Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Kesalahan Perubahan Bunyi pada Pelafalan Pembelajar BIPA Dasar Asal Korea Selatan Nunung Sitaresmi; Afina Naufalia; Lilis Siti Sulistyaningsih; Isah Cahyani
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 10 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v10i1.3003

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan aturan berbahasa antara bahasa Indonesia dan Korea. Hal ini menyebabkan pembelajar BIPA asal Korea mengalami kesalahan berbahasa, khususnya kesalahan pelafalan. Aturan fonetik antara bahasa Indonesia dengan bahasa Korea sangat berbeda. Kesalahan pelafalan tersebut menyebabkan pembelajar BIPA Korea melakukan perubahan bunyi atau fonem, yakni melafalkan bunyi lain untuk mengganti bunyi yang seharusnya dilafalkan. Dengan begitu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan fonem yang terjadi ketika pembelajar BIPA asal Korea melafalkan kata dalam bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber dan subjek data penelitian ini adalah pembelajar BIPA asal Korea di Balai Bahasa UPI. Adapun teknik pengambilan data yang dilakukan adalah teknik wawancara. Hasil wawancara kemudian dianalisis dengan mengklasifikasikan kesalahan pelafalan yang berupa perubahan bunyi. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perubahan bunyi dari bunyi [ə] menjadi bunyi [ε], bunyi [s] berubah menjadi bunyi [š], dan bunyi [r] berubah menjadi [l]. Penyebabnya adalah pembelajar BIPA masih terpengaruh oleh aturan pelafalan bahasa Korea yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Berdasarkan penelitian ini, peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian BIPA dan mempermudah pengajar BIPA untuk menyusun perangkat pembelajaran yang dapat membantu melancarkan pelafalan pembelajar BIPA asal Korea.
ANALISIS KESALAHAN FONETIK ARTIKULATORIS PADA PELAFALAN PEMELAJAR BIPA KOREA DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR BIPA DASAR Afina Naufalia; Nunung Sitaresmi; Rosita Rahma
Artikulasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPembelajaran pelafalan adalah salah satu komponen penting yang harus dipelajari dalam pengembangan kemampuan berbahasa kedua. Jika diksi dan struktur kalimat sudah benar, tetapi dilafalkan dengan salah, maka maksud yang hendak diutarakan pada masyarakat awam tidak tersampaikan dengan baik. Apabila kesalahan tersebut tidak dibenarkan, maka pemelajar akan terbiasa dengan pelafalan yang salah. Berdasarkan hal tersebut, mesti ada sebuah perangkat pembelajaran yang membantu pemelajar untuk melatih kemampuan pelafalannya. Modul digital menjadi pilihan peneliti sebagai bahan ajar pelafalan BIPA. Untuk menyusun bahan ajar tersebut, ujaran pemelajar harus dianalisis terlebih dahulu untuk mengetahui jenis kesalahan apa yang sering dilakukan. Dengan pisau analisis fonetik artikulatorislah bunyi bahasa Indonesia yang dilafalkan pemelajar dapat diketahui letak kesalahannya dengan tepat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan pelafalan pemelajar BIPA Korea dan hasil analisis kesalahan fonetik artikulatoris terhadap pelafalan tersebut, serta pemanfaatannya sebagai bahan ajar BIPA tingkat dasar. Penelitian ini dilakukan dalam bingkai metode kualitatif deskriptif dengan langkah analisis kesalahan dan fonetik artikulatoris sebagai pisau analisisnya. Sebagai temuan penelitian, peneliti berhasil menemukan kata-kata, khususnya fonem-fonem yang salah dilafalkan. Kesalahan tersebut dilihat dari jenis-jenis kesalahan yang ditemukan, yaitu perubahan bunyi sebanyak 245 kesalahan, yang terdiri atas fonem [s], [ə], [r], [f], dan [z], dan lainnya. Pertukaran bunyi sejumlah 5 kesalahan yakni fonem [r] dengan [l], dan lainnya. Penambahan bunyi sejumlah 73 kesalahan, yang terdiri atas fonem [ə] dan lainnya. Penghilangan bunyi sebanyak 76 kesalahan yang terdiri atas fonem [ĥ], [h], [r], dan lainnya. Hasil temuan tersebut kemudian disusun untuk pembuatan bahan ajar berbentuk modul digital. Modul digital yang diberi judul “Modul Pelafalan Bunyi Bahasa Indonesia untuk BIPA” ini memuat video-video yang mencontohkan kepada pemelajar cara mengartikulasikan bunyi bahasa yang benar seperti penutur asli bahasa Indonesia. Video tersebut beserta fasilitas lainnya dihubungkan dengan teknologi media QR Code, sehingga bisa diaplikasikan di mana saja dan kapan saja. Oleh karena itu, modul digital ini sesuai digunakan pada masa modern dan suasana pandemi saat ini. Kata kunci: analisis kesalahan fonetik artikulatoris, modul digital, pelafalan, BIPA dasar. AbstractPronunciation learning is one of the important components in developing second language skills. If the diction and structure of sentences are correct, but they are pronounced incorrectly, the intention to be conveyed to the public in general may not be delivered properly. If such error is not justified, students may get accustomed to incorrect pronunciation. Hence, a learning tool that helps students to practice their pronunciation skills becomes necessary. The researcher was interested in developing a digital module as a pronunciation teaching material for BIPA lesson. To compile the materials, BIPA students' utterances were first analyzed to find out common types of pronunciation mistakes made. The purpose of this research is to describe the pronunciation skill of Korean students of BIPA, the results of the articulatory phonetic error analysis over the pronunciation, and its use as teaching materials for the basic level of BIPA. The research framework was descriptive qualitative with error analysis steps and articulatory phonetics as the analytical tool. Researchers managed to find words, especially phonemes, with mispronunciation. The errors were identified by the types of errors found, namely sound changes with as many as 245 errors, consisting of phonemes [s], [ə], [r], [f], and [z], and others; sound exchange with 5 errors, including phonemes [r] with [l], and others; addition of the sound with 73 errors, consisting of phonemes [ə] and others; and 76 sound omissions, consisting of phonemes [ĥ], [h], [r], and others. The findings were then compiled for to develop teaching materials in a digital module. The module, entitled " Modul Pelafalan Bunyi Bahasa Indonesia untuk BIPA (Indonesian Sound Pronunciation Module for BIPA lessons)", provides example videos for students about how to articulate the correct sounds of the language like native speakers of Indonesian language. Videos and other features in the module have QR Codes to provide easy access anywhere and anytime. Therefore, this digital module is suitable for use in modern times and this current pandemic atmosphere. Keywords: An analysis of articulatory phonetic errors, digital module, pronunciation, basic level of BIPA.
The Vitality of Mother Tongues in a Multilingual Society in Dieng, Central Java Nunung Sitaresmi; Meilani Puji Astini; Lilis Siti Sulistyaningsih; Isah Cahyani; Rahmawati Rahmawati
JURNAL ARBITRER Vol. 10 No. 4 (2023)
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/ar.10.4.309-322.2023

Abstract

Multilingual conditions can threaten the mother tongue in a tourism area because most people use other languages when interacting with tourists. Thus, it can hamper the inheritance of the mother tongue or even replace it with another language. This study used a sociolinguistic theoretical approach to measure the mother tongue’s vitality level in a multilingual community in Dieng, Central Java. This descriptive study used a mixed method. Data were collected from interviews with 53 informants and with the help of a research instrument namely the Interview Package of “Basa Urang”. Data were analyzed based on Miles dan Huberman’s model (1984), covering data collection, reduction, presentation, and drawing conclusions. The study results showed that the vitality of the mother tongue in the multilingual community in Dieng, Central Java is in the vulnerable category as the mother tongue is only used in the domestic domain. This is proven by the percentage level of mother tongue use based on patterns ‘with’, patterns ‘in’, and patterns ‘for’. The main factors causing the low vitality of the mother tongue in the multilingual community in this area are economic and educational. This study describes the condition of each living language in a multilingual society in Dieng, Central Jawa. This study provides quite large implications in describing the vitality of mother tongues in a multilingual society in Dieng, Central Java, but further studies are needed to get a deeper understanding of the implications.
FENOMENA PERUBAHAN MAKNA KATA BAHASA INDONESIA DALAM KONTEN PLATFORM INSTAGRAM DAN X Ameylia Maya Kristinaupi; Nunung Sitaresmi; Lilis Siti Sulistyaningsih; Gibraltar Syawalan Gumilar; Iqssyzia Syahfitri
Jurnal Semantik Vol 13 No 1 (2024): Volume 13 Number 1, February 2024
Publisher : STKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/semantik.v13i1.p87-102

Abstract

On social media platform Instagram and X there is a phenomenon of changing the meaning of language. Changes in meaning include expansion, narrowing, complete transformation, refinement, and coarsening. Therefore, the authors conducted a study with the aim of investigating the phenomenon of semantic shifts occurring in social media in the digital era. The data for this study comes from Instagram and X. The dataset used in this study consists of Indonesian terms sourced from social media platforms that have undergone semantic shift. The methodology used by the researchers includes the use of listening and recording procedures. Through examination of the data and the debates that occurred, it was determined that there were five different categories of semantic shifts in the language use of Indonesian netizens on Instagram and X. The five categories of semantic shift are expansion, narrowing, coarsening, refining, and total change. The data results show that there are 17 words that experience changes in meaning. Among them, 3 words experienced a decline in meaning (dysphemia), 7 words experienced an expansion of meaning, 2 words experienced a narrowing change, 3 words experienced a complete change in meaning, and 2 words experienced a change to be more refined.
Persepsi Warganet Terhadap Konten Bermuatan Kebanggaan Berbahasa Indonesia dalam Kanal Youtube Nihongo Mantappu Rahmawati Rahmawati; Nunung Sitaresmi; Lilis Siti Sulistyaningsih
Jurnalistrendi : Jurnal Linguistik, Sastra dan Pendidikan Vol 7 No 1 (2022): Edisi April 2022
Publisher : Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya konten YouTube bermuatan kebanggaan berbahasa Indonesia dalam kanal YouTube Nihongo Mantappu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat persepsi warganet terhadap konten YouTube Nihongo Mantappu. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan teoretis sosiolinguistik dan sintaksis. Data penelitian ini berupa komentar tertulis warganet yang diklasifikasikan ke dalam tiga bentuk, yaitu preposisi mendukung, preposisi membantah, dan preposisi ambigu, sesuai teori anggapan penanggap dari Saifullah (2019). Komentar tertulis warganet diperoleh dari lima buah video yang bermuatan kebanggaan berbahasa Indonesia di kanal YouTube Nihongo Mantappu. Data dikumpulkan dengan teknik catat. Data dianalisis menggunakan metode analisis data model Miles dan Huberman (1994). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa warganet memberikan persepsi yang positif terhadap konten YouTube Nihongo Mantappu. Hal itu ditandai dengan banyaknya komentar warganet yang termasuk ke dalam preposisi mendukung kanal YouTube Nihongo Mantappu. Banyaknya komentar/dukungan positif terhadap konten YouTube dapat menjadi salah satu faktor eksternal dalam keberlangsungan kanal YouTube tersebut.
Pelatihan Dan Lokakarya Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing Wilayah Jawa Barat Sulistyaningsih, Lilis Siti; Sitaresmi, Nunung; Widia, Ida; Lutfiah, Hana; Thayyiba, Rindy Tsania; Sulaeman, Tiara Adinda
Dimasatra Vol 4, No 1 (2023): OKTOBER
Publisher : Faculty of Language and Literature Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/dm.v4i1.72600

Abstract

Penggalakan kegiatan pengajaran BIPA sebagai salah satu tahapan tujuan internasionalisasi bahasa Indonesia mengakibatkan beberapa permasalahan. Permasalahan itu adalah pengenalan BIPA sebagai softskill dan kebutuhan para pengajar BIPA profesional yang semakin meningkat tidak diseimbangi oleh kualitas para pengajar BIPA yang tersedia. Menjawab permasalahan itu, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia (Prodi Diksatrasia FPBS UPI) merasa terpanggil untuk menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan lokakarya tambahan sebagai bekal para pengajar atau calon pengajar BIPA. Kegiatan pelatihan dan lokakarya BIPA ini dapat menjadi wahana untuk memfasilitasi calon pengajar, para pengajar, dan pegiat yang ingin meningkatkan pemahaman dan kepekaan pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing dalam memilih metodologi pengajaran bahasa, memahami ihwal ke-BIPA-an, memanfaatkan media, memilih konten materi BIPA yang sesuai, penggunaan bahan ajar BIPA, dan mengevaluasi pengajaran bahasa. Kegiatan pengabdian ini menggunakan ceramah, diskusi, pemodelan, dan microteaching sebagai pendekatan yang komprehensif untuk mendukung pemahaman dan pengembangkan kemampuan pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dibagi menjadi tahap persiapan dengan mempersiapkan tempat dan publikasi, akomodasi, serta sarana dan prasarana kegiatan, tahap pelaksanaan yang dilaksanakan dalam 2 hari yang mencakup pelatihan dan lokakarya, dan tahap evaluasi dengan upaya untuk terus memperbaiki dan mengembangkan program pelatihan dan lokakarya metodologi pengajaran BIPA. Dengan simpulan program ini menjadi langkah penting dalam mendukung internasionalisasi Bahasa Indonesia dan meningkatkan kualitas pengajaran BIPA di wilayah Jawa Barat serta dapat menjadi contoh positif untuk program serupa di tempat lain.
PENGUATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN DARING BAGI GURU-GURU BAHASA INDONESIA KABUPATEN BANDUNG BARAT Sitaresmi, Nunung; Cahyani, Isah; Sulistyaningsih, Lilis Siti; Iskandar, Denny; Fauzy, Eka Rahmat
Dimasatra Vol 3, No 1 (2022): OKTOBER
Publisher : Faculty of Language and Literature Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.732 KB) | DOI: 10.17509/dm.v3i1.55264

Abstract

Perpaduan antara masalah wabah Pandemi Covid-19 dan kebutuhan penguasaan literasi digital dalam pembelajaran daring menjadi problematik yang cukup krusial sebab berkaitan erat dengan pendidikan. Pendidik, khususnya guru bahasa Indonesia, dipaksa untuk mampu beradaptasi secepat mungkin dalam melakukan inovasi dan penyesuaian dalam pembelajaran daring. Berdasarkan kondisi dan kebutuhan tersebut, kegiatan berupa pengabdian yang menyasar langsung pada pendidik perlu dilakukan. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan penguatan literasi dalam pembelajaran daring bagi guru-guru bahasa Indonesia di Kabupaten Bandung Barat. Dalam merealisasikan tujuan tersebut, pengabdian ini dikemas dalam bentuk seminar dan lokakarya secara daring melalui platform digital Zoom Meeting. Sasaran kegiatan pengabdian ini merupakan guru-guru bahasa Indonesia yang tergabung dalam MGMP Bahasa Indonesia SMP di Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan respons peserta, pengabdian ini memberikan dampak positif berupa peningkatan pemahaman para peserta terkait pembelajaran literasi bahasa Indonesia secara daring dan peningkatan kompetensi dalam hal pemanfaatan media pembelajaran berbasis digital.
Analisis Penggunaan Klausa Bebas dan Klausa Terikat dalam Cerpen “Hujan Kemarin” Karya Melissa Amelia Putri Hidayat, Gilang Ramadhan Putra; Nurhaliza, Kamila; Aprilianti, Mayang; Sitaresmi, Nunung
Aksara: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 25, No 1 (2024): Aksara: Jurnal Bahasa dan Sastra
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/aksara/v25i1.pp136-147

Abstract

This research aims to describe the use of free clauses and bound clauses in a short story entitled “Hujan Kemarin” by Melissa Amelia Putri published on Kompas website. This is done to find marker characteristics that can distinguish between independent clauses and dependent clauses. The method used in this research is descriptive-qualitative method using content analysis. Sampling in this research analysis uses purposive sampling. Based on the results of the analysis, the following conclusions can be drawn: there are 14 representative sentences as the analysis material in which there are independent clauses and dependent clauses. The function of the dependent clauses in a sentence can be S, O, Pel, and K and can be located in front or behind the independent clauses. Keywords: syntax, clause, short story
Implementasi Metode BCCT untuk Pengembangan Lingkungan Belajar Literasi Anak Usia Dini Isah Cahyani; Lilis Siti Sulistyaningsih; Nunung Sitaresmi; Intan Karunia Dewi; Rohmat Rohmat; Layyina Elwirda Yahya
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 8, No 6 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v8i6.6052

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Metode Beyond Centers and Circle Time (BCCT) sebagai metode yang berkualitas untuk mengajarkan literasi kepada anak pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data berasal dari observasi, wawancara dengan pendidik, jawaban dari kuesioner yang diberikan kepada pengajar PAUD, dan kajian pustaka guna memperkuat hasil penelitian. Metode yang dilakukan adalah kualitatif dengan menganalisis data yang didapatkan. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa BCCT berkontribusi pada keterampilan literasi anak. Sebanyak 43 responden dari 22 lembaga PAUD di Bandung Raya secara dominan memberikan respons bahwa pengimplementasian BCCT mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berekspresi anak, terutama mendukung literasi anak pada bidang dasar menyimak, berbicara, membaca, bahkan menulis. Dengan mengadakan pelatihan terhadap pendidik PAUD, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bekal para pendidik untuk menerapkan BCCT sebagai metode dalam menyiapkan anak memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Meskipun ditemukan beberapa kendala seperti kurangnya pemahaman guru, keterbatasan sarana dan media pembelajaran, dan dukungan orang tua maupun pemerintah, pendidik direkomendasikan untuk menjawab kendala tersebut melalui kolaborasi dan kreativitas yang memang menjadi esensi dari BCCT. 
Implementasi Metode BCCT untuk Pengembangan Lingkungan Belajar Literasi Anak Usia Dini Cahyani, Isah; Sulistyaningsih, Lilis Siti; Sitaresmi, Nunung; Dewi, Intan Karunia; Rohmat, Rohmat; Yahya, Layyina Elwirda
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 8 No. 6 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v8i6.6052

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Metode Beyond Centers and Circle Time (BCCT) sebagai metode yang berkualitas untuk mengajarkan literasi kepada anak pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data berasal dari observasi, wawancara dengan pendidik, jawaban dari kuesioner yang diberikan kepada pengajar PAUD, dan kajian pustaka guna memperkuat hasil penelitian. Metode yang dilakukan adalah kualitatif dengan menganalisis data yang didapatkan. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa BCCT berkontribusi pada keterampilan literasi anak. Sebanyak 43 responden dari 22 lembaga PAUD di Bandung Raya secara dominan memberikan respons bahwa pengimplementasian BCCT mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berekspresi anak, terutama mendukung literasi anak pada bidang dasar menyimak, berbicara, membaca, bahkan menulis. Dengan mengadakan pelatihan terhadap pendidik PAUD, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bekal para pendidik untuk menerapkan BCCT sebagai metode dalam menyiapkan anak memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Meskipun ditemukan beberapa kendala seperti kurangnya pemahaman guru, keterbatasan sarana dan media pembelajaran, dan dukungan orang tua maupun pemerintah, pendidik direkomendasikan untuk menjawab kendala tersebut melalui kolaborasi dan kreativitas yang memang menjadi esensi dari BCCT.Â