Alex Sobur
Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung.

Published : 31 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Membaca “Pojok” Koran Sobur, Alex
Mediator Vol 9, No 1 (2008): Isu Komunikasi Kesehatan yang Ter-”Pojok”-kan
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sepanjang sejarahnya, pojok tampil sebagai pembawa kritik dengan gaya yang sinis tapi lucu. Iklim kebebasan pers yang bergulir, sejak era reformasi, menyebabkan semakin banyaknya pejabat atau tokoh yang menjadi sasaran “tembak”pojok surat kabar. Informasi yang berhasil didengar wartawan, tetapi belum muncul atau sulit diungkapkan dengan berita biasa, pada suatu ketika bisa muncul lewat pojok. Sejak kapan sebetulnya pojok itu muncul dalam surat kabar? Bagaimana dan apa sebab pojok lahir dalam pers Indonesia, tidaklah jelas. Namun yang pasti, pojok merupakan rubrik khas yang hanya dimiliki pers Indonesia.
Pers, Hak Privasi, dan Hak Publik Alex Sobur
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 2, No 1 (2001): “Publish or Perish!”
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v2i1.709

Abstract

Pelanggaran terhadap hak privasi kerap terjadi disebabkan adanya asumsi di kalangan wartawan kita bahwa peristiwa rutin tidak akan menghasilkan berita, dan karena itu mereka akan mencari peristiwa yang luar biasa. Namun umumnya, peristiwa luar biasa sering melibatkan kehidupan pribadi individu. Jika peliputan itu diteruskan, maka privasi individu tersebut bisa terganggu. Barangkali tidak mudah menentukan batas privasi individu di negara kita. Tetapi pada dasarnya, setiap individu memiliki hak untuk “sendiri”. Inilah yang harus dihormati para wartawan.
MAKNA IDENTITAS BUDAYA DAN KONFLIK ANTARETNIS DALAM NARASI HOLLYWOOD: ANALISIS FILM “CRAZY RICH ASIANS” PERSPEKTIF SEMIOTIKA NARATIF GREIMAS Muhammad Abdurrahman Arsi; Alex Sobur
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 12, No 1 (2019): (Accredited Sinta 3)
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v12i1.4519

Abstract

This thesis entitled ‘the meaning of Cultural Identity and inter-ethnic conflict in Crazy Rich Asians the movie’ aims to find out the meaning of Asian-American cultural identity and conflict behind its narrative. This qualitative research applied Greimas’s narrative semiotics analysis and borrows few of Christian Metz’s film semiotics. Greimas narrative semiotics is a theory and method that can be used to investigate signs in the narrative text whether expressed in the surface structure of storytelling, or implied in the inner structure of the text. Results of this study found that the meaning of Asian-American cultural identity and conflict illustrated through the surface structure of storytelling which is represented through six actants, namely sender, receiver, subject, object, and traitor. Through the traitor actant, the power that prevents subject from reaching his object are prejudice, social status, and personal revenge, while the strength that supports subject in facing these obstacles are love and courage. Through functional schemes, conflict dynamics illustrated through the sequence of events. After analyzing the inner structure with semiotic square, it is known that the main theme underlying the outer structure of storytelling is the dichotomy between West vs East and courage vs fear, along with subterms that negate and imply the two main terms
Telaah Buku: Hari-hari Terakhir Sebuah Rezim Alex Sobur
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 2, No 1 (2001): “Publish or Perish!”
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v2i1.714

Abstract

Hari-hari Terakhir Sebuah Rezim
Mitos dan Kenikmatan Filsafat: Pengantar ke Pemikiran Filsafat Komunikasi Alex Sobur
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 5, No 1 (2004): Filsafat Itu Ibarat Orang Bertanya
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v5i1.1035

Abstract

Filsafat memiliki sejumlah mitos yang sering mengurungkan minat orang mempelajarinya: filsafat itu abstrak, sulit, tidak memiliki kegunaan praktis. Namun, sesungguhnya filsafat memiliki banyak kegunaan: (1) filsafat dapat membantu untuk memperluas pandangan, menempatkan suatu bidang ilmiah dalam perspektif yang lebih luas; (2) filsafat dapat membantu untuk belajar berpikir kritis dan menganalisis segala masalah yang timbul secara tajam; (3) melalui filsafat, segala pemikiran dan cara pengungkapannya dapat diasah dan dipertajam; (4) melalui studi filsafat, kita dapat mengerti lebih mendalam dunia di mana kita hidup; (5) studi etika—sebagai salah satu cabang filsafat—dapat menanamkan kesadaran etis dalam jiwa seseorang. Dalam dunia ilmu, secara teoretis filsafat mampu memberikan pemahaman yang esensial tentang manusia, sehingga pada gilirannya kita bisa meninjau secara kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi di balik teori-teori yang terdapat di dalambidang ilmu kita masing-masing; secara praktis, filsafat berguna untuk mengetahui apa dan siapa manusia secara menyeluruh. Berkaitan dengan komunikasi, filsafat meneliti komunikasi secara kritis dan diakletis. Filsafat bersikap kritis, tidak pernah berpuas diri, selalu bersedia membuka kembali perdebatan. Sikap kritis terhadap dirinya sendiri termasuk hakikat filsafat. Dialektis berarti bahwa setiap kebenaran menjadi lebih benar dengan setiap putaran tesis—antitesis dan antitesisnya antitesis. Filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah pemahaman secara fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kritis, dan holistis, teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya, dan metodenya. Filsafat mempersoalkan apakah hakikat manusia komunikan, dan bagaimana ia menggunakan komunikasi untuk berhubungan dengan realitas lain di alam semesta ini. Filsafat melihat posisi komunikasi dalam hubungan timbal balik antara manusia dan alam semesta.
Membaca Kebohongan Media Amerika Alex Sobur
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 7, No 2 (2006): Bagaimana Kita Menafsirkan Komunikasi Pembangunan?
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v7i2.1275

Abstract

According to Jerry Gray, author of “Media Sins in US” (2006), media were responsible to represent a huge amount of biased facts. For example, US media have depicted Saddam Hussein, Iraqi leader, as the most dangerous threat for American. A high diplomatic leader, John Brady Keisling, agreed with Gray’s statement. He reported saying that intelligent information had being distorted systematically to manipulate Americans opinion. This article tried to dig relation between media biased and the main source of media power in the hands of media owner. More than half of media moguls rooted to a Jewish family, and they were capable to construct and circulating news which served best for their sake.
Membincang “Harry Potter”, Membaca Mitos Alex Sobur
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 8, No 1 (2007): Berkomunikasi dengan Anak
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v8i1.1238

Abstract

In spite of the celebration of Harry Potter, JK Rowling as the author was accused as teaching and disseminating occultism among her readers. It is said that Harry Potter could turn children to become demons. This accusation raised concerns among parents and educators, especially Christians.  Furthermore, a priest from New Mexico, Jack Brock, was threatening to burn Harry Potter volumes. Responding to the threat, JK Rowling was reported calm. Harry Potter still wins the heart of thousands children all over the world. A semiotic analysis toward Harry Potter books concludes that reality and imagination were created (not depicted, or mirrored) in the world of wizardry. Furthermore, an ideological analysis has successfully disclosed some imperialism signs being downplayed in the story plot.
Peran Pers Islam dalam Upaya Mendorong Proses Demokratisasi di Indonesia Alex Sobur
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 5, No 2 (2004): Seorang Periset yang Baik Mesti Memiliki Sikap Enteng
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v5i2.1160

Abstract

Peran pers dalam mendorong proses demokratisasi adalah hal yang mutlak. Namun, pers Indonesia, terutama pers Islam, bagaimanapun diharapkan berperan lebih aktif dalammendudukkan reformasi dalam maknanya yang tepat, sambil tetap mencatat dan melaporkan sejumlah bahaya yang bisa membelokkan transisi demokrasi yang sedang berlangsung sekarang ini. Namun, ironisnya di negara yang penduduknya mayoritas Islam ini justru media pers lebih banyak didominasi oleh medis pers non-Islam. Lalu, bagaimana pers Islam bisa berperan di dalamnya? Dalam konteks ini, kehadiran pers Islam, atau pers yang Islami, yang maju dan bermutu, serta berdaya jangkau luas, mutlak dibutuhkan, agar ia bisa berperan dalam proses demokratisasi di Indonesia.
Bercengkerama dengan Semiotika Alex Sobur
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 3, No 1 (2002): Atas Dasar Apa: Mediator Kali ini
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v3i1.746

Abstract

Munculnya studi khusus tentang sistem penandaan benar-benar merupakanfenomena modern. Tanda, dalam pandangan Peirce, adalah sesuatu yang hidup dan dihidupi (cultivated). fa hadir dalam proses interpretasi (semiosis) yang mengalir. Dalam konteks ini, semiotika berusaha menjelaskanjalinan tanda atau ilmu tentang tanda; secara sistematik menjelaskan esensi, ciri-ciri, dan bentuk suatu tanda, serta proses signifikasiyang menyertainya.
Peliputan Isu Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan Alex Sobur
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 6, No 2 (2005): Bagaimana Kita Menjelaskan Penerapan Teknologi?
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v6i2.1187

Abstract

The press role, in order to support development process, is undeniable. Such was the case of environmental issue when the news of possible environmental damage appeared as importantreports in the newspaper. Over the last 35 years, environmental issues has moved from periphery to central of state policy—thanks to the press who consistently reported and develop a kind of environmental journalism. This article describes characteristics of environmental report which concentrated more on the cause instead of effect.