Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Kepatuhan Penggunaan Obat pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Saepudin, .; Padmasari, Siwi; Hidayanti, Puri; Ningsih, Endang S
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 6, No 4 (2013)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.338 KB)

Abstract

In addition to antihypertensive regimen, medication adherence plays an important role in therapeutic management of hyperensive patients. This research is aimerd to measure adherence to antihypertensive therapy in hypertensive patients at primary health center, and to investigate patient's characteristic associated with such adherence. Hypertensive patients attending two primary health centers in Sleman Yogyakarta during January-March 2011 were recruited as respondents in this research. Adherence to natihypertensive therapy was measured using MMAS (Morisky Medication Adherence Scale) containing 8 questions, and a respondent with MMAS score ≥ 6 was categorized as adherent one. Statistical analysis using Chi-square has been done to investigate respondent characteristic associated with adherence. Out of 215 recruited respondents, 62.3% were adherent to antihypertensive therapy. Respondent characteristic associated with adherence are educational background level, monthly income, presence of other chronic disease, and antihypertensive regimen.Keywords : hypertension, medication sdherence, MMAS, primary health center
Kepatuhan Penggunaan Obat pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Saepudin, .; Padmasari, Siwi; Hidayanti, Puri; Ningsih, Endang S
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 6, No 4 (2013)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.338 KB) | DOI: 10.35617/jfi.v6i4.148

Abstract

In addition to antihypertensive regimen, medication adherence plays an important role in therapeutic management of hyperensive patients. This research is aimerd to measure adherence to antihypertensive therapy in hypertensive patients at primary health center, and to investigate patient's characteristic associated with such adherence. Hypertensive patients attending two primary health centers in Sleman Yogyakarta during January-March 2011 were recruited as respondents in this research. Adherence to natihypertensive therapy was measured using MMAS (Morisky Medication Adherence Scale) containing 8 questions, and a respondent with MMAS score � 6 was categorized as adherent one. Statistical analysis using Chi-square has been done to investigate respondent characteristic associated with adherence. Out of 215 recruited respondents, 62.3% were adherent to antihypertensive therapy. Respondent characteristic associated with adherence are educational background level, monthly income, presence of other chronic disease, and antihypertensive regimen.Keywords : hypertension, medication sdherence, MMAS, primary health center
Gambaran Drug Related Problems (DRPs) Terapi Farmakologi Pasien ISPA Pediatrik di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta Nadia Husna; Siwi Padmasari
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 10, No 2 (2021): Online July 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v10i2.1790

Abstract

Acute Respiratory Infection has become the major cause of death in children in developing countries. There were about 11.9 million episodes of severe acute lower respiratory infection that resulted in hospital admission in young children worldwide. The method of drug administered was the common Drug-Related Problems found in young children. Objectives: To evaluated Drug-Related Problems of Acute Respiratory Infection drug therapy in pediatric patients. Methods: Ninety-four pediatric patients were included in this study. Drug therapy data were obtained from medical records from January 2018 until July 2019, as this study was using a retrospective method. Drug-Related Problems of drug therapy were analyzed based on the Cipolle classification system. Results: Prevalence of female and male patients are in the same number (50%) with the highest prevalence on 2-11 years (72.34%) in young children. The number of Drug-Related Problems was found about 61.49% from 148 numbers of used drugs with improper drug selection as the major Drug Related Problems (51,65%)  followed by drugs without indication and underdose by 23.08% and 15.38%, respectively.Keywords:  acute respiratory infection, hospital, pediatrics, pharmacologic therapy
Edukasi Home Pharmacy Care terhadap Kepatuhan dan Kontrol Glukosa Darah pada Pasien Diabetes Melitus Siwi Padmasari; Fajriyati Nur Azizah; Niken Larasati
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 8, No 2 (2021): J Sains Farm Klin 8(2), Agustus 2021
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.166 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.8.2.182-189.2021

Abstract

Penyakit Diabetes Melitus (DM) termasuk penyakit yang bersifat kronis akibat terjadinya peningkatan kadar glukosa darah. Kepatuhan minum obat merupakan faktor penting dalam mengontrol kadar glukosa darah. Salah satu intevensi yang dapat dilakukan oleh apoteker secara komprehensif untuk pasien dengan penyakit kronis adalah edukasi apoteker melalui home pharmacy care (HPC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh edukasi apoteker melalui HPC pada pasien DM dalam meningkatkan kepatuhan dan kontrol glukosa darah puasa (GDP). Penelitian ini menggunakan rancangan quasi-experimental pretest-posttest with control group design yang dilakukan pada bulan Agustus-November 2020. Subyek uji dalam penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang mengikuti program Prolanis di Puskesmas Mlati II Sleman, Yogyakarta. Total subyek uji dalam penelitian ini sebanyak 60 pasien dari 65 pasien yang terbagi menjadi kelompok kontrol (30 pasien) dan intervensi (30 pasien) yang dipilih dengan metode simple random sampling. Pengukuran tingkat kepatuhan dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner ProMAS dan glucose test untuk mengukur kadar GDP. Data dianalisis menggunakan uji Chi square untuk meniliai perbedaan karakteristik pasien, uji Wilcoxon untuk membandingkan data pretest dan posttest pada masing-masing kelompok dan uji Mann Whitney untuk membandingkan tingkat kepatuhan dan ketercapaian GDP pada kedua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa edukasi melalui HPC dapat meningkatkan kepatuhan p=0,002 (p<0,05) dan kontrol GDP dengan rata-rata penurunan kadar GDP kelompok intervensi adalah 53,67±24,31 mg/dL dan p=0,021 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian edukasi melalui HPC dapat meningkatkan kepatuhan dan ketercapaian kadar glukosa darah puasa
Analisis Potensi Interaksi Obat Antidiabetik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta Adinda Fitriani; Siwi Padmasari
Majalah Farmaseutik Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v18i1.71905

Abstract

Kombinasi beberapa obat yang diterima pasien diabetes melitus selama terapi dapat memicu timbulnya masalah pada pengobatan salah satunya adalah interaksi obat. Kejadian interaksi obat menyebabkan tidak terkontrolnya kadar glukosa darah sehingga dapat mempengaruhi morbiditas, mortalitas, dan kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran potensi interaksi obat antidiabetik dan menganalisis hubungan jumlah penggunaan obat antidiabetik terhadap potensi kejadian interaksi obat pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta periode Januari–Desember 2020. Penelitian ini merupakan penelitian analitik non-eksperimental dengan pengambilan sampel secara retrospektif. Sampel pada penelitian ini sebanyak 60 pasien. Analisis data dilakukan secara univariat untuk mendeskripsikan gambaran karakteristik pasien dan analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi-square dilakukan untuk melihat hubungan antara jumlah penggunaan obat pertama kali saat pasien menjalani rawat inap dengan potensi kejadian interaksi obat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa mayoritas pasien berusia 61-80 tahun (55%) dengan jenis kelamin perempuan (53,3%). Pasien DM tipe 2 memiliki penyakit penyerta (88,3%) terbanyak yaitu ulkus diabetik (35,6%). Regimen terapi antidiabetik yang paling banyak adalah tunggal antidiabetik (68,3%) dengan mayoritas menggunakan metformin (45%) dan nonantidiabetik paling banyak digunakan adalah antibiotik seftriakson (16,7%). Pasien mayoritas mendapatkan jumlah obat ≥5 obat (66,7%). Pasien DM tipe 2 paling banyak mengalami potensi kejadian interaksi obat antidiabetik sebanyak 71,7% dengan obat antidiabetik yang paling sering menimbulkan interaksi adalah metformin. Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara jumlah penggunaan obat terhadap potensi kejadian interaksi obat p=0,000 (<0,05) dengan odds ratio 16,714.
Pengendalian Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus di Masa Pandemi Covid-19 Siwi Padmasari; Niken Larasati; Rahma Alfi Saadati; Mukharomah Zaitin; Sigit Prayoga
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 4 No 2 (2022): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v4i2.752

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang memiliki prevalensi tertinggi dan menyebabkan komplikasi penyakit yang lebih parah seperti penyakit jantung dan stroke yang sering menyebabkan kematian di seluruh dunia. Pencegahan dan penanganan yang tepat akan mengurangi dampak atau risiko terhadap terjadinya komplikasi yang tidak di inginkan terutama di masa pandemi Covid-19 dimana penyakit DM merupakan salah satu penyakit yang merupakan faktor komorbid dari Covid-19. Kegiatan penyuluhan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman penderita dalam mengelola penyakit DM yang di derita oleh warga masyarakat Dusun Glondong. Metode kegiatan penyuluhan diawali dengan pemeriksaan kesehatan yang meliputi screening, pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan kadar glukosa darah, selanjutnya dilakukan pretest dilanjutkan dengan penyampaian materi dan diskusi kemudian diakhiri dengan posttest. Hasil dari kegiatan pengabdian adalah sebanyak 35 orang dengan mayoritas peserta berjenis kelamin perempuan sebanyak 23 orang (65,71%) dengan sebaran usia mayoritas adalah 41-50 tahun sebanyak 9 orang (25,71%). Hasil pretes diperoleh data bahwa mayoritas masyarakat memiliki skor pengetahuan kurang sebanyak 21 orang (60%) dengan rata-rata skor pengetahuan adalah 3,5 (kurang). Setelah dilakukan edukasi dengan memberikan materi edukasi diperoleh tingkat pengetahuan masyarakat meningkat menjadi rata-rata 8,3 (sangat baik) dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang (57,1%). mayoritas masyarakat memiliki kadar GDS yang melebihi batas normal (200 mg/dL) sebanyak 26 orang (74,3%) dengan rata-rata kadar GDS peserta adalah 238,97 mg/dL. Setelah dilakukan edukasi mengenai bagaimana cara mengontrol kadar glukosa darah, maka rata-rata kadar GD mencapai normal yaitu 120,29 mg/dL dan seluruh peserta pengabdian memiliki nilai GDS <200 mg/dL sebanyak 35 orang (100%).
Peningkatan Pengetahuan Swamedikasi di Kalangan Remaja Niken Larasati; Siwi Padmasari; Maria Lisa Nova
ABDIMASKU : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 7, No 1 (2024): JANUARI 2024
Publisher : LPPM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62411/ja.v7i1.1866

Abstract

Swamedikasi merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh masyarakat awam untuk mengatasi penyakit atau gejala yang ringan yang dirasakan oleh diri sendiri maupun orang di sekitarnya dengan memilih obat sendiri. Beberapa faktor menjadi pengaruh terhadap perilaku swamedikasi di masyarakat. Pemberian edukasi dan informasi sangat penting untuk dilakukan supaya swamedikasi dapat dilakukan secara tepat. Beberapa penelitian menunjukkan upaya swamedikasi yang tidak rasional seperti tidak mengkonsumsi obat sesuai indikasi, memodifikasi interval dosis yang direkomendasikan, dan menggunakan lebih dari satu jenis obat dalam satu golongan. Penggunaan obat yang tidak rasional tersebut memicu timbulnya potensi kejadian reaksi obat yang merugikan, serta berkurangnya kemanjuran obat. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pemberian edukasi dan informasi terkait swamedikasi sangat penting untuk dilakukan. Peningkatan pengetahuan swamedikasi dapat dilakukan pada masyarakat usia remaja. Kegiatan ini dilaksanakan di SMK Kesehatan Wonosari. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dimulai dengan penyusunan materi sebagai instrumen melalui telaah artikel ilmiah untuk menghasilkan informasi yang akurat dan terkini kemudian dipresentasikan kepada siswa SMK Farmasi. Pretes dan postes diberikan untuk menganalisis tingkat pengetahuan siswa tentang swamedikasi. Dari hasil pengisian pretes dan postes menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan terhadap swamedikasi setelah pemberian materi pada siswa SMK Kesehatan Wonosari.
Faktor Prediktor Ketercapaian Target Tekanan Darah Pasien Hipertensi di RS PKU Muhammadiyah Gamping Padmasari, Siwi; Husna, Nadia
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 9 No. 1 (2023)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2023.009.01.4

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit yang berada pada peringkat ketiga penyebab kematian di Indonesia dan D.I Yogyakarta menempati urutan ketiga. Banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi capaian target tekanan darah seperti usia, penyakit penyerta, jenis kelamin, durasi hipertensi, dan regimen obat antihipertensi berhubungan signifikan dengan peningkatan tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan obat antihipertensi dan faktor risiko terhadap ketercapaian target tekanan darah pada pasien hipertensi rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari data rekam medis pasien hipertensi rawat jalan pada bulan Januari hingga Juli 2019. Pengambilan data dilakukan secara purposive sampling. Sampel pada penelitian ini didapatkan sebanyak 103 pasien. Data dianalisis secara deskriptif untuk melihat pola penggunaan obat antihipertensi dan persentase ketercapaian target tekanan darah. Hubungan antara faktor usia, penyakit penyerta, jenis kelamin, durasi hipertensi, dan regimen obat antihipertensi dengan capaian target tekanan darah dianalisis menggunakan analisis bivariat dan multivariat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 42% pasien telah mencapai target tekanan darah berdasarkan JNC VIII. Pasien yang mendapatkan monoterapi antihipertensi sebanyak 33% dan kombinasi antihipertensi sebanyak 67%. Monoterapi paling banyak adalah obat golongan Calcium Chanel Blocker (17,48%) sedangkan kombinasi antihipertensi paling banyak golongan Angiotensin Receptor Blocker dan Calcium Channel Blocker (30,10%). Terdapat hubungan bermakna antara faktor usia, penyakit penyerta, durasi hipertensi, dan regimen obat antihipertensi terhadap ketercapaian target tekanan darah (p<0,05). Faktor prediktor yang signifikan berpengaruh terhadap ketercapaian target tekanan darah pada pasien hipertensi adalah usia, penyakit penyerta, durasi hipertensi dan regimen terapi antihipertensi. Kata Kunci : faktor prediktor, hipertensi, tekanan darah
Faktor Prediktor Ketercapaian Target Tekanan Darah Pasien Hipertensi di RS PKU Muhammadiyah Gamping Padmasari, Siwi; Husna, Nadia
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol. 9 No. 1 (2023)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.pji.2023.009.01.4

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit yang berada pada peringkat ketiga penyebab kematian di Indonesia dan D.I Yogyakarta menempati urutan ketiga. Banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi capaian target tekanan darah seperti usia, penyakit penyerta, jenis kelamin, durasi hipertensi, dan regimen obat antihipertensi berhubungan signifikan dengan peningkatan tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan obat antihipertensi dan faktor risiko terhadap ketercapaian target tekanan darah pada pasien hipertensi rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari data rekam medis pasien hipertensi rawat jalan pada bulan Januari hingga Juli 2019. Pengambilan data dilakukan secara purposive sampling. Sampel pada penelitian ini didapatkan sebanyak 103 pasien. Data dianalisis secara deskriptif untuk melihat pola penggunaan obat antihipertensi dan persentase ketercapaian target tekanan darah. Hubungan antara faktor usia, penyakit penyerta, jenis kelamin, durasi hipertensi, dan regimen obat antihipertensi dengan capaian target tekanan darah dianalisis menggunakan analisis bivariat dan multivariat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 42% pasien telah mencapai target tekanan darah berdasarkan JNC VIII. Pasien yang mendapatkan monoterapi antihipertensi sebanyak 33% dan kombinasi antihipertensi sebanyak 67%. Monoterapi paling banyak adalah obat golongan Calcium Chanel Blocker (17,48%) sedangkan kombinasi antihipertensi paling banyak golongan Angiotensin Receptor Blocker dan Calcium Channel Blocker (30,10%). Terdapat hubungan bermakna antara faktor usia, penyakit penyerta, durasi hipertensi, dan regimen obat antihipertensi terhadap ketercapaian target tekanan darah (p<0,05). Faktor prediktor yang signifikan berpengaruh terhadap ketercapaian target tekanan darah pada pasien hipertensi adalah usia, penyakit penyerta, durasi hipertensi dan regimen terapi antihipertensi. Kata Kunci : faktor prediktor, hipertensi, tekanan darah
Penyuluhan Kesehatan dan Pemeriksaan kadar Gula Darah untuk Skrining Diabetes Melitus Puji Lestari, Mardiana; Padmasari, Siwi; Marchaban
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 6 No 1 (2024): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v6i1.1222

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is a disease that is a global health problem whose numbers continue to increase. DM has the highest prevalence and causes more severe disease complications such as heart disease and stroke, which often cause death throughout the world. Proper prevention and treatment will reduce the impact or risk of unwanted complications. This health education activity was carried out to increase public knowledge and understanding about DM disease and how to screen to detect DM disease among residents of Pangkah Hamlet. The extension activity method begins with giving a pretest, then continues with the delivery of material and discussion, then ends with a posttest. Next, a health examination is carried out, namely measuring blood glucose levels. Extension activities are carried out in five stages: preparation of location surveys, preparation and preparation of proposals, implementation, evaluation, and reporting. The preparation stage for a location survey consists of field observations. The preparation and proposal preparation stage consists of collecting material, preparing the proposal, and preparing the material. The stages of implementing the activities are pretest, counseling material, and discussion. The evaluation stages include posttest and report preparation. The target of this activity is women residents of Pangkah hamlet Sumberagung, Jetis, Bantul, and Yogyakarta. The results of the participants knowledge test about DM before and after the activity were carried out, with good results increasing from 83.33% to 100%, with an average pretest score of 81.67 and posttest score of 93.61. The results of the blood sugar level screening (GDS) showed that the majority were below 200 mg/dl, namely 34 participants (94.44%). From these results, it can be concluded that this community service activity was able to increase knowledge about DM among women residents of Pangkah hamlet and the results of the initial DM screening were in the normal range.