Claim Missing Document
Check
Articles

Estimasi Pola Bidang Sesar dan Moment Tensor Gempa Bumi Jepang pada Tahun 2003 Menggunakan Analisis Inversi Waveform 3 Komponen Eka Jaya Wifayanti; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5232.964 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v3i2.7052

Abstract

Penelitian ini membahas tentang momen tensor dan pola bidang sesar, serta besar dispacement dari sesar yang terjadi di Jepang selama tahun 2003 karena adanya intensitas aktivitas gempa yang banyak dengan skala magnitude yang cukup besar dengan cara mengetahui focal mechanism yang terjadi. Untuk mendapatkan besar momen tensor dan focal mechanism-nya menggunakan program ISOLA-GUI dengan menggunakan Fungsi Green dan proses inversi untuk mendapatkan momen tensor dan focal mechanism gempa kemudian menghitung panjang, lebar dan besar displacement pada sesar yang terjadi. Bentuk focal mechanism ditunjukkan dengan bentuk beach ball. Dari hasil perhitungan focal mechanism ditentukan bidang patahan dan besar displacement dari sesar. Data yang digunakan dalam penelitian sebanyak delapan kejadian gempa. Dari penelitian ini didapatkan bahwa untuk untuk pola bidang patahan yang cenderung terjadi di Jepang selama tahun 2003 adalah pola oblique dan cenderung reverse fault  di zona subduksi. Dengan besar rentang momen tensor untuk masing-masing komponennya sebesar M33 = 2.991 exp15 sampai 3.354 exp17 , M11 = 0 sampai 2.187 exp17, M22 = 1.594 exp15 sampai 1.167 exp17, M31 = 2.485 exp15 sampai 1.799 exp17, M32 = 4.968 exp15 sampai 5.283 exp17, M12 = 0.085 exp15 sampai 2.938 exp17 . Ukuran bidang patahan yang terjadi memiliki  panjang sebesar 1.927 km sampai 51 km, lebar sebesar 5.82 km sampai 37 km, dan luas sebesar 11.22 km² sampai 147.23 km². Besar slip dari event gempa di Jepang pada tahun 2003 di zona subduksi berada pada rentang sebesar 8.63 m sampai 68.61 m.
Pemodelan Data Magnetotelurik Dengan Remote Reference Untuk Eksplorasi Cekungan Migas Studi Kasus: Lapangan EM-4 Muhammad Iqbal Muslim Wachisbu; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5887.489 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v4i1.8672

Abstract

Magnetotelluric data modeling was used for oil and gas exploration. The parameters are apparent resistivity and phase. The magnetotelluric data of this research were line JBS4 with 71 sounding sites and line JBS8 with 66 sounding sites. The magnetotelluric data was completed by remote reference data which used for reducing the noise so that good data could be gotten. The magnetotelluric data was proceed in stage as follow: time series selection, Fourier transform, robust processing, cross power selection, and 2 dimension inversion. The result of this research showed that magnetotelluric method can figured out the sub-surface model well. From the result of interpretation 2D inversion magnetotelluric and other geophysical data (gravity anomaly map), we can conclude that magnetotelluric modeling figured out 2 sub-basins. Those sub basins had thick sediment layer (4000 meter for Bantarkalong Basin and 3000 meter for Citanduy Basin) and the dominant resistivity value was 22-119 Ohm.meter.
Analisis AVO(Amplitude Versus Offset), Atribut Seismik dan Properti Fisika Batuan untuk Identifikasi Gas Reservoir KarbonatReef Build Up,Lapangan ‘Katiman’ Cekungan Jawa Barat bagian Utara Pebrian Tunggal Prakosa; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3082.001 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v4i1.8673

Abstract

Metode AVO populer digunakan untuk identifikasi litologi dan fluida pada reservoir batu pasir. Sedangkan pada saat ini eksplorasi pada reservoir batu gamping menjadi topik yang menarik untuk diteliti. Data yang digunakan meliputi 1 data sumur dan data seismik CDP gather. Berdasarkan analisa petrofisika, didapatkan zona prospek gas pada bagian atas formasi Baturaja.  Selanjutnya dilakukan analisa AVO, atribut AVO dan atribut seismik untuk melihat respon gas pada reservoir karbonat. Analisa AVO dilakukan pada karbonat formasi Baturaja dan formasi Parigi. Hasil analisa menunjukkan bahwa metode AVO dapat membedakan respon fluida pada batuan karbonat, dimana pada formasi Baturaja nilai amplitudo lebih kecil dan pengalami pengurangan yang lebih drastis dibandingkan formasi Parigi yang tidak mengandung gas. Sebagai validasi dilakukan juga analisa AVO menggunakan sintetik seismogram dari data sumur Tole_1, hasilnya menunjukkan kemiripan dengan analisa pada data seismik. Analisa angle limited stack pada offset near (10-140), mid (140-290) dan far (290-420) menunjukkan efek anomali diming pada zona gas formasi Baturaja. Analisa gradien dan atribut AVO intercept (A), gradient (B) dan product (A*B) dapat menunjukkan persebaran top dan base reservoir gas dengan baik. Atribut AVO scaled poisson’s ratio dapat mengidentifikasi keberdaan fluida dengan jelas, sedangkan pada atribut fluid factor keberadaan gas tidak begitu jelas. Analisa atribut seismik menunjukkan keberadaan gas karbonat formasi Baturaja dicirikan dengan anomali low instantaneous frequency, anomali high amplitude envelope, dan anomali nilai tinggi pada atribut sweetness, dan atribut sweetness lebih sensitif terhadap keberadaan gas reservoir karbonat.
Migrasi Domain Kedalaman Menggunakan Model Kecepatan Interval Dari Atribut Common Reflection Surface Studi Kasus Pada Data Seismik Laut 2D Ahmat Dafit Hasim Asrori; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1527.88 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v4i1.9261

Abstract

Model kecepatan dalam proses pengolahan data seismik merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan. Model kecepatan seismik ini diperlukan dalam proses migrasi untuk merubah data seismik terekam menjadi gambar struktur bawah permukaan, oleh karena itu model kecepatan seismik sangat menentukan kualitas penampang seismik hasil pengolahan. Model kecepatan ini tidak bisa didapatkan langsung dari akusisi data di lapangan sehingga diperlukan metode tertentu untuk mendapatkannya. Pada penelitian ini dilakukan penentuan model kecepatan dalam domain kedalaman menggunakan inversi tomografi dari atribut gelombang normal incident point kinematik dari proses CRS. Penelitian dimulai dengan pencarian atribut  kinematik  untuk mendapatkan  stack  CRS dengan parameter terbaik. Dari data CRS stack tersebut ditentukan informasi mengenai waktu tempuh gelombang normal, lokasi kemunculan sinar, turunan spasial pertama dari waktu tempuh atau perlambatan, dan turunan spasial kedua dari waktu tempuh sesuai dengan posisi reflektor. Keempat informasi tersebut direkonstruksi dengan pemodelan inversi untuk mendapatkan model kecepatan bawah permukaan untuk kemudian dilakukan migrasi pada domian kedalaman. Selain itu pada penelitian ini juga dilakukan analisa kecepatan seperti metode konvensional pada umumnya dan kemudian dibandingkan hasilnya. Hasil yang didapat memperlihatkan penampang stack CRS memiliki kemenerusan reflektor yang baik dan jumlah artefak yang sedikit dibandingkan penampang stack konvensional. Proses inversi tomografi dilakukan dengan 13 kali iterasi untuk mendapatkan nilai eror terkecil yaitu sebesar 0.034. Model kecepatan hasil dari proses inversi tomografi setelah dilakukan migrasi dalam domain kedalaman memiliki hasil penampang yang lebih jelas dan memiliki reflektor yang lebih menerus dibuktikan dengan gather seismic yang lebih flat dan eror residu yang lebih mendekati nol jika dibandingkan dengan penampang migrasi menggunakan model kecepatan dari proses konvensional.
Identifikasi Pola Persebaran Sumber Lumpur Bawah Tanah Pada Mud Volcano Gunung Anyar Rungkut Surabaya Menggunakan Metode Geolistrik Kurnia Amelinda Sholikha; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (855.357 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i1.15528

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang persebaran sumber lumpur bawah tanah mud volcano Gunung Anyar Rungkut Surabaya dengan metode geolistrik konfigurasi Wenner. Ada enam lintasan yang digunakan pada penelitian ini, yakni tiga membentang dari arah barat ke timur, dan yang lainnya dari arah utara ke selatan. Hasil nilai resisitivitas tanah diolah dengan menggunakan perangkat lunak Res2DInv yang kemudian menghasilkan penampang yang memiliki perbedaan warna. Setiap warna memiliki nilai resisitivitas sesungguhnya dari lapangan. Lumpur memiliki nilai resistivitas yang rendah, karena lumpur bersifat konduktif. Dari interpretasi yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa arah dari persebaran sumber lumpur adalah daerah tenggara mata angin.
Persebaran Hiposenter Maluku Selatan Menggunakan Metode Double Difference Ryandi Bachrudin Yusuf; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1009.085 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.16997

Abstract

Wilayah Maluku Selatan merupakan wilayah bagian timur Indonesia dengan potensi gempa yang tinggi. Salah satu penyebab daerah ini rawan gempa adalah tatanan lempeng tektonik yang masuk dalam zona tektonik kompleks, yaitu zona pertemuan lempeng Eurasia, lempeng Filipina, dan lempeng Pasifik, serta pada bagian Pulau Seram merupakan perbatasan zona subduksi lempeng Indo-Australia. Sebagai upaya mitigasi bencana gempa bumi, perlu adanya studi kegempaan berupa relokasi hiposenter dan menganalisa persebaran hiposenter di wilayah Maluku Selatan. Prinsip metode double difference ini adalah jika ada dua gempa yang saling berdekatan, dimana jarak relative antar gempa lebih kecil daripada jarak relative gempa ke stasiun perekam, maka raypath dan waveform dapat dianggap sama, sehingga kesalahan akibat model kecepatan bisa diminimalkan. Hasil relokasi menggunakan metode double difference mampu memberikan hasil yang lebih akurat, hal ini ditunjukkan dengan nilai RMS hasil relokasi yang jauh lebih baik (mendekati nol) dibandingkan dengan nilai RMS sebelum relokasi. Persebaran hiposenter gempa banyak terjadi dekat patahan, dan zona subduksi lempeng, pergeseran episenter lebih terkumpul pada satu titik dan kedalaman hiposenter lebih tersebar (keluar dari fixed depth) didominasi antara 2-50 Km.
Prediksi Log TOC dan S2 dengan Menggunakan Teknik ∆Log Resistivity Dwi Ayu Karlina; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.59 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.17024

Abstract

Salah satu dari elemen petroleum sistem adalah source rock, yaitu batuan yang  mengandung banyak material organik. Kualitas batuan ini dapat ditentukan oleh Total Organic Carbon (TOC), dan nilai S2 (material prospek hidrokarbon). Pada tingkat kematangan tertentu, material organik akan bertransformasi menjadi hidrokarbon cair atau gas dan terekam oleh respon well logging tools, seperti log resistivitas. Untuk mempelajari respon well log dilakukan pemodelan dengan teknik Δlog Resistivity dengan pendekatan metode Passey.  Dengan adanya  Δlog Resistivity dapat digunakan untuk menentukan TOC dan S2 pada suatu sumur. Untuk memprediksi log TOC dan S2 digunakan data vitrinite reflectance, log resistivitas, data log sonic, data Hydrogen Index (HI). Pendekatan Passey yang digunakan adalah dengan cara melakukan overlay antara log sonic dan log resistivitas, serta menentukan baseline untuk mendapatkan besar separasi Δlog Resistivity, yang kemudian digunakan untuk memprediksi log TOC dengan mengikutsertakan variable LOM (Level of Organic Maturity) yang didapat dari data vitrinite reflectance. Setelah didapatkan log TOC maka dengan mengetahui sifat hidrokarbon melalui data HI digunakan untuk menentukan log S2. Hasil prediksi log TOC dan S2 memiliki korelasi paling tinggi terletak pada sumur B dengan korelasi antara log TOC prediksi dan log TOC terhitung yaitu sebesar 0.857 dan korelasi prediksi log S2 terhitung dan terukur yaitu 0.774.
Analisis Persebaran Seismisitas Wilayah Sumatera Selatan Menggunakan Metode Double Difference Dewi Fajriyyatul Maulidah; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.438 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.17465

Abstract

Sumatera Selatan merupakan salah satu pulau yang sering mengalami bencana gempa bumi. Sebagai upaya mitigasi bencana gempa bumi, diperlukan studi kegempaan untuk menentukan pusat gempa dengan presisi yang tinggi. Salah satu teknik yang digunakan untuk merelokasi gempa bumi adalah algoritma double difference. Prinsip dari metode double difference adalah residual time dari waktu tempuh yang diamati dan hasil perhitungan antara dua event gempa bumi yang berdekatan pada stasiun pencatat yang sama, dengan syarat jarak antar event harus lebih dekat daripada jarak event ke stasiun pencatat. Relokasi gempa bumi di Wilayah Sumatera Selatan dilakukan menggunakan software hypoDD. Data yang diperlukan adalah data stasiun, waktu tiba gelombang P, dan model kecepatan bumi. Jumlah gempa bumi yang digunakan sebanyak 106 event. Stasiun pencatat yang digunakan sebanyak 9 stasiun. Proses relokasi dibagi menjadi dua tahap, tahap pertama menggunakan program ph2dt dan tahap kedua menggunakan program hypoDD. Hasil relokasi memberikan informasi tentang koordinat episenter yang bergeser dari posisi awal sebelum direlokasi. Tidak hanya koordinat episenter yang telah terelokasi dengan baik, didapatkan nilai RMS yang lebih kecil dibandingkan sebelum direlokasi. Pergeseran hiposenter menyebar ke segala arah dan tidak memiliki kecenderungan ke arah tertentu, namun demikian perubahan hiposenter terbanyak ke arah timur laut. Relokasi menggunakan hypoDD menunjukkan adanya peningkatan kualitas relokasi apabila dilihat dari hasil residual.
Penentuan Hiposenter Gempabumi dan Model Kecepatan Lokal di Wilayah Jawa Timur Menggunakan Metode Double Difference Chi Chi Novianti; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (887.842 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.17887

Abstract

Jawa Timur, secara fisiologis maupun geografis,  terdapat gunungapi dan sesar yang masih aktif serta berpotensi terjadi gempabumi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui model kecepatan bumi lokal 1-D, menentukan distribusi persebaran hiposenter dan hasil relokasi hiposenter gempabumi berdasarkan kejadian yang digunakan menggunakan metode double difference yang terjadi di wilayah Jawa Timur. Data yang digunakan dalam penelitian ini data gempa tahun 2007 sampai 2015 di wilayah Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode double difference yaitu metode yang menggunakan data relatif waktu tempuh antar dua hiposenter. Prinsip metode ini adalah jika jarak persebaran hiposenter antara dua gempa sangat kecil dibanding jarak antara stasiun ke sumber, maka ray path gempa dapat dianggap mendekati sama. Hasil yang diperoleh yaitu, model kecepatan bumi lokal 1-D yang diperoleh 5 lapisan dengan kecepatan 4,71 km/s - 7,14 km/s dan moho pada kedalaman mendekati 30 km. Hasil relokasi hiposenter menggunakan metode double difference menunjukkan bahwa metode ini mampu memberikan hasil koordinat episenter yang akurat dengan diperolehnya nilai Rms residual mendekati 0. Adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu upaya mitigasi bencana untuk masyarakat di Jawa Timur.
Inversi Data Magnetotellurik 1 Dimensi Menggunakan Algoritma Multi-Objektif Dragonfly Pramudiana Pramudiana; Sungkono Sungkono; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Sains dan Seni ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (803.375 KB) | DOI: 10.12962/j23373520.v5i2.19526

Abstract

Metode Maegnetotellurik (MT) dapat digunakan untuk mencitrakan resistivitas bawah permukaan yang dalam. Resistivitas bawah permukaan ini didapat melalui proses inversi data MT. Pada penelitian ini, inversi data MT untuk menghasilkan resistivitas 1D menggunakan algoritma Multiobjektif Dragonfly untuk meminimumkan error antara data resistivitas semu dan fase perhitungan dengan data pengukuran. Algoritma ini telah diuji pada data sintetik dan data lapangan. Hasilnya ialah algoritma multiobjektif dragonfly dapat digunakan untuk menentukan resistivitas bawah permukaan dengan akurat dan sesuai kondisi litologi bawah permukaan.