Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Logo sebagai Komunikasi Visual dari Identitas Organisasi Difabel Tuli Dawami, Angga Kusuma
Magenta | Official Journal STMK Trisakti Vol. 1 No. 02 (2017): Magenta : Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Media
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61344/magenta.v1i02.14

Abstract

Every entity must be known to the their community, they need a difference that can be known what is the entities it, like symbol. Logo is symbol of identity of an entity, that differentiate of other community. Deaf organization’s entity in grassroot level need a logo to diffenrentiate himself after other community entities. The problem is visual communication that a disability organization’s in a village didn’t consistent at the visual communication. It can make the brand of disability organization in village just administration, it can’t support the vision of disability in village. This paper disscuss about consistent logo can be used by deaf organization to build the bergaining position as a advocavy vision brand. For the example, Akar Tuli, PLJ, and Gerkatin. This paper use qualitative descriptive method to description how logo can be a visual communication for deaf disability organization to representation his image in their environment at village. It aim to create image himself and help the advocacy work as a vision.
Perancangan Promosi Wisata Pendakian Gunung Merbabu melalui Desa Cuntel Dawami, Angga Kusuma
Magenta | Official Journal STMK Trisakti Vol. 3 No. 01 (2019): Magenta : Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Media
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61344/magenta.v3i01.42

Abstract

Mountaineering travel more year more and more in demand by the public, especially the younger generation. The emergence of climbing themed films, is a bit much affect the interest of people to climb the mountain. Almost the entire mountain can be climbed by hikers, generally increases when the climbing season, including Merbabu. There are five hiking trail that can be an alternative to reach the summit of Mount Merbabu. One of them is the Cuntel village is a village that has a gate official ascent of Mount Merbabu National Park (TNGMb). This paper is a design of a climbing lane exposure in order to increase the potential for tourism in the village Cuntel climbing lane. The result of this design has been used by the manager of the Post Ascent, Ascent village to help promote Cuntel in the tourism sector. ABSTRAK Wisata pendakian gunung semakin tahun semakin banyak diminati oleh masyarakat, terutama generasi muda. Munculnya film-film bertema pendakian, juga sedikit banyak mempengaruhi minat orang untuk mendaki gunung. Hampir seluruh gunung-gunung yang bisa didaki oleh pendaki, umumnya meningkat saat musim pendakian, termasuk juga Merbabu. Terdapat lima jalur pendakian yang dapat menjadi alternatif untuk mencapai puncak Gunung Merbabu. Salah satunya adalah Desa Cuntel yang merupakan salah satu desa yang memiliki gerbang pendakian resmi dari Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb). Tulisan ini merupakan paparan perancangan jalur pendakian guna meningkatkan potensi wisata di jalur pendakian Desa Cuntel. Hasil perancangan ini telah digunakan oleh pengelola Pos Pendakian, untuk membantu mempromosikan Pendakian Desa Cuntel dalam sektor pariwisatanya.
Logo Kerupuk Mie "Kembang Matahari" dari Prespektif Estetika DeWitt Parker Rukiah, Yayah; Purnengsih, Iis; Pratama, Dendi; Dawami, Angga Kusuma
Magenta | Official Journal STMK Trisakti Vol. 3 No. 02 (2019): Magenta : Jurnal Ilmiah Komunikasi dan Media
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61344/magenta.v3i02.48

Abstract

Visual identity is the main thing that must be built by an entity to be known to the wider community through appropriate visual communication. The forms of visual communication carried out can take the form of anything, such as logos, corporate identities, to the visual formation of their branding. Visual communication that is constantly being built will make people more familiar with the products or services offered to the community. Mie Kupuk "Kembang Matahari" is trying to shape its visual identity, starting with the logo it made. The method used is descriptive qualitative method with visual analysis of identity. The approach to creativity and aesthetic theory is elaborated to find out more about how the Visual Identity will be built by Crackers Noodle "Kembang Matahari". Through excavation of ideas, construction of corporate identity, overall design, the visual identity to be built by crackers noodle and the making of "Kembang Matahari" is a superior product of the city of Bogor. This paper discusses the visual of a new logo on Crackers Noodle "Kembang Matahari" and the visual identity that the company wants to build by using the aesthetic theory formulated by Parker. This paper concludes that the new logo form that will be used as the visual identity of Crackers Noodle "Kembang Matahari" has the power of ideas that are sufficient to be introduced to the wider community as seen from the principle of Unity, Principle of principle, Principle of variation, Principle of balance, Principle of Development, Principle of Layout seen from the logo of Mie Kupuk "Kembang Matahari".
Perancangan Logo Organisasi Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Difabel (FKMPD) Klaten Listya, Ariefika; Dawami, Angga Kusuma
Jurnal Desain Vol 5, No 02 (2018): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.513 KB) | DOI: 10.30998/jurnaldesain.v5i02.2195

Abstract

Tidak hanya organisasi berorientasi profit, organisasi non profit juga memerlukan logo, agar dapat membedakan dirinya dengan entitas organisasi yang lain. Ketidakadaan identitas visual salah satu organisasi difabel di Klaten Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Difabel (FKMPD), menyebabkan persepsi masyarakat kepada organisasi tersebut hanya sebatas ada kegiatan, namun tidak terposisikan dengan baik dalam benak komunitas lain yang lebih luas. Studi ini membahas tentang bagaimana merancang logo dan implementasinya pada beberapa media secara konsisten sesuai dengan identitas dari entitas Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Difabel (FKMPD) Klaten. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, tulisan ini memberikan gambaran bahwa merancang logo organisasi non profit terkait difabel khususnya FKMPD memerlukan proses yang sama dengan merancang logo organisasi berorientasi profit pada umumnya. Penelitian berbasis perancangan ini menghasilkan logo FKMPD Klaten yang bertipe logotype guna menekankan nama FKMPD dimana huruf K merupakan representasi ikon orang yang bersemangat dan penuh harapan serta huruf M yang merupakan penggabungan dari simbol hati merepresentasikan wujud kepedulian terhadap kesetaraan difabel dengan non difabel.
Perancangan Logo HDI Klaten 2019 sebagai Identitas Visual Hari Difabel Hartika, Charla Tia; Dawami, Angga Kusuma
Deskomvis: Jurnal Ilmiah Desain Komunikasi Visual, Seni Rupa dan Media Vol. 1 No. 2 (2020): DESKOMVIS: Jurnal Ilmiah Desain Komunikasi Visual, Seni Rupa dan Media
Publisher : Asosiasi Program Studi Desain Komunikasi Visual Indonesia (Asprodi DKV)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38010/deskomvis.v1i2.10

Abstract

Daya juang dalam hal kesetaraan antar difabel dengan non-difabel dalam menjalani kehidupan, membuat para advokasi terus menerus melakukan berbagai macam langkah guna mencapai kesetaraan tersebut. Maka itu muncullah pergerakkan untuk memperjuangkan hak-hak Difabel untuk diakui dan direalisasi dari perkumpulan-perkumpulan berbasis komunitas ataupun organisasi Difabel di masyarakat sesuai yang tertera pada UU nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Kebanyakan dari mereka membuat kampanye-kampanye untuk menyuarakan hak-hak mereka sebagai penyandang Difabel. Seperti halnya diskriminasi pada penyandang difabel, stigma masyarakat dan juga aksesibilitas mereka. Begitu pula dengan penyandang disabilitas di Kabupaten Klaten, usaha tersebut dimodifikasi sesuai yang ada di zaman sekarang ini melalui media komunikasi visual yang dapat membantu untuk menunjukkan identitas visual Difabel Klaten itu sendiri. Identitas visual yang dimaksudkan disini meliputi logo, warna, pemilihan font, elemen desain, bagaimana bentuk promosinya dan hal lainnya yang bisa dikembangkan, juga dibuat secara konsisten atau pun berkelanjutan. Dengan adanya identitas visual yang baik maka brand tersebut akan meningkatkan kepercayaan pada masyarakat. Penelitian ini memberikan gambaran tentang bagaimana proses pembentukan identitas melalui logo Hari Disabilitas Internasional (HDI) pada tahun 2019. Dengan itu Hari Disabilitas Internasional merupakan momentum bagi para penyandang disabilitas di dunia untuk menunjukkan eksistensinya agar membedakan HDI Klaten 2019 dengan tahun sebelumnya, juga dengan komunitas ataupun organisasi lainnya.
Katarsis Seni pada Lukisan “At Eternity’s Gate” Karya Vincent Van Gogh dalam Pandangan Kritik Seni Salsabila Syah Rokhim; Yulianto Hadiprawiro; Angga Kusuma Dawami
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 25, No 3 (2022): Desember 2022
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ars.v25i3.5651

Abstract

At Eternity’s Gate adalah sebuah lukisan minyak karya Vincent van Gogh yang dibuat pada tahun 1890 di Saint-Rémy de Provence. Lukisan tersebut diselesaikan pada awal Mei saat kesehatannya pulih dan sekitar dua bulan sebelum kematian-yang umumnya dianggap sebagai bunuh diri. Karena kasus bunuh diri yang dilakukannya maka penelitian ini bertujuan mengungkap tanda-tanda kondisi mental Vincent van Gogh melalui katarsis seni dalam karyanya. Pendekatan yang diampu ialah teori Kritik Seni Edmund Burke Feldman dalam bukunya “Art as Image and Idea” ke dalam 4 bagian yaitu deskripsi, analisis formal, interpretasi, dan evaluasi. Kritik seni merupakan salah satu cara untuk mengungkap dan memahami makna karya seni. Hasil penelitian mengacu kepada pemakaian warna kuning berlebih juga perpaduan biru sebagai representasi gejala gangguan mental yang dialami oleh Vincent van Gogh. Studi ini bisa dipakai untuk mengungkap makna dari ekspresi visual dari karya seni.