Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Peningkatan Produksi Ikan Mas (Cyprinus Carpio L) Menggunakan Sistem Budidaya Polikultur Bersama Ikan Nilem (Osteochilus Hasselti) Di Waduk Cirata, Jawa Barat Adinda Kurnia P; Zahidah Hasan; Syawaludin Alisyahbana Harahap
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 7, No 1 (2016): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Waduk Cirata, Jawa Barat yang dilaksanakan pada 7 Maret 2016 sampai 14 April 2016. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi padat tebar polikultur ikan mas dan ikan nilem yang paling baik digunakan untuk meningkatkan produksi ikan mas dan juga memberikan keuntungan positif terhadap lingkungan. Benih ikan mas dan ikan nilem yang digunakan berukuran 6-15 gram yang dipelihara pada keramba jaring apung berukuran 1x1x1,2 m. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap lima perlakuan dan tigakali ulangan. Padat tebar yang digunakan adalah 80 ikan mas, 70 ikan mas : 10 ikan nilem, 60 ikan mas : 20 ikan nilem, 50 ikan mas 30 : ikan nilem serta 40 ikan mas : 40 ikan nilem. Parameter utama yang diamati yaitu bobot mutlak, kelimpahan perifiton dan EPP dan produktivitas budidaya. Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan kombinasi padat penebaran 70 ikan mas: 10 ikan nilem merupakan kombinasi yang memberikan produksi yang paling tinggi dan ramah lingkungan.
Spatio-temporal variations of fish assemblages in seagrass ecosystem of Karang Congkak Island, Kepulauan Seribu Adinda Kurnia Putri; Ridwan Affandi; Charles P.H. Simanjuntak; M. Fadjar Rahardjo
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 3 (2019): October 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i3.486

Abstract

Seagrass are globally known as an essential habitat for marine fishes. The study of fish assemblages in seagrass ecosystem is needed as the first base to select the most suitable coastal fisheries management. The study aims to reveal the composition of fish assemblages both seasonally and spatially in Karang Congkak Island, Kepulauan Seribu. Sampling was performed six times in NW monsoon (March), first transitional monsoon (April-May) and SE monsoon (Juni, August, September) 2018. Fish were sampled at four sites at seagrass ecosystem of Karang Congkak Island, namely eastern, southern, western, and northern by using beach seine net. The differences of juvenile fish assemblages were analyzed using One-Way ANOSIM. A total of 6,326 fish were collected belonging to 78 species, 31 families and 10 orders in which Labridae was the most diverse family. The result indicates strong spatial and temporal variation in fish composition. Fish compositions were dominated by juvenile both spatially and temporally. The most common species that inhabits seagrass beds of the Karang Congkak Island as temporary resident such as Gerres oyena and Siganus canaliculatus, and regular visitor namely Halichoeres argus. Cannonical correspondence analysis indicated strong correlation between several fish species and environmental variables. Abstrak Penelitian kumpulan ikan dilakukan untuk mengungkap komposisi ikan secara spasial dan temporal di ekosistem lamun Pulau Karang Congkak. Frekuensi pengambilan sampel ikan dilakukan selama enam kali yaitu pada musim barat (Maret), peralihan (April-Mei) dan timur (Juli, Agustus, September) 2018 pada empat lokasi lamun yakni zona timur, selatan, barat, dan utara Pulau Karang Congkak dengan menggunakan pukat tarik pantai. Perbedaan komposisi spasial dan temporal kumpulan ikan dianalisis menggunakan analisis similaritas satu arah (One-Way ANOSIM). Kumpulan ikan yang terkoleksi terdiri atas 78 spesies dari 31 famili dan 10 ordo. Famili ikan yang dominan adalah Labridae. Hasil analisis similaritas mengindikasikan adanya perbedaan komposisi spesies ikan secara spasial dan temporal. Kumpulan ikan di ekosistem lamun Pulau Karang Congkak didominansi oleh yuwana baik secara spasial maupun temporal. Ikan yang paling banyak ditemukan menghuni ekosistem lamun Pulau Karang Congkak berasal dari kelompok penghuni sementara seperti Gerres oyena dan Siganus canaliculatus, serta ikan pengunjung tetap, yakni Halichoeres argus. Hasil analisis korelasi kumpulan ikan dan lingkungan menunjukkan adanya korelasi erat antara beberapa spesies ikan dengan variabel lingkungan.
Growth pattern and condition factor of the common silver-biddy Gerres oyena (Forsskål, 1775) juveniles from seagrass ecosystem of Karang Congkak Island, Kepulauan Seribu Adinda Kurnia Putri; Charles P.H Simanjuntak; M. Faris Nazal; Noviana Noviana; Endang Hilmi; Nabela Fikriyya; Ahmad Zahid
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 22 No 2 (2022): June 2022
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v22i2.651

Abstract

A seagrass bed of Karang Congkak Island has been known as the nursery habitat for many marine fishes. The common silver-biddy (Gerres oyena) is one of the temporary resident fishes that inhabits seagrass beds of Karang Congkak Island before they migrate to their adult habitat to join the adult population. The aims of this research are to analyze the growth pattern, condition factor and food preferences of the common silver-biddy while they utilized the seagrass beds of Karang Congkak Island as their nursery ground. Sampling was conducted from March 2018 to March 2019 with 10 times frequency of sampling in total. Sample was towed using a beach seine net with 10x1 m in dimension and 3 mm mesh size. Parameters that were analyzed in this research were a length-weight relationship, condition factor, and food preferences. A total of 2762 juveniles of the common silver-biddy were collected and were classified into 10 length classes. The results showed that in general, the growth pattern of the common silver-biddy was positive allometric (b>3), although some months were isometric (b=3). The overall condition factor ranged from 0.87 – 2,05 and it fluctuated throughout the months. The diet which has the main role in determining the fish growth of the common silver-biddy was dominated by the group of copepods. The positive allometric growth pattern of the common silver-biddy and the high value of condition factor describe that seagrass ecosystem of Karang Congkak Island is a suitable nursery ground for the juveniles of the common silver-biddy. Abstrak Ekosistem lamun Pulau Karang Congkak merupakan habitat pengasuhan yuwana berbagai spesies ikan laut. Ikan kapas-kapas (Gerres oyena) merupakan salah satu ikan penghuni sementara lamun Pulau Karang Congkak sebelum akhirnya beruaya ke habitat induknya untuk bergabung dengan populasi ikan dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola pertumbuhan dan faktor kondisi yuwana ikan kapas-kapas selama menghuni perairan ekosistem lamun Pulau Karang Congkak. Penelitian dilakukan dari Maret 2018 sampai Maret 2019 dengan total frekuensi pengambilan sampel selama 10 bulan. Contoh ikan diambil dengan menarik pukat tarik pantai berdimensi 10 m x1 m dan mata jaring 3 mm. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah hubungan panjang-bobot ikan, faktor kondisi, dan preferensi makanan ikan. Selama penelitian terkumpul sebanyak 2765 yuwana ikan yang dapat dikelompokkan menjadi 10 kelompok kelas ukuran panjang. Pola pertumbuhan panjang ikan kapas-kapassecara keseluruhan bertipe alometrik positif (b > 3), namun pada beberapa bulan tertentu ditemukan pola pertumbuhan isometrik (b=3). Faktor kondisi selama penelitian berkisar antara 0,87-2,05 dan berfluktuasi setiap bulan. Makanan ikan yang merupakan faktor penentu pertumbuhan ikan kapas-kapas didominasi oleh kelompok kopepoda. Pola pertumbuhan ikan kapas-kapas yang alometrik positif dengan faktor kondisi yang tinggi memberikan gambaran bahwa padang lamun Pulau Karang Congkak merupakan daerah asuhan yang baik bagi yuwana ikan kapas-kapas.
Karakter Meristik dan Morfometrik Spesies Ikan Asing Invasif Parachromis managuensis (Günther 1867) di Waduk Penjalin, Brebes, Jawa Tengah Adinda Kurnia Putri; Lilik Kartika Sari; Muslih Muslih; Nabela Fikriyya; Ani Haryati
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik Vol 7 No 1 (2023): Februari
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.Vol.7.No.1.288

Abstract

The Jaguar Guapote, Parachromis managuensis is an alien species from the Cichlids that are potentially invasive and threaten the native and endemic fish species resources in Penjalin Reservoir, Brebes, Central Java.  This research aims to identify the Jaguar Guapote fish according to its morphometric and meristic characteristics. 50 Jaguar Guapote fish were collected from the fisherman around Penjalin Reservoirs and analyzed 20 morphometric and seven meristic characteristics. Twenty-one fish were in the juvenile stage while the rest 29 were in an adult stage that could be distributed into seven length classes. One-way ANOVA, Cluster Analysis, and Principal Component Analysis were performed to test the differences of morphometric characters, while the Kruskal-Wallis test was used to analyze the difference of its meristic characters according to length classes. The result of One-Way ANOVA shows significant differences in 15 morphometric characters. The smaller and the larger fish can differentiate by their head morphologies such as PoL (Post Orbital Length), SnL (Snout Length), HL (Head Length), dan PreDL (Pre-Dorsal Length). Although, the meristic characters revealed no significant differences based on the length classes.
Pengelolaan Satuan Lanskap Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Lereng Gunung Slamet (MLGS) di Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah Nabela Fikriyya; Marina Silalahi; Rizmoon Nurul Zukarnaen; Nisyawati Nisyawati; Hendra Helmanto; Adinda Kurnia Putri
Jurnal Hutan Tropis Vol 11, No 3 (2023): Jurnal Hutan Tropis Volume 11 Nomer 3 Edisi September 2023
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v11i3.17629

Abstract

Masyarakat lokal diketahui memiliki pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya alam yang diperoleh secara turun temurun, termasuk masyarakat Jawa di lereng Gunung Slamet. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan cara pengelolaan lanskap berdasarkan kearifan masyarakat dan menganalisis struktur komunitas di setiap satuan lanskap. Penelitian dilakukan di Desa (1) Ragatunjung, (2) Cipetung, dan (2) Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Brebes, Jawa Tengah. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara semi terstruktur, dan analisis vegetasi. Wawancara semi terstruktur dilakukan kepada 8 informan kunci dan 83 responsden yang ditentukan secara purposive sampling dan snowball sampling terkait pengelolaan satuan lanskap yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Pengelolaan satuan lanskap menerapkan sistem agroforestri untuk lahan kering dan terasering untuk lahan basah serta menerapkan pola penanaman tumpang sari. Pola pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat terbukti memiliki nilai konservasi yaitu, sistem agroforestri, sistem terasering, pembuatan teras bangku, pembuatan bedengan, dan pemanfaatan sisa tanaman sebagai mulsa. 
Komposisi, Keanekaragaman, dan Relung Ekologi Ikan di Plawangan Timur Segara Anakan, Jawa Tengah Adinda Kurnia Putri; Andika Dewa; Mei Listyani; Laura Rose Sahara; Arif Mahdiana; Rima Oktavia Kusuma; Ahmad Naufal Attaqi
Journal of Marine and Aquatic Sciences Vol 9 No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/jmas.2023.v09.i02.p09

Abstract

Plawangan Timur Segara Anakan lagoon is known as the unique aquatic ecosystem that supports the life of aquatic organisms by providing nursery and feeding grounds. However, the Eastern Part of Segaran Anakan Lagoon is also utilized by many industrial and domestic activities that could degrade the quality and quantity of the aquatic ecosystem. This research aims to decribe the composition, diversity, and ecological niches of ichthyofauna from Eastern Segara Anakan Lagoon. Sampling was conducted on 29 June and 19 July 2023, using gillnets which have 1–2-inch mesh size. The diversity of ichthyofauna analyzed using the diversity indices while the distribution of the ichthyofauna were performed using Cannonical Correspondence Analysis (CCA). This study found 120 individuals of fish, that is comprised of 21 species, 19 families and 11 orders. The fish comprised of 18,34% adult and 81,66% juvenile. Most fishes were categorized as marine-freshwater-brackish resident and only I. japonica and S. commersoni species are true marine fishes. The diversity indices showed that Kali Panas station have the highest diversity indices and the lowest indices value were in Ujung Galang station. CCA showed that most fishes that are categorized as Marine, Marine-Reef-associated, and Marine, Brackish, Reef-Associated resident were found in high salinity waters.
Struktur Komunitas Satuan Lanskap di Lereng Gunung Slamet Jawa Tengah Fikriyya, Nabela; Silalahi, Marina; Zukarnaen, Rizmoon Nurul; Nisyawati, Nisyawati; Helmanto, Hendra; Putri, Adinda Kurnia
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 9, No 2 (2024): June 2024
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v9i2.6639

Abstract

Masyarakat Lereng Gunung Slamet memiliki pengetahuan diversifikasi satuan lanskap yang didasarkan atas fungsi, karakteristik, dan kepemilikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari struktur komunitas satuan lanskap yang dimanfaatkan oleh Masyarakat Lereng Gunung Slamet. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2019 — Januari 2020 di desa Lereng Gunung Slamet yaitu, (1) Desa Ragatunjung, (2) Desa Cipetung, dan (3) Desa Pandansari Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes. Pengumpulan data botani dilakukan dilakukan secara purposive sampling menggunakan transek kuadrat. Analisis vegetasi diolah menggunakan Indeks Nilai Penting (INP), Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks Kekayaan (DMg), Indeks Kemerataan (e’), dan Indeks Kesamaan komunitas. Berdasarkan Analisis vegetasi ditemukan 136 spesies yang dikategorikan ke dalam 11 genus dan 55 famili. Analisis struktur komunitas dapat dilihat pada H’ berkisar antara 1,57—28,9 yang termasuk dalam kategori sedang. DMg berkisar antara 11,82 – 28,8 dan Indeks kemerataan berkisar antara 0,11—0,92. Indeks kesamaan antar satuan lanskap,  wanah dan majegan merupakan yang tertinggi yakni 62,67% yang termasuk kategori tinggi. Selanjutnya nilai Indeks kesamaan jenis lanskap yang sama antar desa, tertinggi pada lanskap majegan di Desa Cipetung dan Pandansari (45,71%.) dan wanah pada Desa Ragatunjung dan Desa Cipetung (42,86 %).
Penentuan Tingkat Pencemaran Perairan Situ Cibanten, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Serang, Banten Menggunakan Metode STORET Radityani, Fitri Afina; Putri, Adinda Kurnia; Ferdiawan, Rafi Aditya; Lestiani, Ega; Wirawan, Muhammad Rizqi
MAIYAH Vol 2 No 1 (2023): Maiyah : Vol.2 No.1 Maret 2023
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.498 KB) | DOI: 10.20884/1.maiyah.2023.2.1.8086

Abstract

Situ Cibanten merupakan perairan yang penting dalam menunjang berbagai aktivitas manusia di wilayah sekitar. Akan tetapi, kondisinya mulai tercemar karena adanya aktivitas MCK yang tidak terkoordinir dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kualitas peraraian Situ Cibanten menggunakan metode STORET. Penelitian ini dilakukan di Situ Cibanten, Kecamatan Tanjungsari, Kab. Serang, Banten pada 11 Januari 2023 dengan tiga titik sampling. Parameter suhu, oksigen terlarut, pH diamati secara insitu sedangkan amonia, ortofosfat dan COD diuji secara exsitu. Semua parameter tersebut dibandingkan dengan standar penentuan kualitas air berdasarkan PP No 22 tahun 2021 kecuali parameter ortofostat. Berdasarkan rata-rata hasil uji parameter in situ (suhu 29 oC, pH 6,77, dan DO 7,67 mg/L), kualitas perairan situ Cibanten baik digunakan untuk kegiatan budidaya perikanan air tawar, peternakan, dan pertanian. Akan tetapi, semua parameter exsitu melebihi baku mutu kualitas air kelas 3 dengan rata-rata amonia 0,6 mg/L, Ortofosfat 0,13 mg/L dan rata-rata COD sebesar 78,02 mg/L. Oleh karena itu, perarain Situ Cibanten lebih baik dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian.
Riparian Vegetation Structure of the Jengok River, Kutaliman, Kedungabanteng District, Banyumas Regency Fikriyya, Nabela; Putri, Adinda Kurnia; Silalahi, Marina
MAIYAH Vol 2 No 2 (2023): Maiyah : Vol.2 No.2 Juni 2023
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.228 KB) | DOI: 10.20884/1.maiyah.2023.2.2.8863

Abstract

Jengok River has a high value for the Kutaliman community. The community utilizes the ecosystem services of the Jengok River and is inseparable from the presence of riparian vegetation, which controls water quality. This study aimed to determine riparian vegetation structure on the Jengok River, Kutaliman, Kedungbanteng district, and Banyumas Regency. The research was conducted in October-November 2022 in the Jengok riparian zone using a quadrat transect with sizes 20x20 m2 for trees dan 2x2 m2 for understoreys. Data were analyzed using the Shannon-Wiener Diversity Index (H'), the Modified Hill's Ratio Evenness Index (e'), the Margalef Richness Index (DMg), and the Important Value Index (IVI). The results show that the diversity of riparian vegetation based on the Shannon-Wiener Diversity Index (H') is a moderate category, and the Evenness Index (e') is the distribution of individuals per species evenly. Furthermore, the Margalef Richness Index (DMg) shows 4.51 for trees and 4.34 for understorey. The highest IVI in the tree stratum was Lansium domesticum Corrêa. In contrast, in the understorey stratum was Musa paradisiacal L. This indicates both species have an essential role in their community
Konsentrasi Nitrat dan Fosfat sebagai Indikator Tingkat Kesuburan Perairan Sungai Pelus, Kabupaten Banyumas Mesaluna, Alifia Ridha; Firmansyah, Faisal Ari; Syahla, Shahifa Wilda Asy; Handayani, Anik Maulia Tri; Mardiyana, Mardiyana; Putri, Adinda Kurnia
MAIYAH Vol 2 No 3 (2023): Maiyah : Vol.2 No.3 September 2023
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.maiyah.2023.2.3.9615

Abstract

Sungai Pelus merupakan salah satu sungai yang terletak di Kabupaten Banyumas. Sungai ini memiliki peran penting bagi masyarakat di sekitarnya karena digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mencuci baju, memancing, dan pengairan. Aktivitas masyarakat mencuci baju dapat menyebabkan kandungan bahan organik dalam deterjen seperti nitrat dan fosfat masuk ke perairan sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kadar nitrat dan fosfat untuk mengetahui status kesuburan perairan Sungai Pelus. Penelitian ini dilakukan dengan 2 kali pengulangan. Pengambilan sampel air di Sungai Pelus dilakukan pada 3 stasiun, yaitu hulu, tengah, dan hilir. Stasiun hulu berlokasi di Desa Karangsalam, Stasiun tengah berlokasi di Desa Arcawinangun, dan Stasiun hilir berlokasi di Desa Sokaraja Lor. Metode yang digunakan untuk mengukur kadar nitrat dan fosfat di perairan adalah metode Spektrofotometri. Adapun data yang didapatkan kemudian digunakan untuk menganalisis tingkat kesuburan perairan di Sungai Pelus. Berdasarkan kadar nitratnya, Sungai Pelus pada saat musim penghujan tergolong ke dalam perairan eutrofik dan pada saat musim kemarau tergolong ke dalam perairan mesotrofik akan tetapi lebih dominan kategori oligotrofik. Sedangkan berdasarkan kadar fosfatnya, Sungai Pelus pada saat musim penghujan tergolong ke dalam perairan eutrofik dan pada saat musim kemarau tergolong ke dalam perairan eutrofik. Tingkat kesuburan perairan Sungai Pelus berdasarkan kadar nitrat dan fosfatnya ini tergolong ke dalam perairan eutrofik.