Jekson Berdame
Institut Agama Kristen Negeri Manado

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PASTORAL KONSELING SEBAGAI PENGURAI SINDROM SARANG KOSONG Opit, Hesky C; Berdame, Jekson
POIMEN Jurnal Pastoral Konseling Vol. 2 No. 1 (2021): Juni
Publisher : LPPM IAKN MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/pjpk.v2i1.619

Abstract

This paper seeks to explore the possibility that empty nest syndrome can be resolved through pastoral counseling services while providing avenues for more in-depth research on this subject. Considering the empty nest syndrome is very rarely raised and used as an object of study by theological academics, especially in the field of pastoral counseling. With regard to the objective, the approach method used is qualitative with an exploratory approach. Through a review of a number of literatures, it is shown that pastoral counseling is able to parse empty nest syndrome because both conceptually and in practice counseling pastoral has an adequate classification.
Challenges and Opportunities of State Religious College in the Digital Era Tulung, Jeane Marie; Berdame, Jekson; Lapian, Alrik; Wuwung, Olivia Cherly; Gerung, Farno Billy Arthur
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 4, No 4 (2021): Budapest International Research and Critics Institute November
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v4i4.3283

Abstract

The development of science produces increasingly sophisticated technology. Then the developing technology affects human efforts in knowledge. The movement of universities in many aspects cannot be separated from the developing technology. No exception State Religious Universities (PTKN) in Indonesia are also under the influence of technological advances. This paper discusses the challenges and opportunities of State Religious Universities in the digital era. In addition to the challenges that inevitably arise in every era of change, what must be welcomed creatively and innovatively are the opportunities available with wise use of technology. This paper concludes that digital technology opens space for democratic knowledge development.
MERAJUT TRADISI DI TENGAH TRANSISI: PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM BUDAYA MAPALUS SUKU MINAHASA Jekson Berdame; Charles A. Ray Lombogia
Tumou Tou Vol. 7 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.886 KB) | DOI: 10.51667/tt.v7i2.458

Abstract

Merajut tradisi dimaknai sebagai tindakan untuk mengembalikan pemahaman masyarakat tentang makna keutamaan sebagai manusia berdasarkan perspektif kearifan lokal atau nilai-nilai kebudayaan yang kian hari kian terkikis oleh globalisasi dan strukturalisme. Masa ini disebut sebagai transisi karena keberdaan manusia yang tidak dapat lepas dari perubahan yang didorong oleh semangat zaman atau ilmu pengetahuan dan teknologi. Penulis memahami bahwa hambatan dan kesulitan dalam menerjermahkan konsep ekologis dalam pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan disebabkan oleh degradasi budaya. Oleh karena itu kapabilitas pendidikan lingkungan hidup dapat tercermin dari sejauh mana kearifan lokal bersama nilai-nilai yang terkandung didalamnya terimplementasi disetiap aspek kehidupan. Metode Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan bentuk deskritif dan dimaksudkan untuk mengidentifikasi peran kearifan lokal atau budaya dalam kerangka pembelajaran lingkungan hidup. Sehingga dapat di deskripsikan bahwa Pendidikan lingkungan hidup berbasis kearifan lokal memiliki pranata nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal yakni budaya mapalus suku Minahasa dan keterkaitan erat dengan mentalitas atau kesadaran masyarakat dalam memahami lingkungan hidup dan bahkan lebih jauh dari itu, kearifan lokal juga dapat menjadi barometer dalam memahami konsep lingkungan hidup di setiap tatanan masyarakat khususnya Minahasa.
Menjaga relasi manusia dengan alam: Konstruksi ekoteologis pada religi budaya "Allah Dalam Tubuh" Masyarakat Desa Musi, Kecamatan Lirung, Kabupaten Talaud Meily Meiny Wagiu; Jekson Berdame; Subaedah Luma
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 8, No 2: Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v8i2.263

Abstract

Awareness of preserving nature and maintaining ecological harmony is essential to address the current environmental issues. This perspective can be seen in one of the local beliefs of the Musi Village community, which is the belief in "God Within the Body" (ADAT). Although ADAT belief is not one of the recognized six religions, it is a cultural heritage or local belief. ADAT's belief in principles and behavior contains ecological values that regulate the relationship between God and humans, humans with each other, and humans with nature. This research aims to reflect an ecoteological This qualitative studywisdom, particularly in Musi Village, Lirung District, Talaud Regency. This qualitative study uses descriptive methods based on literature review, observation, and interview data. The results of this study are expected to construct an ecoteology based on local culture.AbstrakKesadaran menjaga alam dan keselarasan ekosistem sangat perlu demi mengatasi permasalahan ekologis saat ini. Cara pandang ini dapat diihat pada salah satu kepercayaan lokal masyarakat Desa Musi, yaitu kepercayaan "Allah Dalam Tubuh" (ADAT). Sekalipun kepercayaan ADAT tidak termasuk dalam enam agama yang diakui, namun ini adalah aliran kepercayaan yang menjadi warisan budaya atau kepercayaan lokal. Kepercayaan ADAT dalam prinsip dan perilaku hidup mengandung nilai ekologi yang saat baik, yang mengatur hubungan antara Allah dan manusia, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan alam. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan sebuah refleksi kajian ekoteologis yang berbasis pada kearifan budaya lokal, khususnya di Desa Musi, Kecamatan Lirung, Kabupaten Talaud. Ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif, berbasis pada kajian literatur, yang juga mempergunakan data hasil observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengonstruksi sebuah bentuk ekoteologi yang berbasis pada budaya lokal
Menuju Equilibrium: Pengintegrasian Makna Teologis pada Budaya Madundum Banua Ryanto Adilang; Junaydi Jufriadi Lempoy; Tifany Fergie Tombokan; Jekson Berdame; David Rade Manat Simanjuntak
Jurnal Salvation Vol. 2 No. 2 (2022): Januari 2022
Publisher : STT Bala Keselamatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Madandum Banua is a culture carried out by the people of Dapihe Village, Talaud Islands Regency, which aims to expel riwu (seasonal diseases) or things that are considered odd by the local community through a ritual led by Ratumbanua or Inangguwanua on a large rock called Batu Tarenggo or Watum'barian. The existence of Christianity in Talaud Islands Regency as the majority religion is slowly starting to displace the existence of Madandum Banua. The labeling of syncretism towards the implementation of this culture certainly makes the congregation start to be reluctant and feel afraid in reflecting and implementing this culture. On the other hand, the government continues to encourage people who are also members of the congregation to preserve the culture of Madandum Banua by providing subsidies and establishing traditional groups. This situation shows that there is a struggle and clash of values between Christianity and the culture of Madandum Banua, which makes congregation members feel confused and in a dilemma. Through this paper, burapaya researchers seek common ground or balance (equilibrium) between the two values, namely by integrating theological meaning into the culture of Madandum Banua. The contextual theology approach of the translation model is used as an entry point in understanding the culture of Madandum Banua and interpreting theological values in that culture, so that the integration process can take place in a balanced way. In the end, it is hoped that writing will be an alternative for congregation members in responding to the circumstances experienced when practicing and preserving the madundum banua culture in accordance with government recommendations and avoiding the stigmatization of syncretism produced by the church. Abstrak: Madandum Banua merupakan budaya yang dilakukan masyarakat desa Dapihe Kabupaten Kepulauan Talaud yang bertujuan untuk mengusir riwu (penyakit musim) atau hal-hal yang dianggap janggal oleh masyarakat setempat melalui ritual yang dipimpin oleh Ratumbanua atau Inangguwanua di sebuah batu besar yang di sebut dengan batu Tarenggo atau Watum’barian. Keberadaan kekristenan di Kabupaten Kepulauan Talaud sebagai agama mayoritas secara perlahan mulai menggusur eksistensi Madandum Banua. Pelebelan sinkretisme terhadap pelaksanaan budaya ini tentunya membuat jemaat mulai enggan dan merasa takut dalam merefleksikan dan melaksnakan budaya ini. Di sisi lain, pihak pemerintah terus mendorong masyarakat yang sekaligus anggota jemaat untuk melestarikan budaya Madandum Banua dengan memberikan subsidi dan pendirian kelompok adat. Keadaan ini menunjukan adanya pertarungan dan benturan nilai antara kekristanan dan budaya Madandum Banua sehingga membuat anggota jemaat merasa binggung serta dilematis. Melalui tulisan ini, peneliti burapaya mencari titik temu atau kesimbangan (equilibrium) antar kedua nilai tersbut yaitu dengan cara mengintegrasikan makna teologi pada budaya Madandum Banua. Pendekatan teologi kontekstual model terjemahan digunakan sebagai pintu masuk dalam memahami budaya Madandum Banua dan memaknai nilai teologis pada budaya tersebut, sehingga proses integrasi dapat berlangsung dengan seimbang. Pada akhirnya tulisan diharapkan mampu menjadi alternatif bagi anggota jemaat dalam merespon keadaan yang dialami ketika mempraktikan dan melestarikan budaya madundum banua sesuai dengan anjuran pemerintah dan terhindar dari stikmatisasi sinkretisme yang diproduksi oleh gereja.
TANGGUNG JAWAB GEREJA TERHADAP PERSOALAN LINGKUNGAN DI JEMAAT GMIM SYALOM TUMINTING MELALUI STRATEGI PASTORAL KONSELING Samuel Wailan Leonard Wanget; Meily Meiny Wagiu; Jekson Berdame; Melkisedek Teleng
POIMEN Jurnal Pastoral Konseling Vol. 5 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Program Studi Pastoral Konseling, Fakultas Teologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to explore the role of the church in environmental conservation and identify pastoral strategies that can be implemented to enhance the awareness and participation of congregants in ecological responsibility. Through a case study at GMIM Syalom Tuminting Church, this study reveals the importance of developing church programs focused on environmental preservation and the necessity of involving all congregants in supporting and executing these programs. Active participation of congregants in environmental stewardship, both through church programs and personal initiatives, is identified as a key element in caring for creation as part of spiritual responsibility. The research also underscores the importance of ongoing research and educational activities to increase the understanding and awareness of congregants about the significance of environmental responsibility. The findings of this study are expected to serve as a reference for other churches in developing effective pastoral strategies for environmental conservation and inspiring congregants to engage in sustainable ecological efforts.
Implementing Ecotheology Through The Concept Of Hospitality In The Context Of Covid 19 Wuwung, Olivia Cherly; Berdame, Jekson; Heydemans, Nency Aprilia
Tumou Tou Vol. 10 No. 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper analyzes hospitality-based ecotheology in the framework of soil theology in a Covid-19 pandemic situation.The goal is for Christians to realize through biblical texts that humans are the image of God (Imago Dei) which contains the responsibility to embody God's character in the process of hospitality to nature.This research uses descriptive method and argumentative comparison using literature study.In the end, the author proves that with hospitality Christians can treat nature as a friend by building a triangular relationship between humans and God, humans and fellow humans and humans and nature as a form of love, and is supported by the success of ecotheology so far. the Covid-19 pandemic. This action starts from oneself, the church, and society with a responsible attitude, protecting, caring for and living in harmony with nature.
Echoing The Religious Moderation Through The Shared Christian Praxis Method Berdame, Jekson; Wagiu, Meily Meiny; Mahardhika, Satria
Tumou Tou Vol. 11 No. 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/tt.v11i2.1776

Abstract

This research aims to give an offer regarding the strengthening of religious moderation concept through the Christian approach: Shared Christian Praxis. Departing from this current urgency where the religious freedom in Indonesia is a freshly happening issue, meanwhile there are still religious freedom offense around. By seeing that Indonesia has a characteristic which is pluralism, thus deemed necessary to embed the concept of religious moderation. This research has been done by using the qualitative method with literature study. Based on the applied content analysis, this SCP method could be the alternative way in terms of embedding and strengthening the moderation religious attitude, which can be crystallized in Christian educational environment, as well as in church. The result of this research is to fill the gap which in its praxis, moderation had been done in mainstream way.
MERANGKAI KEBERSAMAAN DITENGAH PERBEDAAN: ANALISIS PERAN PEMIMPIN AGAMA DALAM PENGUATAN MODERASI BERAGAMA DI MENGKENDEK, TANA TORAJA Kelana, Fajar; Matasak, Syukur; Wagiu, Meily Meiny; Silaban, Tri Oktavia Hartati; Berdame, Jekson
DA'AT : Jurnal Teologi Kristen Vol. 6 No. 1 (2025): Januari 2025
Publisher : Program Studi Teologi, Fakultas Teologi, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/djtk.v6i1.2113

Abstract

Keunikan Indonesia yang majemuk dalam segala bidang termasuk kemajemukan agama membawa dampak tersendiri dalam kehidupan bermasyarakatnya. Dampak tersebut misalnya munculnya berbagai permasalahan intoleran di antara umat beragama. Menghadapi situasi tersebut, maka salah satu upaya yang sedang gencar dikumandangkan oleh pemerintah adalah Moderasi Beragama yang mengajak masyarakat untuk saling menghargai dalam keberbedaan yang ada. Peranan berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan dari moderasi beragama tersebut termasuk dari tokoh-tokoh keagamaan. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai peran pemimpin agama Toraja dalam membangun Moderasi Beragama secara khusus kepada pemimpin agama di Mengkendek, Tana Toraja di mana dari hasil analisis peran pemimpin agama tersebut diharapkan dapat ditemukan upaya-upaya yang berguna dalam meminimalizir masalah intoleransi di tengah masyarakat. Adapun metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian kualitatif yang mengumpulkan data melalui wawancara dan pengamatan. Hasilnya memperlihatkan bahwa pemimpin agama di Mengkendek, Tana Toraja sangat berperan dalam menciptakan suasana moderat di dalam masyarakat melalui upayanya menyadari tugas dan tanggung jawabnya, mengajarkan sikap toleransi kepada masyarakat, membangun dialog antar umat beragama dan memikirkan program dan kerja sama yang dapat melibatkan umat beragama.
Model Relasional Ciptaan dan Upaya Berteologi Ekologi di Desa Tabang Kabupaten Kepulauan Talaud Tombokan, Tifany; Berdame, Jekson; Manapode, Cicilia
DA'AT : Jurnal Teologi Kristen Vol. 5 No. 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Program Studi Teologi, Fakultas Teologi, Institut Agama Kristen Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/djtk.v5i2.1902

Abstract

ABSTRACT The plastic waste crisis "haunts" the Talaud Islands Regency, including Tabang Village. Plastic waste not only affects the scenery but also diminishes the quality of fishermen's catches. The community's awareness of the inherent value of nature is believed to shape their attitudes towards the environment. Therefore, an appropriate perspective on creation is needed. This research aims to examine the impact of plastic waste in Tabang Village and identify the theological roots of these attitudes. The research employs a qualitative method designed to describe both natural and human-engineered phenomena, with an emphasis on the characteristics, quality, and relationships among existing activities. Considering the importance of nature in the lives of the Talaud community, the author proposes an understanding of ecotheology with a relational model on creation in an effort to develop an ecological theology in Tabang Village. This approach aims to foster a proper perspective and cultivate relevant attitudes towards God's creation among the community. ABSTRAK Krisis sampah plastik “menghantui” Kabupaten Kepulauan Talaud termasuk di Desa Tabang. Sampah plastik bukan hanya memengaruhi pemandangan, tetapi juga menurunkan kualitas hasil tangkapan nelayan. Kesadaran masyarakat terhadap nilai (value) yang dimiliki alam ditengarai ikut memproduksi sikap masyarakat terhadap alam. Untuk itu diperlukan cara pandang yang tepat terhadap alam ciptaan. Penelitian diarahkan untuk melihat dampak sampah plastik di desa Tabang dan menemukan akar persoalan sikap tersebut secara teologis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena baik alami maupun rekayasa manusia dengan penekanan pada karakteristik, kualitas dan hubungan di antara kegiatan yang ada. Mengingat pentingnya alam dalam kehidupan masyarakat Talaud, penulis mengusulkan pemahaman ekoteologi dengan model relasional ciptaan dalam upaya berteologi ekologi di Desa Tabang supaya masyarakat memiliki cara pandang yang tepat dan dapat mengembangkan sikap yang relevan berhadapan dengan alam ciptaan Tuhan.