Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Research Report - Engineering Science

TRANSFORMASI ARSITEKTUR KOTA PADA ELEMEN KANAL KOTA BANJARMASIN - KALIMANTAN SELATAN Karyadi Kusliansjah
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2011)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.243 KB)

Abstract

Kota Banjarmasin merupakan ibu kota Propinsi Kalimantan Selatan yang menjadi salah satu dari 10 kota gementte yang dikembangkan pemerintahan kolonial Belanda. Kota Banjarmasin terkenal sebagai kota air, dengan sebutan “kota seribu sungai”. Kota tumbuh pada tepi sungai Barito dan dibelah menjadi dua bagian oleh sungai Martapura yang. Sejumlah anak sungai bermuara kepada kedua sungai ini. Kelandaian sebagian permukaan kontur tanah menyebabkan bentuk aliran sungai berliku-liku dari hulu hingga ke hilirnya. Hal ini secara fisik-spasial mempengaruhi pembentukan lingkungan binaan baik arsitektur maupun perkembangan arsitektur kotanya. Kondisi fisik kota berada 0,16 m di bawah permuka air laut, mengakibatkan pasang laut masuk membanjiri kawasan kota, khususnya menjadi rutin pada kawasan tepian sungai. Upaya mengatasi permasalahan ini sudah tercatat sejak lama pada peta kota tahun 1700-1945. Era pemerintahan kolonial Belanda tahun 1890, Kota Banjarmasin dikembangkan sebagai kota Kanal, yaitu elemen parit kota yang dibangun untuk memperlancar dan mempercepat pengaliran air sungai (disebut Anjir dalam bahasa Banjar). Sejumlah kanal dibangun dan diantaranya ada 10 kanal ditempatkan dikawasan pusat kota, yang merupakan sodetan pada lekukan sungai atau meluruskan aliran sungai. Dari penelitian sebelumnya ditemukan 5 tipe ragam kanal yang di kembangkan pada pusat Kota Banjarmasin.Sejarah kota mencatat perkembangan pesat pola fisik maupun pola sosial Kota Banjarmasin. Sejumlah faktor telah mempengaruhinya, baik internal, seperti kebijakan politik, ekonomi, sosial-budaya maupun faktor pengaruh eksternal pada hulu dan hilir sungainya. Secara fisik-spasial kota telah mengalami transformasi arsitektur kota sepanjang sejarahnya hingga kini. Transformasi arsitektur kota masa sekarang cenderung merubah wajah kota air jauh menjadi serupa tatanan kota darat, terutama pada lingkungan tepian sungai dan kanal Kota Banjarmasin. Sungai maupun kanal kota cenderung menjadi backyard bangunan ditepiannya yang tumbuh rapat, menyempit dan mengganggu fungsi daya dukung pengaliran airnya. Akibat logis kawasan kota menjadi langganan banjir genangan bila pasang naik.Penelitian ini merupakan upaya akademik merekam pengaruh transformasi arsitektur kota tersebut, yang bertujuan untuk:1.Mengkaji tentang faktor penyebab transformasi arsitektur kota pada elemen kanal Kota Banjarmasin yang dikembangkan era pemerintahan kolonial Belanda dan kondisinya sekarang.2.Mempelajari dan mengali informasi tentang sistem elemen kanal Kota Banjarmasin yang dikembangkan oleh pemerintah kolonial Belanda.3.Mengkaji permasalahan yang ditimbulkan dari transformasi arsitektur Kota Banjarmasin sekarang.4.Mengusulkan pertimbangan solusi bagi masukan perkembangan kebijakan tata ruang arsitektur Kota Banjarmasin.Cakupan hasil penelitian ini berguna untuk memperluas wawasan arsitektur kota tepian air [urban waterfront], dan bermanfaat sebagai informasi untuk pengembangan perencanaan/perancangan arsitektur.maupun arsitektur kota sungai.Studi figur-ground terhadap transformasi kota dan arsitektur kota kanal menjadi dasar pendekatan teoritikal penelitian ini. Metode penelitian berbasis pada kualitatif- interpretatif sejarah kota. Untuk membaca transformasi arsitektur kota, lokasi penelitian dilakukan pada elemen kanal-kanal kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang direncanakan selesai selama 5-6 bulan,Keywords: Transformasi Arsitektur kota, Elemen kanal kota, kota Banjarmasin - Kalimantan Selatan
STRUKTUR PESISIR (WATERFRONT) KOTA CIREBON - JAWA BARAT Studi Kasus:Telaah Morfologi kawasan Pesisir Kelurahan Panjunan, Lemahwungkuk, Kasepuhan, Kasunean - Kota Cirebon. Karyadi Kusliansjah; Adam Ramadhan
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2013)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7568.712 KB)

Abstract

Tujuannya penelitian ini berupaya mengkonseptualisasikan struktur kota lama danpengembangan struktur baru pesisir kota Cirebon di masa sekarang. Penelitian ini, mengkaji strukturkota(jalan,sungai,kanal,pantai) sebagai bagian morfologi pembentuk kota Cirebon danmenstrukturisasikan pola pengembangan kawasan pesisir kota ini sebagai waterfront city.Peran kota Cirebon sekarang sebagai ibukota kabupaten Ciebon di Jawa Barat. Kota inidilintasi oleh jalur Pantura dan berbatasan dengan Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengkadan Kabupaten Kuningan dan Propinsi Jawa Tengah. Letak kota secara geografis pada koordinat108° 33´ BT dan 6° 42´ LS. sebagai dataran rendah dengan luas wilayah pantai ±3.810 Ha.Sedimentasi telah menambah luas wilayah administrasi kota, diperkirakan hingga menjadi ± 75 ha.Sejarah mencatat kota ini telah dikenal dari 622 tahun lalu sebagai kota bandar terbukasampai kekawasan Asia Tenggara dengan pelabuhan Muara Jati di pesisir pantai laut Jawa danmenjadi pusat kerajaan dan penyebaran Islam terutama di wilayah Jawa Barat (1479).Morfologi kota Cirebon tidak terlepas dari perkembangan peran ketiga Kesultanan di kotaini, yaitu: Kesultanan Kasepuhan, Kesultanan Kanoman, dan Kesultan Kaceribonan. Pengaruhperdagangan antar bangsa hingga kolonial Belanda (1596) turut menentukannya, maupun intervensikekuasaan yang merubah status pemerintahan kota Cirebon dari disahkannya menjadi GemeenteCheribon (1926), dirubah menjadi Kota Praja (1957), kemudian ditetapkan sebagai Kotamadya(1965) hingga sekarang menjadi Kota Cirebon.Pertumbuhan terencana struktur kota lama signifikan terjadi di era penjajah Belanda, yangmengintervensi struktur awal berbasis lintasan-lintas lokal tradisional. Pembangunan jaringan jalanDe Groote Postweg (1808-1811) dan jalur kereta api menghubungkan beberapa kota di pulau Jawajuga melintas kota Cirebon. Kebijakan ini memicu peran kota menjadi kota transit dan berpengaruhpula bagi pertumbuhan industri dan perdagangannya. Peran pelabuhan Cirebon masa sekarangsangat penting mendukung kota-kota di Jawa Barat, disamping adanya jalan Pantura yangmelintasinya, menjadikan peran Cirebon berkembang sebagai kota dagang, kota transit dan kotawisata kesejarahan. Dinamika perkembangan ini menuntut tersedianya ruang penunjang bagikebutuhan kota yang terpadu dengan struktur kota lama.Permasalahan fisik spasial kota di era kebijakan otonomi daerah masa sekarang adalahkendala luas kota Cirebon, yang dibatasi oleh wilayah kabupaten tetangganya maupun pesisir lautJawa. Akibatnya peluang perkembangan tata ruang kota perlu dikonsepkan secara vertikal dan atauhorisontal kearah laut, yaitu mengembangkan potensi dan strukturisasi dataran rendah pesisir yangterbentuk oleh sedimentasi.Diperlukan beberapa penelitian yang memberi dasar kelayakan pelaksanaan konsepsi diatas,diantaranya adalah penelitian struktur (urban path)pesisir kota ini, pada sample kawasan KelurahanPanjunan, Lemahwungkuk, Kasepuhan, Kasunean - Kota Cirebon. Penelitian morfologi kota inidilaksanakan pada bulan Agustus–Desember 2012 dan menjadi bagian dalam roadmap penelitianurban architecture waterfront di Indonesia. Metoda penelitian ini berbasis kualitatif- interpretatif.Hasil penelitian ini bermanfaat bagi tatar akademik untuk memperluas wawasan lokalitas arsitekturkota tepian air [urban waterfront], menggali informasi dan kontribusi bagi tataran praktek untukpengembangan pembangunan kota Cirebon menuju New Waterfront City di masa depan.Keywords: Elemen Urban Path, Struktur dan Arsitektur Kota, Pesisir Kota, Cirebon
ADAPTASI KOLAM PAKAR TAHURA IR. H. DJUANDA SEBAGAI ARENA RUANG PUBLIK KOTA BANDUNG Karyadi Kusliansjah; Giosia Pele Widjaja; Yosua Wiranata; Muhammad Riyan
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3909.353 KB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji kebutuhan dan potensi Tahura Ir.H.Djuanda maupun kota Bandung agar terjadi adaptasi dan peningkatan kualitas tata ruang lingkungan yang ekologis secara sinergis; antar kedua kepentingan tersebut dalam batas-batas yang memungkinkan sesuai peraturan konservasi hutan lindung. sebagai wadah penelitian untuk pengembangan kepentingan ilmu pengetahuan dan pendidikan lingkungan hidup (eco learning), hingga wisata alam bagi masyarakat luas.Potensi Tahura Ir.H.Djuanda sebagai kawasan hutan lindung dan kawasan konservasi dengan luas 529 hektar terletak di Utara kota Bandung, secara spesifik mempunyai koleksi tanaman hutan campuran dengan berbagai macam keanekaragaman hayati, serta menyimpan sejarah peradaban manusia sejak jaman Sunda Purba. Tahura ini memiliki peranan penting dalam mendukung kualitas ruang terbuka hijau(RTH) dan sumberdaya air (30% dari kapasitas kebutuhan) bagi pelayanan Kota Bandung.Kebutuhan Tahura adalah peningkatan kualitas layan dan pengelolaan potensinya sebagai sumberdaya alami bagi wilayah kota Bandung, wilayah Kabupaten Bandung maupun Kabupaten Bandung Barat. Balai Tahura Ir.H.Djuandapun selaku pengelola telah mencanangkan pencitraan baru di semua sektor pada tahun 2014-2018; dengan mengikutsertakan peran masyarakat dan pihak akademisi secara kemitraan, untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di kawasan buffer zone maupun outter zone Tahura.Sedangkan kebutuhan yang menjadi salah satu kendala dihadapi kota Bandung adalah kekurangan arena ruang publik alami, yang dapat menyediakan wadah kegiatan refreshing bagi warga kota maupun pendatang; sekaligus bermanfaat untuk membangun wawasan tentang lingkungan alam.Tahura Ir. H. Djuanda dapat dijadikan pilihan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan tetap berpegang pada prinsip peraturan yang ada. Salah satu objek potensial yang berada di dalam kompleks Tahura Ir. H. Djuanda adalah Kolam Pakar; yang luasnya hampir 1 hektar dan sekarang berfungsi sebagai kolam pengendapan lumpur untuk air sungai Cikapundung yang menunjang PLTA Bengkok. Kondisi kualitas ruang kolam pakar sekarang jauh dari kualitas yang diharapkan dalam pencitraan baru Tahura Ir. H. Djuanda. Melalui kegiatan ini, Kolam Pakar yang kualitasnya tercemar akan diteliti kondisi dan kelayakannya untuk dijadikan suatu arena ruang publik bagi warga Kota Bandung, melalui pendekatan sejarah kawasan dan SWOT Lingkungan.Keywords: Adaptasi, Kolam Pakar Tahura Ir. H. Djuanda, Arena Ruang Publik, Kota Bandung
JALAN DAN SUNGAI, KANAL SEBAGAI ELEMEN PEMBENTUK STRUKTUR KOTA SUNGAI BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN Karyadi Kusliansjah
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2012)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24947.707 KB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji jalan dan sungai, kanal sebagai elemen utama pembentuk struktur kota sungai Banjarmasin - Kalimantan Selatan. Secara geografis kota Banjarmasin terbentuk dari sedikitnya 25 buah“pulau” kecil yang dipisahkan oleh banyak sekali sungai sehingga “kota seribu sungai” menjadi sebutan bagi kota yang telah berusia 486 tahun ini. Kota ini tumbuh dan berkembang di tepi sungai besar Barito dan terbelah menjadi dua bagian oleh sungai Martapura serta sejumlah anak sungai lainnya yang bermuara pada kedua sungai ini. Kondisi fisik kota berada 0,16 m di bawah muka air laut, dan rutin tergenang akibat pengaruhi pasang surut (pasut), oleh gaya hidrodinamik sungai Barito. Konteks alam ini secara fisik-spasial mempengaruhi pembentukan lingkungan binaan baik arsitektur maupun perkembangan arsitektur kota sungai ini. Bentuk struktur kota Banjarmasin, tidak terlepas dari kehadiran sungai dan jalan sebagai elemen utama pembentuknya. Namun kini kota Banjarmasin telah menunjukkan gejala perubahan orientasi dalam perkembangan struktur kotanya dari karakter “kota sungai” menjadi “kota darat” seperti pada umumnya kotakotadi Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk (1).Menemukenali unsur, bentuk dan pola dasar (generic) struktur kota Banjarmasin yang ditentukan oleh jalan dan sungai sebagai unsur utama pembentuknya, (2).Faktor-faktor apa yang mempengaruhi terjadinya perubahan orientasi perkembangan struktur kota serta (3).Bagaimana pengaruh jalan dan sungai sebagai elemen pembentuk struktur kota terhadap arsitektur kota Banjarmasinpada umumnya. Penelitian tentang struktur kota Banjarmasin ini dilakukan melalui pendekatan urban morfologi dengan metoda kualitatif-interpretatif. Kajian struktur kota Banjarmasin ini dilakukan melalui tinjauan historis, morfologis dan tipologis. Temuan dari penelitian ini adalah: (1).Pola dasar (generic) struktur kota, dapat diidentifikasikan dengan mengenali ”konstitusi” dari ”elemen dasarpembentuknya” (basic type). (2).Sekurangnya ada 4 faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan orientasi struktur kota, (3).Jalan dan sungai menentukan perbedaan dan kompleksitas struktur kota, dan ruang bagi arsitektur kota, Temuan dari hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi dunia akademik yaitu memberikan kontribusi untuk memperluas wawasan arsitektur kota sungai (urban riverside) maupun dunia praktek yaitu sebagai informasi dan tool untuk penyusunan konsepsi pengembangan perencanaan / perancangan arsitektur maupun arsitektur kota sungai yang mengkondisikan citra sinergis antara urban path space dan urban place. Keyword: Jalan dan sungai, Struktur kota, Banjarmasin.
KONSEP PERANCANGAN INFRA STRUKTUR KOLAM PAKAR TAHURA IR. H. DJUANDA SEBAGAI ARENA RUANG PUBLIK KOTA BANDUNG (ECO LEARNING WATER PARK) Karyadi Kusliansjah; Giosia Pele Widjaja; Amirani Ritva; Kage Priatna
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2593.723 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan kelanjutan keikutsertaan peran Universitas Katolik Parahyangan sebagai pihak akademisi dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat secara kemitraan bersama Balai Tahura Ir.H.Djuanda dan Yayasan Sahabat Lingkungan Hidup. Pengabdian ini berguna mendukungpencitraan baru Tahura di semua sektor layanan dan kualitas tata ruang sarana Tahura baik bagi kepentingan Tahura Ir. H. Djuanda pada tahun 2014-2018,dan merupakan bagian dari rencana jangka panjang tahun 2014-2044 menuju World Heritage Tropic Forest Park, berbasis eco learning. Kajianini mengambil objek Kolam Pakar yang merupakan kolam endapan lumpur yang berada di kawasan pintu masuk utama Tahura Ir.H.Djuanda, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas tata ruang lingkungan Tahura dengan buffer zone maupun outter zone-nya secara sinergis. Melalui metodaSWOT dan pendekatan teoritikal keseimbangan dan eko arsitektur, pencitraan baru digagas memperhatikan batas-batas yang memungkinkan secara peraturan konservasi hutan lindung,penyelenggaraan pendidikan lingkungan alam (eco learning), maupun sebagai arena ruang publik yang ikonik bagi kepentingan masyarakat luas khususnya bagi kota Bandung dan sekitarnya. Hasil penelitian ini berhasil merumuskan konsep dan kriteria perancangan infra struktur Kolam Pakar Tahura Ir. H. Djuanda sebagai arena ruang publik kota Bandung (Eco Learning Water Park); beserta rekomendasi yang berguna untuk pihak terkait melakukan pembangunan, pengelola kolam danlingkungannya.Kata Kunci: Pencitraan Baru, Kolam Pakar, Water park kota, Tahura Ir. H. Djuanda Bandung.