Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Perancangan Usulan Perbaikan Proses Produksi Partially Oriented Yarn (poy) Untuk Meminimasi Defect Break Menggunakan Metode Six Sigma Di Pt Indo-rama Synthetics Tbk Dania Qatrunnada; Wiyono Wiyono; Ayudita Oktafiani
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Indo-Rama Synthetics Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil yang memproduksi produk berbahan polyester. Salah satu yang diproduksi adalah benang tipe Partially Oriented Yarn (POY). Terdapat 3 jenis defect yang terjadi pada proses produksi benang POY. Dari data histori perusahaan, break merupakan jenis cacat yang paling banyak terjadi. Berdasarkan data histori perusahaan, menunjukkan terjadinya jumlah defect break melebihi batas toleransi pada tiap bulannya dengan rata-rata sebesar 0,69 break/ton untuk periode Januari – Mei 2020, sementara perusahaan menetapkan toleransi KPI sebesar 0,60 break/ton. Diketahui defect break terjadi pada proses oiling. Sehingga diberikan perancangan usulan perbaikan yang dapat mengurangi defect break. Analisis akar penyebab dilakukan dengan menggunakan diagram fishbone untuk mengetahui faktor-faktor penyebab defect break. Penentuan tindakan perbaikan dilakukan berdasarkan prioritas tertinggi menggunakan perhitungan FMEA. Didapat faktor potensial adalah faktor mesin dengan penyebab utama kondisi peralatan mesin yang kotor sehingga proses oiling tidak berjalan secara optimal. Dalam menangani permasalahan proses oiling untuk mengurangi defect break benang POY, adapun bentuk perancangan usulan perbaikan yaitu perancangan SOP dan Visual Display. Kata kunci : Benang POY, Cacat, FMEA, SOP, Visual Display.
Penerapan Metode 5s Untuk Meminimasi Waste Motion Pada Proses Produksi Roti Kadet Di Cv. Sri Rejeki Dengan Pendekatan Lean Manufacturing Dandi Muhammad Alim; Wiyono Wiyono; Widia Juliani
eProceedings of Engineering Vol 8, No 4 (2021): Agustus 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

CV. Sri Rejeki merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang penghasil roti. Pada proses produksi di perusahaan masih ditemukan beberapa waste. Pada proses produksi roti kadet, ditemukan waste motion yang mempengaruhi lamanya waktu produksi sehingga menimbulkan terjadinya masalah ketidaktercapaian target produksi dan waktu pengiriman. untuk mengurangi waste motion yang terjadi digunakan penerapan metode 5S dengan pendekatan lean manufacturing, dilakukan pemetaan aliran produksi dan aliran informasi serta identifikasi dengan value stream mapping dan process activity mapping. Identifikasi waste diawali dengan penggambaran current state map, lalu dilakukan analisis waste ke dalam kategori 7 waste (Liker,2006). Setelah itu dilakukan analisis akar penyebab timbulnya waste menggunakan fishbone diagram dan 5 Whys. Rekomendasi perbaikan yang diberikan terkait pada waste yang teridentifikasi adalah penerapan 5S dan merancang tools box yang dapat mengurangi gerakan operator dan lead time. Dari usulan rancangan perbaikan yang dibuat, kemudian memetakan proses produksi pada value stream mapping future state dan didapatkan hasil lead time yang berkurang menjadi 23065,49 detik. Kata Kunci : Lean Manufacturing, Gerakan Pemborosan, Sistem 5S
Perancangan Tracking Order Pada Sistem Customer Relationship Management (crm) Tvf Footwear Dengan Pendekatan Metode Business Process Improvement (bpi) Dea Nurfitriyana Haryati; Wiyono Sutari; Sheila Amalia
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

CRM merupakan salah satu strategi untuk membangun hubungan yang baik dengan pelanggan. Banyak perusahaan yang menggunakan berbagai sarana dalam usahanya untuk meningkatkan Customer Relationship Management salah satunya brand lokal sepatu dari bandung yaitu Tvf Footwear. Tvf Footwear merupakan salah satu brand Sandal dan Sepatu yang berasal dari koata Bandung dan terlahir sejak tahun 2010. Tvf Footwear ini mengakui media social sangat berpengaruh besar terhadap pelayanan kepada konsumen. Namun pada saat ini sistem CRM di Tvf Footwear masih memiliki kekurangan. Pada penelitian kali ini, menggunakan pertimbangan requirement dari ISO 9001:2015 klausul 8.2.1 mengenai komunikasi pelanggan serta konsep CRM acuan terkait dengan Customer Interface Management untuk mendapatkan hasil analisis Gap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah business process improvement (BPI). Perbaikan proses bisnis dilakukan pada bagian pelayanan serta penjualan. Penelitian ini membahas aspek apa saja yang perlu diperbaiki agar memiliki sistem CRM yang baik yang sesuai dengan ISO 9001:2015 dan konsep CRM. Hasil dari penelitian ini adalah rancangan untuk membuat perbaikan dengan penambahan opsi atau fitur pada website yaitu dengan menambah fitur tracking orderan via website Tvf Footwear secara langsung, chat box, keluhan customer serta feedback/rating produk dari customer. Dengan adanya perbaikan ini dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan khususnya dari segi customer interface management. Kata kunci : Customer Relationship Management, ISO 9001:2015 klausul 8.2.1, customer interface management, business process improvement, Tracking Order
Perancangan Konsep Usulan Alarm Peringatan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meminimasi Defect Retak Pada Proses Pembelahan Slat Pensil 7a1 Di Pt Xylo Indah Pratama Msy Cahaya Dinda Pamungkas; Wiyono Wiyono; Widia Juliani
eProceedings of Engineering Vol 7, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT Xylo Indah Pratama merupakan perusahaan swasta nasional yang memproduksi barang setengah jadi berupa slats atau lempengan pensil. Slat yang diproduksi terdiri dari beberapa jenis salah satunya adalah grade 7A1 dengan jumlah produksi yang paling banyak. Data historis perusahaan pada tahun 2019 menunjukkan terjadinya jumlah cacat yang melebihi batas toleransi yang ditetapkan. Di mana, rata-rata persentase jumlah defect sebesar 2% sedangkan perusahaan menetapkan toleransi sebesar 1%. Terdapat 17 jenis cacat yang tidak sesuai dengan spesifikasi produk 7A1. Diketahui dari data historis perusahaan, cacat yang paling banyak terjadi adalah cacat retak yang terjadi pada proses pembelahan. Dengan menggunakan tool fishbone diagram diketahui faktor penyebab cacat dari beberapa faktor. Penentuan faktor dominan dilakukan menggunakan tool FMEA dan didapatkan bahwa penyebab utama cacat retak adalah faktor method dengan mode kegagalan pengisian slat di dalam box penampung tidak sesuai prosedur (diisi sampai slat tumpah/jatuh). Sehingga diberikan usulan perbaikan berupa alarm peringatan. Penyusunan konsep rancangan alarm peringatan dilakukan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment) dengan terlebih dahulu mengetahui VOC (Voice of Customer). Customer need diterjemahkan ke dalam technical responses dan ditentukan keterkaitan hubungannya menggunakan HOQ (House of Quality). Terdapat tiga alternatif konsep alarm peringatan yang dikembangkan berdasarkan technical responses pada tahap concept generation. Pemilihan konsep terbaik dilakukan pada tahap concept screening. Didapatkan konsep rancangan alarm peringatan berdasarkan prinsip poka-yoke yang dilengkapi dengan sensor, program counter pada PLC, serta output berupa suara dan cahaya peringatan untuk mencegah terjadinya cacat retak pada PT XIP. Kata Kunci: Slat, Defect, QFD, Voice of Customer, House of Quality Abstract PT Xylo Indah Pratama is a company that produces semi-finished goods in the form of slats or pencil slabs. Slat produced consists of several types, one of which is grade 7A1 with the most production. Historical company data in 2019 shows the number of defects that exceed the established tolerance limits. Where, the average percentage of the total defect is 2% while the company sets a tolerance of 1%. There are 17 types of defects that are incompatible with product 7A1 specifications. It is known from the company's historical data, the most common defects are crack defects that occur in the cleavage process. By using the fishbone diagram tool, it is known the factors that cause defects from several factors. Determination of the dominant factor is done using the FMEA tool and it is found that the main cause of the crack defect is a method factor with the failure mode of filling the slat in the container box not according to the procedure (filled until the slat spills / falls). So that the proposed improvement in the form of a warning alarm. The concept of warning alarm design is done using the QFD (Quality Function Deployment) method by first knowing the VOC (Voice of Customer). Customer needs are translated into technical responses and relationships are determined using HOQ (House of Quality). There are three alternative warning alarm concepts developed based on technical responses at the concept generation stage. The best concept selection is done at the concept screening stage. The concept of warning alarm design is based on the poka-yoke principle which is equipped with sensors, program counter on PLC, and outputs in the form of sound and warning light to prevent the occurrence of crack defects in PT XIP. Keywords: Slat, Defect, QFD, Voice of Customer, House of Quality
Usulan Treatment Risiko Pada Proses Customer Validation Blanja For Migrant Worker Di Pt Metraplasa (blanja.com) Dengan Menggunakan Pendekatan Risk Management Process Arrivan Dika Santosa; Wiyono Sutari; Heriyono Lalu
eProceedings of Engineering Vol 7, No 1 (2020): April 2020
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT Metraplasa sedang mengembangkan satu fitur untuk para pekerja migran Indonesia yang sedang bekerja di luar negeri yaitu Blanja for Migrant Workers. Fitur tersebut bertujuan untuk memudahkan para pekerja migran yang sedang bekerja di luar negeri untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang berada di Indonesia. Proses customer validation dilalui PT Metraplasa untuk memvalidasi rencana pengembangan fitur ini kepada calon customer yaitu pekerja migran Indonesia yang berada di Taiwan. Pada pelaksanaannya, tim Blanja belum mengidentifikasi kemungkinan kejadian risiko, akibatnya proses customer validation mengalami keterlambatan dan juga mendapatkan hasil yang tidak sesuai target. Kendala yang dihadapi perusahaan saat melakukan proses ini menjadi latar belakang untuk melakukan manajemen risiko, mengingat masih ada lagi proses customer validation yang akan dilakukan dengan PMI di negara lain. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk melakukan manajemen risiko pada proses customer validation. Hasil akhir penelitian ini berupa usulan risk treatment dan usulan proses baru untuk penerapan treatment plan dengan melibatkan perbaikan komponen-komponen proses seperti aturan, sumber daya manusia, aktivitas, serta sarana dan prasarana. Kata kunci : risk assessment, risk treatment, customer validation, proses Abstract PT Metraplasa is developing a feature for Indonesian Migrant Workers who are working abroad, namely Blanja for Migrant Workers. This feature is to facilitate Migrant Workers who work abroad to buy the needs for the family in Indonesia. The customer validation process was passed by PT Metraplasa to validate the feature development plan for prospective customers in Taiwan. In its implementation, the Blanja team has not yet identified the possibility of risk events, as a result the customer validation process has been delayed and also has not achieve the targets. Constraints faced by the company when carrying out this process become the background for start risk management process, because the company still have the customer validation process that will be carried out with PMI in other countries. Thus, this research was conducted to do risk management in the customer validation process. The final result of this research is in the form of a risk treatment proposal and a new process proposal for the implementation of a treatment plan by involving the improvement of process components such as rules, human resources, activities, and facilities and infrastructure Keywords: risk assessment, risk treatment, customer validation, process
Perancangan Sop Pengukuran Kepuasan Mahasiswa Terhadap Praktikum Pada Prodi Teknik Industri Menggunakan Metode Business Process Improvement Di Universitas Telkom Bandung Manuel Jalenski; Sri Widianingrum; Wiyono Wiyono
eProceedings of Engineering Vol 8, No 2 (2021): April 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Universitas Telkom Bandung merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang memiliki beberapa fakultas. Dalam pelaksanaan kegiatan perkuliahan terdapat kegiatan penunjang yaitu kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum dilaksanakan pada laboratorium yang sesuai dengan mata kuliah yang bersangkutan. Untuk meningkatkan kualitas laboratorium sebagai sarana penunjang kegiatan perkuliahan, salah satu hal yang diperlukan adalah mengetahui kepuasan mahasiswa terhadap laboratorium ketika melaksanakan praktikum. Untuk mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa terhadap laboratorium, laboratorium menggunakan kuesioner online sebagai sarana pengumpulan data kepuasan mahasiswa. Pengukuran kepuasan mahasiswa ini diperlukan untuk mengetahui sudah sejauh mana laboratorium memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam hal praktikum dan untuk meningkatkan kualitas dari laboratorium. Penelitian ini berfokus kepada perancangan ulang proses pengukuran kepuasan mahasiswa terhadap praktikum berdasarkan ISO 9001:2015 klausul 9.1.2 mengenai kepuasan pelanggan. Perancangan ulang dilakukan dengan memperbaiki proses pengukuran kepuasan mahasiswa terhadap praktikum dan pemenuhan requirement ISO 9001:2015. Proses perancangan dimulai dari identifikasi gap antara kondisi aktual pengukuran kepuasan mahasiswa dengan requirement ISO 9001:2015 klausul 9.1.2. Hasil dari identifikasi gap tersebut akan digunakan untuk melakukan perancangan proses persiapan dan pengukuran kepuasan mahasiswa. Hasil dari perancangan proses tersebut kemudian menghasilkan usulan proses persiapan dan pengukuran kepuasan mahasiswa dengan menggunakan metode Business Process Improvement langkah keenam yaitu apply improvement technique. Pada metode Business Process Improvement tools yang digunakan adalah simplifying dan automation. Pada penelitian ini digunakan metode Business Process Improvement karena penelitian yang dilaksanakan berkaitan dengan proses bisnis.Perbaikan yang telah dilakukan menghasilkan standar proses usulan berupa SOP persiapan dan pengukuran kepuasan mahasiswa terhadap praktikum. Kata kunci: ISO 9001:2015, SOP, Business Process Improvement Abstract Telkom University Bandung is a private university which has several faculties. In the implementation of lecture activities, there are supporting activities, namely practicum activities. Practicum activities are carried out in the laboratory in accordance with the subject concerned. To improve the quality of the laboratory as a means of supporting lecture activities, one of the things needed is to know student satisfaction with the laboratory when carrying out practicum. To determine the level of student satisfaction with the laboratory, the laboratory uses an online questionnaire as a means of collecting student satisfaction data. This measurement of student satisfaction is needed to determine the extent to which the laboratory meets student needs in terms of practicum and to improve the quality of the laboratory. This study focuses on redesigning the process of measuring student satisfaction with practicum based on ISO 9001: 2015 clause 9.1.2 regarding customer satisfaction. The redesign was carried out by improving the process of measuring student satisfaction with practicum and meeting the requirements of ISO 9001: 2015. The design process begins with the identification of the gap between the actual conditions for measuring student satisfaction with the ISO 9001: 2015 clause 9.1.2. The results of the gap identification will be used to design the preparation process and measure student satisfaction. The results of the process design then produce a process proposal for the preparation and measurement of student satisfaction using the sixth step Business Process Improvement method, namely apply improvement technique. In the Business Process Improvement method the tools used are simplifying and automation. In this study, the Business Process Improvement method was used because the research carried out was related to business processes. The improvements that have been made resulted in a standard process proposal in the form of SOP for preparation and measurement of student satisfaction with practicum. Key words: ISO 9001:2015, SOP, Business Process Improvement
Usulan Perbaikan Proses Bisnis Permintaan Cabut Layanan Pada Dbs Pt Xyz Dengan Metode Business Process Improvement Ni Putu Ayu Laksmi Purwati; Wiyono Sutari; Heriyono Lalu
eProceedings of Engineering Vol 8, No 5 (2021): Oktober 2021
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT XYZ merupakan perusahaan penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi terbesar di Indonesia, perusahaan ini hadir di setiap daerah di Indonesia termasuk Bali. Salah satu divisi yang melayani permintaan cabut layanan dalam segmen small medium enterprise adalah divisi business service atau yang biasa disebut DBS. Dalam data selama bulan Januari hingga bulan Desember tahun 2021 ditemukan bahwa terdapat sebanyak 66,7% permintaan cabut layanan yang belum selesai sesuai dengan waktu standar yang ditetapkan DBS yaitu selama 1x24 jam. Berdasarkan hal ini perusahaan mengalami opportunity lost sebesar Rp385.875.000 hingga maksimal Rp 3.252.375.000. Untuk meminimasi opportunity lost perusahaan maka dalam penelitian ini dilakukan identifikasi penyebab proses permintaan cabut layanan belum selesai sesuai dengan waktu standar yang ditetapkan serta perbaikan proses bisnis untuk proses permintaan cabut layanan. Metode Business Process Improvement merupakan salah satu metode yang mampu meminimasi keterlambatan. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam proses permintaan cabut layanan dengan teknik improvement technique wheel. Dari hasil identifikasi tersebut akan diperoleh requirement untuk perbaikan pada proses. Hasil dari penelitian ini yaitu berupa sistem informasi monitoring serta pedoman kerja untuk proses permintaan cabut layanan. Kata kunci : Proses Bisnis, Business Process Improvement, Monitoring
Perancangan Perbaikan Pada Mesin Slicer Untuk Meminimasi Jumlah Defect Pada Proses Slicing di Perusahaan Meat Processing Menggunakan Metode QFD Muhammad Thoriq Faza; Wiyono Sutari; Sheila Amalia
Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development Vol. 6 No. 2 (2024): Ranah Research : Journal Of Multidisciplinary Research and Development (Januari
Publisher : Dinasti Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/rrj.v6i2.811

Abstract

Product quality is conformity to requirements or specifications, which is greatly influenced by the production process. PT XYZ is a company in the meat processing sector, producing products such as smoked beef. There are 11 CTQs that must be met in smoked beef production, but there is still a gap between the number of defects and the maximum permitted limit. The slicing process is the main cause of the highest number of defects. This research aims to identify factors that cause defects in the slicing process and design a proposed machine to reduce the number of defects. The DMAI method is used to find solutions, followed by QFD to fulfill consumer desires. The design includes the addition of a proximity sensor, increased knife speed, and an integrated knife sharpener. A proximity sensor is connected to a microcontroller to monitor knife rotation speed and thickness in real-time. Providing this tool helps operators monitor machine conditions in real-time and prevent defects. The simulation shows an increase in the sigma level from 4,100 to 4,995.