Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

LEARNING READING BY COMBINING PARTNER PREDICTION AND SPOTLIGHT STRATEGY AT SENIOR HIGH SCHOOL Susmita, Susmita; Elmiati, Elmiati
Pendidikan Bahasa Inggris Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Mahasiswa Bahasa Inggris Genap 2012-2013
Publisher : Pendidikan Bahasa Inggris

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakMembaca (reading) adalah aktivitas yang dilakukan untuk memahami isi teks dan informasi-informasi yang terdapat di dalam teks tersebut. Oleh karena itu, siswa seharusnya memiliki kemampuan dalam membaca agar mereka memahami materi yang diajarkan oleh guru. Namun, para siswa masih memiliki kesulitan khususnya dalam reading.Kesulitan itu diantaranya adalah dalam menemukan topic,pokok dan informasi tertentu. Oleh karena itu, guru harus bisa menemukan strategi yang menarik dalam proses belajar mengajar sehingga membuat para siswa senang dan tertarik untuk belajar bahasa Inggris dan mampu dalam melakukan aktivitas reading.Dalam makalah ini penulis membahas bagaimana mengajarkan reading dengan menggunakan dua strategi yaitu partner prediction dan spotlight. Partner prediction adalah salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan reading. Strategi ini merupakan strategi yang tepat untuk membantu para siswa melakukan prediksi tentang informasi di dalam teks. Hal ini membantu meningkatkan daya berfikir siswa dalam memahami sebuah teks. Spotlight adalah salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan reading siswa. Dalam penerapan strategi ini, para siswa dibimbing untuk memahami sebuah teks, kemudian guru mengundang seorang siswa untuk berdiri di area spotlight, siswa ini akan menjawab beberapa pertanyaan dari siswa lainnya dan setelah terjadi aktivitas tanya jawab ini, semua siswa akan memutuskan jawaban yang benar dan yang perlu diperbaiki. Dengan begitu, semua siswa dapat memahami isi teks yang telah mereka baca. Maka dapat disimpulkan bahwa penggabungan dua startegi ini dalam pengajaran reading dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sebuah teks dan menambah kemampuan berfikir siswa.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RS. MUHAMMADIYAH PALEMBANG Susmita, Susmita
Masker Medika Vol 7 No 1 (2019): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Berdasarkan data rekam medik RS. Muhammadiyah Palembang jumlah neonatal yang mengalami BBLR pada tahun 2015 sebesar 163 kasus, tahun 2016 sebesar 179 kasus dan tahun 2017 sebesar 253 kasus dari. Tujuan: dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian bayi berat lahir rendah di RS. Muhammadiyah Palembang Tahun 2017. Metode: Desain penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan rancangan penelitian Case Control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir yang dirawat diruang perinatal RS Muhammadiyah Palembang Tahun 2017. Sampel penelitian yaitu kasus: kontrol perbandingan 1 : 1. Subjek penelitian kasus yaitu bayi berat lahir rendah berjumlah 84 bayi dan kontrol yaitu bayi baru lahir normal berjumlah 84 bayi. Tehnik pengambilan sampel secara systematic random sampling. Analisa yang digunakan univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Berdasarkan analisa univariat didapatkan BBLR berjumlah 84 (50%), BBLN 84 (50%), risiko (umur <20 dan > 35 tahun) 46 (27,4%), tidak risiko (umur 20-35 tahun) 122 (72,6%), paritas (risiko ≥ 3 anak) 78 (46,4%), paritas (tidak risiko < 3 anak) 90 (53,6%), pendidikan rendah ( 75 (44,6%), pendidikan tinggi 93 (55,4%), tidak bekerja 153 (91,1%) dan bekerja 15( 8,9%). Berdasarkan analisa bivariat didapatkan hasil terdapat hubungan antara umur ibu dengan BBLR di RS. Muhammadiyah Palembang dengan p value = 0,003, tidak ada hubungan paritas dengan BBLR di RS. Muhammadiyah Palembang dengan p value = 0,643, tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan BBLR di RS. Muhammadiyah Palembang dengan p value = 0,756, dan terdapat hubungan antara pekerjaan dengan BBLR di RS. Muhammadiyah Palembang dengan p value = 0,001. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk memberikan upaya pencegahan untuk mengurangi angka kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) Low birth weight babies (LBW) are babies with a birth weight of less than 2500 grams regardless of gestation. Birth weight is the weight of the baby weighed in 1 (one) hour after birth. The prevalence of LBW is estimated at 15% of all births in the world with a limit of 3.3% -38% and is more common in developing countries or low socio-economics. Based on record data medical hospital. Muhammadiyah Palembang the number of neonates who experienced LBW in 2015 amounted to 163 cases, in 2016 amounted to 179 cases and in the period January - December 2017 amounted to 253 cases. The purpose of this study was to determine the factors associated with the incidence of low birth weight babies in hospitals. Muhammadiyah Palembang. The design of this study uses analytical survey method with Case Control research design. This study uses secondary data. The population in this study were all newborns who were treated in the perinatal room of the Muhammadiyah Hospital with a period of January 1 to December 31, 2017. The study sample was a case: control ratio 1: 1. Case research subjects namely low birth weight babies were 84 infants and controls were infants normal number of 84 newborns .. Technique of taking samples by systematic random sampling. The analysis used univariate and bivariate with Chi-Square test. Based on univariate analysis, LBW was 84 (50%), LBW 84 (50%), risk (age <20 and> 35 years) 46 (27.4%), no risk (age 2035 years) 122 (72, 6%), parity (risk ≥ 3 children) 78 (46.4%), parity (no risk <3 children) 90 (53.6%), low education (75 (44.6%), higher education 93 ( 55.4%), not working 153 (91.1%) and working 15 (8.9%). Based on bivariate analysis, results showed that there was a relationship between the age of mothers with LBW in Muhammadiyah Palembang Hospital with p value = 0.003, none the relationship between parity with LBW in Muhammadiyah Hospital Palembang with p value = 0.643, there is no correlation between LBW education in Muhammadiyah Palembang Hospital with p value = 0.756, and there is a relationship between work with LBW in Muhammadiyah Palembang Hospital with p value = 0.001 It is recommended to health workers to provide preventive efforts to reduce the incidence of low birth weight babies (LBW).
Hubungan Antara Umur Dan Jumlah Anak Dengan Pemakaian Kontrasepsi Implan Di Klinik Chemara STIK Bina Husada Palembang Susmita Susmita
Majalah Kedokteran Sriwijaya Vol 49, No 4 (2017): Majalah Kedokteran Sriwijaya
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/mks.v49i4.8527

Abstract

Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai saat ini, pertumbuhan penduduk yang cepat terjadi akibat dari tingginya angka laju pertumbuhan penduduk. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan bahwa total populasi dunia pada tahun 2013 mencapai 7,2 milyar dan akan mencapai 9,2 milyar pada tahun 2050.Indonesia menempati urutan kelima dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Diperkirakan setiap hari terlahir sepuluh ribu bayi, dengan kata lain penduduk Indonesia bertambah sekitar 3,5 juta jiwa setiap tahunnya. Pada masa reformasi program KB mengalami stagnasi selama kurun waktu 10 tahun terakhir pemerintah belum mampu menurunkan total fertility rate (TFR) yang mencapai 2,6. Angka ini masih jauh dari target yaitu sebesar 2,1. Laju pertumbuhan yang sangat pesat ini akan menjadi masalah bagi pembangunan bangsa Indonesia kedepannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara umur dan jumlah anak dengan pemakaian KB implan di Klinik Chemara STIK Bina Husada Palembang. Desain penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan rancangan penelitian Case Control. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menggunakan KB implan  di klinik Chemara STIK Bina Husada periode Juli 2016. Sampel penelitian yaitu kasus : kontrol perbandingan 1 : 1. Subjek penelitian kasus yaitu ibu yang menggunakan KB implan berjumlah 36ibu dan kontrol yaitu ibu yang tidak menggunakan KB implan berjumlah 36ibu. Analisa yang digunakan univariat dan bivariat dengan uji Chi -Square. Penelitian dilakukan di Klinik Chemara STIK Bina Husada Palembang.Distribusi frekuensi pemakaian KB Implan  sebanyak72 responden, umur (20 – 35 tahun) sebanyak 48 (66,7%), umur (? 20 dan > 35 tahun) sebanyak 24 (33,3%), jumlah anak ? 2 sebanyak 38 (52,8%) dan jumlah anak > 2 sebanyak 34 (47,2%). Tidak ada hubungan antara umur dengan pemakaian  KB implan di klinik Chemara STIK Bina Husada Palembang dengan p value = 1,000 dan tidak ada hubungan antara jumlah anak dengan pemakaian  KB implan di klinik Chemara STIK Bina Husada Palembang dengan p value = 0,813.
The Effect of Implementing Baby Gym on Gross Motor Development in Babies Aged 3-4 Months Susmita Susmita; Ayu Devita Citra Dewi
Journal of Educational Innovation and Public Health Vol. 2 No. 3 (2024): Juli : Journal of Educational Innovation and Public Health
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/innovation.v2i3.3131

Abstract

Data shows that motor development disorders are experienced by 5-10% of children in the world. Disrupted motor development can be an indirect cause of increased morbidity, poverty and in the long term can hamper the country's development. One effort to prevent gross motor delays in children is by stimulating them from infancy, for example by doing baby gym exercises. The aim of this research was to determine the effect of a baby gym on gross motor development in babies aged 3-4 months. The research design uses a quasi-experimental with control group design. The intervention group is the group that carries out the baby gym. Meanwhile, the control group did not do the baby gym. Data analysis used the Mann Whitney test. The population in this study were all babies aged 3-4 months at PMB Andina Palembang. The sampling technique used a total sampling of 24 respondents who were divided into 12 intervention group respondents and 12 control group respondents. The research results showed that the average gross motor development in the intervention group after baby gym training for 2 weeks showed faster gross motor development compared to babies in the control group who were not given intervention. Meanwhile, the p value obtained was 0.001, meaning that there was a difference in gross motor development in babies who were stimulated with baby gym exercises and babies in the control group who were not given any intervention. It is recommended for health workers to intensify education about stimulating gross motor development in babies, one of which is by doing a baby gym.
ANALISIS PERILAKU SEKS BEBAS MAHASISWA BERDASARKAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN LINGKUNGAN PERGAULAN Suryanti, Dewi; Susmita, Susmita
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 6, No 2: Agustus 2021 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v6i2.887

Abstract

Latar belakang: Sangat tidak baik memberikan filter hal yang negatif pada remaja, salah satu diantaranya adalah seks bebas. Sebagian besar generasi muda melakukan didasarkan oleh faktor internal pengetahuan dan faktor eksternal lingkungan. Tujuan: Mengetahui pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi dan lingkungan pergaulan terhadap perilaku seks bebas mahasiswa. Metode: Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik. Teknik pengambilan sampel  pada  penelitian  ini  dengan menggunakan Total Sampling. Penelitian ini dilakukan disalah satu Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di kota Palembang pada tahun 2020. Analisa data menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji Chi Square. Hasil: Hasil penelitian pengetahuan mahasiswa tentang kesehatan reproduksi hamil dalam kategori kurang. Lingkungan pergaulan pada mahasiswa sebagian besar dalam kategori mendukung, dan lingkungan pergaulan pada mahasiswa sebagian besar dalam kategori tidak mendukung, sedangkan yang melakukan perilaku seks bebas banyak. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square didapatkan p value sebesar 0,000. Nilai F hitung sebesar 29,847 dengan nilai Sig. (p value) sebesar 0,000 (p< 0,05) bahwa terdapat pengaruh antara pengetahuan kesehatan reproduksi dan lingkungan pergaulan terhadap perilaku seks bebas pada mahasiswa. Saran: Dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi mahasiswa harus lebih aktif bertanya kepada dosen dan membaca buku mengenai kesehatan reproduksi. Dalam bergaul mahasiswa harus dapat memilah-milah teman yang baik. Mahasiswa juga harus mempelajari ilmu agama yang lebih luas dan mendalam untuk menghindari perilaku seks bebas.Kata kunci: Seks Bebas, Lingkungan Pergaulan, Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
Pelaksanaan Baby Gym sebagai Upaya Menstimulasi Perkembangan Motorik Kasar pada Bayi Usia 3-4 Bulan Susmita Susmita; Tri Restu Handayani
Cakrawala: Jurnal Pengabdian Masyarakat Global Vol. 3 No. 3 (2024): Cakrawala: Jurnal Pengabdian Masyarakat Global
Publisher : Universitas 45 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30640/cakrawala.v3i3.2972

Abstract

WHO states that globally, 52.9 million children younger than 5 years old are experiencing developmental problems. Data on child development services in Indonesia shows that as many as 7.5% experience delays in growth and development. One effort to stimulate baby development is to do a baby gym. Baby gym is movement or physical exercise for babies aged > 3 months which aims to stimulate gross motor development. The aim of this community service activity is to increase the knowledge and skills of baby mothers in stimulating gross motor development by carrying out various baby gym exercises and movements. This activity was carried out at PMB Andina Palembang involving 10 activity participants, namely mothers and babies aged 3-4 months. The results of community service activities showed that there was an increase in the average knowledge of activity participants before and after implementing the baby gym education, where the pretest average was 40.2 and the posttest average was 82.0. It is hoped that all parties can work together to increase knowledge and motivation to carry out baby gym regularly.
Qualitative Study : Mother's Knowledge about Baby Gym at PMB Andina Palembang Susmita Susmita; Bella Riska Ayu; Tri Restu Handayani
Journal of Educational Innovation and Public Health Vol. 3 No. 1 (2025): Januari : Journal of Educational Innovation and Public Health
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/innovation.v3i1.3456

Abstract

Aroun d 5 to 25% of children under the age of five experience motor development disorders and as many as 30% of babies show signs of motor delays. Stimulation can be given as a form of exercise therapy, which aims to improve and optimize body condition through continuous stimulation. One of the stimulations that can be done is baby gym. This study aims to analyze mothers' knowledge about baby gym in depth. This study uses a qualitative approach with an in-depth interview method. The subjects of the study or informants were mothers who had babies aged 0-12 months. The results of the study obtained knowledge Mother about baby gym part big nature general and not detailed. Only part small mothers who implement baby gym active For stimulate development motor baby. More education​ structured and access more information​ wide required For push mother to be able practicing baby gym with Correct.
Pelatihan Baby Gym sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Kesehatan Bayi bagi Orang Tua Susmita Susmita; Tri Sartika
Jurnal Kabar Masyarakat Vol. 2 No. 4 (2024): November : JURNAL KABAR MASYARAKAT
Publisher : Institut Teknologi dan Bisnis Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54066/jkb.v2i4.2636

Abstract

Around 5-10% of children in the world experience motor development disorders that can indirectly contribute to increasing morbidity rates in a country. Efforts that can be made to overcome motor development disorders are the implementation of baby gym. However, not many parents know the importance of baby gym and how to do it properly. This baby gym training activity is intended to increase parental awareness of infant health and motor development. The activity method is divided into preparation stages, parent socialization, baby gym practical training, mentoring and evaluation. The results obtained are an increase in parental knowledge about the importance of baby gym, an increase in parental skills in doing baby gym and an increase in infant motor development. This baby gym training has a positive impact on increasing parental awareness and skills in supporting infant health and motor development.
Dampak Kestabilan Politik Dan Hukum Terhadap Kebijakan Pemerintah Pada Pemilu Kotak Kosong Di Kabupaten Dharmasraya berdasarkan Teori Demokrasi Susmita, Susmita; Rezi Tri Putri; Deza Elyanda; Adina Zairani
Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Sosial Politik Vol. 2 No. 3 (2025): Januari - Maret
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62379/jiksp.v2i3.2328

Abstract

Kajian calon tunggal pada pilkada serentak 2024 diyakini lantaran Partai Politik PKS yang mengusung kandidat Adi Romi bersama Nasdem DPP PKS menyatakan mencabut Surat Keputusan dukungan tersebut, sehingga dukungan bagi Adi Romi dinyatakan tidak berlaku. Pelaksanaan pilkada dengan calon tunggal di Dhamasraya tetap berjalan pasca putusan Mahkamah Konsitusi. Komisi Pemilihan umum mengizinkan pemilih mengkampanyekan dan mendukung kotak kosong pada Pilkada serentak 2024. Pemilu kotak kososng ini dikenal pertama kali di pilkada 2015 setelah Mahkamah Konsitusi menyampaikan pemilu tetap berlangsung walaupun hanya ada satu calon kandidat kepal daerah. Pemilih diberikan hak untuk memilih kotak kosong daerah yang pilkada yang memiliki pasangan tunggal tertuang dalam pasal 54 C ayat 2 UU No. 10 Tahun 2016 tentang pilkada. Pemilu Kotak kosong adalah cerminan ketidakpuasan masyarakat terhadap pasangan calon kandidat kepala daerah. Fenomena kotak kosong tidak selalu calon tunggal yang menang. Pernah terjadi pada daerah Makasar kotak kosong yang lebih unggul dari pada calon tunggal. Pada tahun 2015 hingga 2020 ada 53 kotak kosong diantaranya 1 pasangan tunggal yang kalah melawan kotak kosong seperti yang terjadi di Makassar. Pada Pilkada 2024 di mana terdapat 37 wilayah yang mengusung pasangan calon tunggal. Pemilu kotak kosong dappat dilihat sebagai bentuk proses terhadap kurangnya pilihan dalam pemillu, yang dapat mengindikasikan masalah dalam pemilu, menurut teori demokrasi pemilu yang komperatif dan adil indikator utama dari demokrasi yang sehat. Ketika politik dan melemahkan konsiladasi demokrasi.
HAK KONSTITUSIONAL PEREMPUAN DALAM KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN BERBASIS GENDER (KGB) Putri, Rezi Tri; Susmita, Susmita; Aripin, Rahmat; Robensyah, Andes; Wardani, Khofifah Kusuma; Putri, Filqi Abdillah; Ramadani, Ramadani
Jurnal Kepemimpinan dan Pengurusan Sekolah Vol. 10 No. 2 (2025): June (Regular Issue)
Publisher : STKIP Pesisir Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34125/jkps.v10i2.566

Abstract

In Indonesia, although policies such as Law No. 23 of 2004 on the Elimination of Domestic Violence and Law No. 12 of 2022 on Sexual Violence Crimes have been enacted, their implementation and enforcement face numerous challenges, including social stigma, weak law enforcement, and limited support facilities. These issues are exacerbated by a patriarchal culture that often views violence as a private matter, making it difficult to address through the legal system. As a state that guarantees human rights under Articles 28A–28I of the 1945 Constitution, Indonesia has a constitutional obligation to protect women from all forms of violence. However, this effort is hindered by weak inter-agency coordination, low public awareness, and limited infrastructure to support victims' recovery. This study aims to analyze the extent to which women’s constitutional rights are protected in policies addressing GBV in Indonesia. The research examines the harmonization of national policies with international instruments such as CEDAW, evaluates the capacity of law enforcement, and analyzes victims’ access to protection services. The findings are expected to provide strategic recommendations, including strengthening policies through harmonization with international standards, enhancing the capacity of law enforcement agencies, and expanding access to services for victims in remote areas.