Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Kampung Skouw Yambe Melalui Pemanfaatan Limbah Kayu Menjadi Briket Sebagai Bahan Bakar Alternatif Nanlohy, Hendry Y.; Haurissa, Jusuf; Riupassa, Helen; Marianingsih, Susi; Iriyanto, Santje Magdalena; Usman, Syamsudin
JURNAL ABDIMAS DINAMIS : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 3 No 2 Juni (2022): Abdimas Dinamis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat USTJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58839/jad.v3i2.1012

Abstract

The existence of wood waste along the coast of Skouw Yambe is an abundant natural potential that has not been utilized properly. This Community Service activity aims to utilize the waste into briquettes as an alternative fuel to replace kerosene. The method used in this activity is the socialization, practice and training of making briquettes starting from collecting and drying raw materials, making wood charcoal, refining wood charcoal, mixing wood charcoal with adhesives, printing briquettes, drying briquettes, and cooking trials using briquettes. The results obtained from this Community Service Program are that the people of Skouw Yambe village can have excellent skills and abilities in producing household-scale briquettes from wood waste.
BERSAMA MELAWAN BERITA HOAX VAKSIN COVID-19 DI DISTRIK ABEPURA KOTA JAYAPURA Haurissa, Jusuf; Usman, Syamsudin; Nanlohy, Hendry Y.; Riupassa, Helen; Nainggolan, Hotnida
JURNAL ABDIMAS DINAMIS : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 3 No 1 Januari (2022): Abdimas Dinamis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat USTJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58839/jad.v3i1.1032

Abstract

Pandemi covid 19 membuat banyak orang menderita disemua sektor kehidupan mulai dari fisik yang menjadikan masyarakat tidak bisa bergerak bebas karena masyarakat lebih banyak berdiam diri di rumah saja. Karena psikis mereka juga lelah dan lemah sehingga dalam menerima informasi tentang pandemi covid 19 dan menyebar tanpa disaring terlebih dahulu yang masuk di tengah masyarakat. Kesadaran hukum, minat pendidikan masyarakat, dan kemampuan berpikir kritis dari kalangan muda hingga lansia terus menurun. Orang-orang melanggar aturan dan menyebarkan berita yang tidak benar alias Hoax. Berdasarkan masalah tersebut, tim PKM-USTJ bertujuan untuk melakukan pengabdian di distrik Abepura dengan mengajak masyarakat untuk bisa membuat strategi melawan Hoax di masa pandemi dengan optimalisasi kesadaran masayarakat dan kemampuan berpikir kritis melalui literasi media untuk masyarakat distrik abepura. Beberapa tahapan dilakukan mulai dari sosialisasi lewat pamphlet anti-Hoax, pemasangan baliho anti Hoax dan pembuatan video anti-Hoax. Tim PKM berupaya keras dalam mengoptimalkan potensi distrik dan masyarakat untuk melawan Hoax dimassa pandemi. Dengan adanya program ini paling tidak Tim PKM-USTJ dapat membantu pemerintah untuk melawan Hoax atau berita bohong yang bertebaran khususnya berita mengenai Covid-19.
PELATIHAN DAN PEMBUATAN BRIKET BERBAHAN DASAR LIMBAH KAYU GELONDONGAN DIKAMPUNG SKOUW SAE KOTA JAYAPURA Haurissa, Jusuf; Nainggolan, Hotnida; Riupassa, Helen; Iriyanto, Santje M; Nanlohy, Hendry Y; Usman, Syamsudin
JURNAL ABDIMAS DINAMIS : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 4 No 1 Januari (2023): Abdimas Dinamis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat USTJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58839/jad.v4i1.1169

Abstract

Pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Tim PKM Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) di Kampung Skouw Sae adalah melatih membuat briket dari limbah kayu gelondongan. Limbah kayu gelondongan sebagai bahan dasar pembuatan briket, banyak terdapat disepanjang dipantai Skow Sae dan mencemari lingkungan disekitar pantai. Limbah-limbah kayu gelondongan sangat berguna apabila dapat diolah oleh masyarakat skouw sae menjadi briket penganti bahan bakar minyak tanah. Selain itu, tujuan Tim PKM adalah untuk membantu masyarakat, mengurangi masalah penumpukan limbah sekaligus mengubahnya menjadi sesuatu yang bernilai. Metode pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat dalam bentuk sosialisasi pelatihan dan pendampingan melalui penyampaian materi dan pelatihan secara langsung dengan masyarakat kampung Skouw Sae melalui tatap muka dan pembimbingan. Hasil dari pelaksanaan pengabdian masyarakat, adalah masyarakat dapat membuat briket dengan memanfaatkan limbah dari pesisir pantai. Hasil cetakan briket dari pelatihan sudah dapat digunakan untuk memasak. Harapan masyarakat kedepannya untuk dijadikan sebuah penghasilan atau usaha briket.
PENDAMPINGAN PEMBUATAN PENGOLAHAN AIR SUMUR DENGAN TEKNOLOGI FILTRASI BERTINGKAT UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH MASYARAKAT KAMPUNG YAMTA Suhartawan, Bambang; Haurissa, Jusuf; Iriyanto, Santje M; Rumawak, Sarah A; Suyatno, Suyatno
JURNAL ABDIMAS DINAMIS : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 4 No 2 Juni (2023): Abdimas Dinamis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat USTJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58839/jad.v4i2.1228

Abstract

Pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Tim PKM Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) di Kampung Yamta distrik Arso kabupaten Keerom adalah pendampingan pembuatan pengolahan air sumur dengan menggunakan teknologi filtrasi bertingkat untuk kebutuhan air bersih. Penggunaan teknologi filtrasi bertingkat sangat penting untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Dengan adanya filtrasi bertingkat, air dapat disaring dengan lebih efektif dan efisien, menghilangkan kontaminan dan zat-zat berbahaya yang dapat mengancam kesehatan manusia. Selama 1 bulan Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) bersama masyarakat membuat instalasi teknologi filtrasi bertingkat air bersih dengan fasilitas yang sangat sederhana (berbasis lokal), dan sudah di gunakan masyarakat. Keuntungan penggunaan teknologi filtrasi bertingkat untuk kebutuhan air bersih masyarakat adalah , menghilangkan berbagai jenis kontaminan, meningkatkan kualitas air, meminimalisir risiko penyakit, hemat biaya dan keberlanjutan. Penggunaan teknologi filtrasi bertingkat dapat dilakukan pada berbagai tingkatan, mulai dari skala rumah tangga hingga skala komunitas atau pabrik air bersih. Dalam implementasinya, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor seperti kebutuhan lokal, sumber air yang tersedia, dan anggaran yang tersedia untuk memilih sistem filtrasi bertingkat yang paling sesuai untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.
ANALISA KINERJA TURBIN TURGO DAN TURBIN PELTON SKALA LABORATORIUM Ramaputra, Dharmacakra; Haurissa, Jusuf
DINAMIS Vol 19 No 1. Juli (2022): Dinamis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58839/jd.v19i1.1103

Abstract

This study aims to analyze the performance comparison of turgo turbines and laboratory-scale Pelton turbines. The research was conducted using the H41D/C turbine simulator in the Mechanical Engineering Laboratory of Jayapura University of Science and Technology. Turgo turbines and Pelton turbines were installed in the turbine simulator alternately, and then the turbines were tested for comparison of power and efficiency. During the testing process, the data is measured by turbine rotation, flow rate, and flow pressure using the ADC, then the results are entered into the table, then processed to produce graphs for analysis. From the results of the study, it was concluded that from a comparative analysis of the performance of turgo and Pelton turbines based on a comparative analysis of the power and efficiency of the largest turgo and Pelton turbines at each nozzle opening of 25%, 50%, 75% and 100%, turgo and Pelton turbines with nozzle openings 25% of the power generated by the turgo turbine is 67.96 W. The efficiency is 35.49, while the energy in the Pelton turbine is 83.72W. The efficiency is 41.71, at the nozzle opening, 50% of the power and efficiency of the turgo and Pelton turbines are the largest, the power of the turgo turbine is 87, 37W and 44.75% efficiency. In comparison, the Pelton turbine power is 95.5W and 46.66% efficiency. At a nozzle opening of 75%, the greatest strength and efficiency of the turgo and Pelton turbines, the power and efficiency generated in the turgo turbine is 87.18W, and the efficiency is 45.09. In contrast, in the Pelton turbine, the energy produced is 94.86W, and the efficiency is 49.06%. At 100% nozzle opening power and the highest efficiency of the turgo and Pelton turbines, the turgo turbine has a strength of 86.62W and an efficiency of 44.96%. In comparison, the Pelton turbine produces 97.5W of energy and an efficiency of 50.38%.
ANALISA KINERJA TURBIN ARUS LINTANG DENGAN PENAMBAHAN SPIRAL PENGARAH PADA RUNNER TURBIN Haurissa, Jusuf; Yulianto, Bambang Eko
DINAMIS Vol 19 No 2 Desember (2022): Dinamis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58839/jd.v19i2.1137

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja dari turbin crossflow dengan penambahan spiral pengarah pada runner turbin untuk pengendalian aliran internal. Pada penelitian ini akan menganalisa kinerja turbin dengan penambahan spiral pengarah pada turbin crossflow. Metode yang dapat digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan tujuan akhir perhitungan menentukan torsi, daya dan efisiensi pada turbin. Berdasarkan dari hasil analisis dan pengolahan data pada turbin cossflow , diameter runner 20 cm dan dengan penambahan spiral pengarah aliran, besar efisiensi yang dihasilkan meningkat. Dengan peningkatan torsi pada pembebanan penuh 4N, dan daya keluaran turbin (Pout) diperoleh maksimal 135,104 watt pada bukaan penuh nozzle 100%.
EFEK PEREKAT GETAH DAMAR TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS DALAM PROSES PEMBAKARAN BRIKET SARANG LEBAH AMPAS SAGU Haurissa, Jusuf; Foisa, Benhard
DINAMIS Vol 20 No 2 Desember (2023): Dinamis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58839/jd.v20i2.1319

Abstract

This research aims to evaluate the ignition quality of briquettes made from sago waste and coconut shells and determine the heat transfer rate in the combustion process of briquettes using damar resin as a binder through conduction and convection. The research method employed laboratory experiments, utilizing two testing models: honeycomb briquettes with 14 holes made from sago waste, coconut shells with damar resin as a binder, and a similar honeycomb briquette model using tapioca flour as a comparative adhesive. The tools used included an infrared thermometer, a moisture meter for measuring water content, an anemometer for measuring air velocity, a stopwatch, a scale, and a briquette stove. The research findings indicate that honeycomb briquettes with 14 holes made from sago waste and coconut shells with damar resin as a binder exhibit faster combustion with a content level of approximately 10-12%. The conduction heat transfer in these briquettes is approximately 26,376 watts/m2, while the convective heat transfer reaches 40,801 watts. In comparison, the testing with tapioca flour as a binder shows a conduction value of 42,206 watts/m2 and convection of 43,208 watts. From these research results, briquettes made from sago waste and coconut shells with damar resin as a binder can be an effective alternative to replace kerosene fuel. The high combustion speed and efficient heat transfer make these briquettes attractive for alternative energy use
PENERAPAN TEKNIK PENGENDALIAN ALIRAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TURBIN CROSS FLOW Haurissa, Jusuf; Tagi, Elko
DINAMIS Vol 20 No 1. Juli (2023): Dinamis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58839/jd.v20i1.1320

Abstract

Penelitian ini akan menambahkan pengarah (gate) pada control aliran dengan harapan akan lebih mengarahkan aliran ke sudu masuk Tingkat kedua. Metode penelitian yang akan kami terapkan adalah eksperimen di laboratorium. Kontrol aliran yang di gunakan terdiri dari tiga komponen utama: kedap air, pengarah (gate) untuk menghindari tumpang tindih aliran antara sudu-sudu turbin tingkat pertama dan tingkat kedua, serta penghalang yang mencegah akses air ke bagian tengah dari proses resirkulasi. Dalam eksperimen ini, kami membandingkan dua model desain: kontrol aliran konvensional dan kontrol aliran dengan penambahan pengarah. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan penambahan pengarah (gate) pada sistem kontrol aliran, turbin menghasilkan daya sebesar 143,477 Watt, sementara sistem kontrol aliran tanpa pengarah menghasilkan daya sebesar 135,1037 Watt. Hal ini mengindikasikan peningkatan daya sebesar 8,37 Watt atau sekitar 5% ketika menggunakan kontrol aliran dengan pengarah dibandingkan dengan kontrol aliran tanpa pengarah (gate). Selain itu, penambahan pengarah (gate) pada sistem kontrol aliran juga berhasil mengeliminasi resirkulasi dan potensi kerusakan pada poros di tengah roda jalan (runner turbine). Dengan demikian, penambahan pengarah pada kontrol aliran memberikan dampak positif pada kinerja turbin cross flow dengan meningkatkan daya yang dihasilkan sambil mengurangi resirkulasi dan potensi kerusakan pada komponen turbin. Keywords:. Banki turbine; fluid flow control; hydro system; renewable energy sources Abstract This study extends previous research on flow control conducted by Popescu and colleagues using ANSYS simulations. The research we will be conducting involves adding gates to the flow control and analyzing the extent of their impact on the performance of a cross-flow turbine. The research method employed will be laboratory experiments. The flow control consists of three main components: a water seal, a gate for redirecting flow to eliminate overlap between the blades of the first and second-stage turbine, and a barrier preventing water access to the center of the recirculation process. In this experiment, we will compare two design models: conventional flow control and flow control with the addition of gates. The experimental results indicate that with the addition of gates to the flow control system, the turbine generates a power output of 135.1037 Watts. In contrast, the flow control system without gates produces 143.477 Watts. This signifies an increase in power output of 8.37 Watts or approximately 5% when using flow control with gates compared to flow control without gates. Furthermore, the addition of gates to the flow control system also eliminates recirculation and the potential for damage to the central shaft of the runner turbine. Therefore, the addition of gates to the flow control enhan Keywords:. Banki turbine; fluid flow control; hydro system; renewable energy sources
CHARACTERISTICS OF COMBUSTION AND PHYSICAL PROPERTIES OF COFFEE GROUNDS AND SAGO PULP BRICKS WITH SAGO FLOUR BINDER Haurissa, Calvion Jean; Joni, Joni; Ranteallo, Obet Takke; Numberi, Johni J; Palamba, Phiter; Karapa, Enos; Haurissa, Jusuf
Jurnal Rekayasa Mesin Vol. 16 No. 2 (2025)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

This study examines the production of briquettes based on agricultural waste from sago pulp and coffee grounds using natural sago flour as a binder, through a laboratory experimental approach. The analysis covers the physical and chemical characteristics, as well as the thermal performance of 3 cm cube-shaped briquettes. The results show that coffee pulp briquettes have the highest heat transfer rate (0.528 Watts) and the highest calorific value (5018 kcal/kg), indicating superior combustion efficiency compared to sago pulp briquettes (0.205 Watts; 4856 kcal/kg) and mixed briquettes (0.347 Watts; 4966 kcal/kg). These differences in characteristics were influenced by the composition of the materials, while the size of the briquettes affected the ignition time. Overall, all types of briquettes showed potential as an environmentally friendly alternative energy source based on local biomass.
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN KOMPOR BRIKET DARI TANAH LIAT (CLAY)DI KAMPUNG ABAR DISTRIK EBUNGFAUW KAB. JAYAPURA Sialana, Jufri; Haurissa, Jusuf; Usman, Syamsudin; Iriyanto, Santje
JURNAL ABDIMAS DINAMIS : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 7 No 1 Januari (2026): Abdimas Dinamis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat USTJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58839/jad.v7i1 Januari.1565

Abstract

Tujuan utama dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, adalah memberikan pelatihan kepada masyarakat—khususnya kelompok pengrajin gerabah—dalam pembuatan kompor briket berbahan dasar tanah liat (tanah lempung). Kampung Abar dikenal sebagai sentra kerajinan gerabah yang telah diwariskan secara turun-temurun. Para pengrajin lokal mampu menghasilkan berbagai bentuk gerabah sesuai kebutuhan dan pesanan konsumen. Pengabdian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang dihadapi oleh kelompok usaha briket “Yabahey” di Kampung Nolokla, yang mengalami keterbatasan dalam penyediaan kompor briket sebagai sarana pendukung produksi briket. Untuk menjawab tantangan tersebut, tim PKM dari USTJ hadir di Kampung Abar untuk menawarkan solusi melalui pelatihan pembuatan kompor briket dari tanah liat. Metode yang digunakan meliputi sosialisasi, pengambilan dan pengolahan tanah liat, penyaringan, pembentukan kompor, hingga proses pembakaran untuk menghasilkan produk yang kuat dan tahan lama. Kegiatan ini berhasil dilaksanakan dengan dukungan penuh dari aparat kampung, gereja, dan masyarakat. Lima kelompok pengrajin—Roliyauw, Hunuyo, Yauw Enggo, Titian Hidup, dan Holinarei—berhasil membuat dua jenis kompor: model sarang lebah dan kotak. Hasil dari kegiatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis masyarakat, tetapi juga mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal, mendorong kemandirian teknologi, serta membuka peluang peningkatan ekonomi melalui penerapan teknologi tepat guna yang berpijak pada kearifan lokal.