Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Studi In Silico Kandungan Senyawa Daun Srikaya (Annona squamosa L.)Terhadap Protein Dihydrofolate Reductase Pada Mycobacterium tuberculosis Nur Cholis Endriyatno; Muhammad Walid
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 19, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v19i1.18044

Abstract

Tuberculosis is caused by the Mycobacterium tuberculosis. Tuberculosis is one of the problems in the world, especially the problem of resistance which requires the search for new alternative drugs, one of which is from natural compounds.In silico studies with molecular docking method can be used as a preliminary test to assess the potency of a natural compound. In this study, the target proteins were Dihydrofolate Reductase: 4KL9 and 4KM2 with the original P33 and ATR ligands on Mycobacterium tuberculosis. Dihydrofolate reductase is a protein that has an important role in nucleotide biosynthesis, and has become a target for antibacterial drugs. The natural compounds tested were anonaine, asimilobine, and corypalmine contained in soursop leaves. The molecular docking results showed that the three compounds had docking score, especially for the 4KL9 target protein, which was lower than the original ligand. A lower value means that the binding of the ligand and target protein is stronger than that of the native ligand. The three compound ligands on the target protein 4KM2 have a higher docking score  than the original ligand, meaning that the binding of the three ligands is not as strong as the original ligand, but the values are not far apart. In addition, there are similar residues involved from the original ligand and the ligands of the three compounds to the target protein. Therefore, it can be concluded based on an in silico study of the content of anonaine, asimilobine, and corypalmine compounds that may have antituberculosis activity.
Hasil Komputasi Vina untuk Kandungan Bawang Putih dan Adas Bintang Terhadap Protein Dehidrogenase Piruvat Mycobacterium tuberculosis Nur Cholis Endriyatno; Broto Santoso
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 7th University Research Colloquium 2018: Mahasiswa (student paper presentation)
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.431 KB)

Abstract

Tuberculosis merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak didunia. Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacerium tuberculosis.Inovasi perlu dilakukan melihat potensi tuberculosis multi-drugresistant (TB MDR) yang meningkat. Molecular docking dilakukanterhadap target jalur Pyruvate dehydrogenase (PDH) dengan varianprotein 4MP2 dan 4MP7, senyawa aktif yang digunakan adalahturunan bawang putih (Allium sativum). . Penelitian ini bertujuanuntuk mencari senyawa alam yang dapat menghambat pertumbuhanMycobacterium tuberculosis. Protein dipisahkan dari residu dandiambil unique-ligand (PV1 dan TLA) dari protein tersebutmenggunakan Chimera. Perolehan binding affinity sebagaikuantifikasi interaksi antara protein-ligan dilakukan dengan PyRxmetode Vina Autodock. Visualisasi interaksi ligan-protein dihasilkandengan Protein-ligand Interaction Profiler (PLIP) danPyMol.Senyawa aktif dan ikatan ligan dengan protein adas bintangdengan 4MP2 (kaempferol), bawang putih dengan 4MP2 (quercetin),adas bintang dengan 4MP7(Benzaldoxime), dan bawang putih dengan4MP7 (Benzaldoxime) berturut-turut memiliki binding affinity sebesar-7,4; -5,9; -7,3; dan -5,8 sedangkan ligan native pada 4MP2 dan 4MP7 memiliki binding affinity -4,2 sampai -4,5. Nilai binding affinityyang paling kecil menunjukkan efektifitas sebagai anti tuberkulosis,disimpulkan bahwa dengan adanya kesamaan residu dan nilai bindingaffinity yang kecil senyawa alam dalam adas bintang lebih berpotensidibanding bawang putih, adas bintang dapat dikembangkan menjadisalah satu obat tuberculosis
Peningkatan Pemahaman Masyarakat Di Desa Wates, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang Mengenai Penyakit Sendi dan Pengobatannya Nur Cholis Endriyatno; Rochmawati Rochmawati; Ikrimatul Hidayah; Zuhrotul Khakimah
ABDIMASKU : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 6, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : LPPM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v6i1.1022

Abstract

Nyeri sendi adalah penyakit yang umum terjadi pada lansia. Banyak masyarakat yang tidak memperhatikan gaya hidupnya, sehingga banyak dari mereka mengalami nyeri sendi. Pengabdian dilaksanakan di Desa Wates, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang merupakan kegiatan sosialisasi dan edukasi khususnya pada lansia. Pada kegiatan ini kami memberikan sosialisasi edukasi mengenai pengertian nyeri sendi, bahaya nyeri sendi, penyebab nyeri sendi dan edukasi-edukasi tentang cara pengobatan dan pencegahan pada nyeri sendi. Kemudian dilanjutkan sharing dan juga tes kesehatan kepada masyarakat. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan dua konsep, yaitu penyuluhan secara langsung kepada kelompok sasaran yang dilakukan secara luring dengan tujuan supaya kelompok sasaran pengabdian dapat teredukasi. Kemudian dilakukan kegiatan pendampingan yang dilaksanakan 10 hari setelah kegiatan penyuluhan dengan tujuan kelompok sasaran pengabdian dapat mempraktikan secara langsung ilmu dan pengetahuan yang didapat dari hasil edukasi kegiatan tersebut. Dari hasil survey dari pelaksanaan kegiatan pengabdian ini ditunjukkan bahwa sebesar 90,4% dari total peserta pengabdian merasa lebih faham mengenai penyakit sendi dan pengobatan farmakologi maupun pengobatan non farmakologi dibandingkan sebelum ada kegiatan pengabdian ini. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah bahwa secara garis besar masyarakat sasaran kegiatan pengabdian ini mayoritas lebih mengetahui, memahami, dan tertarik dengan materi yang disampaikan.
FORMULASI KRIM EKSTRAK DAUN SIRIH CINA (Peperomia Pellucida L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN DAN ASAM STEARAT Nur Cholis Endriyatno; Dian Nita Puspitasari
FORTE JOURNAL Vol 3 No 1 (2023): Edisi Januari 2023
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v3i1.416

Abstract

Prevalensi akne vulgaris di Indonesia bisa dibilang termasuk sangat tinggi, karena negara ini berada dalam iklim tropis yang memiliki kelembapan tinggi. Akne vulgaris dapat disebabkan karena banyak faktor, salah satunya adalah karena infeksi dari bakteri Propionibacterium acne. Bakteri mudah tumbuh dengan kondisi lingkungan yang lembab. Pengobatan akne vulgaris dapat menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang kurang tepat dalam pengobatan akne vulgaris dapat menimbulkan masalah resistensi, maka dari itu diperlukan alternatif lain yaitu bahan alam. Salah satu bahan alam yang memiliki aktivitas antibakteri adalah daun sirih cina (Peperomia pellucida L.).  Ekstrak etanol 96% daun sirih cina dengan konsentrasi 15% memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap Propionibacterium acne. Senyawa yang memiliki potensi antibakteri pada ekstrak daun sirih cina adalah flavonoid, steroid, terpenoid,  alkaloid, saponin, dan tanin. Untuk memaksimalkan pemanfaatan daun sirih cina maka perlu untuk diformulasi. Salah satu formulasi untuk topikal adalah krim. Tujuan dari penelitian ini untuk memformulasi sediaan krim ekstrak daun sirih cina dengan kombinasi variasi konsentrasi trietanolamin (TEA) dan asam stearat sebagai basis krim. Formulasi sediaan krim dengan kombinasi asam stearat dan TEA menghasilkan sifat fisik yang baik berupa organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, tipe krim, dan viskositas.
FORMULASI KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN DAN ASAM STEARAT Nur Cholis Endriyatno; Fitrotul Aida
FORTE JOURNAL Vol 3 No 1 (2023): Edisi Januari 2023
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v3i1.420

Abstract

Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, dimana banyak sekali penyakit kulit yang dialami oleh masyarakat. Penyakit kulit salah satunya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Tanaman kemangi (Ocimum basilicum L.) dapat digunakan sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan konsentrasi 1,5%. Kandungan senyawa tanaman kemangi (Ocimum basilicum L.) yang berperan sebagai antibakteri yaitu flavonoid, tanin, dan minyak atsiri. Ekstrak diperoleh dengan cara maserasi menggunakan penyari etanol 96%. Ekstrak diformulasi dalam sediaan krim dengan variasi konsentrasi asam stearat dan trietanolamin, untuk mengetahui kualitas sediaan dapat diketahui dari sifat fisik sediaan yang meliputi uji organoleptis, pH, homogenitas, daya sebar, daya lekat, tipe krim, dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan variasi konsentrasi asam stearat dan trietanolamin pada krim ekstrak daun kemangi menghasilkan kualitas krim yang baik serta memenuhi sifat fisik sediaan meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, viskositas dan tipe krim.
FORMULASI GEL EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) DENGAN BASIS HPMC SERTA UJI PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA KELINCI Nur Cholis Endriyatno; Muhammad Walid; Adi Prayoga; Jenie Sacharissa Davita
HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological Vol 5 No 1 (2023): Volume 5 Nomor 1 Juni 2023
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/herbapharma.v5i1.397

Abstract

Ekstrak etanol 96% daun binahong mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, steroid, tanin, dan saponin. Senyawa yang terkandung dalam ekstrak tersebut memiliki peran penting dalam penyembuhan luka bakar pada kulit. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengembangkan formula gel ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dengan variasi gelling agent HPMC dengan konsentrasi 3%, 5%, dan 7%. Kualitas dan efektivitas gel dievaluasi dengan melihat pengaruh konsentrasi HPMC pada sifat fisik gel dan lama penyembuhan luka bakar pada kulit punggung kelinci jantan New Zealand White. Hasil evaluasi formula gel ekstrak daun binahong menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi HPMC sebagai gelling agent pada formulasi gel ekstrak daun binahong berpengaruh pada peningkatan pH, viskositas, dan daya lekat serta penurunan pada saya sebar gel. Semakin rendah konsentrasi HPMC maka efektifitas penyembuh luka bakar gel ekstrak daun binahong sebagai semakin efektif yaitu FI (3%) 19 hari, FII (5%) 21 hari, dan FIII (7%) 25 hari. Formula terbaik gel ektrak daun binahong yaitu dengan konsentrasi HPMC 3% dengan pertimbangan evaluasi sifat fisik gel dan efek penyembuhan luka bakar paling cepat.
UJI AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK BUAH KERSEN HIJAU (Muntingia calabura L.) PADA TIKUS JANTAN PUTIH GALUR WISTAR Muhammad Walid; Nur Cholis Endriyatno; Riska Amalia
FORTE JOURNAL Vol 3 No 2 (2023): Edisi Juli 2023
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v3i2.613

Abstract

Hiperurisemia merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Penggunan allopurinol diketahui dapat menimbulkan efek samping, maka dari itu diperlukan alternatif lain. Flavonoid merupakan salah satu senyawa yang banyak terkadandung di dalam tumbuhan, senyawa tersebut diketahui memiliki potensi sebagai antihiperurisemia. Salah satu tumbuhan yang mudah di temui di Indonesia adalah kersen. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui efek antihiperurisemia dari ekstrak etanol 70% buah kersen hijau terhadap tikus hiperurisemia yang diinduksi kalium oksonat. Jenis penelitian ini adalah eksperimental. Tikus dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Kelompok I tikus diinduksi ekstrak dengan dosis 1,8mg, kelompok II tikus diinduksi ekstrak dengan dosis 3,6 mg, kelompok III tikus diinduksi ekstrak dengan dosis 5,4 mg, kelompok IV (kontrol positif) tikus diinduksi allopurinol, dan kelompok V (kontrol negatif) tikus hanya diinduksi larutan CMC Na 0,5%. Pemeriksaan kadar asam urat dilakukan dengan mengambil darah pada ekor tikus dan diteteskan pada strip di alat nesco multicheck. Hasil pemeriksaan tikus yang telah hiperurisemia dibandingkan dengan setelah perlakuan dan diperoleh persentase penurunan kadar asam urat. Hasil uji menunjukkan persentase penurunan kadar asam urat tikus masing-masing kelompok yaitu 18,8%, 23,4%, 30,1%, 45,7%, dan 8,0%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah allopurinol memiliki persentase penurunan asam urat paling besar yang kemudian diikuti dengan ekstrak buah kersen dosis 5,4mg. Peningkatan dosis ekstrak buah kersen dapat meningkatkan persentase penurunan asam urat pada tikus yang diinduksi kalium oksonat.
Formulasi Gel Ekstrak Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) dengan Variasi Konsentrasi HPMC serta Uji Fisiknya Ilmiyah Setiani; Nur Cholis Endriyatno
Indonesian Journal of Pharmaceutical Education Vol 3, No 3 (2023): September-Desember 2023
Publisher : Jurusan Farmasi Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/ijpe.v3i3.21186

Abstract

Tomato (Solanum lycopersicum L.) has sunscreen activity because it contains flavonoids and lycopene. At a concentration of 10% tomato fruit extract is photoprotection. Gels can increase the effectiveness and comfort in its use. HPMC selected gelling agent because it produces good physical properties. The purpose of this study was to determine the effect of the concentration of HPMC as a gelling agent on physical properties and formulate a gel preparation of tomato fruit extract. This type of research is experimental, made of three formulas with varying concentrations of 2%, 4%, and 6%. The data obtained were analyzed using One Way Anova with a 95% confidence level. The results showed that the use of HPMC as a gelling agent affected pH, viscosity, adhesion, and spreadability but had no effect on other physical tests. The best formula was produced by formula II with a 2% HPMC concentration with the best physical properties.
FORMULASI DAN EVALUASI KRIM EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI ASAM STEARAT DAN TRIETANOLAMIN Laela Nurfitri; Nur Cholis Endriyatno
Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi Vol 8 No 2 (2023): Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jpx.v8i2.5932

Abstract

The fragrant pandan leaf (Pandanus amaryllifolius Roxb.) contains flavonoid compounds that can function as a sunscreen. Sunscreen preparations are generally in the form of creams. In cream formulations, emulsifiers play a crucial role in imparting physical properties to the cream. The objective of this research is to determine the influence of the combination of stearic acid and triethanolamine on the physical properties and stability of the cream and to identify the optimal emulsifier concentration. Cream formulations were prepared in three formulations with a combination of stearic acid and triethanolamine (TEA), namely F I (17%: 3.5%), F II (18%: 3%), and F III (19%: 2.5%). The cream formulations underwent physical evaluations such as organoleptic testing, homogeneity testing, viscosity testing, adhesion testing, pH testing, skin irritation testing, spreading power testing, and stability testing. The data obtained were analyzed using One Way ANOVA (analysis of variance) with a confidence level of 95%. The research data results showed that the addition of stearic acid and trietanolamin affected the viscosity, pH value, spreading power, and adhesion of the cream but did not affect the organoleptic properties, stability, homogeneity, and skin irritation. Based on the physical properties and statistical tests, the concentration of stearic acid and trietanolamin emulsifier (17%: 3.5%) was found to be the best.
Formulasi Dan Evaluasi Gel Ekstrak Kulit Nanas Madu (Ananas comosus L. Merr) Dengan Variasi Konsentrasi HPMC Sebagai Gelling Agent Mersita, Meri; Endriyatno, Nur Cholis
HERBAPHARMA : Journal of Herb Farmacological Vol. 6 No. 1 (2024): Volume 6 Nomor 1 Juni 2024
Publisher : STIKes Muhammadiyah Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55093/herbapharma.v6i1.425

Abstract

Ekstrak kulit nanas madu (Ananas comosus L. Merr) dengan konsentrasi 9% memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap Staphylococus aureus karena mengandung senyawa flavonoid, tanin, dan saponin. Bakteri Staphylococus aureus memiliki peran dalam memperparah jerawat pada kulit. Untuk memanfaatkan ekstrak kulit nanas madu maka perlu dilakukan formulasi berupa sediaan gel. Sediaan tersebut dipilih karena merupakan sediaan stabil, bersifat dingin, memiliki sifat yang lunak, lembut, mudah dioleskan, dan tidak meninggalkan  lapisan berminyak pada permukaan kulit. Dalam sediaan gel, gelling agent memiliki peran dalam mempengaruhi karakteristik gel yang terbentuk. Salah satu gelling agent yang sering digunakan  adalah HPMC. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memformulasi gel ekstrak kulit nanas madu dan untuk mengetahui pengaruh HPMC pada karakteristik gel yang terbentuk. Jenis penelitian berupa eksperimental, dibuat 3 formula gel dengan variasi konsentrasi HPMC masing-masing sebesar 2%, 4%, dan 6%. Gel dievaluasi dengan beberapa parameter seperti organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, viskositas, iritasi kulit, stabilitas, dan hedonik. Data dianalisis dengan SPSS (trial) One Way Anova dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan HPMC sebagai gelling agent berpengaruh pada pH, daya sebar, daya lekat, dan viskositas namun tidak berpengaruh pada uji fisik lainnya. HPMC dengan konsentrasi 4% menghasilkan sediaan dengan evaluasi gel terbaik.   ABSTRACTThe extract of honey pineapple peel (Ananas comosus L. Merr) at a concentration of 9% has antibacterial activity against Staphylococcus aureus due to its content of flavonoids, tannins, and saponins. Staphylococcus aureus bacteria play a role in exacerbating acne on the skin. To utilize the honey pineapple peel extract, it is necessary to formulate it into a gel preparation. This form was chosen because it is stable, cooling, soft, smooth, easy to apply, and does not leave an oily layer on the skin surface. In a gel formulation, the gelling agent plays a role in influencing the characteristics of the formed gel. One commonly used gelling agent is HPMC. This study aims to formulate a gel with honey pineapple peel extract and to assess the impact of HPMC on the characteristics of the formed gel. The research is experimental, with three gel formulas formulated using varying concentrations of HPMC: 2%, 4%, and 6%. The gels were evaluated based on several parameters including organoleptic properties, homogeneity, pH, spreadability, adhesion, viscosity, skin irritation, stability, and hedonic testing. Data were analyzed using SPSS (trial) One Way Anova with a confidence level of 95%. The results showed that the use of HPMC as a gelling agent affected pH, spreadability, adhesion, and viscosity but did not affect other physical tests. HPMC at a concentration of 4% produced the best evaluated gel formulation.