Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS KADAR HAEMOGLOBIN ( HB) PASIEN HIV/AIDS DI YAYASAN LANTERA MINANGKABAU PADANG TAHUN 2017 roza, Defia
Menara Ilmu Vol 12, No 6 (2018): vol. XII No. 6 Juli 2018
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v12i6.829

Abstract

HIV merupakan salah satu penyakit yang mematikan yang disebabkan menurunnya sistemkekebalan tubuh. Tingkat kematian Pasien HIV dengan anemia sangat tinggi. Anemia padaHIV-AIDS bersifat multifaktorial, merupakan gabungan dari beberapa faktor sepertiperubahan dalam produksi sitokin yang mengganggu hemopoesis, infeksi, keganasan,malnutrisi, perdarahan, hemolisis, dan polifarmasi dan penggunaan obat ARV. Tujuan Daripenelitian ini adalah mengetahui gambaran kadar Hemoglobin pasien HIV/AIDS diyayasan lantera Minang Kabau Padang.Penelitian ini menggunakan disain deskriptif . Penelitian ini dilaksanakan mulai Maretsampai Desember 2017 di yayasan lantera minang kabau Padang. Waktu pengumpulandata 23 – 31 Oktober 2017. Populasi adalah pasien HIV yang terdaftar di Yayasan Lanteraminang Kabau. Sampel sebanyak 10 orang dengan tekhnik pengambilan sampel purposivesampling.Tekhnik pengumpulan data kuesioner dan pemeriksaan Hb pretes di laboratoriumKesehatan Daerah Propinsi Sumatera Barat, Teknik analisa data yang digunakan distribusifrekwensi .Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata rata Kadar HB pasien HIV adalah 13,01 gram%, dengan standar deviasi 2,26 gr %.Kata Kunci : Haemoglobin, HIV/AIDS
EDUKASI NUTRISI IBU MENYUSUI PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI BANGSAL KEBIDANAN RSUD M.DZEIN PAINAN Etri Yanti; Harmawati Harmawati; Veolina Irman; Defia Roza
Jurnal Abdimas Saintika Vol 3, No 2 (2021): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v3i2.1333

Abstract

Pemenuhan kebutuhan gizi pada masa nifas dibutuhkan untuk pemulihan kesehatan ibu nifas dan untuk  memproduksi ASI vang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi .Pemberian ASI ekslusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit. Perlu dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga tentang pentingnya nutrisi selama nifas . Edukasi tentang nutrisi ibu menyusui kepada ibu post partum dan keluarga  di Bangsal Kebidanan RSUD M.Dzein Painan dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober  2021 yang dimulai pada jam 11.00 - 11.45 WIB, yang diikuti oleh 13 orang. Hasil yang diperoleh terdapat 65% peserta yang bertanya tentang materi dan terdapat 70 % peserta yang telah memahami materi yang diberikan. Edukasi kesehatan tentang nutrisi ibu menyusui sangat dibutuhkan apalagi saat pandemi  ini untuk meningkatkan pemulihan kesehatan ibu postpartum dan meningkatkan produksi ASI sehingga kebutuhan nutrisi bayi juga akan tercukupi yang pada akhirnya akan meningkatkan imunitas ibu dan bayi dan dapat sekaligus mencegah penularan Covid-19. Disarankan kepada pihak rumah sakit untuk memperbanyak poster atau leaflet tentang pencegahabn penularan covid-19.Kata kunci : Ibu menyusui , produksi ASI ,Covid-19 
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIV/AIDS defia roza; Siti Nabila Rustam; Nova Yanti
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 14, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v14i1.1726

Abstract

Jumlah ODHA(Orang Dengan HIV/AIDS) di Indonesia mengalami putus obat sebanyak 68.508 orang pada tahun 2021. ODHA yang tidak patuh mengkonsumsi obat akan menurunkan produktifitas ODHA dalam melakukan kegiatan yang disebabkan komplikasi dari infeksi HIV yang dirasakan. Untuk itu peneliti ingin mengetahui faktor manakah yang derajat kekuatan hubungannya paling besar dengan kepatuhan minum obat pada pasien HIV/AIDS di Poli Klinik VCT RSUP. Dr. M. Djamil Padang Tahun 2022. Desain penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu semua pasien di Poli Klinik VCT RSUP. Dr. M. Djamil Padang sebanyak 387 pasien dan sampel sebanyak 40 pasien. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berdasarkan kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji Chi Square. Hasil diperoleh hampir separuh responden tidak patuh minum obat yaitu sebanyak 19 responden (47,5%), ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien (p=0,002), ada hubungan antara efek samping obat dengan kepatuhan minum obat pasien  (p=0,000), dan ada hubungan antara dukungan teman sebaya (KDS) dengan kepatuhan minum obat pasien  (p=0,045). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu, efek samping obat merupakan variabel yang paling memiliki derajat kekuatan dengan kepatuhan minum obat  dibandingkan dukungan keluarga dan dukungan teman sebaya pada pasien HIV/AIDS di Poli Klinik VCT RSUD Dr. M. Djamil Padang tahun 2022. Diharapkan untuk rumah sakit atau para pemerhati ODHA meningkatkan kualitas kegiatan KDS.
Cognitive Behavior Therapy (CBT) to Reduce Death Anxiety (Thanatophobia) in HIV/AIDS Patients Defia Roza; Nova Yanti; Yosi Suryarinilsih; Alfitri Alfitri; Heppi Sasmita
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 4: December 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.634 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i4.1320

Abstract

HIV/AIDS patients have complex problems, both physical, psychological, social, and spiritual. The most common psychological problem is thanatophobia. Psychological problems that are not resolved will reduce the patient’s immune system that it can accelerate the emergence of opportunistic infections. The purpose of this study was to determine the effectiveness of Cognitive Behavior Therapy on death anxiety. The design of this research is Mixed Method.  The research was conducted at the Taratak Jiwa Hati Foundation, Padang City with a sample of 15 people who were taken by purposive sampling technique. Data collection techniques with deep interviews and the implementation of CBT in groups of five sessions for five weeks. Univariate data analysis is a frequency distribution. The bivariate analysis uses paired sample t-test. The results obtained are the average level of death anxiety of HIV patients before administering CBT is 9.6 and after giving CBT is 6.4  and n value. The mean difference between before and after CBT was 3.2 with a standard deviation of 3.55. The results of the statistical test showed that there was a significant difference between the level of death anxiety in HIV patients before and after CBT (p = 0.0 04). It is hoped that nurses will provide counseling to HIV AIDS patients to take CBT when there is a problem. It is suggested to the next researcher to conduct other research on how to overcome the mental problems of HIV patients. Abstrak: Pasien HIV/AIDS mempunyai  masalah  yang komplek ,baik secara fisik, psikologis , sosial dan Spiritual. Masalah psikologis yang paling sering ditemukan  adalah thanatophobia. Masalah psikologis yang tidak teratasi akan menurunkan  kekebalan tubuh pasien ,sehingga dapat mempercepat munculnya infeksi oportunistik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektifitas  Cognitive Behavior Therapy terhadap kecemasan kematian . Desain penelitian ini adalah Mixed Method. Penelitian  dilaksanakan  di Yayasan Taratak Jiwa Hati Kota Padang dengan  sampel sebanyak 15 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Tehnik Pengumpulan data  dengan  deep interview,  pelaksanaan CBT secara berkelompok sebanyak lima sesi selama 5 minggu. Analisa data univariat adalah distribusi frekuensi, Analisa bivariat menggunakan paired sample t Test. Hasil penelitian yang didapatkan adalah  rata rata tingkat kecemasan kematian  pasien HIV sebelum pemberian CBT adalah 9,6 dan sesudah pemberian CBT adalah 6,4  dan  nilai mean perbedaan antara sebelum dan sesudah tindakan CBT adalah 3,2 dengan standar deviasi 3,55. Hasil Uji statistic didapatkan ada perbedaan yang signifikan antara tingkatan kecemasan kematian pasien HIV  sebelum dan sesudah tindakan CBT (p = 0,004).Diharapkan kepada perawat untuk memberikan penyuluhan kepada Pasien HIV AIDS untuk melakukan tindakan CBT setiap ada masalah . Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lain tentang cara mengatasi masalah kejiwaan pasien HIV.
Caring Training on Caring Behavior and Nurse Work Culture at RSUP. Dr. M. Djamil Padang Yessi Fadriyanti; Verra Widhi Astuti; Mira Susanti; Defia Roza; Yosi Suryarinilsih; Tasman Tasman
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 2: June 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.424 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i2.896

Abstract

Quality nursing services require nurses to work in a professional and standardized manner, where the service focuses on the patient and has to be comprehensive. The best nursing services can be realized by caring behavior which is fundamental to the nursing profession. The design of this research is “Quasi-experimental with One Group pretest-posttest design”. The study was conducted on 50 nurses in four wards selected by proportional random sampling. Data were analyzed with proportions and Paired T-Test. The results showed that there was significant differences caring domain such as cognitive abilities (p = 0.000), affective abilities (p = 0.000), psychomotor abilities (p = 0.000), and also work culture (p = 0.000) after being given caring training. It means that caring training can improve caring behavior and work culture. It is expected that the hospital will conduct caring training for all nurses for a minimum of 1 day with the training method carried out by lectures, questions and answers, role play/demonstrations, discussions and using the caring module as nurse guidance for caring behavior. Abstrak: Pelayanan keperawatan yang berkualitas menuntut perawat untuk bekerja secara profesional dan terstandar, dimana pelayanan berfokus pada pasien dan harus komprehensif. Pelayanan keperawatan yang terbaik dapat diwujudkan dengan perilaku caring yang merupakan dasar dari profesi keperawatan. Desain penelitian ini adalah Quasi eksperimental dengan desain One Group pretest-posttest design. Penelitian dilakukan pada 50 perawat di empat bangsal yang dipilih secara proporsional random sampling. Data dianalisis dengan proporsi dan Paired T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada domain caring sepertikemampuan kognitif (p = 0,000), kemampuan afektif (p = 0,000), kemampuan psikomotorik (p= 0,000), dan juga budaya kerja (p = 0,000) setelah diberikan pelatihan caring. Artinya pelatihan caring dapat meningkatkan perilaku caring dan budaya kerja. Diharapkan pihak rumah sakit melakukan pelatihan caring kepada seluruh perawat minimal satu hari dengan metode pelatihan dilakukan dengan metode ceramah, tanya jawab, role play/demonstrasi, diskusi dan menggunakan modul caring sebagai pedoman perawat berperilaku caring.
UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN JIWA MASYARAKAT MELALUI COMMUNITY MENTAL HEALTH NURSING DI KOTA PADANG TAHUN 2021 Heppi Sasmita; Defia Roza; Sila Dewi Anggeini
GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2023): NOPEMBER
Publisher : P3M Universitas Aisyiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30787/gemassika.v2i2.787

Abstract

Mental health is self-control in dealing with stressors in the surrounding environment by always thinking positively in harmony without any physical and psychological pressure, both internally and externally that leads to emotional stability. One of the problems that occur in mental health is a psychosocial problem in the form of anxiety. Anxiety often occurs because of excessive anxiety with the condition you have, the same thing often happens to people with non-communicable diseases. One solution to the problem in this case is to do CMHN. The purpose of this community service is to increase community independence in tackling mental health problems in the city of Padang. The method used is in the form of socializing mental programs to community leaders, providing training to mental health cadres (KKJ) on early detection, home visits and mobilizing the community and health education to the community about non-communicable diseases. The conclusions obtained were that there was an increase in cadre knowledge after the action and the results of early detection of the 1403 population there were 1% (23 people) with mental disorders, 12% (164 people) with the risk of psychosocial problems and the rest (87%) were mentally healthy.
ANALISIS KEBUTUHAN KONSELING PADA PASIEN HIV/AIDS Defia Roza; Alfitri Alfitri; Nova Yanti; Thifla Rafifa Wirza
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 15, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v15i1.2152

Abstract

Penyakit HIV merupakan penyakit yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh  dan merupakan penyakit yang  tidak bisa disembuhkan, walaupun pasien sudah memakan obat ARV seumur hidup . Hal ini tentunya akan  menimbulkan kecemasan yang tinggi pada pasien yang menderita HIV. Banyak masalah  yang dialami oleh pasien , baik berupa masalah fisik, psikologis ,sosial dan spiritual , adanya kecemasan akan kematian, adanya stigma di masyarakat, dan lain lain. Oleh karena itu diperlukan pelayanan bimbingan konseling yang diberikan oleh konselor profesional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan konseling pada pasien HIVDesain  penelitian  ini  adalah deskriptif observasional dengan sampel penelitian sebanyak 84 responden  Populasi merupakan pasien HIV AIDS yang berobat ke poliklinik VCT RSUP Dr.M.Jamil Padang. Teknik pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling. Kriteria inklusinya: sampel yang bersedia ikut dalam penelitian. Kriteria ekslusi adalah pasien yang sedang mengalami infeksi oportunistik yang berat dan sedang mengalami efek samping obat yang berat. Teknik pengumpulan data didapatkan dari hasil kuesiner dan  wawancara dengan pasien HIV.Hasil Penelitian ini  didapatkan bahwa  23 poin informasi yang dibutuhkan oleh pasien HIV saat melakukan konseling. Informasi konseling yang paling dibutuhkan pasien adalah bagaimana jika anak/bayi HIV positif (19.1%), bagaimana prosedur jika ODHA akan menjadi calon pengantin (11.9%) serta bagaimana jika sampel berhenti konsumsi ARV (10.7%).Berdasarkan hasi penelitian ini, diharapkan konselor dapat memberikan informasi dan konseling kepada pasien HIV sesuai yang dibutuhkannya.Kata Kunci : HIV AIDS; konseling
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pencegahan Penularan HIV/AIDS pada Remaja di SMA PGRI 3 Wilayah Kerja Seberang Padang Ilva Yulistisia; Defia Roza; Yosi Suryalinilsih; Tasman Tasman; Hendri Budi
Jurnal Keperawatan Sehat Mandiri Vol 1 No 1 (2023): Jurnal Keperawatan Sehat Mandiri, Volume 1 No.1 Mei 2023
Publisher : Jurusan Keperawatan Mandiri Poltekkes Kemenkes Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33761/jkpm.v1i1.1011

Abstract

The number of HIV positive cases reported in Indonesia from year to year tends to increase. The number of HIV cases in 2021 increased by 76 people and since 2022 there have been 3 new cases of HIV/AIDS. Where the highest cases were in their teens, the results of interviews conducted indicated that there were cases of immoral acts. Results The aim of this study was to determine the relationship between knowledge, attitude and prevention of HIV/AIDS transmission in PGRI 3 high school youth in the Seberang Padang Working Area in 2022. This type of research used a quantitative research method. The research design used was a cross sectional study. This research was conducted in January - June 2022. For data collection in this study, it was conducted from June 6 2022 to June 11 2022. The population in this study were all students at SMA PGRI 3 Seberang Padang with a total of 100 people. The sampling technique in this study is total sampling. The results showed that the low level of knowledge about HIV/AIDS in adolescents was close to half (46%), close to half (42%) of adolescents had a negative attitude towards HIV/AIDS, whereas in the prevention of HIV/AIDS transmission that was close to half (46%) having preventive measures against the transmission of HIV/AIDS is not good. The results of the study show that the statistical test has a Sig.(p) value of 0.019 which is less than 0.05. The statistical test shows a Sig.(p) value of 0.007 which is less than 0.05. There is a relationship between the two variables. The suggestion for this research is for adolescents to increase their knowledge and insight about HIV/AIDS so that the risk of HIV/AIDS can be avoided.