Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

EDUKASI, TINGKAT PENGETAHUAN, TINGKAT KONSUMSI ZAT GIZI DAN KADAR HEMOGLOBIN ANAK SEKOLAH DASAR Sulistiastutik Sulistiastutik; Nur Ayu Ariyanti; I Komang Suwita
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v4i1.107

Abstract

Terjadinya permasalahan gizi pada anak usia sekolah salah satunya disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang gizi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh edukasi terhadap tingkat pengetahuan,tingkat konsumsi zat gizi (protein, vitamin c, dan zat besi) dan kadar hemoglobin terkait dengan kejadian anemia anak sekolah dasar di SDN Cemorokandang 1 Kota Malang. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan rancangan one group pretest postest desain. Tingkat pengetahuan seluruh responden sebelum diberi edukasi tergolong kategori kurang (100%), setelah diberi edukasi tingkat pengetahuan responden meningkat menjadi kategori baik (90%). Edukasi pada kadar hemoglobin tidak berpengaruh dimana 20% responden terjadi penurunan kadar Hb. Dapat disimpulkan bahwa pemberian edukasi sangat mempengaruhi tingkat pengetahuan dan tingkat konsumsi tetapi pemberian edukasi tidak mempengaruhi kadar hemoglobin.
SARI JERUK NIPIS DAN BELIMBING WULUH SEBAGAI KOAGULAN DAN PENGAWET ALAMI PADA PROSES PEMBUATAN TAHU PUTIH Geva Ajeng Ardianty; I Komang Suwita
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v5i1.930

Abstract

Tahu putih merupakan salah satu produk pangan yang rawan disimpan menggunakan bahanpengawet berbahaya. Tujuan penelitian ini mengetahui tingkat ketahanan tahu putih menggunakanbahan pengawet alami berupa sari jeruk nipis dan belimbing wuluh serta tingkat penerimaannya dimasyarakat. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan desain percobaan Rancangan AcakLengkap menggunakan 4 taraf perlakuan dengan variabel proporsi sari jeruk nipis dan belimbingwuluh, waktu penyimpanan, dan suhu penyimpanan pada suhu ruang (20-25°C). Uji organoleptiktingkat kesukaan yang dilakukan warna, aroma, rasa, dan tekstur. Hasil uji statistik Kruskal Wallispada tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan (p<0,05) terhadapwarna tahu. Secara keseluruhan panelis lebih menyukai produk tahu putih taraf perlakuan P3 dengankoagulan sari jeruk nipis dan sari belimbing wuluh. Produk tahu putih tahan selama 3 hari pada suhuruang 20-25°C. Sedangkan umur simpan produk paling baik ada pada taraf perlakuan P1 dan P2dengan umur simpan selama 4 hari. Kesimpulannya sari jeruk nipis dan belimbing wuluh dapatdigunakan sebagai bahan pengawet alami untuk produk tahu putih selama 3-4 hari pada suhu ruang
FORMULASI TEPUNG BEKATUL DAN TEPUNG TEMPE TERHADAP MUTU KIMIA, NILAI ENERGI, DAN MUTU ORGANOLEPTIK SEREAL FLAKES UNTUK OBESITAS PADA ANAK ericha dianingtyas; Sulistiastutik .; I Komang Suwita
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v4i2.679

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of bran flour and tempeh flour formulation on chemical quality, energy value, and organoleptic quality of flakes cereals for obesity in children. This research is an experimental laboratory research with a completely randomized design design using 3 stage treatment so that the proportion of bran flour and tempe flour F1 (88: 12), F2 (82: 18), and F3 (76: 24). The results showed that the proportion of significant influence on the quality of ash, fat and carbohydrates. Organoleptic quality (color, aroma, taste and texture) does not have a significant effect.
Pengembangan Tepung Tempe dan Bayam Hijau (Amaranthus Tricolor L) Sebagai Bahan Substitusi Pepaya Sandwich Biskuit untuk Snack Remaja Putri Anemia. Ervin Syah Pehlepi; Theresia Puspita; I Komang Suwita
NUTRITURE JOURNAL Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Nutriture
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/nj.v1i2.3499

Abstract

ABSTRACT ERVIN SYAH PEHLEPI, 2022. Development of Tempeh Flour and Green Spinach (Amaranthus Tricolor L) as a Substitute for Papaya Sandwich Biscuits for Snacks Adolescent Daughters with Anemia. Adviser: Theresia Puspita, STP, M.Si and I Komang Suwita, SST, MP. Anemia is a nutritional problem in Indonesia, the prevalence of anemia in Indonesia in 2013 was 37.1 percent and there was an increase in 2018 of 48.9 percent with the proportion of anemia of 84.6 percent in the 15 to 24 year age group. The increased risk of anemia in adolescent girls occurs because women experience menstruation and low dietary iron intake. This type of research is experimental using a completely randomized design (CRD) using 3 treatment levels and 3 replications so that the experimental unit becomes 9 units in substitution, namely wheat flour: tempeh flour: green spinach as ingredients for making papaya sandwich biscuits based on food. distraction in adolescent girls. This research was carried out in May-June 2022. The results of the study were 1) Tempe flour and green spinach (Amaranthus Tricolor L) as a substitute for papaya sandwich biscuits had an effect on chemical quality (moisture content and ash content). The highest water content was found in the P1 treatment of 9.7 percent. While the highest ash content was in the P1 treatment of 2.8 percent. 2) Tempe flour and green spinach (Amaranthus Tricolor L) as substitutes for papaya sandwich biscuits have an effect on nutrient levels (protein content, fat content, carbohydrate content). The highest protein content was found in the P3 treatment of 5.3g per 100g, the highest fat content in the P3 treatment of 2.6g per 100g and the highest carbohydrate content in the P1 treatment of 80.4g per 100g. 3) Tempe flour and green spinach (Amaranthus Tricolor L) as substitutes for papaya sandwich biscuits have an effect on organoleptic quality, namely taste. The most preferred taste in P1 treatment which has an average value of 3.36. 4) conclusion for the best formulation of tempeh flour and green spinach (Amaranthus Tricolor L) as a substitute for papaya sandwich biscuit, namely P1 treatment. Keywords: tempeh flour, green spinach (Amaranthus Tricolor L), papaya, sandwich biscuit, anemic teenage girls.
Literature Review Penyuluhan Gizi terhadap Pengetahuan dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil Siti Nurul Hasanah; Tapriadi .; I Komang Suwita
NUTRITURE JOURNAL Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Nutriture
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/nj.v2i1.3527

Abstract

Latar belakang: Permasalahan gizi di Indonesia salah satunya adalah anemia. Berdasarkan dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, menunjukkan bahwa proporsi anemia ibu hamil mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 48,9% dari yang sebelumnya sebesar 37,1% pada tahun 2013. Secara rata-rata nasional pada tahun 2018, cakupan ibu hamil yang mendapat TTD minimal 90 tablet selama masa kehamilannya belum mencapai target, yaitu sebesar 81,2% dari target 95%. Salah satu faktor yang memengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet tambah darah adalah pengetahuan. Dengan adanya dampak yang merugikan dari anemia, maka perlu dilakukan upaya untuk menanggulangi maupun mencegah kejadian anemia khususnya pada ibu hamil salah satunya dengan memberikan pendidikan gizi tentang anemia melalui penyuluhan gizi. Tujuan: Mengetahui pengaruh penyuluhan gizi terhadap pengetahuan dan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil. Metode: Jenis penelitian menggunakan studi literatur dengan metode systematic review. Desain penelitian quasi experiment. Artikel diambil dari database google scholar, artikel dengan bahasa Indonesia pada rentang tahun 5 tahun terakhir (2016-2021). Penyeleksian diambil dengan memperhatikan PICOS framework. Hasil: Terdapat peningkatan yang signifikan 0,05 terhadap pengetahuan dan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil setelah diberikan intervensi penyuluhan gizi. Kesimpulan: Berdasarkan analisa terhadap 5 artikel penelitian pengaruh penyuluhan gizi tentang anemia terhadap pengetahuan dan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil, terdapat 2 artikel yang menunjukkan peningkatan pengetahuan secara signifikan 0,05, dan terdapat 4 artikel yang menunjukkan peningkatan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah secara signifikan 0,05.
Sebelum dan Sesudah Edukasi menggunakan Flip Book terhadap Pengetahuan tentang Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Jatibanteng Kabupaten Situbondo Durotul Baruroh; I Komang Suwita; Hasan Aroni
NUTRITURE JOURNAL Vol 1 No 2 (2022): Jurnal Nutriture
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/nj.v1i2.3427

Abstract

Latar Belakang: Anemia masih menjadi salah satu dari empat masalah gizi utama yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2018, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 48,9 persen, meningkat 11,8 persen jika dibandingkan dengan angka di tahun 2013 yaitu 37,1 persen. Menurut laporan Hasil Sosialisasi Anemia Dan Pemanfaatan TTD dalam Bentuk Survey Anemia Ibu Hamil dan Remaja Putri Tahun 2020 di Kabupaten Situbondo, menunjukkan 49 persen memiliki tingkat pengetahuan cukup dan kurang. Sebagai salah satu upaya meningkatkan pengetahuan dengan dilakukan edukasi. Media yang digunakan pun bermacam baik dengan media visual saja maupun audio visual. Salah satu media visual yang dapat dilakukan yaitu flip book. Tujuan: untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah edukasi menggunakan flip book terhadap pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Jatibanteng Kabupaten Situbondo. Metode: Jenis penelitian ini adalah pre-experiment dengan desain penelitian two-group pretest posttest dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Hasil: didapatkan nilai p-value 0,005 kurang dari 0,05, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah edukasi dengan media flip book terhadap pengetahuan ibu hamil tentang anemia. Kesimpulan: terdapat perbedaan yang bermakna antara sebelum dan sesudah edukasi dengan menggunakan media flip book terhadap pengetahuan ibu hamil tentang anemia pada p sama dengan 0,05 serta terdapat perbadaan yang bermakna antara kelompok yang diberikan edukasi tanpa media dengan kelompok yang diberikan edukasi menggunakan media flip book terhadap pengetahuan ibu hamil tentang anemia pada p sama dengan 0,05.
SUBSTITUSI TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max L.) DAN PISANG RAJA (Musa paradisiaca L. var sapientum) TERHADAP MUTU KIMIA, MUTU GIZI, DAN MUTU ORGANOLEPTIK SNACK BAR BAGI PENDERITA HIPERTENSI: Substitution of Soybean Flour (Glycine Max L.) and Plantain (Musa Paradisiaca L. Var Sapientum) on Chemical Quality, Nutritional Quality, and Organoleptic Quality of Snack Bars for Hypertension Sufferers Maryam Razak; I Komang Suwita; Yuan Dika Damayanti
Media Gizi Pangan Vol 31 No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Media Gizi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mgp.v31i1.353

Abstract

World Health Organization (WHO) 2018 shows that around 26.4% of the world's population has hypertension by comparison to 26.6% of men and 26.1% of women. According to Riskesdas (2018), hypertension sufferers in Indonesia reached 8.4% at the age of ≥ 18. One of the ways to prevent this case to develop a snack bars formula made with local ingredients. The processing of this snack bar is expected to become a high-potassium snack. The purpose of this study was to analyze the effect of soybean and plantain flour substitution on chemical quality (moisture content, ash content), nutritional quality (protein, fat, carbohydrates, energy, potassium), and organoleptic quality (color, aroma, taste, texture) snack bar for hypertension sufferers. This study used a completely randomized design (CRD) with three treatment levels and 12 experimental units, with the proportions of wheat flour: soybean flour: plantain, P0 (100:0:0), P1 (30: 40: 30), P2 (30: 50: 20), and P3 (30: 60:10). The results showed that the substitution of wheat flour, soybean flour, and plantains in the snack bar had a significant effect on the water content. However, it was not significant for ash content, protein, fat carbohydrates, energy value potassium content, color, aroma, taste, and texture. The best treatment of snackbar at P3 (30: 60: 10).
Substitution Biscuits Red Bean Flour (Phaseoulus vulgaris L.) and Moringa Leaf Flour (Moringa oleifera L.) for Hypercholesterolemia Sufferers on Nutrient Contents and Organoleptic Quality Safitri, Oktavia Indri; Suwita, I Komang; Razak, Maryam
NUTRITURE JOURNAL Vol 3 No 2 (2024): Nutriture Journal
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/nj.v3i2.4595

Abstract

Abstract Background: Increased cholesterol contents can cause health problems such as gallstones, hypertension, stroke and heart attack. According to WHO (2019), globally, hypercholesterolemia is the third cause of ischemic heart disease. It is estimated that worldwide, increased cholesterol can cause 2.6 million deaths. In Indonesia, based on Basic Health Research (Riskesdas) data, the prevalence of hypercholesterolemia sufferers aged over 15 years in 2013 was 35.9% and the prevalence decreased in 2018 by 28.8% (Riskesdas, 2018). The management of hypercholesterolemia is through medical nutrition therapy. The development of biscuit processing is based on the snack needs of hypercholesterolemia sufferers. Objective: Analyze the effect of substitution of red bean flour (Phaseoulus vulgaris L.) and moringa leaf flour (Moringa oleifera L.) on nutrient contents and organoleptic quality. Design: This research used a Completely Randomized Design (CRD) research type using 4 treatment levels with 3 repetitions, namely P0 (100:0:0), P1 (60:5:35), P2 (60:10:30), and P3 ( 60:15:25). Results: The best standard treatment P1 (60:5:35) is the best standard treatment with a recommended serving of 60 grams (6 pieces) with an energy content of 235,1 Kcal, 5,6 grams of protein, 3,5 grams of fat, 45,4 grams of carbohydrates, and 1,3 grams of fiber. Conclusions: The substitution of red bean flour biscuits and Moringa leaf flour had a significant effect on water content, ash content, protein content, fat content, carbohydrate content, fiber content, energy content, color, aroma, taste and texture. Keywords: Hypercholesterolemia, Biscuit, Red Bean Flour Biscuits, Moringa Leaf Flour
Formulasi Jambu Biji Merah, Pisang Ambon dan Tepung Kecambah Kedelai sebagai bahan substitusi Ice cream Susu Kedelai untuk Makanan Selingan Ibu Hamil Trimester I Anemia Firdaus, Annisa; Suwita, I Komang; Puspita, Theresia
NUTRITURE JOURNAL Vol 3 No 1 (2024): Nutriture Journal
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/nj.v3i1.3942

Abstract

Permasalahan Anemia Defisiensi Besi (ADB) dapat menyerang siapa saja termasuk ibu hamil. Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI (2018) pada Data Riskesdas 2018, proporsi anemia Ibu Hamil mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dengan rincian 37,1% tahun 2013 menjadi 48,9% tahun 2018. Salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan anemia adalah dengan meningkatkan asupan zat gizi protein, besi, dan vitamin C. Bahan yang digunakan antara lain jambu biji merah sebagai sumber vitamin C (87 g/ 100 g), pisang ambon sebagai penambah kelembutan tekstur, pereda mual muntah ibu hamil (karena mengandung vitamin B6) dan menurunkan tekanan darah pada ibu hamil yang memiliki hipertensi, serta tepung kecambah kedelai sebagai sumber protein (33,22 g/ 100 g). Metode yang digunakan ialah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdiri dari 4 taraf perlakuan, setiap taraf perlakuan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali untuk masing masing-masing taraf perlakuan. Perlakuan yaitu P0 (kontrol), P1 (80% jambu biji merah : 20% pisang ambon + 25% tepung kecambah kedelai), P2 (85% jambu biji merah : 15% pisang ambon + 25% tepung kecambah kedelai), dan P3 (90% jambu biji merah : 10% pisang ambon + 25% tepung kecambah kedelai). Parameter yang diteliti ialah mutu kimia (kadar air dan kadar abu), mutu gizi (energi, protein, lemak, karbohidrat, zat besi, vitamin C), mutu fisik (overrun dan kecepatan leleh), dan mutu organoleptik (wrana, rasa, aroma, tekstur). Kemudian data dianalisis dengan tingkat kepercayaan 95% Anova one Way atau 95% Kruskal Wallis. Data yang teruji signifikan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) atau Mann Whitney. Hasil dari penelitian menunjukkan pengaruh signifikan pada mutu organoleptik (warna). Taraf perlakuan terbaik yaitu P2 dengan nilai gizi per porsi (100 gram) yaitu energi 247,3 kkal, protein 4,51 gram, lemak 7,66 gram, karbohidrat 40,09 gram, zat besi 1,91 mg, dan vitamin C 3,96 gram. Terdapat butiran kasar pada tekstur ice cream (P1, P2, dan P3) disebabkan oleh penambahan tepung kecambah kedelai pada pengembangan formula. Oleh karena itu, dalam pengolahan menjadi tepung kecambah kedelai dianjurkan untuk melakukan pengayakan lebih halus dengan memperkecil satuan mesh atau menggunakan ayakan < 80 mesh.
Perbedaan Pengetahuan Gizi dan Sikap Pada Ibu Hamil Melalui Penyuluhan Gizi Menggunakan Media Video Di Puskesmas Sukorejo Kota Blitar Puspitasari, Lidwina Wida Kartika; Suwita, I Komang; Hadisuyitno, Juin
NUTRITURE JOURNAL Vol 2 No 3 (2023): Nutriture Journal
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/nj.v3i2.4089

Abstract

Latar Belakang: Untuk mendukung program pemerintah dalam hal penyediaan, peningkatan, dan perluasan sasaran edukasi gizi maka dilakukan penelitian menggunakan video. Penggunaan video dalam penyuluhan gizi pada ibu hamil dipilih karena visualisasinya menggunakan dua indra yang akan memudahkan proses penyerapan pengetahuan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian penyuluhan gizi dengan media video terhadap pengetahuan gizi dan sikap pada ibu hamil. Metode: Penelitian ini adalah penelitian pre-experimental. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sukorejo Kota Blitar dengan sampel 23 orang dan dilaksanakan selama bulan Januari-Februari 2023. Teknik pengambilan sampel melalui metode purposive sampling dengan instrument pengambilan data berupa lembar checklist. Analisis statistik menggunakan uji Paired Sample T-Test untuk data berdistribusi normal dan menggunakan uji Wilcoxon jika data berdistribusi tidak normal dengan p-value ? 0,05. Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan sebanyak 4 (17,4%) responden dengan pengetahuan kurang, 17 (73,9%) responden dengan pengetahuan cukup, dan 2 (8,7%) responden dengan pengetahuan baik sebelum dilakukan penyuluhan gizi. Setelah dilakukan penyuluhan gizi sebanyak 3 (13,1%) responden dengan pengetahuan kurang, 5 (21,7%) responden dengan pengetahuan cukup, dan 15 (65,2%) responden dengan pengetahuan baik. Sikap responden sebelum dilakukan penyuluhan gizi menggunakan media video terdapat 12 (52,2%) responden memiliki sikap negatif dan 11 (47,8%) responden memiliki sikap postif. Setelah dilakukan penyuluhan gizi sebanyak 12 (52,2%) responden memiliki sikap negatif dan 11 (47,8%) responden memiliki sikap positif. Kesimpulan: Ada pengaruh yang signifikan terhadap perubahan pengetahuan gizi dan sikap pada ibu hamil setelah diberikan penyuluhan gizi melalui media video. Kata kunci: Anemia; ibu hamil; pengetahuan; sikap; video