Claim Missing Document
Check
Articles

Analisa Pola Bidang Sesar Pada Zona Subduksi di Wilayah Sumatera Barat dari Event Gempa Pada Tahun 2013 Muhammad Mifta Hasan; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.623 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i1.5717

Abstract

Penelitian ini membahas tentang penentuan momen tensor dan focal mechanism serta slip dari sesar yang ada di wilayah Sumatera Barat yang diakibatkan oleh Sesar Mentawai dan gerakan Lempeng Eurasia dan Indo-Australia di zona subduksi. Program yang digunakan dalam pengolahan data adalah ISOLA-GUI, dan untuk menggambarkan sesarnya menggunakan program hcplot serta GMT. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa untuk gempa yang diakibatkan oleh Sesar Mentawai mempunyai pola sesar reverse fault dan gempa yang diakibatkan oleh gerakan lempeng di zona subduksi mempunyai pola sesar dip-slip. Besar momen tensor yang dihasilkan untuk tiap komponennya adalah M11 = 3.328 exp15 sampai 1.165 exp18, M22 = 3.195 exp15 sampai 0.805 exp18, M33 = 6.523 exp15 sampai 1.970 exp18, M31 = 5.965 exp15 sampai 5.564 exp18, M32 = 3.617 exp15 sampai 4.253 exp18, dan M12 = 3.587 exp15 sampai 1.100 exp18. Sedangkan untuk besar slip rata-rata dari event gempa di Sumatera Barat pada tahun 2013 di zona subduksi sebesar 198 meter dan di Sesar Mentawai sebesar 113 meter.
Evaluasi Formasi Menggunakan Data Log dan Data Core pada Lapangan "X” Cekungan Jawa Timur Bagian Utara Arga Nuryanto; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4015.005 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.6887

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi formasi pada sumur A pada lapangan “X”, cekungan Jawa Timur bagian utara. Data yang digunakan adalah data log dan data core. Estimasi permeabilitas menggunakan beberapa cara yaitu persamaan Timur, Coates Free Fluid Index, dan Persamaan Coates Dumanoir pada data log dan Single Transformation dari hasil crossplot antara permeabilitas core dengan porositas core pada data core. Untuk estimasi permeabilitas menggunakan Single Transformation didapatkan pengelompokan Hydraulic Flow Unit (HFU) dari perhitungan Flow Zone Indicator (FZI), sedangkan untuk estimasi permeabilitas dengan Persamaan Timur menggunakan data saturasi air (Sw). Hasil evaluasi formasi ditemukan letak zona reservoir pada kedalaman 4270 – 4312ft. Terdapat perbedaan hasil dalam perhitungan nilai permeabilitas. Hal tersebut dikarenakan pada estimasi permeabilitas menggunakan data log dan data core yang diperoleh dengan cara dan prinsip yang berbeda. Hasil permeabilitas yang optimum adalah menggunakan data core karena data core mewakili kondisi batuan sebenarnya dan lebih akurat jika dibandingkan dengan data log.
Pre Stack Depth Migration Vertical Transverse Isotropy (PSDM VTI) pada Data Seismik Laut 2D Thariq Guntoro; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7990.191 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.6698

Abstract

Pengolahan data seismik dalam domain waktu atau pre stack time migration (PSTM) memiliki kelemahan jika terjadi variasi kecepatan lateral yang tinggi pada data seismik, hal ini mengakibatkan model kecepatan yang dihasilkan dari PSTM tidak sesuai dengan model kecepatan yang sebenarnya. Dalam pengolahan PSTM digunakan model kecepatan rms atau Vrms yang mengasumsikan bahwa kecepatan gelombang seismik semakin dalam semakin cepat. Asumsi ini tidak berlaku jika terjadi variasi kecepatan lateral, dimana pada penelitian tugas akhir ini terdapat variasi kecepatan lateral yang ditandai dengan munculnya lapisan karbonat yang mempunyai kecepatan tinggi. Sehingga perlu dilakukan proses pengolahan data seismik lanjutan yaitu dengan metode pre stack depth migration (PSDM). Metode PSDM memperhitungkan variasi kecepatan lateral, dimana pada metode ini digunakan model kecepatan interval dengan domain kedalaman sebagai data masukan pada tahap migrasi. Model kecepatan interval menggunakan asumsi ray tracing tiap lapisan. Dalam penelitian model kecepatan interval diperoleh dengan menggunakan transformasi Dix dan coherency inversion. Setelah dilakukan PSDM konvensional ternyata masih terdapat gather yang belum lurus pada far offset, dimana terdapat efek hockey stick. Kemudian digunakan metode PSDM VTI untuk mereduksi efek hockey stick pada far offset. Pada PSDM VTI digunakan persamaan Fourth Order Normal Move Out (NMO) dengan parameter epsilon sebagai data masukan. Parameter epsilon diperoleh dari analisa semblance epsilon dari full fold depth gather. Interval epsilon dan model kecepatan interval digunakan sebagai data masukan pada proses migrasi, sehingga diperoleh VTI depth gather. Hasil depth gather dari metode PSDM VTI menunjukkan efek hockey stick yang tereduksi, dimana gather pada far offset relatif lurus. Hasil stacking menunjukkan bahwa, penampang PSDM VTI mampu mencitrakan reflektor yang lebih menerus dan mencitrakan fitur patahan secara optimal.
Aplikasi Inversi Seismik untuk Karakterisasi Reservoir lapangan “Y”, Cekungan Kutai, Kalimantan Timur Satya Hermansyah Putri; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.714 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.6699

Abstract

Karakterisasi reservoir di lapangan “Y” telah dilakukan dengan inversi seismik impedansi akustik. Metode inversi impedansi akustik dilakukan untuk memprediksi informasi sifat fisis bumi berdasarkan informasi rekaman seismik yang diperoleh. Pada penelitian ini digunakan empat buah sumur dan delapan buah lintasan seismik yang terletak pada area penelitian. Metode seismik inversi menghasilkan peta distribusi nilai impedansi akustik sedangkan ekstraksi atribut seismik menghasilkan peta distribusi nilai amplitudo. Model inisial dibuat sebanyak tiga buah sesuai dengan klasifikasi rentang nilai distribusi impedansi pada masing-masing sumur. Kombinasi peta sebaran densitas dan porositas menunjukkan area prospektif yang terletak di sebelah timur channel, dengan porositas yang relatif lebih tinggi. Dari hasil analisa crossplot menunjukkan bahwa penggunaan atribut impedansi akustik pada studi ini belum mampu memisahkan litologipada area penelitian.
Koreksi Efek Pull Up dengan Menggunakan Metode Horizon Based Depth Tomography Sando Crisiasa Rahmawan Yanuar; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.95 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.6767

Abstract

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengkoreksi anomali efek pull up pada penampang seismik sehingga didapatkan citra bawah permukaan yang lebih akurat. Efek pull up biasanya terjadi pada litologi batu pasir akibat perbedaan kecepatan yang cukup besar pada shale dan carbonat, karena adanya perbedaan kecepatan secara lateral yang cukup besar mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam pembuatan model kecepatan sehingga citra bawah permukaan yang dihasilkan menjadi tidak akurat, oleh karena itu dibutuhkan metode yang lebih efektif dan akurat untuk menyelesaikan permasalahan ini.  Pada penelitian ini digunakan metode horizon based tomography atau pada umumnya bisa juga disebut sebagai metode Pre-Stack Depth Migration (PSDM). Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk melakukan koreksi efek pull up meliputi pembuatan model awal kecepatan gelombang seismik atau biasa disebut picking velocity stack, lalu dilakukan proses stacking dan pembuatan model kecepatan RMS (Root Mean Square), setelah itu dilakukan migrasi domain waktu atau Pre-Stack Time Migration (PSTM), lalu interpretasi horizon dan pembuatan model kecepatan interval menggunakan persamaan dix, kemudian dilakukan proses migrasi domain kedalaman atau Pre-Stack Depth Migration (PSDM), lalu tahapan terakhir adalah proses perbaikan model kecepatan menggunakan metode horizon based tomography. Hasil akhir dari penelitian ini adalah citra bawah permukaan seismik yang sudah dilakukan proses koreksi efek pull up.
Desain Parameter Akusisi Seismik 3D Menggunakan Metode Statik dan Dinamik dengan Study Kasus Model Geologi Lapangan “ITS” Winda Hastari; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.882 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.6775

Abstract

Dalam penelitian ini telah dilakukakan untuk menentukan  desain parameter akusisi seismic yang ideal dari target tertentu dari lapangangan “ITS” berdasarkan model geologi yang telah dibuat sehingga akan didapatkan data seismic yang baik yang akan memudahkan dalam pengolahan data (processing). Pada penelitian ini menggunakan metode static yang meliputi pembuatan model geologi dengan  memperhatikan data geologi daerah setempat menggunakan software Tesseral, pembuatan template menggunakan software Mesa Expert 12 dan Processing data menggunakan software Omega untuk mendapatkan hasil stack kemudian dibandingkan antara hasil stack dengan model geologi awal yang telah dibuat. Adapun parameter yang digunakan untuk mengetahui seberapa tepat parameter yang telah kita input kan antara lain frekuensi, jarak antar shotpoint, binsiz, dan variasi penembakan berdasarkan nomor shotpoint. Frekuensi yang digunakan 10 Hz dan 23 Hz, jarak antar shotpoint yang digunakan 50 meter dan 80 meter sehingga binsize yang digunakan 25 meter dan 40 meter karena nilai binsize merupakan setengah dari nilai jarak shotpoint. Frekuensi 23 Hz lebih dapat membedakan lapisan tipis daripada ketika menggunakan frekuensi 10 Hz sedangkan frekuensi 10 Hz lebih baik dalam penetrasi kedalaman. Jarak antara  shotpoint 50 meter menghasilkan data dengan kualitas lebih baik karena dengan jarak yang lebih kecil akan menggunakan jumlah shotpoint lebih banyak.Saat menggunakan binsize yang lebih kecil ukurannya akan menghasilkan fold lebih banyak sehingga kualitas data yang dihasilkan lebih baik. Variasi pun dilakukan saat penembakan, penembakan yang menggunakan shotpoint bernomor ganjil menghasilkan kualitas data lebih baik dibandingkan ketika penembakan menggunakan shotpoint yang bernilai genap. Hasil stack yang merupakan hasil dari processing sudah menunjukkan kemiripan dengan model geologi yang telah dibuat sehingga dapat dikatakan input parameter yang digunakan sudah tepat.
Pemodelan Tsunami Berdasarkan Parameter Mekanisme Sumber Gempa Bumi Dari Analisis Waveform Tiga Komponen Gempa Bumi Mentawai 25 Oktober 2010 Moh Ikhyaul Ibad; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5428.723 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.6776

Abstract

Penelitian ini membahas tentang pemodelan tsunami dan momen tensor pada gempa bumi Mentawai 25 Oktober 2010 dengan Mw 7,8. Momen tensor dan focal mechanism-nya didapat dengan menggunkan data seismogram 3 komponen dan program ISOLA-GUI, Didapatkan nodal plane 1 nilai strike 1720, dip 860, rake -83, pada nodal plane 2 nilai strike 2940, dip 80, rake -148. Pola bidang patahan pada gempa bumi Mentawai adalah pola normal fault sesuai dengan pola sesar zona subduksi yaitu tipe normal fault. Parameter mekanisme sumber gempa yaitu nilai strike, dip, longitude, latitude dan kedalaman gempa digunakan sebagai input pemodelan tsunami menggunakan program Tsunami L-2008, input panjang fault, lebar fault dan slip diperoleh berdasarkan hubungan persamaan Wells dan Coppersmith dengan persamaan Hanks dan Kanamori. Pemodelan tsunami terdiri dari pemodelan sumber gempa bumi (source modeling), penjalaran gelombang tsunami (ocean modeling), dan ketinggian tsunami (run-up modeling). Terdapat 4 model yang digunakan untuk pemodelan  tsunami yaitu model 1 dari ISOLA, model 2 dari IRIS, model 3 dari USGS dan model 4 dari Global CMT. Waktu penjalaran gelombang tsunami, Pada model 1 tsunami sampai ke Kepulauan Mentawai menit ke 16 lebih 40 detik. Untuk model 1, 2 dan 4 tsunami sampai ke Kepulauan Mentawai menit ke 20 lebih 50 detik. Run-up hasil pemodelan divalidasi dengan run-up hasil survei GITST (German-Indonesia Tsunami survey Team). Ketinggian tsunami yang mendekati hasil survei yaitu Pantai Batimongga 2,24 meter (model 1 dan model 4), Pantai Ghobi 1,73 meter (model 1 dan model 4), Pantai Tumele 4,29 meter (model 2), Pantai Pasangan 2,64 meter (model 1 dan model 4), Pantai Sabeugunggu 6,34 meter (model 2) dan Pantai Asahan 3,16 meter (model 1). Nilai strike dan ocean bottom mempengaruhi penjalaran gelombang tsunami. Ketinggian tsunami dipengaruhi oleh bentuk dasar permukaan laut dan parameter sumber gempa bumi (strike, dip, slip, panjang fault dan lebar fault).
Pemetaan Zona Lemah Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner dan Dutch Cone Penetrometer Test (DCPT) Abdurahman Wafi; Bagus Jaya Santosa; Dwa Desa Warnana
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3954.664 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.6783

Abstract

Dalam penelitian ini telah dilakukan pengamatan geolistrik dan data Dutch Cone Penetrometer Test (DCPT) yang dilakukan di Jalan Arteri Porong. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan tanah, memetakan persebaran zona lemah dan mendapatkan hubungan nilai tekanan konus dengan resistivitas untuk menentukan zona lemah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah akusisi data lapangan geolistrik dan DCPT serta mengorelasikan nilai tekanan konus dan resistivitas. Dari penelitian untuk zona lemah didapatkan nilai resistivitas <10 Ωm dan nilai tekanan konus < 20 kg/cm2. Perseberan zona lemah terdapat pada kedalaman 6-13 meter dengan jarak 30-200 meter untuk lintasan 1, kemudian pada jarak 320 meter untuk lintasan 14, serta pada jarak 330-340 meter dan 400-440 meter untuk lintasan 16. Hasil korelasi antara resistivitas dengan tekanan konus diperoleh bahwa keduanya dapat digunakan untuk menentukan zona lemah akan tetapi  untuk sifat kelistrikan batuan tidak bisa dijadikan acuan untuk mengetahui tingkat kekerasan tanah begitu juga sebaliknya.
Analisis Sifat Fisis Reservoar Menggunakan Metode Seismik Inversi Acoustic Impedance (AI) dan Multiatribut (Studi Kasus Lapangan F3) Deby Nur Sanjaya; Dwa Desa Warnana; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5687.385 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.6785

Abstract

Lapangan F3 adalah sebuah blok di sektor Laut Utara Belanda. Pada lapangan ini telah dilakukan akuisisi 3D (3 dimensi) seismik untuk eksplorasi minyak dan gas yang terbentuk antara zaman Jurassic sampai Cretaceous. Keberadaan hidrokarbon pada lapangan ini ditunjukan dengan adanya fenomena bright spots dan gas chimneys pada bawah permukaan. Pada penelitian ini digunakan dua metode dalam penentuan persebaran zona reservoar yaitu seismik inversi Acoustic Impedance (AI) dan atribut seismik. Telah dilakukan kedua metode untuk mendapatkan beberapa parameter sifat fisik batuan yang dapat membantu dalam memetakan distribusi reservoar pada lapangan ”F3”. Dari hasil integrasi keduanya, menunjukkan bahwa reservoar batu pasir pada lapangan ini mengandung hidrokarbon yang diidentifikasikan oleh prosentase dari porositas yaitu 36-40 %.dan AI 11.852-13.620 (ft/s)*(g/cc). Zona dengan porositas pada peta struktur telah diperoleh dengan slicing peta AI dan peta atribut porositas. Berdasarkan zona porositas reservoar didapat tiga zone prospek yang tersebar di bagian Utara yaitu zona 1 yang sudah memang dilakukan pengeboran well log sumur F03-02, bagian sebelah Timur di dekat sumur F03-04 yaitu zona 2 dan Selatan di zona 3 merupakan daerah yang belum dilakukan eksplorasi terbukti belum adanya sumur pada daerah ini. Hasil yang didapat dari studi ini menunjukkan bahwa daerah zona (3) merupakan daerah yang paling potensial untuk eksplorasi, dikarenakan pada zona 3 yang merupakan zona prospek yang belum tereksploitasi.
Analisa Pola Bidang Sesar Pada Zona Subduksi di Wilayah Selatan Pulau Sumatera dari Event Gempa Pada Tahun 2011-2014 Riski Salim; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.554 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.6876

Abstract

Pada penelitian membahas tentang momen tensor dan pola bidang patahan yang didapat dari focal mechanism gempa di selatan Pulau Sumatera Indonesia menempati zona tektonik yang sangat aktif karena tiga lempeng besar dunia dan sembilan lempeng kecil lainnya saling bertemu di wilayah Indonesia,  gempa-gempa yang terjadi di Pulau Sumatera merupakan implikasi geodinamika dari deformasi aktif di sekitar Sunda dan Java trench, dalam menentukan momen tensor dan focal mechanism-nya menggunakan program ISOLA-GUI. Data yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai magnituda lebih dari sama dengan 5.5 Skala Ritcher. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa berdasarkan pengolahan data gempa yang diakibatkan oleh Sesar Mentawai mempunyai pola sesar reverse fault dan pola sesar dip-slip. Dalam penelitian ini didapatkan besar rentang momen tensor untuk masing-masing komponennya sebesar M11 =2.531 exp15 sampai 0.205 exp18, M22 = 3.495 exp15 sampai 0.337 exp18, M33 = 0.964 exp15 sampai 0.131 exp18, M31 = 0.544 exp15 sampai 5.174 exp18,  M32 = 1.107 exp15 sampai 4.113 exp18, dan M12 = 1.140 exp15 sampai 0.430 exp18 dan besar slip rata-rata adalah 274.71 meter.