Farendina Suarantika
Prodi Farmasi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

UJI AKTIVITAS DAN TOKSISITAS SENYAWA TURUNAN ANTRAKUINON DARI TANAMAN MENGKUDU (MORINDA CITRIFOLIA L.) TERHADAP PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS PENYEBAB KEPUTIHAN PADA WANITA Sonia alivia putri; Taufik Muhammad Fakih; Farendina Suarantika
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.9007

Abstract

Abstract. Leucorrhoea is a common disease condition in women, this disease often causes discomfort for women in carrying out their daily activities. The active compounds contained in noni are thought to inhibit lanosterol 14 alphademethylase receptors. This receptor is present in the cells of the fungus Candida albicans, which is the cause of vaginal candidiasis. This research was conducted through an in silico computational approach. The test compound was tethered to the lanosterol 14 alphademethylase receptor. The results in this study with the best binding were produced by the morindin compound with a bond free energy value of -12.58 Kcal/mol and an inhibition constant value of 0.0006 µM. The results of this study are expected to be a reference source for finding alternatives in vaginal discharge therapy. Abstrak. Keputihan merupakan kondisi penyakit yang umum terjadi pada wanita, penyakit ini sering kali menimbulkan ketidaknyamanan pada wanita dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Senyawa aktif yang terdapat dalam tumbuhan mengkudu diduga dapat menghambat reseptor lanosterol 14 alphademethylase. Reseptor ini terdapat dalam sel jamur Candida albicans, yang merupakan penyebab kandidiasis vaginal. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan komputasi secara In silico. Dilakukan penambatan senyawa uji terhadap reseptor lanosterol 14 alphademethylase. Hasil dalam penelitian ini dengan penambatan terbaik di hasilkan oleh senyawa morindin dengan nilai energi bebas ikatan sebesar -12,58 Kkal/mol dan nilai konstanta inhibisi sebesar 0,0006 µM. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk menemukan alternatif dalam terapi keputihan.
Tinjauan Pustaka Metode Analisis Senyawa Hidrokuinon dalam Sediaan Krim Shifa Fudjayanti; Farendina Suarantika
Jurnal Riset Farmasi Volume 2, No. 2, Desember 2022, Jurnal Riset Farmasi (JRF)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrf.v2i2.1483

Abstract

Abstract. Whitening creams are in great demand by Indonesian women, but not all whitening creams use safe additives such as hydroquinone. Hydroquinone is an active ingredient that can control uneven pigment production to reduce or inhibit melanin formation. The use of hydroquinone in cosmetics should not exceed 0.02%. This study aims to determine the content and amount of hydroquinone (HQ) in facial whitening cream preparations on the market. Hydroquinone levels were tested using quantitative analytical methods such as High Performance Liquid Chromatography (HPLC), High Performance Thin Layer Chromatography-Densitometry (TLC-D), UV/Vis Spectrophotometry and Voltammetry. . Based on the measurement results, the validation parameters of each method that have been developed can be compared based on the accuracy value of 98.30-100%, precision of 0.81-0.97%, specific, LOD 0.14, LOQ 0.46 and linearity 0.9999, the best method is UVDS. Of all the samples that have been studied all positive contain hydroquinone. Abstrak. Krim pemutih sangat diminati oleh wanita indonesia, tetapi tidak semua krim pemutih menggunakan bahan tambahan yang aman contohnya hidrokuinon. Hidroquinon merupakan bahan aktif yang dapat mengontrol produksi pigmen yang tidak rata untuk mengurangi atau menghambat pembentukan melanin. Penggunaan hidroquinon dalam kosmetik tidak boleh lebih dari 0,02%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan dan jumlah kadar hidrokuinon (HQ) pada sediaan krim pemutih wajah yang beredar di pasaran. Pengujian kadar hidrokuinon dilakukan dengan menggunakan metode analisis kuantitatif seperti Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi-Densitometri (KLTKT-D), Spektrofotometri UV/Vis dan Voltametri. . Berdasarkan hasil pengukuran, parameter validasi dari setiap metode yang sudah dikembangkan dapat dibandingkan berdasarkan nilai akurasi 98.30-100%, presisi 0.81-0.97%, spesifik, LOD 0.14, LOQ 0.46 dan linearitas 0.9999, metode yang paling baik yaitu UVDS. Dari semua sampel yang telah diteliti semuanya positif mengandung hidrokuinon.
Karakterisasi dan Identifikasi Senyawa Minyak Atsiri Pada Sereh Wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) dengan Kromatografi Gas-Spektrometri Massa Farendina Suarantika; Vinda Maharani Patricia; Hanifa Rahma
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i2.415

Abstract

Salah stau tananaman yang memiliki kandungan minyak atsiri yaitu sereh wangi atau Cymbopogon nardus (L.) Rendle. Berdasarkan penelitian sebelumnya tanaman sereh wangi memiliki kandungan senyawa kimia diantaranya sitronelal (32-45%), sitronelol (11-15%), geraniol (10-12%), geranil asetat (3-8%), sitronelal asetat (2-4%). Tujuan penelitian ini untuk mengkarakterisasi minyak atsiri sereh wangi dan mengidentifikasi kandungan senyawa yang terdapat pada minyak sereh wangi. Ekstraksi minyak sereh wangi menggunakan metode destilasi-uap, untuk identifikasi senyawa menggunakan instrumen Kromatografi gas–Spektrometri massa (GC-MS). Hasil karakterisasi untuk miyak atsiri sereh wangi dimana minyak memiliki warna kuning, bau yang khas, bentuk cairan, indeks bias 1,46, bobot jenis 0,869 gram/mL dan larut dalam etanol. Senyawa kimia yang terdapat pada minyak atsiri sreh wangi adalah golongan monoterpenoid. Hasil identifikasi dengan kromatografi gas-spektrometri massa didapatkan 23 puncak, 10 puncak diantaranya memiliki persentase luas area yang besar dan memiliki nilai SI (Similarity Index) besar dari 80%, adapun senyawanya yaitu Citronella, Citronellyl acetate, Geranyl acetate, Delta-Cadinene, Linalool.
Studi Literatur Uji Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) dengan Berbagai Metode Pengujian Ingka Mardiana Putri; Taufik Muhammad Fakih; Farendina Suarantika
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i1.11687

Abstract

Abstract. Telang flower (Clitoria ternatea L.) is one plant with a source of antioxidants. Test antioxidant activity with test methods on eagle flowers is very diverse so that the levels of antioxidants can inhibit free radicals. This literature study aims to determine the extraction method with the type of solvent that can be used to test the level of antioxidant activity in telang flower extract. To determine the level of antioxidant activity of striped flower extract with test methods and to determine the content of phenol compounds that act as antioxidants in striped flower extract. This study used the method of literature study of structured article review. Data collection was conducted using Google Scholar, Science Direct and Pubmed databases with the keywords "Clitoria ternatea" AND "Antioxidant" and "Activity. Based on the research that has been done, the extraction method of eagle flowers uses maceration, fractionation, infusion, sokhletation, and reflux methods with types of nonpolar solvents (n-hexane), semipolar solvents (ethyl acetate) and polar solvents, namely (aquadest, aquabidest, deionized water, ethanol, methanol and hydrogen rich water). Test methods to determine the level of antioxidant activity in telang flower extract include: DPPH, FRAP, ABTS, CUPRAC, ORAC, HRSA and SRSA. Phenol compounds such as flavonoid derivatives, phenol acids and anthocyanins include: flavones (rutin); flavonols (kaempferol, quercetin and myrisetin); flavanols (epicatechin and catechins); flavanone (naringenin); phenol acids (benzoic acid and cinnamic acid) and anthocyanins (ternatin). Abstrak. Bunga telang (Clitoria ternatea L.) merupakan salah satu tanaman dengan sumber antioksidan. Uji aktivitas antioksidan dengan berbagai metode pengujian pada bunga telang sangat beragam sehingga kadar antioksidan tersebut dapat menghambat radikal bebas. Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui metode ekstraksi dengan jenis pelarut yang dapat digunakan untuk menguji kadar aktivitas antioksidan pada ekstrak bunga telang dengan berbagai metode pengujian dan kandungan senyawa fenol yang berperan sebagai antioksidan pada ekstrak bunga telang. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur review artikel terstruktur. Pengumpulan data dilakukan menggunakan basis data Google Scholar, Science Direct dan Pubmed dengan kata kunci “Clitoria ternatea” AND “Antioxidant”and “Activity. Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan, metode ekstraksi bunga telang menggunakan metode maserasi, fraksinasi, infusa, sokhletasi, dan refluks dengan jenis pelarut non polar (n-heksana), pelarut semipolar (etil asetat) dan pelarut polar (aquadest, aquabidest, air deionisasi, etanol, metanol dan hydrogen rich water). Metode pengujian untuk mengetahui kadar aktivitas antioksidan pada ekstrak bunga telang antara lain: DPPH, FRAP, ABTS, CUPRAC, ORAC, HRSA dan SRSA. Senyawa fenol seperti turunan flavonoid, asam fenol dan antosianin antara lain: flavon (rutin); flavonol (kaempferol, quersetin dan mirisetin); flavanol (epikatekin dan katekin); flavanon (naringenin); asam fenol (asam benzoat dan asam sinamat) dan antosianin (ternatin).
Modifikasi Natrium Alginat dengan Metode Oksidasi Periodat Wilandani Sabilla; Arlina Prima Putri; Farendina Suarantika
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14241

Abstract

Abstract. This research aims to modify sodium alginate using the periodate oxidation method. The alginate used is not easily biodegradable, so oxidation is carried out with sodium metaperiodate to facilitate biodegradation and produce new functional groups. With the presence of new functional groups in alginate, hydrogels can be formed using type B gelatin and BaCl2. Alginate was successfully synthesized because an oxidation degree of 3% was obtained and the Fourier Transform Infra Red Attenuated Total Reflectance (FTIR-ATR) results showed a band of 1720 cm-1 which indicated a change in alginate to Alginate Dialdehyde (ADA). Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk modifikasi natrium alginat dengan metode oksidasi periodat. Alginat yang digunakan tidak mudah terbiodegradasi, sehingga dilakukan oksidasi dengan natrium metaperiodat untuk mempermudah biodegradasi dan menghasilkan gugus fungsi baru. Dengan adanya gugus fungsi baru pada alginat maka hidrogel dapat dibentuk dengan menggunakan gelatin tipe B dan BaCl2. Alginat berhasil disintesis karena diperoleh derajat oksidasi 3% dan hasil Fourier Transform Infra Red Attenuated Total Reflectance (FTIR-ATR) menunjukkan pita 1720 cm-1 yang menunjukkan adanya perubahan alginat menjadi Alginat Dialdehida (ADA).
Sistem Penghantaran Nanostructured Lipid Carrier (NLC) Minyak Almond (oleum amygdalae) dan Asam Glikolat sebagai Antioksidan Rahmadita Sopyanti; Hanifa Rahma; Farendina Suarantika
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14308

Abstract

Abstract. Nanostructured Lipid Carrier (NLC) is the second generation of lipid nanocarriers developed to increase stability and effectiveness in drug delivery. The general formulation of NLC consists of a combination of solid lipids and liquid lipids. The additional components in the NLC formulation are surfactants which can reduce surface tension. The group of non-ionic surfactants most commonly used for NLC development, for example Poloxamer, Tween, Span, PEG-40 stearate because they have an ionic charge so they do not cause irritation. The use of non-ionic surfactants with a large HLB such as Poloxamer can make the system more hydrophilic and increasing the concentration of non-ionic surfactants can also affect the adsorption of active ingredients. The study was carried out using a Systematic Literature Review (SLR) on articles obtained from reputable databases that met the inclusion and exclusion criteria. The results of the study show that many studies of NLC preparation formulations using poloxamer surfactants produce smaller particle size characteristics. Abstrak. Nanostructured Lipid Carrier (NLC) merupakan generasi kedua dari nanokarier lipid yang dikembangkan untuk meningkatkan kestabilan dan efektivitas dalam penghantaran obat. Formulasi umum NLC terdiri dari kombinasi antara lipid padat dan lipid cair. Adapun komponen tambahan dalam formulasi NLC, yaitu surfaktan yang mampu menurunkan tegangan permukaan. Golongan surfaktan non ionik paling umum digunakan untuk pengembangan NLC contohnya Poloxamer, Tween, Span, PEG-40 stearat sebab memiliki muatan ion sehingga tidak menyebabkan iritasi. Penggunaan surfaktan non ionik dengan HLB besar seperti Poloxamer dapat membuat sistem menjadi lebih hidrofilik dan peningkatan konsentrasi surfaktan non ionik juga dapat mempengaruhi penjerapan bahan aktif. Kajian dilakukan dengan Systematics Literature Review (SLR) terhadap artikel yang diperoleh pada database bereputasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil kajian menunjukkan banyak penelitian formulasi sediaan NLC menggunakan surfaktan poloxamer menghasilkan karakteristik ukuran partikel yang lebih kecil.
Literature Review: Aktivitas Farmakologi Senyawa Fenol Shafira Salsabila Azzahra; Bertha Rusdi; Farendina Suarantika
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14484

Abstract

Abstract. Phenolic compounds consist of one (phenolic acid) or more polyphenol aromatic structures bound to a hydroxyl group. Phenolic compounds play an important role in plants and humans. These compounds are well known to have various biological and pharmacological activities. Their biological and pharmaceutical activities are based on their phenolic rings and hydroxyl groups. This research uses the systematic literature review (SLR) method with Google Scholar, Pubmed, and ScienceDirect search tools to examine the pharmacological activities of phenol compounds. The results of the literature review showed that phenol compounds have various pharmacological activities on human health, namely kaempferol compounds as antioxidants, 6-shogaol as anti-diabetes, cyanidin-3-O-glucoside as anti-inflammatory, ellagitannin as antimicrobial, quercetin as anti-cancer, and daidzein as anti-osteoporosis. Abstrak. Senyawa fenolik terdiri dari satu (asam fenolik) atau lebih struktur aromatik polifenol yang terikat pada gugus hidroksil. Senyawa fenolik berperan penting dalam tumbuhan dan manusia. Senyawa ini terkenal memiliki berbagai aktivitas biologis dan farmakologi. Aktivitas biologis dan farmasinya didasarkan pada cincin fenolik dan gugus hidroksilnya. Penelitian ini menggunakan metode tinjauan literatur sistematis (SLR) dengan alat pencari Google Scholar, Pubmed, dan ScienceDirect untuk mengkaji aktivitas farmakologi senyawa fenol. Hasil kajian literatur menunjukkan bahwa senyawa fenol memiliki berbagai aktivitas farmakologi terhadap kesehatan manusia, yaitu senyawa kaempferol sebagai antioksidan, 6-shogaol sebagai anti diabetes, cyanidin-3-O-glucoside sebagai antiinflamasi, ellagitannin sebagai antimikroba, kuersetin sebagai anti kanker, dan daidzein sebagai anti osteoporosis.
Karakterisasi Simplisia Daun Tembakau (Nicotiana tabacum L.) Varietas Vorstenlanden Dhea Khairunnisa Az-zahra; Vinda Maharani Patricia; Farendina Suarantika
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.14911

Abstract

Abstract. Tobacco (Nicotiana tabacum L.) is one of the plants with high commercial value in the industrial sector. This research aims to characterize the Vorstenlanden variety of tobacco leaves to identify the distinctive features of this variety and compare them with the standards outlined in SNI-01-0612-1989 concerning tobacco quality. The methodology used includes organoleptic observations, determination of moisture content, total ash content and acid-insoluble ash, water-soluble and ethanol-soluble extractives, and drying loss. The research results indicate that characterization parameters such as moisture content and ash content do not comply with SNI-01-0612-1989 standards for tobacco quality. The moisture content obtained was 6.00%, while the standard for tobacco leaf moisture content is in the range of 13-20%. The total ash content obtained was 19.52%, whereas the standard for total ash content in tobacco leaves is not more than 16%. Abstrak. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki nilai jual yang tinggi di aspek industri. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan proses karakterisasi daun tembakau varietas Vorstenlanden untuk mengetahui ciri khas varietas tersebut, serta membandingkan dengan standar yang tertera pada SNI-01-0612-1989 tentang mutu tembakau. Metodologi yang digunakan meliputi pengamatan organoleptis, penetapan kadar air, kadar abu total dan tidak larut asam, kadar sari larut air dan larut etanol, serta susut pengeringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter karakterisasi seperti kadar air dan kadar abu tidak sesuai dengan SNI-01-0612-1989 tentang mutu tembakau. Nilai kadar air yang didapatkan adalah sebesar 6,00%, sementara itu standar untuk kadar air daun tembakau berada pada rentang 13-20%. Nilai kadar abu total yang di dapatkan adalah sebesar19,52%, sementara itu standar untuk kadar abu total daun tembakau adalah tidak lebih dari 16%.
Analisis Senyawa Vitamin C pada Produk Kosmetik Thias Najminuri; Farendina Suarantika; Taufik Muhammad Fakih
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.15048

Abstract

Abstract. Vitamin C is a white, crystalline compound with no noticeable color or odor, and it melts at temperatures between 190-192℃. It has an acidic taste and is a strong reducing agent highly soluble in polar substances. Vitamin C is a potent antioxidant that can enhance skin brightness. It is bioactive in stimulating collagen production, as well as having skin-brightening effects, protecting the skin from ultraviolet rays, and exhibiting anti-aging properties by reducing wrinkles and preventing dark spots on the face. This research employs the Systematic Literature Review (SLR) method, which is a descriptive non-experimental approach. The study aims to gather and evaluate relevant research to analyze the presence of Vitamin C in cosmetic products. Cosmetics are products designed for application on the external parts of the body, teeth, and mouth, with the purpose of cleansing, enhancing appearance, altering appearance, providing protection, and reducing body odor. However, cosmetics are not intended to treat or cure diseases. Among the literature reviewed, the most commonly used method for analyzing Vitamin C is UV-Vis spectrophotometry, particularly in face cream products. Abstrak. Vitamin C adalah senyawa bewarna putih, berbentuk kristal, tidak memiliki warna mencolok, tidak berbau dan meleleh pada suhu 190-192℃. Vitamin C juga memiliki rasa asam dan merupakan senyawa pereduksi kuat yang sangat larut dalam senyawa polar. Vitamin C merupakan antioksidan kuat yang dapat meningkatkan kecerahan kulit. Vitamin C bersifat bioaktif dalam merangsang produksi kolagen, juga memiliki efek mencerahkan kulit, melindungi kulit dari sinar ultraviolet, dan anti penuaan (penuaan dini), mengurangi kerutan dan mencegah flek hitam pada kulit wajah. Penelitian ini meggunakan metode Systematic Literature Review (SLR) yang merupakan pendekatan deskriptif non-eksperimental. Penelitian ini berfungsi untuk mengumpulkan dan mengevaluasi penelitian yang relevan untuk menganalisis senyawa vitamin C dalam produk kosmetik. Kosmetik adalah produk yang dirancang untuk diaplikasikan pada bagian luar tubuh, gigi, dan mulut, dengan tujuan untuk membersihkan, meningkatkan penampilan, mengubah penampilan, memberikan perlindungan, serta mengurangi bau badan. Namun, kosmetika tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit. Pada beberapa literature yang diteliti metode paling banyak digunakan untuk menganalisis vitamin C adalah metode spektrofotometri UV-Vis dengan produk sediaan krim wajah.
Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak Daun Tembakau (Nicotiana tabacum L.) Varietas Besuki Herna Haryani; Farendina Suarantika; Vinda Maharani Patricia
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v4i2.15098

Abstract

Abstract. Tobacco (Nicotiana tabacum) is an annual herb in the Solanaceae family. In Indonesia, tobacco is a very well-known type of plant. Apart from containing essential oils, tobacco leaves contain many bioactive compounds. Where plant bioactive compounds are very important for human health because of their various biological effects, such as antioxidant, anticarcinogenic, antiallergic, anti-inflammatory, antimutagenic and antimicrobial activities, which can provide beneficial effects on various non-communicable diseases, such as autoimmune, inflammatory, cardiovascular, cancer, disease. metabolic, and neurodegenerative. The aim of this research is to determine the characteristics of the Besuki variety tobacco leaf simplicia. The results obtained were that tobacco leaf simplicia had a drying shrinkage value of 9.65%; water content 8.59%; total ash content 19.17%, acid insoluble ash content 0.78%; water soluble essence content 34.64%; ethanol soluble essence content 15.62%. The results of the characterization of the extract obtained a percent yield value of 2.3% and a specific gravity of 0.692 g/mL. These results can be concluded that simplicia and tobacco leaf extract meet the standard quality parameters and SNI requirements. Abstrak. Tembakau (Nicotiana tabacum) merupakan salah satu tanaman kontroversial dalam keluarga Solanaceae Di Indonesia Tembakau merupakan salah satu jenis tanaman yang sangat terkenal. Selain banyak mengandung nikotin, tembakau juga mengandung minyak atsiri, daun tembakau ini mengandung banyak senyawa bioaktif. Dimana senyawa bioaktif tumbuhan sangat penting bagi kesehatan manusia karena berbagai efek biologisnya, seperti aktivitas antioksidan, antikarsinogenik, antialergi, antiinflamasi, antimutagenik, dan antimikroba, yang dapat memberikan efek menguntungkan pada berbagai penyakit tidak menular, seperti autoimun, inflamasi, kardiovaskular, kanker, penyakit metabolik, dan neurodegeneratif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari simplisia daun tembakau varietas Besuki. Metode yang digunakan adalah penelitian eksperimental di Laboratorium riset Farmasi Unisba. Hasil yang didapatkan bahwa simplisia daun tembakau memiliki nilai susut pengeringan sebesar 9,65%; kadar air 8,59%; kadar abu total 19,17%, kadar abu tidak larut asam 0,78%; kadar sari larut air 34,64%; kadar sari larut etanol 15,62%. Hasil karakterissi pada eksrat didapatkan nilai persen rendemen sebesar 2,3% dan bobot jenis sebesar 0,692 g/mL. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa simplisia dan ekstrak daun tembakau memenuhi syarat standar parameter mutu dan SNI.