Agoes Soehardjono
Unknown Affiliation

Published : 26 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH BATU ONYX SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP MODULUS ELASTISITAS BETON Dhiya Ulhaq, Abdullah Ghiyats; Soehardjono, Agoes; Setyowati, Edhi Wahjuni
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Struktur beton sendiri mengalami berbagai perkembangan, dimana pada dasarnya berawal dari inovasi-inovasi para creator bangunan dalam memecahkan berbagai masalah yang muncul pada bangunan-bangunan sebelumnya. Pada umumnya  beton dipakai secara luas sebagai bahan konstruksi bangunan, dengan keutamaan nilai ekonomisnya yang baik serta mudah dalam pembuatannya. Onyx merupakan batuan metamorf yang memiliki klasifikasi hampir menyerupai marmer dari hasil penggalian pegunungan kapur di Panggungrejo, Blitar yang sampai saat ini pemanfaatannya umumnya digunakan sebagai bahan dasar kerajinan furniture. Salah satu pihak pengerajin batu onyx ini berpusat di daerah Campurdarat, Tulungagung. Dari hasil pembuatan furniture tersebut, tentunya tersisa limbah hasil pemotongan maupun kerajinan batu onyx ini. Pada penelitian ini, limbah onyx dicoba dimanfaatkan sebagai pengganti pada agregat kasar untuk campuran beton dengan variasi faktor air semen (FAS) 0,4; 0,5; dan 0,6 untuk mencari nilai modulus elastisitas beton tersebut. Nilai modulus elastisitas untuk beton onyx dengan variasi FAS 0,4; 0,5; dan 0,6; beton berumur 28 hari adalah 24496, 20876, dan 17919 MPa. Sedangkan  hasil penelitian mengenai modulus elastisitas untuk beton normal dengan variasi FAS 0,4; 0,5; dan 0,6; beton berumur 28 hari adalah 17675, 15978, dan 14592 MPa. Terjadi peningkatan modulus elastisitas pada beton onyx. Pada FAS 0,4 terjadi peningkatan nilai modulus elastisitas sebesar 38,59%. Pada FAS 0,5 terjadi peningkatan nilai modulus elastisitas sebesar 30,65%. Pada FAS 0,6 terjadi peningkatan nilai modulus elastisitas sebesar 22,80%. Kata kunci: beton, limbah onyx, FAS, modulus elastisitas
PERENCANAAN ULANG STRUKTUR ATAS JEMBATAN GANTUNG TIPE SIDE Rahardjo, Masaji Renhad; Soehardjono, Agoes; Zacoeb, Achfas
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan adalah struktur yangmenghubungkan dua titik daerah terpisah melalui suatu hambatan seperti sungai, lembah, jurang, dan laut. Dengan adanya jembatan dapat memudahkan aktifitas manusia, dan melancarkan arus pengiriman barang. Salah satu tipe jembatan yang digunakan untuk bentang panjang adalah jembatan gantung karena dapat menjangkau bentang yang panjang tanpa pilar ditengahnya. Penelitian ini membahas tentang perencanaan ulang jembatan gantung Oro – Oro Dowo Gg.13 yang semula menggunakan pelat lantai kayu, diubah menjadi pelat lantai beton bertulang. Agar kendaraan bermotor bisa menggunakannya tanpa menuntun kendaraannya. Lebar lantai kendaraan diperlebar agar jalur dari arah berlawanan dapat menggunakan bersamaan.Hasil perancangan diperoleh pelat beton setebal 20 cm dengan tulangan utama D13 – 200 mm dan untuk tulangan bagi ∅10-200 mm. Gelagar memanjang menggunakan profil WF 150 x 75 x 5 x 7. Gelagar melintang menggunakan profil tipe C 300 x 90 x 10 x 15,5. Rangka ikatan angin menggunakan profil suku 90 x 90 x 10. Kabel utama menggunakan kabel ϕ25 dengan kuat putus 37000 kg. Kabel penggantung menggunakan P.22 dengan diameter 22 mm dan berat nominal 2,98 kg/m. Untuk menara menggunakan Baja dengan mutu BJ 37, dimensi menara dengan baja WF 200 x 100 x 6 x 9 dengan tinggi 4 meter. Kata kunci : Jembatan gantung, side span free, kabel.
PENENTU KAPASITAS KETAHANAN GEMPA RUMAH TINGGAL SATU LANTAI DI KOTA MALANG DENGAN BATA LOKAL MENGGUNAKAN METODE WALL DENSITY INDEX R. M. Pantow, Michael Bharlly; Soehardjono, Agoes; ., Wisnumurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Melihat banyaknya aktifitas gempa di kota Malang serta banyaknya penduduk yang membutuhan rumah tinggal sehingga diperlukan penelitian terhadap ketahanan gempa pada rumah tinggal satu lantai dengan batalokal untuk mengetahui seberapa besar kapasitas bangunan rumah tinggal tersebut terhadap gaya gempa di kota Malang.Hasil penelitian kapasitas ketahanan gempa pada rumah tinggal tipe 54, tipe 60, dan tipe 70menunjukanbahwasecaradesainbangunansemuatiperumahmemilikinilai eksentrisitas antara pusat massa dengan pusat kekakuan bangunan yang masih berhimpit,kemudian rasio panjang dengan lebar bangunan tiap tipe rumah telah memenuhi faktor keamanan yang disyaratkan, namundalamsyaratketeraturanbentuktidakterpenuhi dan denahtiaptiperumahberbentukasimetrissehinggaakantimbulefek torsi.Untukkapasitasdindingnya, Wall Density Index, kuatgeserseismik per lantaibangunan, kuattekan pada dinding-dindingakibatbebangravitasi, dan dayadukungtiapdinding, sudahmelebihifaktorkeamanan yang disyaratkan. Kata Kunci: kapasitasgempa, Wall Density Index, kapasitasbentuk, kapasitasdinding, Confined Masonry
ANALISIS PEMENUHAN STANDAR PENULANGAN BALOK PADA GEDUNG LABORATORIUM KEBENCANAAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA ., David; Soehardjono, Agoes; ., Wisnumurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan suatu proyek tidak selalu berjalan mulus tetapi akan ada rintangan dan masalah yang harus dihadapi oleh kontraktor. Apabila di dalam fase pembangunan terdapat halangan sehingga harus merubah dari yang sudah direncanakan maka sudah menjadi kewajiban kontraktor dalam membuat gambar struktur yang berisikan seluruh informasi pembangunan yang dilaksanakan yang dinamakan as-built drawing. Oleh karena itu, untuk mengevaluasi gedung yang telah dibangun dapat dilakukan dengan menganalisis as-built drawing khususnya pada struktur balok.  Dengan dilakukan analisis ini diharapkan dapat melihat kelengkapan informasi pada as-built drawing, menghitung persentase balok pada gedung tersebut yang memenuhi syarat dan melihat kekuatan yang dimiliki gedung tersebut. Untuk melakukan analisis as-built drawing balok dapat dilakukan dengan membandingkan detail penulangan pada balok yang ada pada as-built drawing dengan peraturan SNI 03-6816-2002 dan SNI 2847:2013 yang dimana dari setiap peraturan tersebut hanya diambil untuk balok.  Dari peraturan tersebut dapat diambil beberapa obyek analisis antara lain rasio penulangan, panjang penyaluran, sambungan lewatan, bengkokan dan kait tulangan balok, serta jarak antar sengkang balok yang terpasang. Setelah semua balok pada gedung tersebut dianalisis sesuai obyek yang telah disebutkan maka dapat dihitung persentase balok tiap lantai yang memenuhi standar dan menyimpulkan kekuatan gedung tersebut. Analisis ini menunjukkan bahwa tidak semua balok dapat dianalisis dikarenakan adanya detail pada as-built drawing yang kurang lengkap. Maka dapat disarankan agar kontraktor lebih memahami terhadap peraturan mengenai detail penulangan. Kata – kata kunci: tulangan, balok, pemenuhan, persentase, kekuatan
ANALISIS PEMENUHAN STANDAR PENULANGAN BALOK PADA GEDUNG LABORATORIUM KEBENCANAAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA ., David; Soehardjono, Agoes; ., Wisnumurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan suatu proyek tidak selalu berjalan mulus tetapi akan ada rintangan dan masalah yang harus dihadapi oleh kontraktor. Apabila di dalam fase pembangunan terdapat halangan sehingga harus merubah dari yang sudah direncanakan maka sudah menjadi kewajiban kontraktor dalam membuat gambar struktur yang berisikan seluruh informasi pembangunan yang dilaksanakan yang dinamakan as-built drawing. Oleh karena itu, untuk mengevaluasi gedung yang telah dibangun dapat dilakukan dengan menganalisis as-built drawing khususnya pada struktur balok.  Dengan dilakukan analisis ini diharapkan dapat melihat kelengkapan informasi pada as-built drawing, menghitung persentase balok pada gedung tersebut yang memenuhi syarat dan melihat kekuatan yang dimiliki gedung tersebut. Untuk melakukan analisis as-built drawing balok dapat dilakukan dengan membandingkan detail penulangan pada balok yang ada pada as-built drawing dengan peraturan SNI 03-6816-2002 dan SNI 2847:2013 yang dimana dari setiap peraturan tersebut hanya diambil untuk balok.  Dari peraturan tersebut dapat diambil beberapa obyek analisis antara lain rasio penulangan, panjang penyaluran, sambungan lewatan, bengkokan dan kait tulangan balok, serta jarak antar sengkang balok yang terpasang. Setelah semua balok pada gedung tersebut dianalisis sesuai obyek yang telah disebutkan maka dapat dihitung persentase balok tiap lantai yang memenuhi standar dan menyimpulkan kekuatan gedung tersebut. Analisis ini menunjukkan bahwa tidak semua balok dapat dianalisis dikarenakan adanya detail pada as-built drawing yang kurang lengkap. Maka dapat disarankan agar kontraktor lebih memahami terhadap peraturan mengenai detail penulangan. Kata – kata kunci: tulangan, balok, pemenuhan, persentase, kekuatan
PENGARUH BEBAN MAKSIMUM TERHADAP PEMODELAN PANEL BETON SEBAGAI KUAT GESER PADA DAERAH SAMBUNGAN SUSUNAN PANEL BETON AGREGAT KASAR LIMBAH BATU ONYX Lembang, Yustianto; Soehardjono, Agoes; ., Wisnumurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada konstruksi pembangunan beton adalah sebuah material komposit yang terbuatdari kombinasi dari agregat kasar (kerikil atau batu pecah), agregat halus (pasir), bahanpengikat semen, dan air. Penggunaan beton dalam konstruksi pembangunan juga telahmenyebabkan sifat konsumtif yang berlebih mengingat sebarapa pentingnya penggunaanbeton ini. Karena beton precast, diperlukan material berupa sambungan yang kuat terhadapkekuatan geser berupa sambungan plat dan baut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa nilai kekuatan terhadap gaya geserpanel beton pada daerah sambungan yang dihasilkan oleh adanya perbedaan diameter bautdengan jenis baut mutu tinggi. Penelitian dilakukan dengan merencanakan panel betonberukuran 80 cm x 40 cm x 6 cm.dengan diameter baut yang berukuran 6 mm, 8 mm, dan 10mm menggunakan plat baja tipe BJ-37 tebal 3 mm. Pengujian kuat geser dilakukan denganpemberian beban terpusat arah horizontal dengan bertahap hingga mencapai bebanmaksimum.Hasil penelitian pada pengaruh perbedaan diameter baut yang semakin besar padapasangan panel Onyx pada daerah sambungan menghasilkan nilai yang bervariasi. akibatbeban horizontal tegangan geser panel beton dengan baut diameter 6 mm memiliki tegangangeser panel beton 3,63 kg/cm2 ,baut diameter 8 mm memiliki tegangan geser panel beton3,66 kg/cm2,baut diameter 10 mm memiliki tegangan geser panel beton 3,31 kg/cm2 danakibat beban vertikal tegangan geser panel beton dengan baut diameter 6 mm memilikitegangan geser panel beton 3,18 kg/cm2,baut diameter 8 mm memiliki tegangan geser panelbeton 3,20 kg/cm2, baut diameter 10 mm memiliki tegangan panel beton 2,90 kg/cm2.Kata kunci : panel beton agregat kasar limbah batu Onyx, tegangan geser, diameterbaut
PERBANDINGAN RASIO KAPASITAS BAJA PROFIL WF (Wide-Flange), H, DAN PSR (PENAMPANG STRUKTUR BERONGGA) SEBAGAI BATANG TARIK DAN BATANG TEKAN PADA STRUKTUR RANGKA BATANG Amanda Natalia Veronicha; Agoes Soehardjono; Wisnumurti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Profil baja tersedia dalam berbagai bentuk untuk memenuhi kebutuhan struktural dan nonstruktural dengan fungsi dan kegunaannya sendiri. Dalam konstruksi, profil baja yang sering digunakan adalah profil WF dan H, yang biasa digunakan dalam pembangunan jembatan dan gedung. Profil WF dianggap efektif menahan beban lentur, sedangkan profil H efektif menahan gaya aksial. Pada analisis ini dilakukan perbandingan antara profil WF dan H dengan profil baja lain berupa PSR Bujur Sangkar, PSR Persegi Panjang, dan PSR Bundar. Pemodelan struktur yang digunakan untuk mendapatkan gaya adalah struktur rangka batang berupa jembatan rangka baja 2 dimensi yang memiliki panjang bentang 40 m, tinggi 6,37 m, lebar 7 m, dan panjang per pias jembatan 5 m. Analisis dilakukan untuk menentukan profil baja yang paling efektif sebagai batang tarik dan batang tekan. Masing-masing profil baja memiliki 3 variasi berat per satuan panjang yaitu 180 kg/m, 195 kg/m, dan 215 kg/m supaya dapat menghasilkan grafik dan persamaan garis linier yang memudahkan pengolahan data. Parameter yang digunakan untuk membandingkan keefektifan profil adalah nilai rasio kapasitas profil batang tarik dan batang tekan. Hasil dari perhitungan analisis, keefektifan profil pada batang tarik tidak dapat ditentukan secara pasti karena hasil nilai rasio kapasitas setiap profil memiliki nilai yang hampir sama. Maka dari itu, penentuan keefektifan profil yang menahan gaya aksial didasarkan dari kuat tekannya atau kapasitas batang tekan. Urutan profil yang paling efektif untuk menahan gaya aksial adalah PSR Bundar, PSR Bujur Sangkar 4-6% lebih boros, PSR Persegi Panjang 8-9% lebih boros, Profil H 11-15% lebih boros, dan Profil WF 22-28% lebih boros. Hasil perbandingan berupa urutan dan persentase di atas diperoleh dari nilai rasio kapasitas 0,6 dan 0,65. Urutan keefektifan berdasarkan nilai rasio kapasitas lain secara umum memiliki urutan yang sama namun terdapat sedikit selisih pada nilai persentasenya. Kata kunci : Profil Baja, Rasio Kapasitas, Batang Tarik, Batang Tekan, Keefektifan.
Perbandingan Rasio Kapasitas Baja Profil WF (Wide-Flange), H, dan PSR (Penampang Struktur Berongga) sebagai Batang Lentur dan Balok-Kolom pada Struktur Portal Ahmad Abiyyu Musyafa'; Wisnumurti; Agoes Soehardjono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Profil baja diproduksi dalam berbagai macam bentuk untuk memenuhi kebutuhan struktural maupun nonstruktural yang memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing. Profil baja yang sering digunakan adalah profil WF dan H seperti gedung, jembatan, dan lainnya. Baja profil WF dianggap sebagai profil yang efektif menahan lentur yang digunakan sebagai balok dan profil H efektif menahan gaya aksial yang digunakan sebagai kolom. Pada analisis ini akan dilakukan perbandingan antara baja profil WF dan H dengan profil lain. Profil yang digunakan sebagai pembanding adalah PSR Bujur Sangkar, PSR Persegi panjang, dan PSR Bundar. Pemodelan struktur yang digunakan untuk perolehan gaya adalah portal 2 dimensi sebagai gedung parkir dengan panjang 7 m, tinggi per lantai 3 m, dan berjumlah 3 lantai. Analisis diawali dengan perhitungan batang lentur yang hasilnya akan digunakan sebagai balok pada struktur portal dan dilanjut dengan perhitungan balok-kolom. Masing-masing profil baja yang dibandingkan dibedakan menjadi 3 varian berat per satuan panjang yaitu 100 kg/m, 115 kg/m, dan 130 kg/m agar dapat digunakan dalam grafik dan menghasilkan persamaan garis linier untuk memudahkan pengolahan data. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan profil baja yang paling efektif jika digunakan sebagai batang lentur (balok) dan balok-kolom untuk struktur 2 dimensi sederhana. Parameter yang dibandingkan untuk menentukan keefektifan profil adalah nilai rasio kapasitas yang dimiliki, yaitu rasio kapasitas batang lentur dan rasio kapasitas balok-kolom. Hasil analisis menunjukkan bahwa profil WF merupakan profil yang paling efektif digunakan sebagai batang lentur dan balok-kolom. Urutan profil yang efektif setelah profil WF adalah PSR Persegi Panjang untuk batang lentur dan balok-kolom dengan Tingkat keborosan sekitar 21% sampai 29% pada batang lentur dan sekitar 2% sampai 18% pada balok-kolom. Urutan profil selanjutnya tidak dapat ditentukan secara pasti karena bergantung pada kondisi dan nilai rasio kapasitas tertentu baik batang lentur maupun balok-kolom. Kata kunci: Profil Baja, Rasio Kapasitas, Batang Lentur, Balok-Kolom, Keefektifan.
Analisis Lebar Retak Pelat Beton Bertulang Satu Arah dengan Variasi Tebal Pelat Menggunakan Permodelan Numerik Manave, Yovan Dennis Rosi; Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat; Agoes Soehardjono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan beton pracetak merupakan metode yang efektif dan efisien dalam pekerjaan konstruksi, dengan keunggulan pada mutu terjamin dan efisiensi waktu pemasangan. Salah satu aplikasi beton pracetak adalah pada pelat lantai jembatan. Desain beton pracetak pada pelat beton bertulang harus mempertimbangkan tebal pelat, mutu beton, dan konfigurasi tulangan, karena aspek-aspek ini memengaruhi mutu, daya tahan, dan keretakan pelat. Penelitian ini menganalisis lebar retak pada pelat beton bertulang satu arah dengan variasi tebal pelat menggunakan software ABAQUS. Hasil analisis dibandingkan dengan perhitungan SNI 03-2847-2002 dan hasil eksperimen, dengan dimensi benda uji dan material sesuai pengujian laboratorium. Variasi tebal pelat yang digunakan adalah 125 mm, 150 mm, dan 175 mm, dengan mutu beton 20 MPa dan baja tulangan berdiameter 16 mm, yield stress 396 MPa, dan tegangan ultimit 617 MPa. Hasil analisis menunjukkan bahwa variasi tebal pelat beton bertulang satu arah mempengaruhi lebar retak. Analisis ABAQUS dan hasil eksperimen menunjukkan bahwa semakin besar tebal pelat, lebar retak semakin kecil, sedangkan perhitungan SNI menunjukkan sebaliknya. Pada tebal pelat 135,365 mm, lebar retak hasil ABAQUS dan SNI sama. Pada tebal pelat kurang dari 135,365 mm, lebar retak ABAQUS lebih besar dari SNI, dan pada tebal pelat lebih dari 135,365 mm, lebar retak ABAQUS lebih kecil dari SNI. Lebar retak hasil eksperimen lebih besar dibandingkan hasil analisis ABAQUS, dengan perbandingan wEks = (1,81-1,92) wAba. Kata kunci: Pelat beton bertulang, Tebal pelat, Lebar retak, ABAQUS
Studi Eksperimental Lendutan Pelat Perkerasan Kaku dengan Variasi Nilai CBR Tanah Dasar Geoghalvin Almeriq Audolfy Caecarma; Agoes Soehardjono; Devi Nuralinah
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 (2024): Student Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infrastruktur jalan di Indonesia dominan memakai jenis perkerasan kaku (rigid pavement), khususnya jalan pedesaan. Pelaksanaan pekerjaan jalan pedesaan tipikal berupa padat karya. Sehingga untuk mencapai pemadatan tanah (subgrade) yang direncanakan akan sulit tercapai. Pembebanan pada jalan pedesaan memiliki karakter unik karena beban sering kali mengalami fluktuatif yang besar (overloading). Overloading beban jalan pedesaan dapat menimbulkan masalah bagi perkerasan kaku tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian mengenai lendutan pelat perkerasan kaku dengan variasi nilai CBR tanah dasar. Penelitian ini menggunakan variasi nilai CBR tanah dasar sebesar 5,77%, 8,12%, dan 12,83% pada mutu beton 35 MPa. Berdasarkan hasil teoritis dan eksperimen, nilai CBR tanah dasar memengaruhi lendutan pelat perkerasan kaku. Pada pembebanan sebesar 200 kN, variasi nilai CBR tanah dasar 5,77%, 8,12%, dan 12,83% menghasilkan lendutan teoritis berturut-turut sebesar 5,04 mm, 4,25 mm, dan 3,41 mm. Sedangkan, hasil lendutan eksperimen berturut-turut sebesar 5,29 mm, 4,48 mm, dan 2,31 mm. Hal ini membuktikan hasil lendutan teoritis dan eksperimen tidak berbeda jauh dan sesuai dengan hipotesis. Selain itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi nilai CBR tanah dasar maka lendutan spesimen yang terjadi akan semakin kecil. Kata kunci: BoEF (Beam on Elastic Foundation), CBR tanah dasar, Lendutan, Perkerasan kaku