Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (OSTEOCHILUS HASSELTI VALENCIENNES, 1842) DENGAN KEJUT DINGIN 40 CPOLYPLOIDIZATION ON SHARK MINNOW (OSTEOCHILUS HASSELTI VALENCIENNES, 1842) BY COLD SHOCK 40 C Fitria, Syawalina; Sistina, Yulia; Sulistyo, Isdy
Prosiding Seminar Biologi Vol 10, No 2 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.565 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan poliploidisasi, yakni triploidisasi dan tetraploidisasi  ikan nilem (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) menggunakan kejut dingin 40C. Variabel utama adalah persentase penetasan telur, kelangsungan hidup, abnormalitas dan dimensi sel darah merah  benih ikan nilem serta kualitas air sebagai variabel pendukungnya. Penelitian dilakukan dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan. Telur dan milt encer segar difertilisasi, pada 5, 20 atau 25 menit setelah fertilisasi dikejut temperatur dingin 40C selama 20 atau 30 menit. Persentase penetasan dihitung 24 jam setelah fertilisasi. Abnormalitas, kelangsungan hidup dan penentuan tingkat ploidi dengan pengukuran dimensi sel darah merah dihitung pada benih ikan nilem umur 60 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abnormalitas, kelangsungan hidup dan dimensi sel darah merah benih ikan nilem berbeda sangat nyata (P<0,01), sedangkan penetasan telur dan laju pertumbuhan spesifiknya tidak berbeda nyata (P>0,05). Hasil uji lanjut membuktikan bahwa perlakuan 5 atau 20 menit pasca fertilisasi  dan durasi kejut 30 menit memberikan hasil yang secara nyata paling baik dibandingkan perlakuan lain. Lama kejut nampak efektif dari penelitian ini. Dengan demikian, kejut temperatur dingin 40 C pada poliploidisasi ikan nilem ini siap diterapkan pada bidang akuakultur.  Kata Kunci : Triploidisasi, Tetraploidisasi, Ikan Nilem, Kejut Dingin
Status Reproduksi Ikan Senggaringan (Mystus nigriceps valenciennes, 1840) di Waduk P.B. Soedirman Banjarnegara, Jawa Tengah Puke Rizkiana Novika; Isdy Sulistyo; Siti Rukayah
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.98 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul "Status Reproduksi Ikan Senggaringan (Mystus nigriceps Valenciennes, 1840) di Waduk P.B. Soedirman Banjarnegara, Jawa Tengah" yang telah dilaksanakan pada bulan Maret dan Agustus 2020. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio jantan dan betina, TKG, IGS, fekunditas, diameter telur, dan ukuran pertama kali matang kelamin ikan senggaringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survei dengan teknik purposive random sampling dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan bantuan Microsoft Excel. Ikan yang ditangkap 62 ekor ikan senggaringan yang terdiri dari 31 ekor ikan jantan dan 31 ekor ikan betina. Hasil penelitian ini menunujukan rasio kelamin ikan senggaringan tergolong seimbang. Ikan senggaringan jantan pada TKG III berjumlah 14 ekor dan betina berjumlah 15 ekor, selama penelitian TKG yang didapatkan hanya pada kisaran I – III. IGS ikan senggaringan jantan berkisar 0,03 % – 1,29 % dan betina berkisar 0,10 % - 15,65 %. Ukuran pertama kali matang kelamin ikan senggaringan jantan dengan panjang 20,32 cm dan betina dengan panjang 18,97 cm. Diamter telur pada bulan Maret berkisar 0,3842 mm – 0,7042 mm dan bulan Agustus berkisar 0,4071 mm – 0,5611 mm. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ikan senggaringan di Waduk Panglima Besar Soedirman tergolong stabil.
Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs) Potential Sources in Sediments of Plawangan Timur, Segara Anakan, Cilacap: Occurrence and Distribution Haris, Abdul; El Mouchtari, El Mountassir; Nurshofia, Winarni; Putranto, Yogi; Hidayat, Rizqi Rizaldi; Husni, Iqbal Ali; Hendrayana, Hendrayana; Mahdiana, Arif; Sulistyo, Isdy; Hidayati, Nuning Vita
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 29, No 3 (2024): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ik.ijms.29.3.393-402

Abstract

Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs) have the potential to contaminate the coastal area of Plawangan Timur, Cilacap, Indonesia. Therefore, this research aims to determine the composition, distribution, source, and contamination level of PAHs in this region. Sediment samples were taken at seven stations. The research findings indicate that among the 16 types of PAHs, the proportion of each PAH varied between 3-12%. Notably, Benzo(a) Pyrene (BaP) had the highest proportion at 12%, while Naphthalene had the lowest proportion at 3%. According to the distribution pattern, PAHs with a high molecular weight (HMW) are more prevalent than those with a low molecular weight (LMW). The total amount of PAHs ranged from 185 to 1289.9 mg.kg-1 (dw), with an average of 1016.97 mg.kg-1 (dw). Using a diagnostic ratio, it was determined that the origin of the PAHs was either petrogenic, pyrogenic, mixed petrogenic and pyrogenic, or pyrolytic. As a result, Plawangan Timur's degree of pollution was classified as a very high polluted. The average concentration value of each PAHs is higher than the values for the Effect Range Low (ERL) and Effect Range Median (ERM) ranges, indicated there is a significant ecological risk that could have negative consequences on marine life and the ecosystem. It is urgently to handle PAHs pollution due to their relatively high content in sediments. This can be achieved by improving the management of wastewater treatment plants (WWTPs) for industry, optimizing the role of mangrove forests in reducing pollution in the waters, as well as building and increasing collaboration between related agencies in the prevention of marine oil spills.
Performances Performances de la population de poissons indigènes dans le réservoir PB Soedirman, Banjarnegara, Indonésie Sukiyati, Eny; Soedibya, Petrus Hary Tjahja; sulistyo, isdy
MAIYAH Vol 2 No 4 (2023): Maiyah : Vol. 2 No. 4 Desember 2023
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.maiyah.2023.2.4.9969

Abstract

Le réservoir de PB. Soedirman est une zone lentique constituant un habitat pour divers de poissons. Le but de cette étude était d'inventorier les espèces, la dominance, l'abondance, et la biomasse relative des poissons indigènes dans le réservoir. Une méthode d'enquête a été effectué dans 7 stations d'échantillonnage avant d’obtenir les données primaires, c’est à dire la diversité des espèces de poissons. Les résultats ont montré qu'il y avait 13 poissons indigènes. L’indice de diversité était de 1,15 ; alors que l'indice de dominance a touché 0,03 indiquant une faible dominance. L'abondance relative des poissons était de 40,75 %, et la biomasse relative 40,12 %.
Aspek Reproduksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus Linnaeus, 1758) di Waduk Panglima Besar Soedirman, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah Mulyaningsih, Andina; Putri, Adinda Kurnia; Sulistyo, Isdy; Nasyrah, Adiara Firdhita Alam
MAIYAH Vol 3 No 3 (2024): Maiyah : Vol. 3 No. 3 September 2024
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.maiyah.2024.3.3.13195

Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus, Linnaeus 1758 Linnaeus, 1758) merupakan jenis ikan yang banyak ditemukan di Waduk P.B. Soedirman. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis aspek reproduksi ikan nila meliputi rasio kelamin, tingkat kematangan gonad, indeks gonadosomatik, fekunditas, dan diameter telur. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus dan September 2023. Sampel ikan nila yang diperoleh selama penelitian berjumlah 70 ekor ikan nila, yang terdiri dari 32 ekor ikan jantan dan 38 ekor ikan betina. Rasio kelamin ikan nila jantan dan betina menunjukkan berada pada kondisi seimbang. Tingkat kematangan gonad jantan didominasi oleh TKG I sedangkan betina oleh TKG I dan II. Nilai IGS secara menunjukkan bahwa ikan nila betina memiliki nilai IGS lebih tinggi dibandingkan jantan. Fekunditas ikan nila selama penelitian memiliki kisaran 175-1382 butir telur dan dapat dikategorikan sebagai partial spawner.
Pengaruh Fotoperiod Berbeda Terhadap Warna Ikan Cupang (Betta splendens) Jantan Strain Halfmoon Akmal, Muhammad Manshur; Pertiwi, Rika Prihati Cahyaning; Sulistyo, Isdy
MAIYAH Vol 4 No 2 (2025): Maiyah : Vol. 4 No 2 Juni 2025
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.maiyah.2025.4.2.16459

Abstract

Ikan cupang adalah ikan hias dengan warna tubuh dan ekor yang menarik. Warna pada ikan disebabkan oleh adanya kromatofora yang terdapat di lapisan dermis pada sisik. Fotoperiod atau lama pencahayaan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pigmentasi. Penelitian tentang pengaruh fotoperiod berbeda terhadap warna ikan cupang masih jarang ditemukan sehingga penelitian ini perlu untuk dilaksanakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh fotoperiod berbeda terhadap warna ikan cupang jantan strain halfmoon. Metode eksperimen diterapkan melalui rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan 1 (P1 16 jam terang dan 8 jam gelap 16L-8D), perlakuan 2 (P2 8L-16D), dan perlakuan 3 (P3 cahaya alami kontrol). Lampu penerangan berupa pijar 5W diatur timer elektrik. Hasil penelitian yaitu P 1 (peningkatan kepadatan warna merah dengan nilai 1,007 sedangkan kepadatan warna hijau dengan nilai 0,002 serta untuk kepadatan warna biru dengan nilai 0,003). Pada P 2 (peningkatan kepadatan warna merah dengan nilai 6,437 sedangkan kepadatan warna hijau dengan nilai 1,026 serta untuk kepadatan warna biru dengan nilai 0,556). Pada P 3 (peningkatan kepadatan warna merah dengan nilai 2,942 sedangkan kepadatan warna hijau dengan nilai 1,467 serta untuk kepadatan warna biru dengan nilai 0,928). Berdasarkan ANOVA perlakuan fotoperiod tidak berpengaruh terhadap warna ikan cupang jantan strain halfmoon.
KEMAMPUAN ZOO-TEKNIK LARVA IKAN GABUS (Oxyeleotris heterodon Weber, 1908) DALAM UPAYA DOMESTIKASI IKAN ENDEMIK DANAU SENTANI Kalor, John Dominggus; Utami, Galuh P.W.; Sulistyo, Isdy; Suryaningsih, Suhestri
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 2 No. 1 (2018): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2018.002.01.5

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan zooteknik larva ikan gabus Sentani, dengan mengamati volume dan penyusutan kuning telur (yolk), perkembangan bukaan mulut, laju pertumbuhan spesifik, dan tingkat mortalitas larva, serta pakan yang cocok untuk ikan gabus Sentani pada stadia larva. Menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang digunakan adalah pemberian pakan berupa (P1) kuning telur, (P2) tepung spirulina, (P3) biofloc, (P4) infusoria, (P5) Naupli Artemia, dan (P6) pakan buatan (pellet). Hasil penelitian menunjukan bahwa 0 jam setelah menetas larva ikan Gabus Sentani memiliki volume kuning telur (yolk) sebesar 0,0444 mm³ . Penyusutan volume kuning telur (yolk) 24 jam setelah menetas menjadi 0,0133 mm³, dan 48 jam setelah  menetas menjadi 0,0043 mm³. Awal perkembangan bukaan mulut larva terjadi 24 jam setelah menetas dengan MH 45° dan MH 90° mencapai 0,13 mm dan 0,24 mm. Laju pertumbuhan spesifik menunjukan hasil terbaik pada perlakuan pakan menggunakan tepung spirulina yaitu laju pertumbuhan spesifik pada hari ke 6 mencapai 0,006 mm dan laju pertumbuhan spesifik pada hari ke 10 mencapai 0,019 mm, sedangkan pada perlakuan menggunakan kuning telur laju pertumbuhan spesifik pada hari ke 6 hanya mencapai 0,002 mm dan pada hari ke 12 mencapai 0,011 mm. Pemberian dengan 6 jenis pakan yang berbeda belum dapat menurunkan tingkat mortalitas larva ikan Gabus Sentani karena seluruh larva mati pada hari ke 13, namun larva yang diberi pakan tepung spirulina dapat hidup hingga hari ke 10 dan larva yang diberi  kuning telur dapat bertahan  hidup hingga hari ke 12. Jenis pakan tepung spirulina dan kuning telur memiliki kriteria yang paling sesuai sebagai pakan pada stadia larva.
Optimalisasi Lahan Tambak Dengan Skema Budidaya Tradisional Plus Pada Komoditas Udang Desa Krakahan, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes Raharjo, Purwo; Kurniawati, Ani; Hendrayana, Hendrayana; Sulistyo, Isdy; Prihati Cahyaning Pertiwi, Rika
Artha Imperium: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025): 2025
Publisher : PT. Artha Genetikalab Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62521/7zh4y949

Abstract

Kelompok pembudidaya ikan dan udang “Makmur Jaya” merupakan kelompok pembudidaya ikan yang terletak di daerah pesisir Pantai utara Jawa, lebih tepatnya di desa Krakahan, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes. Sistem budidaya yang dianut oleh kelompok ini masih menggunakan sistem tadisional. Pada sistem tradisional para petani masih mengandalkan teknologi yang sangat terbatas, dan juga padat tebar benih yang terbatas pula. Mereka masih belum berani mengambil resiko kematian masal jika pada tiap tambak ditebar benih dengan kepadatan yang tinggi. Padahal, dengan potensi lahan tambak seluas 10 hektar masih bisa ditambah kepadatannya dengan penambahan sedikit teknologi untuk mendukung usaha budidaya tersebut. Kegiatan pengabdian ini difokuskan pada budidaya perikanan khususnya udang. Kegiatan budidaya ini menjadi salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh kelompok pembudidaya ikan “Makmur Jaya” yang memiliki potensi yang baik namun dihadapkan pada berbagai masalah seperti (1) padat tebar yang masih sedikit; (2) teknologi untuk mengetahui parameter kualitas air berupa water quality checker (WQC); dan (3) ventury jet untuk meningkatkan suplai oksigen dalam air. Program pengabdian ini bertujuan untuk memberikan solusi tersebut seperti peningkatan sistem budidaya menjadi sistem tradisional plus sehingga produksi udang bisa ditingkatkan, penggunaan alat pengukur kualitas air untuk mengetahui kualitas air secara valid sehingga kualitas air bisa dimonitoring. Hasil yang diperoleh dalam pengabdian ini adalah aplikasi teknologi budidaya tradisional plus udan vaname mampu diterapkan petani “Makmur Jaya” dengan tingkat kelulusan hidup >50% selama 1,5 bulan.