ini adalah normal fault dan reverse fault. Berdasarkan hasil vertical displacement diketahui bahwa yang lebih mendekati kondisi geologi adalah skenario IRIS yang menunjukkan bahwa di laut selatan Jawa memiliki arah patahan cenderung ke Utara-Selatan yang searah dengan pergerakan lempeng antara Indo-Australia dan Eurasia. Untuk Tdur gempa Pangandaran yang berpotensi tsunami terjadi selama 144,82 s. Sedangkan gempa dengan magnitudo > 5,5 SR yang terjadi pada periode 2009 sampai 2014 tidak berpotensi tsunami dengan Tdur ≤ 78,04 s.