Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

HUBUNGAN BERDIRI LAMA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PEKERJA KASIR DI SURAKARTA Susanti, Nur; ., Hartiyah; Kuntowato, Daniek
Pena Medika Jurnal Kesehatan Vol 5, No 1 (2015): PENA MEDIKA JURNAL KESEHATAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/pmjk.v5i1.346

Abstract

Background: Stand up is both phisically and mentally. So the activities of the work done faster, stonger, and thoroughly. Stand for a long time is the most common from discomfort and fatigue low back pain myogenic in touch stress/back strain muscle, tendon, ligament, that usual do daily activities more like stand for a long time. Pain is blunt, the intensity is varies, often become chronic, it is localized or spread, around glutea. This pain is not accompanied by parestesi, the deficit, neurology. If you cough or sneeze, pain did’n spread to the limbs, back pain problems that aries due to stand for a long time to be a phenomenon often happens to workers, especially over the chasier right now. When standing are likely to be static in one the same position more than 20 minutes therefore use a little work while standing in a long timecaused the decline in efficiency, reduced work, and the fatigue. The purpose of this research is to find out if there is to do stand for a long timewith complaints of low back pain myogenic on the chasier at a shopping mall of goro assalam surakarta.Method : research design which use correlasi design with 30 people sample. The result of statistic parametric data analysis. By correlasi product moment method with computer program SSPS support.Resulth : the result is indicating that the relation standing by long time with low back pain myogenic complaints the chasier. By value P count < P value (0,013 < 0,05). It is suggested for workers to use a rest a possible. For example, relaxing or stretcing for a moment and doing sport when holiday. For a company, more attantion with the healthy of workers, especially about detection early complaint.Conclusions: there is a relation among standing long time and low back pain myogenic complaints the chasier in surakarta.Key word : standing long time, low back pain myogenic, chasier.
EFEKTIFITAS PLAY EXERCISE DAN AKTIFITAS FISIK PADA ANAK STUNTING Rakasiwi, Andung Maheswara; Hermawan, Agung; Susanti, Nur; Adrianus, Philipus
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i1.21728

Abstract

Latar Belakang : Stunting di Indonesia menjadi konsen pada isu Kesehatan saat ini. Dampak dari stunting akan mengganggu tumbuh kembang anak. Hal ini sangat membahayakan untuk generasi yang selanjutnya. Stunting di wilayah kabupaten Pekalongan merupakan salah satu stunting yang masih menjadi perhatian pemerintah daerah. Stunting dapat dicegah dan juga ditangani dengan langkah Kesehatan yang tepat, beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah aktivitas fisik dan play exercise dalam penanganan anak stunting. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas play exercise dan aktivitasa fisik pada perkembangan anak stunting. Metode : Desain penelitian ini berupa kualitatif dengan eksperimental. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah anak usia 6 – 59 bulan di wilayah puskesmas karanganyar Kabupaten Pekalongan. Pengambilan sampel pada penelitian ini sejumlah 30 anak dengan kategori masuk dalam kriteria stunting, dimana dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan dan umur untuk menentukan IMT. Hasil : uji beda dengan paired sample t-test terdapat hasil signifikan dengan nilai p<0,05 hal ini ditunjukkan dengan peningkatan pada berat badan anak sehingga indikator bahwa terdapat peningkatan asupan makanan yang diberikan dapat menurunkan kriteria anak stunting.. Kesimpulan : intervensi fisioterapi dengan pendekatan play exercise dan aktivitas fisik efektif pada anak stunting dalam peningkatan berat badan dan tinggi badan.
STUDI KASUS : PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEKSTRA DENGAN MODALITAS INFRARED (IR), ULTRASOUND (US) DAN TERAPI LATIHAN Susanti, Nur; Karima, Khansa
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i2.23584

Abstract

Latar Belakang : Carpal Tunnel Syndrome merupakan gangguan pada gerak tubuh bagian tangan yang menimbulkan rasa sakit, kesemutan atau kebas, dan mati rasa pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah dan sisi radial jari manis yang disebabkan oleh penyempitan terowongan carpal sehingga dapat terjadi penekanan pada saraf medianus yang terletak di pergelangan tangan. Problematika : Carpal Tunnel Syndrome mengalami nyeri, spasme, penurunan kekuatan otot, penurunan lingkup gerak sendi, dan penurunan aktivitas fungsional. Teknologi intervensi untuk mengatasi permasalahan menggunakan Infra Red (IR), Ultrasound (US), dan Terapi Latihan. Penelitian ini dilakukan di RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan. Tujuan penelitian : mengetahui pengaruh management Fisioterapi terhadap Carpal Tunnel Syndrome dengan Infra Red (IR), Ultrasoound (US), dan Terapi Latihan. Metode penelitian : desain penelitian deskriptif analitik dengan rancangan studi kasus. Subyek penelitian ini adalah pasien dengan kondisi Carpal Tunnel Syndrome. Metode pengumpulan data dan analisa data menggunakan metode interview autoanamnesis. Instrument penelitian terdiri dari VDS (Verbal Descriptor Scale), MMT (Manual Muscle Teste), Goneometer, WHDI (Wrist Hand Disability Index). Hasil : (1) Terdapat penurunan nyeri T1 = 3 menjadi T3 = 2, (2) Penurunan Spasme T1 = 1 menjadi T3 = 0, (3) Peningkatan Kekuatan otot M. Dorso Fleksor dan M. Radius Deviator pada T1 = 4 menjadi T3 = 5, (4) Peningkatan lingkup gerak sendi pada T1 = S = 40°-0°-45°, T = 10°-0°15° menjadi T3 = S = 50°-0°-55°, T = 15°-0°-25°, (5) Peningkatan aktivitas fungsional pada T1 = 20% menjadi T3 = 14%. Simpulan Penelitian ini bahwa intervensi fisioterapi dengan Infra Red (IR), Ultrasound (US), dan Terapi Latihan dapat mengurangi permasalahan yang timbul pada Carpal Tunnel Syndrome.
Studi Kasus : Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Drop Foot Dekstra Dengan Modalitas Electrical Stimulation (ES) Dan Terapi Latihan Nirmala Sari, Dyah; Susanti, Nur; Prihati, Eko
Pena: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol. 38 No. 2 (2024): PENA SEPTEMBER 2024
Publisher : LPPM Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/jurnalpena.v38i2.4460

Abstract

Drop Foot merupakan kondisi dimana pasien tidak mampu mengangkat kaki depan karena kelemahan otot dorso fleksor kaki yang diakibatkan kerusakan / cedera pada saraf perifer peroneal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Drop Foot Dekstra Dengan Modalitas Electrical Stimulation (ES) dan Terapi Latihan. Penelitian dilakukan di RSUD dr. Soeselo Slawi Kabupaten Tegal dengan metode deskriptif analitik pada pasien dengan kondisi drop foot. Metode pengumpulan data penelitian menggunakan autoanamnesis dan pemeriksaan fisik. Problematika fisioterapi yaitu adanya nyeri, spasme, atrofi otot, penurunan lingkup gerak sendi, penurunan kekuatan otot,  dan penurunan aktivitas fungsional. Instrumen penelitian terdiri dari pemeriksaan nyeri dengan Visual Analogue Scale, spasme otot dengan palpasi, lingkup gerak sendi dengan goniometer, kekuatan otot dengan Manual Muscle Test dan aktivitas fungsional dengan Foot Ankle Disability Index. Setelah dilakukan terapi 1 hingga terapi ke 4 terdapat penurunan nyeri dari T1 = nyeri diam 0, nyeri tekan 3, nyeri gerak 2 hingga T4 = nyeri diam 0, nyeri tekan 2, nyeri gerak 1. Penurunan spasme otot dari T1 = 1 hingga T4 = 1. Peningkatan lingkup gerak sendi dari T1 = Sa = 40º-0º-20º  dan T4 = Sa = 45º-0º-20º. Peningkatan aktivitas fungsional dari T1 = 61,53% hingga T4 = 63%. Simpulan dari penelitian ini adalah pemberian electrical stimulation (ES) dan terapi latihan dapat menurunkan nyeri, meningkatan lingkup gerak sendi ankle, meningkatan kekuatan otot dan meningkatan aktivitas fungsional.
Obat-Obatan Herbal (Herbal Medecine) Untuk Peningkatan Imunitas Dalam Menghadapi Musim Pancaroba walid, Muhammad; Endriyatno, Nur Cholis; Susanti, Nur; Astuti, Marta Widhi; Trihawa, Irena
Journal of Health Innovation and Community Services Vol. 2 No. 1 (2023): Journal of Health Innovation and Community Services
Publisher : PPPM Stikes Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/jhics.v2i1.108

Abstract

Latar Belakang: Pancaroba merupakan musim peralihan antara musim hujan ke musim kemarau atau kebalikanya. Disaat peralihan dua musim tersebut terjadi perbedaan tekanan udara sehingga berpengaruh terhadap daya imunitas tubuh dan dapat mengakibatkan beberapa penyakit. Salah satu cara untuk menjaga imunitas tubuh agar imunitas tetap stabil adalah dengan menggunakan herbal medicine.  Imunomodulator dari herbal merupakan bahan alamiah yang berasal dari tumbuhan yang dapat digunakan untuk menaikkan atau mengembalikan keseimbangan sistem imun tubuh  dengan cara memperbaiki fungsi sistem imun dengan mekanisme perangsangan pada sistem imun. Pada dasarnya masyarakat telah mengetahui beberapa tanaman dapat digunakan sebagai obat, namun belum banyak yang mengetahui tanaman tersebut dapat digunakan sebagai imunomodulator. Tujuan : Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan untuk memberikan edukasi tanaman obat-obatan sebagai imunomodulator pada masyarakat Desa Tanjung Kulon. Metode : Penyuluhan dilakukan dengan metode penyampaian materi dan diskusi secara langsung. Kesimpulan :  Kegiatan pengabdian masyarakat mengenai herbal medicine yang dilakukan di Desa Tanjung Kulon berjalan lancar danmasyarakat dapat memahami dan tertarik dengan tanaman obat sebagai pengingkat imunitas tubuh atau imunomodulator.
STUDI KASUS PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED (IR), TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS), DAN THERABAND EXERCISE Muhammad Ihsan Dwiyanto; Susanti, Nur
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v4i2.27698

Abstract

Osteoarthritis Knee merupakan penyakit degeneratif pada sendi lutut karena adanya abrasi tulang rawan sendi dan pembentukan tulang baru pada permukaan persendian. Problemtika Osteoarthritis yaitu adanya nyeri, keterbatasan LGS, Kelemahan otot dan penurunan aktivitas fungsional. Pemeriksaan fisioterapi meliputi nyeri dengan VAS, LGS dengan goniometer, kekuatan otot dengan MMT dan aktivitas fungsional engan Indeks WOMAC. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan intrvensi terhadap kondisi Osteoarthritis knee sinistra. Penelitian ini dilakukan di RSUD SOESELO Kabupaten Tegal dengan desain penelitian deskriptif analitik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan studikasus. Subjek penelitian ini adalah pasien dengan kondisi Osteoarthritis Knee sinistra dengan modalitas IR, TENS dan Theraband exercise. Metode yang digunakan untuk pengambilan data analisis data penelitian ini dengan menggunakan metode autoanamnesis. Instrumen pada penelitian in adalah nyeri, LGS, keuatan otot dan aktivitas fungsional. Dari hasil penelitian yang dilakukan sebanyak 4 kali terapi menunjukan hasil sebagai berikut (1) terdapat penuruna nyeri diam dari T1 = 3 menjadi T4 = 0, nyeri tekan dari T1 = 8 menjadi T4 = 4 dan nyeri gerak dari T1 = 8 menjadi T4= 5. (2) Adanya peningkatan kekuatan otot fleksor knee sinistra dari T1= 3 menjadi T4= 4, ekstensor knee sinistra dari T1= 3 menjadi T4= 4. (3) Tidak ada penurunan spasme. Dari T1 sampai T4 masih terdapat spasme. (4) Adanya peningkatan LGS dari T1= Sa= 5°-0°-85° Sp= 5°-0°-100°  menjadi T4= Sa= 5°-0°-85°  Sp= 5°-0°-100°. (5) Adanya peningkatan aktivitas daily living. T1= 79 (sangat berat) menjadi T4= 70 (berat). Simpulan penelitian diatas bahwa intervensi fisioterapi dengan modalitas IR, TENS dan Theraband exercise dapat mengurangi problematika yang timbul pada kondisi osteoarthritis.   Kata kunci: Osteoarthritis , IR, TENS, Theraband exercise
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST OP ORIFFRAKTUR 1/3 RADIUS DISTAL SINISTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED (IR) DAN TERAPI LATIHAN Susanti, Nur; Damayanti, Rindang Trie
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i1.17544

Abstract

Latar Belakang : Fraktur radius distal merupakan fraktur yang paling sering ditemukan dalam bidang kegawatdaruratan ortopedik yang melibatkan ektremitas atas. Problematika pada Fraktur Radius Distal adalah adanya nyeri, adanya penurunan kekuatan otot, adanya keterbatasan lingkup gerak sendi, dan adanya penurunan aktivitas fungsional. Dalam kasus ini teknologi intervensi yang dipilih untuk mengatasi permasalahan diatas menggunakan Infra Red (IR) dan Terapi Latihan. Penelitian ini dilakukan  di RSUD Bendan Kota Pekalongan. Tujuan : Mengetahui pengaruh management Fisioterapi terhadap post op orif fraktur 1/3 radius distal sinistra dengan  IR dan terapi latihan. Metode : desain penelitian deskriptif analitik dengan rancangan studi kasus. Subyek penelitian ini adalah pasien dengan kondisi Fraktur Radius Distal akan diberikan intervensi fisioterapi dengan Infra Red (IR) dan Terapi Latihan. Metode pengumpulan data dan analisa data menggunakan metode interview autoanamnesis. Instrumen penelitian terdiri dari VAS (Visual Analogue Scale), MMT (Manual Muscle Teste), Goneometer, WHDI (Wrist And Hand Disability Index). Hasil : (1) terdapat penurunan nyeri T1=4 menjadi T6=2, (2) peningkatan kekuatan otot T1=3 menjadi T6=4, (3) lingkup gerak sendi dorso fleksi T1=30 menjadi T6=40, palmar fleksi T1=40 menjadi T=50, radial deviasi T1=15 menjadi T6=20, ulnar deviasi T1=20 menjadi T6=30, (4) peningkatan aktivitas fungsional T1=50% menjadi T6=24%. Simpulan penelitian ini bahwa modalitas fisioterapi dengan  Infra Red (IR) dan Terapi Latihan dapat membantu permasalahan yang timbul pada Fraktur Radius Distal.
STUDI KASUS : PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI DENGAN KOMBINASI KONSEP DYNAMIC NEUROMUSCULAR STABILIZATION (DNS) DAN SENSORY INTEGRATION (SI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERJALAN PADA ANAK DOWN SYNDROME Pangestuningtyas, Ayu; Susanti, Nur
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v2i2.19671

Abstract

Latar Belakang : Down syndrome merupakan bentuk genetik dan gangguan perkembangan intelektual yang sering diidentifikasi dengan kelainan kromosom 21. Problematika fisioterapi dari Down syndrome adanya hipotonus, gangguan sensoris, gangguan reflek, penurunan kekuatan otot, penurunan aktivitas fungsional dan keterlambatan tumbuh kembang. pemeriksaan fisioterapi meliputi pemeriksaan hipotonus dengan palpasi, sensoris dengan blangko sensoris, reflek dengan blangko reflek, kekuatan otot dengan MMT, aktivitas fugsonal dengan GMFM dan tumbuh kembang dengan DDST. Teknologi interfensi yang dipilih adalah Dynamic Neuromuscular Stabilization (DNS) Dan Sensory Integration (SI). Tujuan penelitian mengetahui pengatruh penatalaksanaan fisioterapi pada anak kondisi Down syndrome dengan Dynamic Neuromuscular Stabilization (DNS) Dan Sensory Integration (SI). Penelitian ini di lakukan di YPAC Surakarta dengan desain pelatihan deskriptif analitik, rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan studi kasus. Subjek penelitian adalah pasien anak dengan kondisi Down syndrome dengan intervensi fisioterapi Dynamic Neuromuscular Stabilization (DNS) Dan Sensory Integration (SI). Metode pengumpulan data analisis data penelitian ini menggunakan metode heteroanamnesis. Instrumen penelitian berupa pemeriksaan tonus, sensory, reflek, kekuatan otot, aktifitas fungsional dan tumbuh kembang. Berdasarkan hasil terapi yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut: (1) terdapat peningkatan tonus postural dari T1=1 menjadi T5=0 (2) gangguan sensory berkurang dari T1=1 menjadi T5=2 (3) gangguan reflek masih ada T1=+  menjadi T5= + (4) peningkatan kekuatan otot dari T1=3 menjadi T5=4 (5) peningkatan aktivitas fungsional T1=48% menjadi T5=50% (6) peningkatan tumbuh kembang dari T1= TL menjadi T5=L. Simpulan penelitian bahwa intervensi fisioterapi dengan Dynamic Neuromuscular Stabilization (DNS) Dan Sensory Integration (SI) dapat mengurangi masalah yang timbul pada kondisi Down syndrome.
EFEKTIFITAS PLAY EXERCISE DAN AKTIFITAS FISIK PADA ANAK STUNTING Rakasiwi, Andung Maheswara; Hermawan, Agung; Susanti, Nur; Adrianus, Philipus
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i1.21728

Abstract

Latar Belakang : Stunting di Indonesia menjadi konsen pada isu Kesehatan saat ini. Dampak dari stunting akan mengganggu tumbuh kembang anak. Hal ini sangat membahayakan untuk generasi yang selanjutnya. Stunting di wilayah kabupaten Pekalongan merupakan salah satu stunting yang masih menjadi perhatian pemerintah daerah. Stunting dapat dicegah dan juga ditangani dengan langkah Kesehatan yang tepat, beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah aktivitas fisik dan play exercise dalam penanganan anak stunting. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas play exercise dan aktivitasa fisik pada perkembangan anak stunting. Metode : Desain penelitian ini berupa kualitatif dengan eksperimental. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah anak usia 6 – 59 bulan di wilayah puskesmas karanganyar Kabupaten Pekalongan. Pengambilan sampel pada penelitian ini sejumlah 30 anak dengan kategori masuk dalam kriteria stunting, dimana dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan dan umur untuk menentukan IMT. Hasil : uji beda dengan paired sample t-test terdapat hasil signifikan dengan nilai p<0,05 hal ini ditunjukkan dengan peningkatan pada berat badan anak sehingga indikator bahwa terdapat peningkatan asupan makanan yang diberikan dapat menurunkan kriteria anak stunting.. Kesimpulan : intervensi fisioterapi dengan pendekatan play exercise dan aktivitas fisik efektif pada anak stunting dalam peningkatan berat badan dan tinggi badan.
STUDI KASUS : PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEKSTRA DENGAN MODALITAS INFRARED (IR), ULTRASOUND (US) DAN TERAPI LATIHAN Susanti, Nur; Karima, Khansa
Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Fisioterapi Muhammadiyah (JarFisMU)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jar.v3i2.23584

Abstract

Latar Belakang : Carpal Tunnel Syndrome merupakan gangguan pada gerak tubuh bagian tangan yang menimbulkan rasa sakit, kesemutan atau kebas, dan mati rasa pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah dan sisi radial jari manis yang disebabkan oleh penyempitan terowongan carpal sehingga dapat terjadi penekanan pada saraf medianus yang terletak di pergelangan tangan. Problematika : Carpal Tunnel Syndrome mengalami nyeri, spasme, penurunan kekuatan otot, penurunan lingkup gerak sendi, dan penurunan aktivitas fungsional. Teknologi intervensi untuk mengatasi permasalahan menggunakan Infra Red (IR), Ultrasound (US), dan Terapi Latihan. Penelitian ini dilakukan di RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan. Tujuan penelitian : mengetahui pengaruh management Fisioterapi terhadap Carpal Tunnel Syndrome dengan Infra Red (IR), Ultrasoound (US), dan Terapi Latihan. Metode penelitian : desain penelitian deskriptif analitik dengan rancangan studi kasus. Subyek penelitian ini adalah pasien dengan kondisi Carpal Tunnel Syndrome. Metode pengumpulan data dan analisa data menggunakan metode interview autoanamnesis. Instrument penelitian terdiri dari VDS (Verbal Descriptor Scale), MMT (Manual Muscle Teste), Goneometer, WHDI (Wrist Hand Disability Index). Hasil : (1) Terdapat penurunan nyeri T1 = 3 menjadi T3 = 2, (2) Penurunan Spasme T1 = 1 menjadi T3 = 0, (3) Peningkatan Kekuatan otot M. Dorso Fleksor dan M. Radius Deviator pada T1 = 4 menjadi T3 = 5, (4) Peningkatan lingkup gerak sendi pada T1 = S = 40°-0°-45°, T = 10°-0°15° menjadi T3 = S = 50°-0°-55°, T = 15°-0°-25°, (5) Peningkatan aktivitas fungsional pada T1 = 20% menjadi T3 = 14%. Simpulan Penelitian ini bahwa intervensi fisioterapi dengan Infra Red (IR), Ultrasound (US), dan Terapi Latihan dapat mengurangi permasalahan yang timbul pada Carpal Tunnel Syndrome.