Ari Sukawan
Jurusan Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan, Program Studi DIII Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan, Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

FAKTOR PENYEBAB PENDING KLAIM BPJS PASIEN COVID-19 DI RSUD Dr. SOEKARDJO TASIKMALAYA Ari Sukawan; Fitria Dewi Rahmawati; Ulfa Fauziah; Fikri Muhammad
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 8 No 2 (2022): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v8i2.3657

Abstract

Latar Belakang: Kelengkapan rekam medis menjadi salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit, yang perlu diperhatikan pencatatannya oleh tenaga kesehatan utamanya dokter sebagai penanggung jawab pasien. Suatu rekam medis mempunyai nilai keuangan karena isinya dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pelayanan di rumah sakit. Subjek dan Metode: Jenis Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan metode deskriptif. Lokasi Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Soekardjo Tasikmalaya. Waktu Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2022 yang dilakukan terhadap 5 orang informan utama, kunci dan pendukung yang terdiri dari 1 petugas kepala rekam medis, 1 petugas rekam medis (koder) , 1 petugas kasir , 1 petugas dokter dan 1 petugas perawat. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa proses SDM dalam pelaksanaan prosedur administrasi klaim BPJS Kesehatan pada pelayanan rawat inap didapatkan bahwa para informan mengerti proses pelaksanaan prosedur administrasi klaim BPJS pelayanan rawat Inap, dan juga didapati bahwa prosedur administrasi klaim BPJS pada pelayanan rawat Inap berjalan sesuai Standar Operasional Prosedur yang ada. Upaya yang dilakukan terkait masalah Pending klaim BPJS Kesehatan, Rumah Sakit senantiasa melakukan evaluasi untuk mengurangi kejadian pengembalian berkas klaim, dimulai dari selalu berkomunikasi tentang segala permasalah ada serta berkoordinasi dari setiap bagian yang berhubungan serta meningkatkan kinerja masing-masing bagian, mengikuti regulasi dengan baik dan juga saling mengingatkan. Kesimpulan: Rumah Sakit dilakukan pengawasan dan mengadakan evaluasi kinerja pegawai secara berkala dan evaluasi kepatuhan petugas dalam pengisian lembar syarat yang diajukan pada pihak verifikator BPJS. Sehingga dapat meminimalisir pengembaliann berkas syarat klaim.
Hak Akses Pelepasan Informasi Rekam Medis Elektronik Untuk Kepentingan Penelitian Di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung Widia Mulyani; Dewi Lena Suryani Kurniasih; Ari Sukawan
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 12, No 3 (2023)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.86892

Abstract

Rekam Medis Elektronik setidaknya memenuhi prinsip keamanan maupun perlindungan data meliputi kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data. Hak akses rekam medis elektronik berupa pemberian username dan password 1x24 jam. Kadang terjadi pemberian hak akses yang beresiko disalahgunakan. Tujuan dari penelitian ini mengetahui hak akses pelepasan informasi rekam medis elektronik untuk kepentingan penelitian di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung. Jenis penelitian kualitatif phenomenology. Data dikumpulkan dengan cara observasi serta wawancara terhadap 7 informan yaitu; Kepala Instalasi Rekam Medis, Kasub Pengelolaan Rekam Medis Rawat Jalan, Petugas Filing Rawat Jalan, Kepala Instalasi SIRS, Staf Bidang Pelayanan Penunjang, Perwakilan dari Kesatuan Staf Medis (KSM), dan pihak yang mengakses Rekam Medis Elektronik.Data menggunakan triangulasi sumber dan dianalisis secara tematik. Terdapat panduan pelayanan dan SPO tetapi alur prosedur belum dipisahkan berdasarkan hak akses internal maupun eksternal. Sistem masih dalam tahap pengembangan sehingga kadang pihak eksternal mendapatkan hak akses pada data yang tidak bersifat read only. Alur prosedur hak akses pelepasan informasi rekam medis elektronik telah disetujui, dipublikasikan, dan dikomunikasikan dengan pihak internal maupun eksternal. Kebijakan tentang pembagian hak akses yang lebih rinci perlu dibuat dan disesuaikan dengan kepentingan maupun pihak yang melakukan akses informasi tersebut.
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT BERBASIS WEB DI UPTD PUSKESMAS PANJALU Fikri Muhamad Zulfikar; Ari Sukawan; Andi Suhenda; Fery Fadly
Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan Vol 11, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jitet.v11i3.3138

Abstract

Kepuasan pasien dapat diartikan sebagai suatu sikap konsumen yakni beberapa derajat kesukaan atau ketidaksukaanya terhadap pelayanan yang diberikan. Kepuasan pasien diperoleh dengan melakukan survei kepuasan masyarakat yang disebut dengan indeks kepuasan masyarakat. Pusat Kesehetan Masyarakat (Puskesmas) Panjalu, merupakan salah satu Puskesmas yang sudah menerapkan Indeks Kepuasan Masyarakat secara manual untuk menunjang mutu pelayanan kesehatan. Penilitian ini betunjuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pada proses pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat dengan melakukan perancangan aplikasi Indeks Kepuasan Masyarakat berbasis website. Perancangan aplikasi Indeks Kepuasan Masyarakat ini dimulai dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. Metode perancangan sistem yang digunakan pada aplikasi merupakan metode Prototipe. Aplikasi Indeks Kepuasan Masyarakat dirancang sesuai dengan kebutuhan di UPTD Puskesmas Panjalu sehingga nantinya dapat membantu meningkatkan mutu pelayanan.
PELATIHAN KLASIFIKASI KODEFIKASI PENYAKIT SERTA MASALAH TERKAIT BERDASARKAN ICD-10 PADA PETUGAS DI PUSKESMAS URUG Ari Sukawan; Andi Suhenda; Fikri Muhammad
Indonesian Journal of Health Information Management Services Vol. 3 No. 2 (2023): Indonesian Journal of Health Information Management Services (IJHIMS)
Publisher : APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/ijhims.v3i2.75

Abstract

Salah satu kegiatan yang dilakukan dipuskesmas pada bagian rekam medis yaitu sistem pengolahan di bagian koding. Penerapan pengodean harus sesuai ICD-10 guna mendapatkan kode yang tepat sehingga mencerminkan kondisi kesehatan yang sebenarnya. Salah satu kegunaan pengodean diagnosis dipuskesmas yaitu klaim kapitasi primary-care dan pelaporan bulanan morbiditas. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit serta masalah terkait dipuskesmas urug tidak hanya dilakukan oleh perekam medis tetapi dilakukan oleh tenaga kesehatan lainnya dan masih terdapat beberapa kesalahan dalam penetapan koding diagnosis sehingga perlu dilakukan pelatihan klasifikasi kodefikasi penyakit serta masalah terkait. Metode yang digunakan adalah metode pendidikan masyarakat dilakukan penyuluhan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman petugas berkaitan dengan klasifikasi dan kodefikasi penyakit serta masalah terkait menggunakan ICD-10 dan pemberian pre-test, post-test serta pendampingan simulasi pengodean diagnosis. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini bertambahnya pegetahuan petugas dalam melakukan klasifikasi dan kodefikasi penyakit terlihat dari hasil evaluasi kegiatan. Sehingga dengan adanya kegiatan pelatihan ini petugas puskesmas urug yang telah mendapatkan pendampingan pelatihan ini sangat berterima kasih kepada tim pengabdian masyarakat tentunya bisa di implementasikan nantinya. Mereka juga berharap kegiatan yang mereka lakukan dapat diselenggarakan secara rutin.
Ketepatan Pengkodean Diagnosis Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Klinis di Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama Ari Sukawan
Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Vol 7, No 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrmik.v7i1.10837

Abstract

One of the supporting units in the hospital, namely medical records, is a manual / electronic record carried out by health care providers such as diagnosis. One of the medical record activities is to code the disease. Coding is the provision of alphanumeric symbols carried out by the coder. The diagnosis coding provided must be correct in accordance with the codes listed in ICD-10, the correct coding will affect hospital health financing. The research was conducted at Medika Citra Utama Hospital. This study aims to describe the coding procedures and accuracy of disease diagnosis using a cross sectional design. The population of cases in this study were medical records of dengue haemorrhagic fever patients from January to December 2022. The number of samples was 98 medical records. The sampling technique used was simple random sampling. The results of the study of diagnosis coding procedures carried out by the coder have not been in accordance with the steps that have been determined by ICD-10 volume 2 due to the busyness of officers in carrying out other activities and there are 78.6% of medical records that are appropriate and in accordance with the results of clinical examinations, 21.4% of medical records that are not appropriate and do not match the results of clinical examinations resulting in pending claims at the hospital. The conclusion of this study is that coder officers are expected to do coding referring to ICD-Volume 2 and pay attention to clinical examination in order to get accurate coding so that hospital claims are claimed on time.
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT BERBASIS WEB DI UPTD PUSKESMAS PANJALU Fikri Muhamad Zulfikar; Ari Sukawan; Andi Suhenda; Fery Fadly
Jurnal Informatika dan Teknik Elektro Terapan Vol 11, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jitet.v11i3.3138

Abstract

Kepuasan pasien dapat diartikan sebagai suatu sikap konsumen yakni beberapa derajat kesukaan atau ketidaksukaanya terhadap pelayanan yang diberikan. Kepuasan pasien diperoleh dengan melakukan survei kepuasan masyarakat yang disebut dengan indeks kepuasan masyarakat. Pusat Kesehetan Masyarakat (Puskesmas) Panjalu, merupakan salah satu Puskesmas yang sudah menerapkan Indeks Kepuasan Masyarakat secara manual untuk menunjang mutu pelayanan kesehatan. Penilitian ini betunjuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pada proses pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat dengan melakukan perancangan aplikasi Indeks Kepuasan Masyarakat berbasis website. Perancangan aplikasi Indeks Kepuasan Masyarakat ini dimulai dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. Metode perancangan sistem yang digunakan pada aplikasi merupakan metode Prototipe. Aplikasi Indeks Kepuasan Masyarakat dirancang sesuai dengan kebutuhan di UPTD Puskesmas Panjalu sehingga nantinya dapat membantu meningkatkan mutu pelayanan.
PELATIHAN MOBILE JKN UNTUK OPTIMALISASI AKSES PELAYANAN KESEHATAN DI KECAMATAN TARAJU KABUPATEN TASIKMALAYA Ari Sukawan; Andi Suhenda; Dedi Setiadi; Ida Sugiarti; Fery Fadly; Dewi Lena Suryani; Wahyuni, Ida; Fajar Yunita Sari; Ayu Rahayu Lestari; Ulfah Fauziah; Neli Puspitasari
Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2025): Januari
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/emass.v7i1.542

Abstract

Mobile JKN merupakan inovasi teknologi untuk mendekatkan akses layanan kesehatan kepada masyarakat. Teknologi yang baik adalah yang mudah dipahami, dijangkau, dan dapat dimanfaatkan secara optimal. Literasi digital masyarakat menjadi salah satu factor layanan digital tidak tersampaikan secara efektif. Pelatihan kepada para kader merupakan upaya mendekatkan teknologi kepada masyarakat khususnya pemanfaatan teknologi Mobile JKN. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui pemberian pelatihan khusus ini telah dilaksanakan oleh Tim Pengabdian Bina Wilayah Prodi DIII RMIK Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya kepada 20 kader di Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. Pelatihan disampaikan melalui kegiatan ceramah, tutorial, dan konsultasi teknis. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan pemberian 10 soal pre dan post test kepada peserta. Diperoleh 30% peningkatan pengetahuan kader yang awalnya cukup menjadi baik. Sebanyak 65% kader mencapai peningkatan skor rata-rata 1 poin. Akses layanan Kesehatan sebenarnya sangat dekat melalui peningkatan pengetahuan melalui pelatihan ini. Namun, diperlukan kontinuitas kegiatan tetap diperlukan terhadap update teknologi mobile JKN yang lebih advance (maju/canggih) kepada masyarakat. Disamping itu juga diperlukan adanya pengukuran pengalaman dalam pemanfaatan mobile JKN dari masyarakat.
IMPLEMENTASI KETEPATAN PENGKODEAN DIAGNOSIS DAN TINDAKAN MEDIS DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM KOTA MAKASSAR SULAWESI SELATAN Ari Sukawan
Jurnal Mitrasehat Vol. 9 No. 1 (2019): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v9i1.35

Abstract

Ketidakakuratan kode diagnosis akan mempengaruhi data dan informasi laporan, ketepatan tarif INA-CBG’s yang pada saat ini digunakan sebagai metode pembayaran untuk pelayanan pasien jamkesmas, jamkesda, jampersal, askes PNS yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi ketepatan pengkodean diagnosis dan tindakan medis di unit rawat inap Rumah Sakit Umum Kota Makassar Sulawesi Selatan. Metode penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.Berdasarkan penelitian didapatkan informan sebanyak 4 orang yang terdiri dari informan utama 2 orang, informan pendukung 1 orang dan informan kunci 1 orang. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ketepatan penulisan diagnosis penyakit yang ditentukan oleh tenaga medis harus tepat dan lengkap beserta tanda tangan dokter penanggung jawab pasien. Ketepatan diagnosis sangat ditentukan oleh tenaga medis, dalam hal ini sangat bergantung pada dokter sebagai penentu diagnosis karena hanya profesi dokter yang mempunyai hak dan tanggung jawab untuk menentukan diagnosis pasien. Dokter yang merawat juga bertanggung jawab atas pengobatan pasien, serta harus memilih kondisi utama dan kondisi lain yang sesuai dalam periode perawatan. Coder sebagai pemberi kode bertanggung jawab atas ketepatan kode diagnosis yang sudah ditetapkan oleh petugas medis. Disarankan kepada pengodean diagnosis pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Kota Makassar dilakukan oleh petugas yang berkompeten yaitu petugas rekam medis sesuai dengan kualifikasi pendidikan seorang perekam medis.
Pengaruh Ketepatan Pengkodean Diagnosa dan Tindakan Medis pada Penyakit Diabetes Mellitus Tipe II terhadap Tarif Ina-Cbgs Unit Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar Sulawesi Selatan Ari Sukawan; Lilik Meilany
Jurnal Mitrasehat Vol. 10 No. 1 (2020): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v10i1.123

Abstract

Dasar pengelompokan dalam INA-CBGs menggunakan system kodefikasi dari diagnosis akhir dan tindakan/prosedur yang menjadi output pelayanan, dengan acuan ICD-10 untuk diagnosis dan ICD-9-CM untuk tindakan/prosedur. Tarif Indonesian-Case Based Groups yang selanjutnya disebut Tarif INA-CBGs adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan atas paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokan diagnosis penyakit dan prosedur. Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar masih terdapat kurang tepat dan tidak tepat pada pengkodean diagnosa dan tindakan medis yang berpengaruh pada tarif INA-CBGs tinggi sedang dan rendah. Pengaruh Ketepatan Pengkodean Diagnosa dan Tindakan Medis Pada Penyakit Diabetes Mellitus Tipe II Terhadap Tarif INA-CBG’s Unit Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah penelitian asosiatif kuantitatif dimana peneliti mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan mengenai ketepatan pengkodean diagnosis dan tindakan medis pada penyakit diabetes mellitus tipe II terhadap tarif INA-CBG’s unit rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar.. Sampel didapatkan 100 rekam medis pasien rawat inap penderita penyakit diabetes militus type II dibulan Januari 2017 - Juni 2017. Menggunakan uji parsial/uji t dan uji simultan/uji F. Dari hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar. Sulawesi selatan terlihat pada tabel 4.1.1 ketepatan pengkodean diagnosa dan tabel 4.1.2 ketepatan tindakan medis masih terdapat pengkodean kurang tepat dan tidak tepat dalam memberikan kode. terdapat tarif yang dikategorikan tinggi, sedang dan rendah. Dari hasil penelitian terdapat adanya Pengaruh ketepatan pengkodean diagnosa dan tindakan medis terhadap tarif INA-CBGs. Berdasarkan hasil perhitungan, terdapat variabel yang paling berpengaruh terhadap tarif INA-CBG’s adalah ketepatan tindakan medis.
Faktor Mempengaruhi Kinerja terhadap Pengelolaan Rekam Medis di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar Ari Sukawan; Lilikmeilany; Agustina
Jurnal Mitrasehat Vol. 12 No. 1 (2022): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v12i1.324

Abstract

Bilamana dalam pelayanan dirumah sakit ingin ditingkatkan maka perlu dibenahi pengelolaan rekam medis dengan cara meningkatkan kinerja petugas rekam medis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah faktor yang mempengaruhi kinerja dalam pengelolaan rekam medis dirumah sakit Bhayangkara Makassar. Desain dari Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan analisa data univariate dan bivariate. Populasi dalam penelitian ini adalah semua petugas rekam medis pada rumah sakit bhayangkara makassar yang berjumlah 25 dengan menggunakan total sampling. Hasil yang diperoleh yakni pada umumnya kinerja sesuai dan meningkat karena pengaruh faktor motivasi 15 orang (60,0%) yang sesuai dengan kinerja, 8 orang (28%) tidak sesuai kinerja, namun terdapat 2 orang (8%) memiliki motivasi rendah namun kinerja sesuai. Lingkungan kerja baik yang jumlah 13 orang ( 52,0%) sesuai dengan kinerja, terdapat 12 orang (48%), lingkungan kerja kurang baik sehingga tidak sesuai kinerja. Memiliki Sikap baik jumlah 15 (60,0%) yang sesuai dengan kinerja, terdapat 13 orang (52,0%), dan yang memiliki sikap kurang baik sejumlah 10 (40,0%), terdapat 6 orang (24%) kinerja yang tidak sesuai. kesimpulan dalam penelitian ini adalah 1) Motivasi memiliki pengaruh yang bermakna dengan kinerja petugas rekam medis dengan nilai p = 0,017 < α (0,05). 2) Lingkungan kerja memiliki pengaruh yang bermakna dengan kinerja petugas rekam medis nilai p = 0,011 < α (0,05), 3) sikap juga memiliki pengaruh kinerja petugas rekam medis dengan nilai p= 0,28 < α (0,05). pada taraf signifikan nilai P=value < α (0,05) Ho ditolak sehingga dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh signifikan motivasi, lingkungan kerja, sikap terhadap kinerja petugas rekam medis di rumah Sakit Bhayangkara Makassar.