Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk menjadi tempat berkembang biaknya berbagai jenis penyakit. Lalat termasuk salah satu vektor dalam penularan penyakit terutama dalam meningkatkan penularan penyakit diare dan penyakit lingkungan lainnya melalui makanan dan minuman serta rendahnya kesadaran dalam menjaga kebersihan. Jumlah kasus diare yang terjadi di Provinsi Gorontalo tahun 2023 mencapai 8.551 kasus. Salah satu cara pengendalian vektor termasuk lalat rumah yaitu dengan menggunakan bioinsektisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas cuka apel sebagai insektisida dalam pengendalian lalat rumah. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang menggunakan metode true experiment. Sampel pada penelitian ini yaitu cuka apel pada variasi konsentrasi 15%, 25%, dan 35% dilakukan 3 kali pengulangan yang diamati selama 10 jam. Jumlah lalat yaitu 180 ekor lalat rumah yang berisi 15 ekor lalat setiap konsentrasi. Kematian lalat rumah ditemukan paling banyak pada konsentrasi 35% dan waktu kontak selama 8 jam. Hasil uji Kruskal-Wallis terhadap total mortalitas lalat rumah di berbagai konsentrasi larutan cuka apel, diperoleh nilai p = 0,040 < 0,05 yang bermakna adanya perbedaan yang signifikan secara statistik dalam jumlah kematian lalat rumah di tiap-tiap kategori konsentrasi larutan cuka apel. Semakin tinggi konsentrasi cuka apel yang digunakan, semakin besar pula efektivitasnya dalam membunuh lalat rumah. Oleh karena itu, cuka apel dapat menjadi salah satu alternatif pengganti racun serangga (insektisida) yang lebih ramah lingkungan.Poor environmental sanitation conditions provide a breeding ground for various types of diseases. Flies are one of the vectors that transmit diseases, especially by increasing the spread of diarrheal diseases and other environmentally related illnesses through food and beverages, as well as due to low awareness of hygiene. In 2023, the number of diarrhea cases in Gorontalo Province reached 8,551. One of the efforts to control vectors is by using natural insecticides. This study aims to determine the effectiveness of apple cider vinegar as an insecticide against houseflies. This type of research is an experimental study using a true experimental method. The research samples used were apple cider vinegar at varying concentrations of 15%, 25%, and 35%, with three repetitions for each, observed over a period of 10 hours. A total of 180 houseflies were used, with 15 flies in each concentration group. The highest average housefly mortality was observed at the 35% concentration with a contact time of 8 hours. The Kruskal-Wallis test on the number of housefly deaths at various concentrations of apple cider vinegar yielded a p-value of 0.040 < 0.05, indicating a statistically significant difference in the number of housefly deaths among the different concentration groups. The higher the concentration of apple cider vinegar used, the greater its effectiveness in killing houseflies. Therefore, apple cider vinegar can be considered an environmentally friendly alternative to chemical insecticides.