Theresia Puspita, Theresia
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan KEMENKES Malang

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Tuna, Moringa And Tempe As A High Energy, High Protein Gimbap Bite For Pregnant Women With Chronic Energy Deficiency Wulandari, Catur Ima; Puspita, Theresia; Hadisuyitno, Juin
Journal of Local Therapy Vol 3 No 1 (2024): Journal of Local Therapy
Publisher : Pusat Unggulan IPTEK Poltekkes Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jlt.v3i1.4412

Abstract

The problem with nutrition that occurs in mothers pregnant is Chronic Energy Deficiency (KEK). Intake of energy and protein in the mother pregnant classified low below 70% figure adequacy amounting to 52.6% and 52.2%. Treatment to overcome Chronic Energy Deficiency in Pregnant Women by giving additions food made from local tuna, moringa, and tempeh. Obtain formulation tuna , moringa and tempeh as gimbap bite for pregnant women with chronic energy deficiency. This study used type study experiment with design study design random complete (RAL) with treatment formulation of tuna, moringa and tempeh . Experiments carried out consist of three levels of treatment (50:30:20), (45:25:30), and (40:20:40). Amino Acid score was more than 100 and the NPU and VC values were ?70. Data on organoleptic properties were collected by organoleptic test using hedonic method and statistically analyzed using Friedman at the 95% confidence level (p=0,05). Gimbap tuna, moringa, and tempeh in 100 grams own content energy 190.4-192,6 kcal , protein 6.9-7.1 grams, fat 6.1-6.4 grams and carbohydrates 27.2-27,4 grams. Gimbap tuna, moringa, and tempeh were not difference significant color, aroma, taste, and texture (p>0,05). Gimbap with the proportion of tuna 45: Moringa 25: tempeh 35 contains 370,7 kcal , 13.4 grams of protein, 12.3 grams of fat, and 51.9 grams of carbohydrates meets 15,2% of the needs for energy and 21,9% of maternal protein requirements for pregnant women .
Formulasi Temp eFlour as a Substitute for Snack Bars for Patients with Tipe 2 Diabetes Mellitus Agustin, Putri Yulia; Razak, Maryam; Puspita, Theresia
NUTRITURE JOURNAL Vol 2 No 2 (2023): Nutriture Journal
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/nj.v2i2.3794

Abstract

Latar belakang: Jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2019 sebanyak 10,7 jutakasus dan pada tahun 2021 mengalami peningkatan yaitu 19,5 juta kasus. Oleh karena itu, perlu adanyaupaya pencegahan dan pengendalian DM. Salah satu pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe2 adalah terapi gizi medis. Perwujudan terapi gizi tersebut dapat dilakukan dengan pengembanganformula produk pangan tinggi serat dan aktivitas antioksidan. Bahan pangan dengan tinggi serat danaktivitas antioksidan adalah tepung biji alpukat dan tepung tempe koro pedang. Tujuan: Mengetahuipengaruh formula tepung biji alpukat dan tepung tempe koro pedang sebagai bahan snack bar terhadapnilai energi, mutu gizi, mutu fungsional dan mutu organoleptik snack bar bagi penderita diabetes mellitustipe 2. Metode: Penelitian ini menggunakan eksperimental dengan desain RAL yang terdiri dari 3 tarafperlakuan dengan 3 pengulangan menggunakan perbandingan proporsi tepung maizena:tepung bijialpukat:tepung tempe koro pedang, yaitu P1 (65:10: 25), P2 (65:15:20), dan P3 (65:20:15). Hasil: Snackbars dengan substitusi tepung biji alpukat yang semakin tinggi maka kadar abu, protein, karbohidrat,serat, dan aktivitas antioksidan semakin meningkat dan semakin tinggi substitusi tepung tempe koropedang maka kadar air, lemak, dan energi semakin meningkat. Simpulan: Snack bars dengan tarafperlakuan terbaik, yaitu P3 (65:20:15). Snack bars dengan substitusi tepung biji alpukat dan tepungtempe koro pedang untuk penderita diabetes mellitus memberikan pengaruh yang signifikan terhadapkadar abu, protein, serat, aktivitas antioksidan, dan rasa.
Formulasi Jambu Biji Merah, Pisang Ambon dan Tepung Kecambah Kedelai sebagai bahan substitusi Ice cream Susu Kedelai untuk Makanan Selingan Ibu Hamil Trimester I Anemia Firdaus, Annisa; Suwita, I Komang; Puspita, Theresia
NUTRITURE JOURNAL Vol 3 No 1 (2024): Nutriture Journal
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/nj.v3i1.3942

Abstract

Permasalahan Anemia Defisiensi Besi (ADB) dapat menyerang siapa saja termasuk ibu hamil. Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI (2018) pada Data Riskesdas 2018, proporsi anemia Ibu Hamil mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dengan rincian 37,1% tahun 2013 menjadi 48,9% tahun 2018. Salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan anemia adalah dengan meningkatkan asupan zat gizi protein, besi, dan vitamin C. Bahan yang digunakan antara lain jambu biji merah sebagai sumber vitamin C (87 g/ 100 g), pisang ambon sebagai penambah kelembutan tekstur, pereda mual muntah ibu hamil (karena mengandung vitamin B6) dan menurunkan tekanan darah pada ibu hamil yang memiliki hipertensi, serta tepung kecambah kedelai sebagai sumber protein (33,22 g/ 100 g). Metode yang digunakan ialah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdiri dari 4 taraf perlakuan, setiap taraf perlakuan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali untuk masing masing-masing taraf perlakuan. Perlakuan yaitu P0 (kontrol), P1 (80% jambu biji merah : 20% pisang ambon + 25% tepung kecambah kedelai), P2 (85% jambu biji merah : 15% pisang ambon + 25% tepung kecambah kedelai), dan P3 (90% jambu biji merah : 10% pisang ambon + 25% tepung kecambah kedelai). Parameter yang diteliti ialah mutu kimia (kadar air dan kadar abu), mutu gizi (energi, protein, lemak, karbohidrat, zat besi, vitamin C), mutu fisik (overrun dan kecepatan leleh), dan mutu organoleptik (wrana, rasa, aroma, tekstur). Kemudian data dianalisis dengan tingkat kepercayaan 95% Anova one Way atau 95% Kruskal Wallis. Data yang teruji signifikan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) atau Mann Whitney. Hasil dari penelitian menunjukkan pengaruh signifikan pada mutu organoleptik (warna). Taraf perlakuan terbaik yaitu P2 dengan nilai gizi per porsi (100 gram) yaitu energi 247,3 kkal, protein 4,51 gram, lemak 7,66 gram, karbohidrat 40,09 gram, zat besi 1,91 mg, dan vitamin C 3,96 gram. Terdapat butiran kasar pada tekstur ice cream (P1, P2, dan P3) disebabkan oleh penambahan tepung kecambah kedelai pada pengembangan formula. Oleh karena itu, dalam pengolahan menjadi tepung kecambah kedelai dianjurkan untuk melakukan pengayakan lebih halus dengan memperkecil satuan mesh atau menggunakan ayakan < 80 mesh.
PUMPKIN KLEPON FILLED WITH MUNG BEANS AND TEMPEH AS AN ALTERNATIVE SNACK FOOD FOR CHRONIC ENERGY DEFICIENCY IN PREGNANT WOMEN: KLEPON LABU KUNING ISI KACANG HIJAU DAN TEMPE SEBAGAI ALTERNATIF SELINGAN IBU HAMIL KEK Ningsih, Indra Ayu; Puspita, Theresia; Nyoman Supariasa, I Dewa
Jurnal Gizi Masyarakat Indonesia (The Journal of Indonesian Community Nutrition) Vol. 13 No. 1 (2024): Volume 13, No.1, 2024
Publisher : Departement of Nutrition, Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/jgmi.v13i1.32592

Abstract

Pendahuluan: Salah satu masalah gizi pada ibu hamil adalah Kekurangan Energi Kronik (KEK). Asupan gizi merupakan faktor yang dominan terhadap kejadian KEK pada ibu hamil, sehingga dibutuhkan sumber pangan yang dapat memenuhi kebutuhan gizinya. Tujuan: Menganalisis pengaruh penambahan kacang hijau dan tempe pada klepon labu kuning terhadap zat gizi makro (energi, protein, lemak, karbohidrat) dan zat gizi mikro (vitamin C dan Fe), mutu protein, mutu organoleptik dan deskriptif, serta taraf perlakuan terbaik. Bahan dan Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL). Taraf perlakuan klepon labu kuning dilakukan pada proporsi penggunaan isian yaitu kacang hijau dan tempe dengan perbandingan P1 (70 : 30), P2 (60 : 40), dan P3 (50 : 50). Analisis nilai gizi menggunakan perhitungan empiris (yield factor dan retention factor), uji mutu organoleptik menggunakan 25 panelis semi terlatih, serta uji mutu deskriptif dan penentuan taraf perlakuan terbaik menggunakan 9 panelis semi terlatih. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Microsoft Excel dan SPSS. Hasil: Kandungan energi 105,36 kkal, protein 2,88 gram, lemak 3,32 gram, karbohidrat 16,41 gram, vitamin C 0,74 mg, dan zat besi 1,04 mg. Mutu protein yaitu SAA 85,29%, mutu cerna teoritis 86,15%, NPU 73,48%, dan BV 85,29%. Hasil organoleptik pada aspek warna yaitu 3,23 (suka), aroma 3,15 (suka), rasa 2,73 (suka), dan tekstur 2,88 (suka). Perhitungan taraf perlakuan terbaik terdapat pada P1 dengan proporsi kacang hijau dan tempe yaitu 70 : 30. Kesimpulan: Klepon labu kuning isi kacang hijau dan tempe dapat dijadikan alternatif selingan untuk ibu hamil KEK.
The Effect of Temperature and Brewing Time for Herbal Tea with Bay Leaves and Soursop Leaves on Sensory Quality and Antioxidant Activity as a Functional Drink for Hypertension Sufferers Novitasari, Tiara; Puspita, Theresia; Razak, Maryam
NUTRITURE JOURNAL Vol 3 No 3 (2024): Nutriture Journal
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/nj.v3i3.4246

Abstract

Abstract Background: Hypertension basically tends to be difficult to control both with medication and medical procedures because this disease has an unstable nature. Antioxidant compounds are generally used in food as health protection agents because they can prevent oxidation in the body so they can play a role in preventing various diseases. Antioxidants can relax and dilate blood vessels and lower blood pressure. Objective: To analyze the effect of temperature and brewing time for herbal tea made from bay leaves and soursop leaves on sensory quality and antioxidant activity as a functional drink for hypertension sufferers. Design: Type of experimental research with 8 treatment levels and 2 repetitions in organoleptic analysis and antioxidant activity. Results: The results showed that temperature and brewing time had a significant influence (p>0.05) on color, aroma, taste, and clarity. The results of the analysis that have been carried out on the antioxidant activity obtained in bay leaf and soursop leaf herbal tea with 8 levels of treatment, namely: P1 = 97.7 ppm antioxidant activity, P2 = 88.4 ppm antioxidant activity, P3 = 69.8 ppm antioxidant activity antioxidant, P4 = 83 ppm antioxidant activity, P5 = 98.5 ppm antioxidant activity, P6 = 100.4 ppm antioxidant activity, P7 = 108.7 ppm antioxidant activity, P8 = 111.6 ppm antioxidant activity. The P3 treatment level is the best treatment level and the result value (Nh) is 0.84. Conclusion: Temperature treatment and brewing time for bay leaf and soursop leaf herbal tea had no significant influence on the sensory quality of the hedonic test (color, aroma, taste, and clarity). Key words: Hypertension; Bay leaf; soursop leaf; antioxidant activity.
Fomulasi PMT “Browntule” Brownis dengan Penambahan Tepung Tulang Ikan Lele terhadap Daya Terima dan Kandungan Calsium Suprihartini, Cucuk; Puspita, Theresia
JURNAL ILKES : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 16 No 1 (2025): Jurnal Ilkes (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKES Karya Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35966/ilkes.v16i1.415

Abstract

Utilization of catfish bone flourl in food products consumed by the community can help intake the body's daily calcium needs. One way to utilize catfish bone flour into a food product that is widely liked is brownies. This type of research is quasi-experimental. The variables studied were the formulation of brownies with the addition of catfish bone flour and the acceptability of brownies as PMT for toddlers in Darungan Village, Pare District. The results of the study showed that the color acceptability of all the treatments above was in the good category, the highest value was 98.67% in the control and P1 treatment. The aroma acceptability of all the treatments above was in the good category, the highest value was 94.67 in the control and P2. The texture acceptability of all the treatments above was in the good category, the highest value was 85.33% in the P1 treatment. The taste acceptability of all the treatments above was in the good category, the highest value was 94.67% in the P2 treatment. Browntule 5%, meets the claim requirements as a calcium source product for toddlers. Browntule 10% meets the claim requirements as a calcium source product for the general public and pregnant women. The intake level of toddlers given 5% browntule PMT was 100%