Articles
Ketika Perempuan Tidak Cantik: Analisis Atas Representasi Perempuan dalam Webtoon The Secret of Angel
Mite Setiansah
Jurnal Ilmu Komunikasi Acta Diurna Vol 17 No 1 (2021)
Publisher : Jurusan Ilmu Komunkasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (611.974 KB)
|
DOI: 10.20884/1.actadiurna.2020.16.2.3010
Beautiful or not is a socio-cultural construction that is very relative and can be different in every place, time and culture. However, there are beauty standards that are often used as ideal indicators for women to be considered beautiful. When women are deemed not meeting these criteria, then they will be vulnerable to various discriminatory treatment from their environment. As a result, women must always strive to meet these beautiful standards in various ways including using make-up. This condition was revealed in the analysis of the digital comic The Secret of Angel. The analysis was carried out using mix methods approach to 89 comic episodes. The results of the analysis show that quantitatively (66%) of the utterances addressed to women, especially the main character, are positive, but qualitatively when attached to the context, the positive representation does not necessarily have a positive connotation and frees women from discriminatory treatment.
LITERASI MEDIA DIGITAL BERBASIS INDIVIDUAL COMPETENCE FRAMEWORK PADA KELUARGA BURUH MIGRAN ANGGOTA PAGUYUBAN SERUNI KABUPATEN BANYUMAS
Mite Setiansah;
Wiwik Novianti;
S Bekti Istiyanto
Jurnal Ilmu Komunikasi Acta Diurna Vol 15 No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Ilmu Komunkasi FISIP Universitas Jenderal Soedirman
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (289.563 KB)
|
DOI: 10.20884/1.actadiurna.2019.15.1.1572
Media digital berbasis internet saat ini sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat termasuk buruh migran dan keluarganya. Di sisi lain, ada permasalahan yang tidak kalah penting untuk diperhatikan. Keterampilan teknis (technical competencies) buruh migran dan keluarganya dalam menggunakan media digital belum diiringi dengan keterampilan untuk mengkritisi (critical competencies) di dalam mengakses media. Pada tataran inilah, pemberian pendidikan literasi media digital berbasis individual competency framework menjadi penting bagi mereka. Pelatihan literasi media digital diberikan kepada Anggota Paguyuban Peduli Buruh Migran dan Perempuan “Seruni” Kabupaten Banyumas dengan pertimbangan bahwa paguyuban tersebut telah terbiasa melakukan kegiatan advokasi dan pemberdayaan perempuan dan buruh migran, sehingga diharapkan ipteks yang diterapkan tidak hanya berhenti di kelompok khalayak sasaran namun juga dapat disebarluaskan kepada kelompok masyarakat lainnya. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan. Capaian keberhasilan dilakukan dengan pengukuran tingkat literasi media melalui pretest dan post test. Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan, maka dapat dikatakan program pengabdian telah mencapai tingkat keberhasilan 100% dari sisi penyampaian materi kegiatan dan jadwal pelaksanaan. Kegiatan ini juga telah berhasil meningkatkan kompetensi literasi digital kelompok sasaran. Berdasarkan hasil pre-test diketahui bahwa 67% peserta memiliki tingkat literasi di level basic, 20% médium, dan 13% advance. Setelah diberikan pelatihan dan diukur kembali melalui post test, diperoleh perubahan komposisi, dimana peserta dengan tingkat literasi di level basic berkurang menjadi 40%, di level médium meningkat menjadi 33% dan di level advance menjadi 27%.
DISKURSUS LEGALISASI GANJA DALAM TAYANGAN ROSI “GANJA: MITOS DAN FAKTA”
Prasetya Yoga;
Mite Setiansah;
Wiwik Novianti;
Edi Santoso
Jurnal Ilmiah Multimedia dan Komunikasi Jurnal Ilmiah Multimedia dan Komunikasi Vol. 7 No. 1, Bulan Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Multi Media "MMTC" Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56873/jimk.v7i1.164
Pandangan masyarakat terkait ganja memiliki perbedaan setelah adanya gerakan legalisasi ganja di Indonesia. Pro-kontra terkait manfaat dan kegunaan ganja menjadi suatu hal yang terus diperdebatkan. Banyak negara sudah melegalkan penggunaan ganja untuk kepentingan medis, namun lain halnya dengan Indonesia. Hal tersebut menjadi sebuah tema diskusi dalam Tayangan Rosi Episode “Ganja: Mitos dan Fakta”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis diskursus yang terjadi dalam tayangan Rosi episode “Ganja: Mitos dan Fakta” mengenai legalisasi ganja di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan diskursus dari Michel Foucault sebagai metode analisisnya. Pengumpulan data dilakukan dengan analisis teks dan studi pustaka. Data penelitian didapatkan dari Tayangan Rosi Episode “Ganja: Mitos dan Fakta” di kanal Youtube Kompas TV. Hasil penelitian menunjukkan statement yang dibentuk dalam tayangan tersebut sebagian besar mengarahkan pada dukungan terhadap wacana legalisasi ganja di Indonesia, khususnya untuk kepentingan medis melalui penelitian ilmiah. Sejarah penggunaan ganja mengalami banyak perubahan sejak dulu. Relasi kuasa dalam membentuk pengetahuan terkait ganja dilakukan oleh banyak pihak baik pro maupun kontra.
SELFIE DAN NARSISME PEREMPUAN: AMBIVALENSI PEREMPUAN URBAN DALAM MENGKONSTRUKSI IDENTITAS DIRI SEBAGAI SUBYEK DI SMARTPHONE
mite setiansah
JURNAL SIGNAL Vol 3, No 2 (2015): JURNAL SIGNAL
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Djati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (268.214 KB)
|
DOI: 10.33603/signal.v3i2.642
Dalam pembangunan yang dominan, wanita selalu ditempatkan pada posisi subordinat tersebut. Perempuan adalah objek utama dari tatapan laki-laki. Representasi wanita di media massa dibangun berdasarkan stereotip laki-laki. Wanita yang ideal adalah orang yang memiliki kulit putih, mulus, tidak ada kulit keriput dan selalu terlihat segar dan muda. Selanjutnya, tipe ideal media wanita menjadi semacam standar penilaian dalam banyak sektor dalam masyarakat. Oleh karena itu, tak heran jika wanita sering subordinasi atau terpinggirkan dalam masyarakat karena tidak ada setiap wanita lajang adalah memiliki tipe ideal wanita cantik. Kemudian, ketika smartphone hadir dalam kehidupan sehari-hari wanita, smartphone memberikan kesempatan bagi perempuan sebagai pengguna, untuk membangun identitas mereka sendirian, bukan sebagai objek gairah laki-laki, tetapi sebagai subjek. Dengan menggunakan pendekatan etnografi, penelitian ini bertujuan untuk menafsirkan budaya selfie yang umum ditemukan di kalangan wanita pengguna smartphone. Kata kunci : wanita, smartphone, selfie
MENGANGKAT POTENSI LOKAL MELALUI HYPERLOCAL COMMUNICATION
Itsna Hidayatul Khusna;
Edi Santoso;
Sri Pangestuti;
Mite Setiansah;
Wiwik Novianti;
Tri Nugroho Adi
Jurnal Pustaka Komunikasi Vol 5, No 2 (2022): Accredited by Kemendikbud Dikti SK No. 79/E/KPT/2023
Publisher : Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32509/pustakom.v5i2.2248
Banyumas Regency is an area that has begun to develop village potency with its attention in village tourism. The problem is in the lack of community's role on promoting tourism potential. Hyperlocal communication is a technology that can help communities to introduce their potency. Hyperlocal communication can be found on social media, social networks us such as whatsapp, search engines, or websites. This study tries to explore the use of hyperlocal communication for the promotion of Taman Lazuardi, and to see community participation in developing the potential of their village. The purpose of this research is to find out what hyperlocal communication media is used by the manager of Taman Desa Lazuardi and how the role of the community on promoting the potential of their village. This study uses qualitative methods and descriptive data analysis. From the data obtained through interviews and focus group discussions (FGD), the researchers found: (1) the media used for promotion of the Taman Desa Lazuardi is Instagram, (2) the manager's strategy in utilizing Instagram is to create interesting content, and collaborate with content creators to promote Taman Desa Lazuardi, and (3) community role enhancement in promoting village potential.
KOMUNIKASI PEMBANGUNAN IBU KOTA NUSANTARA (IKN) DAN ISU LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF ETIS PEMBANGUNAN
Muhamad Irfan;
Mite Setiansah;
Nana Sutikna
Jurnal Ranah Komunikasi Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Ranah Komunikasi (JRK)
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Andalas
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.25077/rk.6.2.90-98.2022
The government has announced the transfer of the capital city from DKI Jakarta to the Archipelago Capital (IKN) in Kalimantan. The purpose of this research is to analyze development communication carried out by the government towards the development of IKN regarding environmental issues in an ethical perspective of development. Research using qualitative methods with a descriptive approach. The research data used is secondary data from the results of the literature review. Research shows that there is community rejection based on environmental issues due to the government's lack of effective development communication.
Konten Kisah Akun Instagram @perempuanberkisah Sebagai Ruang Bersuara Perempuan Korban Kekerasan Berbasis Gender Online
Sekar Diva Parasdya;
Nuryanti Nuryanti;
Mite Setiansah
Avant Garde Vol 11, No 1 (2023): Avant Garde
Publisher : Fakultas Komunikasi & Desain Kreatif - Universitas Budi Luhur
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36080/ag.v11i1.2303
Violence against women is increasing every year. One type of Gender-Based Violence (KBG) against women that will become a concern in 2021 is Online Gender-Based Violence (KBGO). In the current era of digitalization, where everything can be done easily using the internet, violence against women is easy to find. Regulations that have been issued as a legal umbrella, actually make it difficult for women as victims and think that this problem occurs because of women's mistakes. Victims of sexual violence do not report it because in reality, sexuality is still considered a taboo subject. The Instagram account @perempuanberkisah through one of its contents, namely story content, exists as a forum for women victims of violence to share their experiences. The content provides space for women who cannot talk about their experiences in other forums. This study aims to analyze how female victims of KBGO tell about the violence they experienced through story content on the Instagram account @perempuanberkisah. This study uses a descriptive qualitative approach. The data collection technique was carried out using the content analysis method on the research object, namely the story content of the Instagram account @perempuanberkisah. The data analysis method used is content analysis by Philipp Mayring. The results of this study are that the Instagram account @perempuanberkisah provides a safe space for female victims and survivors of KBGO. Through story content, women victims and survivors of KBGO can talk about the violence they experienced without fear of being judged.
Bias Gender dalam Pemberitaan Kasus Pelecehan Seksual Terhadap Laki-Laki di Media Online Detik.com dan Kompas.com
Tiara Mesias Purbaningrum;
Mite Setiansah;
Wiwik Novianti
Jurnal Komunikasi Nusantara Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : Unitri Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33366/jkn.v5i1.245
News about sexual violence against men are often found in both print and online media in daily life. This study analyzes the news on sexual violence against men published by the online media detik.com and kompas.com. This study aims to analyze how the online news media detik.com and kompas.com construct the reality of sexual harassment experienced by men and what forms of framing are found in their reporting. This research is descriptive qualitative using Sara Mills' critical discourse analysis method. The online media detik.com and kompas.com are the subjects of this study, while the objects are online news articles about cases of sexual violence against men throughout 2022. The results show that articles in kompas.com positioned the victims as objects and did not provide space for them to tell their perspectives. Kompas.com writer has a tendency to put himself in the perpetrator’s perspective and has not prioritized the victims. Some articles in detik.com positioned the victims as the subjects and other articles prioritized the perpetrators. Articles that support victims provide a chance for them to tell both details and impact of the incident. Meanwhile, articles that are biased tend not to give opportunities for victims to speak out. Abstrak Pemberitaan tentang kasus kekerasan seksual terhadap laki-laki sering ditemui baik di media cetak maupun online dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menganalisis tentang pemberitaan kekerasan seksual kepada kaum pria yang dipublikasikan oleh media online detik.com dan kompas.com. Penelitian ini bertujuan mengkaji bagaimana media berita online detik.com dan kompas.com mengkontruksi realitas pelecehan seksual yang dialami oleh laki-laki dan apa saja bentuk framing yang terdapat dalam pemberitaannya. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif deskriptif dengan metode analisis wacana kritis Sara Mills. Media online detik.com dan kompas.com adalah subjek pada penelitian ini, sedangkan artikel berita online tentang kasus kekerasan seksual terhadap laki-laki sepanjang tahun 2022 merupakan objek penelitiannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa artikel di media online kompas.com menempatkan korban sebagai obyek dan tidak memberikan ruang bagi korban untuk menceritakan kronologis kejadian melalui perspektifnya. Penulis berita kompas.com memiliki kecenderungan untuk menempatkan dirinya pada posisi pelaku dan belum mengutamakan korban dalam teks berita. Artikel pada media online detik.com ada yang bersifat netral serta memposisikan korban sebagai subyek dan artikel lainnya lebih memprioritaskan pelaku. Artikel yang mendukung korban memberikan kesempatan kepada mereka untuk menceritakan baik dari detail kejadian dan dampak dari kejadian tersebut. Sebaliknya, artikel yang bersifat bias cenderung tidak memberikan kesempatan bagi korban untuk bersuara.
Bias Gender dalam Pemberitaan Kasus Pelecehan Seksual Terhadap Laki-Laki di Media Online Detik.com dan Kompas.com
Tiara Mesias Purbaningrum;
Mite Setiansah;
Wiwik Novianti
Jurnal Komunikasi Nusantara Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : Unitri Press
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33366/jkn.v5i1.245
News about sexual violence against men are often found in both print and online media in daily life. This study analyzes the news on sexual violence against men published by the online media detik.com and kompas.com. This study aims to analyze how the online news media detik.com and kompas.com construct the reality of sexual harassment experienced by men and what forms of framing are found in their reporting. This research is descriptive qualitative using Sara Mills' critical discourse analysis method. The online media detik.com and kompas.com are the subjects of this study, while the objects are online news articles about cases of sexual violence against men throughout 2022. The results show that articles in kompas.com positioned the victims as objects and did not provide space for them to tell their perspectives. Kompas.com writer has a tendency to put himself in the perpetrator’s perspective and has not prioritized the victims. Some articles in detik.com positioned the victims as the subjects and other articles prioritized the perpetrators. Articles that support victims provide a chance for them to tell both details and impact of the incident. Meanwhile, articles that are biased tend not to give opportunities for victims to speak out. Abstrak Pemberitaan tentang kasus kekerasan seksual terhadap laki-laki sering ditemui baik di media cetak maupun online dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menganalisis tentang pemberitaan kekerasan seksual kepada kaum pria yang dipublikasikan oleh media online detik.com dan kompas.com. Penelitian ini bertujuan mengkaji bagaimana media berita online detik.com dan kompas.com mengkontruksi realitas pelecehan seksual yang dialami oleh laki-laki dan apa saja bentuk framing yang terdapat dalam pemberitaannya. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif deskriptif dengan metode analisis wacana kritis Sara Mills. Media online detik.com dan kompas.com adalah subjek pada penelitian ini, sedangkan artikel berita online tentang kasus kekerasan seksual terhadap laki-laki sepanjang tahun 2022 merupakan objek penelitiannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa artikel di media online kompas.com menempatkan korban sebagai obyek dan tidak memberikan ruang bagi korban untuk menceritakan kronologis kejadian melalui perspektifnya. Penulis berita kompas.com memiliki kecenderungan untuk menempatkan dirinya pada posisi pelaku dan belum mengutamakan korban dalam teks berita. Artikel pada media online detik.com ada yang bersifat netral serta memposisikan korban sebagai subyek dan artikel lainnya lebih memprioritaskan pelaku. Artikel yang mendukung korban memberikan kesempatan kepada mereka untuk menceritakan baik dari detail kejadian dan dampak dari kejadian tersebut. Sebaliknya, artikel yang bersifat bias cenderung tidak memberikan kesempatan bagi korban untuk bersuara.