Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN UMUM (Studi Turn of Voter dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2013) Subekti, Tia
Jurnal Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini fokus pada partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umumkhususnya melihat turn of voter dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten MagetanTahun 2013. Partisipasi penting untuk diteliti mengingat keberhasilan dari sebuah pemilu dapatdilihat dari tingkat pasrtisipasi masyarakat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teoripartisipasi politik dan teori pilihan rasional. Terdapat dua rumusan masalah yang dibahas dalampenelitian ini, pertama, bagaimana upaya meningkatkan partisipasi politik dalam PemilihanUmum Kepala Daerah Kabupaten Magetan tahun 2013?. Kedua, bagaimana rasionalitasmasyarakat dalam partisipasi politik dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah KabupatenMagetan tahun 2013? Adapun hasil dari penelitian ini adalah pertama, terdapat upaya dariKPUD, Partai Politik, Media massa, dan civil society dalam meningkatkan partisipasi politik.Kedua, rasionalitas masyarakat memberikan pengaruh yang sangat besar dalam menentukanpartisipasi politik. Pertimbangan ekonomi dan politik uang menjadi salah satu motivasi dalampartisipasi politik. Namun sosok pasangan kandidat dan visi missi juga tidak bisa diabaikandalam pengaruhnya terhadap partisipasi politik masyarakat.Kata kunci: Pemilukada, Partisipasi Politik, Pilihan Rasional,
Konflik Samin vs PT. Semen Indonesia Subekti, Tia
Jurnal Transformative Vol 2, No 2 (2016): Kompleksitas Pemerintahan Daerah
Publisher : Faculty of Social and Political Science Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelolaan sumber daya alam di indonesia saat ini kerap menghadirkan pro kontra dan gesekan diantara beberapa kelmpok kepentingan seperti pemerntah, swasta, dan komunitas. Adanya perbedaan kepentingan diantara mereka menjadi dasar utama munculnya konflik. Salah satunya adalah konflik antara suku samin dengan PT. Semen Indonesia yang melibatkan pula negara dalam hal ini pemerintah daerah. Masyarakat suku samin melakukan perlawanan atas berdirinya pabrik semen di wilayah mereka. Dalam tulisan ini, penulis berupaya melihat hal apa yg melatarbelakangi konflik, bagaimana bentuk perlawanan masyarakat suku Samin, serta apa dampak yg terjadi akibat konflik tersebut. Dengan menggunakan kacamata teori konflik Dahrendof tulisan ini pada akhirnya merujuk pada tiga hasil akhir. Pertama, konflik terjadi karena adanya dualisme kepentingan antara masyarakat suku Samin dengan perusahaan semen dan pemerintah daerah. Kedua, masyarakat suku Samin melakukan perlawanan malalui jalur hukum, pergerakan, dan media sosial. Terakhir, konflik ini pada akhirnya memunculkan perubahan tatanan dalam lingkungan masyarakat suku Samin, yakni perubahan struktur ekonomi serta munculnya perpecahan internal didalam masyarakat samin sendiri. 
Analisis Aktor dalam Tata Kelola Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Batu untuk Kualitas Internasional Sembiring, Ruth Agnesia; Subekti, Tia
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v7i1.30416

Abstract

Keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia bisa dibilang stagnan dan hanya mampu di pasar lokal. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana UMKM dikelola berdasarkan peran serta pola dalam kegiatan ekspor dengan konsep governance. Tata kelola UMKM memiliki visi untuk melibatkan aktor-aktor: pemerintah, masyarakat dan sektor swasta. Dengan menggunakan studi kualitatif, kajian ini menggunakan data primer melalui wawancara mendalam kepada pihak Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan (DISKUMDAG) Kota Batu, dan tiga UMKM pelaku ekspor di Kota Batu; serta dokumentasi media massa maupun tabloid yang memuat informasi mengenai ketiga UMKM yang menjadi fokus kajian. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi terhadap lokasi dan kegiatan UMKM pelaku ekspor dan wawancara melalui pertemuan secara langsung maupun pertemuan secara tidak langsung terhadap narasumber. Kajian ini menganalisis aktor dalam tata kelola UMKM berkualitas internasional, pemasaran UMKM ke pasar internasional dan relasi antaraktor governance dalam rantai ekspor UMKM. Pemerintah memberi pelatihan dan pendampingan, menyelenggarakan pameran UMKM, dan program KITE. Pelaku UMKM sebagai bagian dari masyarakat memiliki tenaga kerja, memperoleh bahan baku, dan memiliki infrastruktur produksi. Pihak swasta membeli produk UMKM, memberi bantuan dana, memasarkan produk UMKM, dan mengirim produk UMKM keluar negeri. Governance model Liberal-democratic digunakan dalam tata kelola UMKM berbasis ekspor di Kota Batu, sehingga relasi pelaku UMKM dengan buyer dari luar negeri terjalin sebelum UMKM terbentuk dan terdaftar secara legal melalui dinas pemerintah. Dengan demikian, kajian ini menemukan bahwa pemerintah mengambil porsi sedikit dalam tata kelola UMKM berkualitas ekspor di Kota Batu. Kehadiran pemerintah dirasakan pada tahap perizininan dan pemenuhan syarat ekspor.
JEJARING SOSIAL DALAM PEMBENTUKAN TIM SUKSES MANDIRI DI PEMILU DPRD KABUPATEN 2019 Tawakkal, George Towar Ikbal; Damayanti, Ratnaningsih; Subekti, Tia; Garner, Andrew D; Seitz, Thomas R
JWP (Jurnal Wacana Politik) Vol 5, No 1 (2020): JWP (Jurnal Wacana Politik) Maret
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.288 KB) | DOI: 10.24198/jwp.v4i2.25654

Abstract

Perubahan dalam sistem pemilihan dan masalah partai politik dalam memobilisasi pemilih telah mendorong para kandidat untuk membangun tim sukses yang independen. Mereka adalah faktor penting dalam upaya memenangkan pemilu. Studi terbaru menunjukkan tentang keberadaan, kinerja, dan efisiensi merekadalam memberikan suara dalam pemilihan umum Indonesia dan banyak negara. Namun, sangat sedikit dari kajian-kajian itu yang membahas tentang bagaimana tim sukses independen dibangun. Artikel ini menganalisis bagaimana para kandidat pemilihan legislatif di daerah mengembangkan tim sukses independen mereka. Berdasarkan wawancara dan pengamatan dari berbagai kandidat dalam pemilihan legislatif 2019 di Kabupaten Pati dan Kabupaten Demak, artikel ini membahas bagaimana para kandidat membangun tim sukses independen, yang mencakup bentuk dan sumber. Hasil studi ini menyatakan bahwa mereka memiliki aktor penting yang berhubungan dengan kandidat. Mereka terhubung secara sosial sebelum pemilihan, sehingga tim dibangun oleh transformasi fungsi sosial. Ini menunjukkan bahwa tim sukses independen mencerminkan jejaring sosial kandidat.
COLLABORATIVE ACTION DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI KECAMATAN PANEKAN KABUPATEN MAGETAN Subekti, Tia; Nimas Mayang Sabrina; Indra Waluyhadi; Dodik Prasetyo; Eko Sulkhani
Wisesa: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023): WISESA - Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : UPT. PKM UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.wisesa.2023.02.2.4

Abstract

Permasalahan stunting merupakan salah satu problem serius yang dihadapi oleh Pemerintah Indonesia. Angka Prevalensi stunting di Indonesia pad atahun 2022 mencapai angka 21,6%. Angka tersebut masih cukup jauh dari target pemerintah sebesar 14% pada tahun 2024. Pemerintah terus berupaya membuat berbagai program pencegahan dan penuruan stunting. Termasuk mendorong para akademisi untuk berkontribusi dalam melakukan pemberdayaan atau peningkatan pemahaman kepada masyarakat luas. Oleh karena itu, Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini mengambil tema terkait dengan collaborative action dalam upaya pencegahan stunting dengan lokasi di Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan. Kegiatan dilakukan dengan memberikan workshop dan juga pendampingan lansung ke masyarakay melalui kegiatan posyandu. Hasil dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan pemahaman pemerintah desa, kader posyandu, PKK, dan juga masyarakat tentang peran apa saja yang harus dilakukan untuk melaksanakan pencegahan stunting. Selain itu, kegiatan ini juga telah berhasil mendorong pemerintah desa untuk melembagakan aksi kolaboratif di level desa dalam upaya pencegahan stunting secara lebih masif.
Penguatan Sekolah Ramah Anak Melalui Partisipasi Siswa Ulfah, Irma Fitriana; Subekti, Tia; Haboddin, Muhtar
Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 9 No 1 (2025): Amaliah Jurnal: Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LPPI UMN AL WASHLIYAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32696/ajpkm.v9i1.4224

Abstract

Student involvement in the school environment reflects the implementation of the Child-Friendly City policy. It serves as proof of the government's dedication to enforcing the Convention on the Rights of the Child and the mandate of the 1945 Constitution, particularly articles 28 and 31. Malang City approved the KLA Regional Regulation on May 14, 2024. This policy requires proper monitoring. The community service activity contributes to the supervision of implementing Child-Friendly Schools. This service promotes and strengthens student participation at SDN Tunjungsekar 4. This activity involves students in grades 1-3 as well as class teachers, lecturers, and students. Socialization is given by providing material about children, children's rights, and forms of student participation that can be done at school. Socialization activities are also followed by Question and Answer sessions and games to increase student enthusiasm. As part of this community service activity, we conducted a mapping of student participation at SD Tunjungsekar 4. The mapping results indicate that students have engaged in various activities at school, including daily duty schedules, Clean Fridays, class management competitions, and selecting extracurricular activities based on their interests, such as angklung, dance, pencak silat, and scouts. An additional form of participation is the art performance held to commemorate National Education Day, providing children with a space to unleash their creativity and self-expression. This type of participation should be continuously nurtured to enhance learning in schools and to support child-friendly education, as well as to strengthen the policies related to the development of Child-Friendly Cities.
Pelatihan Pengaduan Masyarakat Melalui Kanal Pengaduan Pemerintah dan Media Sosial di MAN 1 Blitar Rahayu, Restu Karlina; Subekti, Tia
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 16, No 2 (2025): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v16i2.21144

Abstract

Pemerintah telah menyediakan kanal pengaduan secara resmi seperti melalui Ombudsman, SP4N Lapor dan melalui Kantor Staf Presiden. Pemerintah Kabupaten Blitar sendiri telah memiliki kanal pengaduan resmi https://dashboardpsc.blitarkab.go.id/landing dan sms center. Namun masyarakat terkadang lebih memilih menyampaikan keluhannya melalui media social yang mereka miliki. Sebagaimana kalimat “no viral no justice”. Pelatihan ini bertujuan memberikan pengetahuan tentang pengaduan masyarakat kepada siswa dan siswi MAN 1 Blitar. Metode pelatihan yang digunakan adalah klasikal non randomize control group pre-test and post-test design. Pelatihan diberikan dalam bentuk pre-test, post-test, pemberian materi dan pemberian buku saku pengaduan masyarakat. Terdapat 15 pertanyaan yang sama diberikan kepada peserta dalam pre-test dan post-test. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan adanya kenaikan rerata nilai dari 45% ke 57%. Walau nilai ini masih kurang dari harapan namun pengetahuan siswa dan siswi terkait kanal pengaduan resmi pemerintah yang dapat digunakan untuk menyampaikan pengaduan masyarakat meningkat tajam. Begitupun pengetahuan mereka tentang faktor yang mempengaruhi pengaduan, jenis identitas yang harus dimiliki untuk menyampaikan pengaduan, serta instansi yang mengawasi pelayanan publik.
Pelajar Cerdas Tanpa Kekerasan: Membangun Keterampilan Resolusi Konflik di Sekolah Menengah Atas Negeri 7 Kota Malang Sembiring, Ruth Agnesia; Setiawan, Andi; Subekti, Tia
Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara Vol 5 No 1 (2025): Desember 2025
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/dimastara.v5i1.27342

Abstract

Conflict is an integral part of social life, including in the school environment. Interactions between students from diverse social and cultural backgrounds and with different personalities often lead to conflict. If not managed properly, conflict in the school environment can result in aggressive behavior, bullying, and other acts of violence. Schools, as educational institutions, play a strategic role in shaping the character and social skills of students. One approach that can be applied is conflict resolution education, which focuses on developing communication skills, empathy, and peaceful problem-solving (Deutsch et al., 2016). Based on this urgency, this community service program aims to provide conflict resolution skills training for students at SMA Negeri 7 Kota Malang. The main target of this activity is 10th grade students so that they have effective conflict resolution skills to create a safe and conducive learning environment. The material provided covers the causes of conflict and Simon Fisher's five quadrants of conflict resolution, namely Avoiding, Dominating, Accommodating, Problem Solving/Collaborating, and Compromising (Fisher et al., 2001). By equipping students with these skills, they are expected to be able to resolve disputes constructively without resorting to violence. Conflict resolution educational interventions in schools can reduce aggressive behavior and increase positive relationships between students. Conflict resolution skills also contribute to building a more inclusive and harmonious school culture.