Alex Sobur
Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung.

Published : 31 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Membaca “Pojok” Koran Alex Sobur
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 9, No 1 (2008): Isu Komunikasi Kesehatan yang Ter-”Pojok”-kan
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v9i1.1135

Abstract

Sepanjang sejarahnya, pojok tampil sebagai pembawa kritik dengan gaya yang sinis tapi lucu. Iklim kebebasan pers yang bergulir, sejak era reformasi, menyebabkan semakin banyaknya pejabat atau tokoh yang menjadi sasaran “tembak”pojok surat kabar. Informasi yang berhasil didengar wartawan, tetapi belum muncul atau sulit diungkapkan dengan berita biasa, pada suatu ketika bisa muncul lewat pojok. Sejak kapan sebetulnya pojok itu muncul dalam surat kabar? Bagaimana dan apa sebab pojok lahir dalam pers Indonesia, tidaklah jelas. Namun yang pasti, pojok merupakan rubrik khas yang hanya dimiliki pers Indonesia.
Karya Seni sebagai Media Alex Sobur
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 8, No 2 (2007): Proses Berkesenian = Proses Berkomunikasi
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v8i2.1245

Abstract

In essence, art is a form of human spirit and cultural expression contained and expressing aesthetic beauty. Art is born from the deepest side of human, encouraged by artist tendency toward beauty—whatever it is. Such encouragement mirrored human instinct provide by God (Allah) to His people. Art is also medium, the process of artisans in fact reflects the process of communication. There are messages to be delivered in art. Without messages, art become no more than a mute art, and therefore, has no meaning at all.
Kebenaran Sebagai Prasyarat Etis Pers Alex Sobur
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 1, No 1 (2000): Salam (Pembuka)
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v1i1.775

Abstract

Kredo seorang insan pers (wartawan) adalah mengabdi kepada kebenaran dan kepada publik. Maka itu, seorang wartawan memerlukan iklim kebebasan untuk bisa bekerja secara professional, memenuhi tugasnya menyampaikan informasi yang benar dan berharga. Dalam hubungan ini, paham pers mengenai kebebasan, mengandung pelbagai unsur substansial: kebebasan untuk mencari dan mengungkapkan kebenaran, namun sekaligus juga tanggung jawab tentang kadar kebenaran yang berhasil ditemukan oleh pers, serta tanggung jawab mengenai apakah implikasi dan konsekwensi dari kebebasan berita tersebut, apalagi diterbitkan secara umum dan terbuka.
How the Print Media Industry Survived in the Digital Era Firmansyah Firmansyah; Sophia Novita; Atie Rachmiatie; Septiawan Santana K.; Alex Sobur; Dian Widya Putri
Jurnal ASPIKOM - Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24329/aspikom.v7i1.1013

Abstract

In the era of information technology, print media is on the verge of extinction. The Pikiran Rakyat Newspaper, one of the largest local newspapers in West Java, still survives. This study illustrates how print media can survive in the era of digital society. This research uses a sequential explanatory design method by combining quantitative and qualitative data. Quantitative data was collected using a survey to a sample of readers totaling 1540 respondents. The sample was determined using purposive sampling with unique qualifications for potential readers in West Java. Qualitative data using observation, interviews, and FGD. The quantitative results showed that respondents admitted they were still interested in consuming newspapers. Newspapers have advantages over online media; clickbait does not exist. The qualitative results indicate that print media can still survive, not as a source of income but as an icon of the company.
Makna Kasih Sayang Keluarga dalam Film Korea Ami Ainun Fahmi Rahmanda; Alex Sobur
Jurnal Riset Jurnalistik dan Media Digital Volume 2, No. 1, Juli 2022 Jurnal Riset Jurnalistik dan Media Digital (JRJMD)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.699 KB) | DOI: 10.29313/jrjmd.v2i1.602

Abstract

Abstract. Minari’s film won the Oscar award with 6 consecutive nominations and a series of other awards in other competitions. This study used a qualitative research method with John Fiske's semiotic analysis approach. The purpose of this study was to determine the reality levels, representation, and ideology in Lee Isaac Chung's Minari film. The results of the study indicate that Minari Film is represented through appearance, speech, behavior, expression and environment, which is emphasized through shooting techniques. The values of the meaning of family affection are reflected in the environment, the place of shooting, appearance and costumes, movements and expressions, words, sentences, dialogues, photo propositions, shooting angles, and narration. Abstrak. Film Minari berhasil meraih penghargaan di piala Oscar dengan 6 nominasi berturut-turut dan sederet penghargaan lainnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika John Fiske. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui level realitas, representasi, dan ideologi dalam film Minari karya Lee Isaac Chung. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa Film Minari direpresentasikan melalui penampilan, cara berbicara, perilaku, ekspresi dan lingkungan, yang dipertegas melalui teknik-teknik pengambilan gambar. Nilai-nilai makna kasih sayang keluarga tergambar melalui lingkungan, tempat pengambilan gambar, penampilan dan kostum, gerak dan ekspresi, kata, kalimat, dialog, proposisi foto, sudut pengambilan gambar, maupun narasi.
Penindasan Kelompok Minoritas dalam Lagu Hanifa Dwipinasti Sakina; Alex Sobur
Bandung Conference Series: Journalism Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Journalism
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.701 KB) | DOI: 10.29313/bcsj.v2i2.2726

Abstract

Abstract. This undergraduate thesis is a critical discourse dissection with the lyrics of “Kafir” written by Jason Ranti as its object. In this critical discourse analysis, the lyrics of “Kafir” is analyzed to unveil the form of violence in the social life. The form of violence can be symbolically or not and even both of them. In the lyrics of “Kafir” there is a discourse analysis that wants to develop the knowledge and in opposition with the form of power that dominant. The problem in the lyrics of “Kafir” is not value-free because it is link with a social problem that occurs in the society and in the interfaith people. Through critical discourse analysis with the lyrics of “Kafir” written by Jason Ranti, raise a knowledge of the symbolic dominance and unsymbolic dominance that people of minority experience with, and emerge critical consciousness with unveil the forms of power and the power relations itself: domination, oppression, and discrimination from the people of majority. This research has a purpose to expose the critical discourse within the lyrics of “Kafir” as a form against power relations and domination by showing that there is a form of violence in the name of faith or religion which people will allow themselves to do everything in the name of religion, in which raise a problem when the religion become a tool to dominate and oppress minority people. Abstrak. Skripsi ini merupakan pembedahan secara kritis dengan lirik lagu “Kafir” yang ditulis oleh Jason Ranti sebagai objeknya. Dalam analisis wacana kritis ini, lirik lagu “Kafir” dianalisis untuk menyingkap bentuk kekerasan dalam kehidupan sosial, ketidakberesan yang ada dalam tatanan sosial. Bentuk kekerasan tersebut bisa berupa simbolis atau kelihatan jelas bahkan keduanya. Dalam lirik lagu “Kafir” terdapat aktivitas wacana yang ingin menghasilkan pengetahuan untuk melawan bentuk kuasa yang dominan. Persoalan dalam lirik lagu “Kafir” tidak bebas nilai karenanya berkelindan dengan ketidakberesan sosial yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat dan berkehidupan antar umat beragama. Melalui analisis wacana kritis dalam lirik lagu “Kafir” muncul pengetahuan mengenai dominasi simbolis dan tak simbolis yang dirasakan juga dialami oleh orang-orang yang minoritas, dan menumbuhkan kesadaran kritis dengan menyingkap bentuk-bentuk kuasa: dominasi, penindasan, diskriminasi yang dilakukan oleh orang-orang yang mayoritas. Penelitian ini bertujuan mengungkap wacana dalam lirik lagu “Kafir” sebagai suatu bentuk perlawanan dari bukti adanya kekuasaan yang dominan dengan memperlihatkan adanya bentuk kekerasan atas nama kepercayaan atau agama, yang mana semua orang sudi melakukan apapun atas nama agama yang menjadikannya berbuah persoalaan jika agama menjadi alat untuk mendominasi kepercayaan-kepercayaan lain yang minoritas dan yang lebih pentingnya bahwa semua orang ikut terlibat dalam struktur kekerasan tersebut.
Model Jurnalisme Naratif dalam Novel Sang Pewarta Annisa Nur Tiara; Alex Sobur
Bandung Conference Series: Journalism Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Journalism
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.101 KB) | DOI: 10.29313/bcsj.v2i2.4176

Abstract

Abstract. Novel is a form of writing which is a mass media of journalistic products wrapped and packaged using literary language. This research on “The Model of Narrative Journalism in the Novel Sang Pewarta” aims to determine the structure of the 3-act narrative according to Tzevetan Todorov’s theory. To be later linked and distributed in scene o gram. Using qualitative research methods, with a narrative analysis approach and using the theory of narrative structure according to Tzevetan Todorov. Observation, Literature Study, and Document Study were conducted to collect data, and analyze it in 3 stages, namely data reduction, data presentation and then drawing conclusions. Finally, to test the validity of the data, it is done by triangulating the theory, linking the data with the existing theory. This study resulted in 3 research points, firstly that a narrative has an initial balancing act which is aimed at the initial 6 chapters of the novel describing the initial situation, secondly there are 17 chapters on conflict patterns where the main character is experiencing a lot of disturbances, the last there are 3 chapters in the novel. the final balance pattern, when the main character tries to restore balance. Abstrak. Novel, salah satu bentuk tulisan yang merupakan media massa produk jurnalistik yang dibalut dan dikemas menggunakan bahasa sastra. Penelitian tentang “Model Jurnalisme Naratif dalam novel Sang Pewarta” ini bertujuan untuk mengetahui struktur narasi 3 babak menurut teori Tzevetan Todorov. Menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan analisis naratif dan menggunakan teori struktur narasi menurut Tzevetan Todorov, untuk kemudian dikaitkan dan didistribusikan menggunakan scene o gram. Observasi, Studi Pustaka, dan Studi Dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data, dan menganalisisnya dengan cara 3 tahap yaitu reduksi data, penyajian data kemudian penarikan kesimpulan. Terakhir, untuk menguji keabsahan data, dilakukan dengan triangulasi teori, mengaitkan data dengan teori yang ada. Penelitian ini menghasilkan 3 poin penelitian, pertama bahwa sebuah narasi memiliki babak keseimbangan awal yang ditujukan dengan 6 bab awal pada novel yang menggambarkan situasi awal, yang kedua terdapat 17 bab pada pola konflik dimana tokoh utama sedang mengalami banyak gangguan, yang terakhir terdapat 3 bab pada pola keseimbangan akhir, saat tokoh utama berusaha mengembalikan keseimbangan.
Praktik Jurnalisme Lingkungan dalam Pemberitaan Pembangunan Bendungan Bener, Desa Wadas, Kabupaten Purworejo Jawa Tengah Eriza Reziana; Alex Sobur
Jurnal Riset Jurnalistik dan Media Digital Volume 3, No. 1, Juli 2023 Jurnal Riset Jurnalistik dan Media Digital (JRJMD)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrjmd.v3i1.1789

Abstract

Abstract. The local government's plans for the Bener dam construction project require mining of andesite rocks in Wadas Village. Conditions heated up when residents responded to the refusal, leading to clashes involving the police and residents. The media is busy reporting on this land acquisition conflict as awareness of environmental problems. This research focuses on framing the practice of environmental journalism in reporting on the construction of the Bener dam by Viva.co.id and Okezone.com media. This study uses a qualitative research type with the Robert N. Entman model framing analysis approach consisting of four elements Define Problems, Diagnose Causes, Make Moral Judgment, and Treatment Recommendation. The primary data source is the news on the construction of the Bener Dam on Viva.co.id and Okezone.com media. The results of the study found the framing of the Bener dam construction news from two different points of view. Viva frames the practice of environmental journalism which leads to eco-populism which favors the interests of the people whereas, Okezone leads to eco-developmentalism which focuses on environmental development. Abstrak. Rencana pemerintah daerah terkait proyek pembangunan bendungan Bener memerlukan proses penambangan batuan andesit di Desa Wadas. Kondisi semakin memanas ketika warga merespon penolakan, hingga terjadilah aksi bentrok melibatkan aparat kepolisian dengan warga. Media ramai memberitakan konflik pembebasan lahan ini sebagai kesadaran akan permasalahan lingkungan hidup. Penelitian ini berfokus pada pembingkaian praktik jurnalisme lingkungan hidup pada pemberitaan pembangunan bendungan Bener media Viva.co.id dan Okezone.com. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis framing model Robert N. Entman terdiri dari empat elemen Define Problems, Diagnose Causes, Make Moral Judgement, dan Treatment Recommendation. Sumber data primer yakni pemberitaan pembangunan bendungan Bener pada media Viva.co.id dan Okezone.com. Hasil penelitian menemukan pembingkaian berita pembangunan bendungan Bener dengan dua sudut pandang yang berbeda. Viva membingkai praktik jurnalisme lingkungan yang mengarah pada eco-populism yang memihak kepada kepentingan rakyat sedangkan, Okezone mengarah pada eco-developmentalism yakni memfokuskan pada pembangunan lingkungan.
Perlawanan Kaum Perempuan terhadap Dominasi Patriarki dalam Novel Vera Sukma Maghfirah; Alex Sobur
Jurnal Riset Jurnalistik dan Media Digital Volume 3, No. 2, Desember 2023 Jurnal Riset Jurnalistik dan Media Digital (JRJMD)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrjmd.v3i2.2705

Abstract

Abstract. Women often get dominance from men in various social life. This happens because there is a patriarchal culture that considers women to have more power. Patriarchal domination often harms women, which ultimately leads to treatments that make women marginalized. The existence of patriarchal domination, makes women have to defend themselves. This is illustrated in the novel Woman at Zero Point by Nawal El Saadawi, which describes women's resistance to patriarchal domination in Egypt. The purpose of this study is to find out how women's resistance to patriarchal domination in the novel Women at Point Zero. The method used in this study is a qualitative method using Sara Mills' critical discourse analysis approach. The form of women's resistance to patriarchal domination is found in the novel Women at Point Zero in terms of the subject-object and reader positions. This form of resistance is through the sentences conveyed and described by Firdaus who is the main character in the novel Abstrak. Perempuan kerap kali mendapatkan dominasi dari kaum laki-laki di berbagai kehidupan sosial. Hal tersebut terjadi karena adanya budaya patriarki yang menganggap memiliki kekuasan lebih terhadap kaum perempuan. Dominasi patriarki kerap merugikan pihak kaum perempuan, yang akhirnya menimbulkan perlakuan-perlakuan yang membuat kaum perempuan termarjinalkan. Adanya dominasi patriarki, membuat kaum perempuan harus mempertahankan dirinya. Hal ini tergambar dalam novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El Saadawi, yang menggambarkan perlawanan kaum perempuan terhadap dominasi patriarki di Mesir. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perlawanan kaum perempuan terhadap dominasi patriarki dalam novel Perempuan di Titik Nol. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan analisis wacana kritis Sara Mills. Bentuk perlawanan perempuan terhadap dominasi patriarki ditemukan dalam novel Perempuan di Titik Nol ditinjau dari posisi subjek-objek dan pembaca. Bentuk perlawanan tersebut ialah melalui kalimat-kalimat yang disampaikan dan digambarkan oleh Firdaus yang merupakan tokoh utama dalam novel.
Representasi Kepercayaan Diri pada Wanita Diana Putri Rahmadhani; Alex Sobur
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcscm.v4i1.10940

Abstract

Abstract - This study is based on the background of many women who are faced with situations and conditions that make them feel worried and anxious about something. This can be triggered because there are demands by the closest person. Therefore, Yura Yunita released a song entitled "Tutur Batin" which tells about women who are struggling to accept themselves as they are. Indirectly, this song has also campaigned for self-confidence in women. The purpose of the research is to find out the denotation, connotation, and mythical meaning of the representation of self-confidence in women in the music video tutur batin by Yura Yunita using qualitative research with a Roland Barthes semiotic perspective. The data obtained was obtained through textual analysis, and literature study. The denotation meaning of the representation of self-confidence in women in Yura Yunita's music video tutur batin is the real meaning in which it is divided into three parts, namely the signifier, signifier, and sign. The connotation meaning of the representation of self-confidence in women in Yura Yunita's music video tutur batin is the real meaning in which it is divided into three parts, namely the signifier, the signifier, and the sign. Abstrak - Penelitian ini dilatar belakangi banyaknya wanita yang dihadapkan pada situasi dan kondisi yang membuat rasa kekhawatiran dan gelisah oleh suatu hal. Hal tersebut dapat dipicu karena terdapat tuntutan oleh orang terdekat. Oleh karena itu, Yura Yunita merilis lagu yang berjudul “Tutur Batin” yang menceritakan tetang para wanita yang sedang berjuang dalam menerima dirinya dengan apa adanya. Secara tidak langsung, lagu ini pun telah mengkampanyekan rasa kepercayaan diri pada wanita. Tujuan penelitian mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos dari representasi kepercayaan diri pada wanita dalam video musik tutur batin karya Yura Yunita dengan menggunakan penelitian kualitatif dengan perspektif semiotika Roland Barthes. Data yang di peroleh didapatkan melalui analisis tekstual, dan studi kepustakaan. Makna denotasi dari representasi kepercayaan diri pada wanita dalam video musik tutur batin karya Yura Yunita yaitu makna sesungguhnya yang di dalamnya terbagi menjadi tiga bagian yaitu petanda, penanda, dan tanda. Makna konotasi dari representasi kepercayaan diri pada wanita dalam video musik tutur batin karya Yura Yunita sebagai bentuk idiologi dari perspektif subjektif yang mempunyai maksud dan tujuan dari objek yang di sampaikan berupa konsep dan penandaan di balik potongan gambar video musik berjudul tutur batin yang diciptakan. Makna mitos dari representasi kepercayaan diri pada wanita dalam video musik tutur batin karya Yura Yunita yaitu sebuah pertandaan nilai bahasa dari konteks komunikasi yang melahirkan sebuah pesan, sehingga mitos bisa dikatakan sebagai produk sosial yang dengan sendirinya mendominasi segala sesuatu yang dianggap benar dari persepsi masyarakat secara historis. Seperti makna mitos pada penciptaan potongan video musik berjudul tutur batin dengan menggambarkan sebuah fenomena nyata yang sering terjadi di lingkungan masyarakat mengenai kepercayaan diri wanita.