Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD Sutadi, Sutadi
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 4 No. 1 (2020): April 2020
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.227 KB) | DOI: 10.31004/jptam.v4i1.472

Abstract

Berdasarkan data mid semester 2 hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 010 Barangan masih rendah dimana dari 17 siswa hanya 5 yang berhasil tuntas. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa karena suasana belajar kurang menarik dan siswa kurang dilatih untuk bekerja sama. Melihat kondisi tersebut penulis berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif NHT yang bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian perbaikan pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan selama 2 siklus. Masing-masing siklus dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Penggunaan model pembelajaran kooperatif NHT berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Dari perbaikan pelaksanaan pembelajaran didapati hasil belajar siswa yang selalu meningkat. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif NHT efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri 010 Barangan. Kata kunci:, ,
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD Sutadi, Sutadi
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 4 No. 1 (2020): April 2020
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v4i1.472

Abstract

Berdasarkan data mid semester 2 hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 010 Barangan masih rendah dimana dari 17 siswa hanya 5 yang berhasil tuntas. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa karena suasana belajar kurang menarik dan siswa kurang dilatih untuk bekerja sama. Melihat kondisi tersebut penulis berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif NHT yang bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian perbaikan pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan selama 2 siklus. Masing-masing siklus dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Penggunaan model pembelajaran kooperatif NHT berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Dari perbaikan pelaksanaan pembelajaran didapati hasil belajar siswa yang selalu meningkat. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif NHT efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SD Negeri 010 Barangan. Kata kunci:, ,
Analysis of the School Zoning System and its Impact on the Education System: Between Equality and Disparity Sutadi, Sutadi; Sumirah, Dila; Lisyani, Lisyani; Agustina, Demi
PPSDP International Journal of Education Vol. 4 No. 1 (2025): PPSDP International Journal of Education
Publisher : Perkumpulan Program Studi Doktor Pendidikan (PPSDP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59175/pijed.v4i1.377

Abstract

This study aims to analyze the extent to which the school zoning system has achieved the goal of equalizing education and how this system has impacted the education gap in Indonesia. This article uses a library method that focuses on collecting and analyzing data from various written sources, both in print and digital form. This approach allows researchers to access relevant information and ideas without having to go directly to the field. Zoning can provide equal access to education by increasing student access to the nearest school, as well as increasing school participation, especially at the elementary and secondary levels. However, in its implementation, zoning has not been able to equalize the quality of facilities between schools. The zoning system also has implications for the effectiveness of learning, some schools in densely populated areas accept students beyond capacity, while schools in other areas lack students. Although the goal of zoning is to eliminate the stigma of favorite schools, the community still views schools in certain zones as better, reinforcing the gap in perception. Zoning has not fully realized social justice in education, because students from families with more resources still have advantages. Therefore, this study recommends policies to support the zoning system. The government needs to accelerate infrastructure improvements in disadvantaged schools so that the quality of education is evenly distributed. Then accelerate the improvement of teacher redistribution and training programs to ensure that all schools have quality educators. Finally, conduct periodic evaluations of the zoning system to identify and correct deficiencies in its implementation.
Peningkatan Kreatifitas Guru Pendidikan Agama Buddha Di Provinsi Banten Marjoko, Sabar; Syah, Rahmat; Sutadi, Sutadi; Suwarni, Iin; Aman, Anwar; Rusmiyati, Rusmiyati
Journal Of Human And Education (JAHE) Vol. 4 No. 3 (2024): Journal of Human And Education
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jh.v4i3.958

Abstract

Dalam menghadapi tuntutan zaman yang mengharuskan inovasi dan kreativitas, guru menghadapi berbagai masalah, termasuk penerapan metode mengajar konvensional, kurangnya kemampuan berpikir divergen, dan kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kreativitas. Survei awal mengungkapkan adanya masalah dalam aspek fleksibilitas, elaborasi, kelancaran, originalitas, dan pengambilan risiko di kalangan guru. Kajian ini ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk mengkaji dampak dari serangkaian pelatihan dan workshop yang dirancang untuk meningkatkan kreativitas dan efektivitas pengajaran guru. Evaluasi pre-post training dilakukan untuk mengukur peningkatan kompetensi guru, dengan fokus pada penerapan kurikulum, motivasi mengajar, dan pencapaian tujuan pendidikan. Metodologi ini mencakup analisis deskriptif terhadap data statistik, observasi langsung, dan wawancara dengan peserta pelatihan untuk mendapatkan insight mendalam tentang perubahan dalam praktik mengajar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam berbagai dimensi kinerja guru pasca pelatihan. Analisis data menunjukkan adanya peningkatan dalam fleksibilitas, elaborasi, kelancaran, originalitas, dan pengambilan risiko. Selain itu, ada peningkatan motivasi dan semangat mengajar yang ditandai dengan adopsi metode pembelajaran inovatif dan interaktif. Pelatihan kreativitas pembuatan karya seni dan penguasaan informasi dan teknologi juga memberikan dampak positif, memfasilitasi integrasi seni dalam pembelajaran dan pengembangan literasi digital siswa. Dampak lain termasuk pembentukan jaringan kerjasama antar guru, peningkatan kualitas materi ajar, dan dampak positif terhadap institusi pendidikan seperti STABN Sriwijaya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan pelatihan dan pengembangan profesional yang sistematis, guru. Pendidikan Agama Buddha di Provinsi Banten dapat secara signifikan meningkatkan kreativitas dan efektivitas pengajarannya. Peningkatan ini tidak hanya mempengaruhi kinerja guru secara individual, tetapi juga membawa dampak positif terhadap kualitas pengajaran secara keseluruhan, motivasi belajar siswa, dan pencapaian tujuan pendidikan.
Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha Berbasis Android Dengan Model Addie Alfani Bramantio, Krisdiantoro; Mei Nata, Pramudita; Dian Pratiwi, Pratna; Sutadi, Sutadi
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Materi mengenai 31 alam kehidupan dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti (PAB) tergolong sulit, terlihat dari banyaknya pengelompokan 31 alam yang memerlukan banyak waktu untuk mempelajarinya. Berdasarkan angket yang disebarkan bulan Juni 2022 kepada Guru PAB diketahui bahwa tingkat ketuntasan klasikal pada KD materi ini belum mencapai hasil maksimal. Selain itu, berdasarkan angket analisis kebutuhan diketahui bahwa Guru PAB dan siswa memerlukan adanya pengembangan media berbasis android untuk membantu siswa belajar materi 31 alam kehidupan yang bersifat fleksibel dan efektif. Oleh karena itu, pengembangan aplikasi EL’S (Ekatiⴄsati Lokā): “Saatnya Menjelajahi 31 Alam Kehidupan” ini dengan tujuan dapat menjadi solusi media belajar materi 31 alam kehidupan yang fleksibel dan efektif. Metode yang digunakan adalah Research and Development (R&D) dengan menggunakan model ADDIE yang mengadaptasi dari model pengembangan Branch (2009) digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Data pengembangan produk aplikasi EL’S dikumpulkan dengan angket dan wawancara melalui validasi ahli. Aplikasi EL’S fleksibel dapat digunakan secara fleksibel dan efektif dalam membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi 31 alam kehidupan lebih menarik.
Pemanfaatan Limbah Industri Kayu Lapis Dan Kayu Gergajian Untuk Pembuatan Alat Olahraga Danalat Pendidikan Pra Sekolah Sutadi, Sutadi; Suhono, Suhono
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah No. 7 (1987): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v0i7.965

Abstract

Industri kayu lapis dan kayu gergajian pada umumnya menghasilkan limbah sebanyak 39% sampai 47% dari bahan bakunya. Limbah yang beraneka ragam bentuk dan ukurannya ini belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu alternatif pemanfaatan limbah tersebut adalah untuk pembuatan alat olahraga dan alat pendidikan prasekolah.Dalam percobaan ini dilakukan pembuatan alat – alat olahraga: pemukul kasti, rounders, tongkat bola sodok, pemukul bola tenis meja, serta beberapa alat peraga pendidikan taman kanak – kanak. Limbah yang dipergunakan berupa: potongan ujung log, sibiran, sisir vinir, sisa kupas atau center log dan B.S. atau sortisan. Ptoses percobaan meliputi: pemilihan limbah, pembuatan bahan baku siap pakai dan pembuatan sampel alat olahraga dan alat peraga pendidikan. Desainnya disesuaikan dengan persyaratan tertentu, dan alat olahraga yang dibuat diuji beratnya. Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa limbah industri kayu lapis dan kayu gergjian dapat dimanfaatkan untuk pembuatan alat olahraga dan alat pendidikan pra sekolah. Pembuatan alat olahraga dapat dimanfaatkan 15% sampai 60% dari limbah yang dipergunakan, sedang pembuatan alat peraga dapat memenfaatkan 50% sampai 70% dari limbah yang digunakan. Industri kayu lapis dan kayu gergajian pada umumnya menghasilkan limbah sebanyak 39% sampai 47% dari bahan bakunya. Limbah yang beraneka ragam bentuk dan ukurannya ini belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu alternatif pemanfaatan limbah tersebut adalah untuk pembuatan alat olahraga dan alat pendidikan prasekolah.Dalam percobaan ini dilakukan pembuatan alat – alat olahraga: pemukul kasti, rounders, tongkat bola sodok, pemukul bola tenis meja, serta beberapa alat peraga pendidikan taman kanak – kanak. Limbah yang dipergunakan berupa: potongan ujung log, sibiran, sisir vinir, sisa kupas atau center log dan B.S. atau sortisan. Ptoses percobaan meliputi: pemilihan limbah, pembuatan bahan baku siap pakai dan pembuatan sampel alat olahraga dan alat peraga pendidikan. Desainnya disesuaikan dengan persyaratan tertentu, dan alat olahraga yang dibuat diuji beratnya. Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa limbah industri kayu lapis dan kayu gergjian dapat dimanfaatkan untuk pembuatan alat olahraga dan alat pendidikan pra sekolah. Pembuatan alat olahraga dapat dimanfaatkan 15% sampai 60% dari limbah yang dipergunakan, sedang pembuatan alat peraga dapat memenfaatkan 50% sampai 70% dari limbah yang digunakan. 
Penelitian Pasta Prada Bentuk Emulsi Untuk Produk Batik Lestari, Kun; Suhartini, Tien; Sutadi, Sutadi; Haryanti, Retno
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 15 (1996): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v15i1.1052

Abstract

Zat warna prada baik yang berujud bubuk maupun pasta dilekatkan pada kain dengan bantuan binder metalik dan air pada kekentalan tertentu. Dari hasil penelitian yang terdahulu (Sulaeman dkk., DKB., Nomer X, 1992), ternyata pada saat pasta prada dilekatkan masih terdapat indikasi ketidaklancaran aliran melalui lubang canting. Hambatan tersebut akan diatasi dengan merubah campuran pasta prada menjadi sistem emulsi.Dalam percobaan ini sebagai pembentuk fasa kontinyu dipilih zat-zat berikut: minyak ikan, vernis dan terpentin yang digunakan baik secara tunggal atau campurannya, sedang komposisi dan waktu pembentukan emulsi dibuat variatif. Untuk membentuk sistem emulsi, dicoba 2 (dua) jenis emulsifier yaitu glycerin dan emulcifier TS.Hasil percobaan menunjukkan bahwa pasta prada dalam bentuk emulsi (W/O) dengan fase kontinyu campuran minyak ikan, vernis dan terpentin (0,25 : 1 :1 ), emulsifier TS dan waktu pembentukan emulsi 5 menit, meningkatkan kelancaran aliran secara total dengan laju kering 5 – 10 menit baik pada katun maupun pada sutera, di samping keunggulan yang lain seperti kilau dan ketahanan luntur terhadap pencucian dan gosokan.Zat warna prada baik yang berujud bubuk maupun pasta dilekatkan pada kain dengan bantuan binder metalik dan air pada kekentalan tertentu. Dari hasil penelitian yang terdahulu (Sulaeman dkk., DKB., Nomer X, 1992), ternyata pada saat pasta prada dilekatkan masih terdapat indikasi ketidaklancaran aliran melalui lubang canting. Hambatan tersebut akan diatasi dengan merubah campuran pasta prada menjadi sistem emulsi.Dalam percobaan ini sebagai pembentuk fasa kontinyu dipilih zat-zat berikut: minyak ikan, vernis dan terpentin yang digunakan baik secara tunggal atau campurannya, sedang komposisi dan waktu pembentukan emulsi dibuat variatif. Untuk membentuk sistem emulsi, dicoba 2 (dua) jenis emulsifier yaitu glycerin dan emulcifier TS.Hasil percobaan menunjukkan bahwa pasta prada dalam bentuk emulsi (W/O) dengan fase kontinyu campuran minyak ikan, vernis dan terpentin (0,25 : 1 :1 ), emulsifier TS dan waktu pembentukan emulsi 5 menit, meningkatkan kelancaran aliran secara total dengan laju kering 5 – 10 menit baik pada katun maupun pada sutera, di samping keunggulan yang lain seperti kilau dan ketahanan luntur terhadap pencucian dan gosokan.
Pengolahan Limbah Cair Batik Proses Pencelupan Naphtol Untuk Memperkecil Kadar Pencemar Sulaeman, Sulaeman; Lestari, Kun; Sutadi, Sutadi
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol. 15 (1996): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v15i1.1054

Abstract

Telah dilakukan cara pengolahan limbah cair batik hasil proses pencelupan dengan zat warna Naphtol secara laboratoris. Limbah cair diidentifikasi dan kemudian diolah dengan cara koagulasi, pengendapan, penyaringan dan absorpsi.Lima contoh-uji masing-masing 500 ml limbah cair dikoagulasikan dengan menggunakan: larutan tawas 10% 35,0 ml, larutan tawas 10% 40,0 ml, campuran larutan tawas 10% dan H2SO4 teknis masing-masing 20,0 ml dan 1,5 ml, campuran larutan tawas 10% dan H2SO4 teknis 20,0 ml dan 2,0 ml serta campuran larutan tawas 10% dan kaporit 5% 25,0 ml dan 12,5 ml. Kelima contoh-uji kemudian diaduk, diendapkan, disaring dan diabsorpsi dengan karbon aktif.Dari hasil penelitian, penggunaan larutan tawas 10% sebanyak 40,0 ml pada 500 ml limbah cair atau penggunaan tawas padt sebanyak 8 g/1 limbah cair dengan waktu pengendapan selama 24 jam dan waktu kontak dengan karbon aktif selama 5 menit merupakan kondisi terbaik yang dapat menurunkan nilai parameter pencemar atau efisiensi pengolahan sebesar 95 – 98%.Telah dilakukan cara pengolahan limbah cair batik hasil proses pencelupan dengan zat warna Naphtol secara laboratoris. Limbah cair diidentifikasi dan kemudian diolah dengan cara koagulasi, pengendapan, penyaringan dan absorpsi.Lima contoh-uji masing-masing 500 ml limbah cair dikoagulasikan dengan menggunakan: larutan tawas 10% 35,0 ml, larutan tawas 10% 40,0 ml, campuran larutan tawas 10% dan H2SO4 teknis masing-masing 20,0 ml dan 1,5 ml, campuran larutan tawas 10% dan H2SO4 teknis 20,0 ml dan 2,0 ml serta campuran larutan tawas 10% dan kaporit 5% 25,0 ml dan 12,5 ml. Kelima contoh-uji kemudian diaduk, diendapkan, disaring dan diabsorpsi dengan karbon aktif.Dari hasil penelitian, penggunaan larutan tawas 10% sebanyak 40,0 ml pada 500 ml limbah cair atau penggunaan tawas padt sebanyak 8 g/1 limbah cair dengan waktu pengendapan selama 24 jam dan waktu kontak dengan karbon aktif selama 5 menit merupakan kondisi terbaik yang dapat menurunkan nilai parameter pencemar atau efisiensi pengolahan sebesar 95 – 98%.