Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Aktivitas Enzim Monooksigenase pada Larva Culex Quinquefasciatus di Kabupaten Brebes Nihayah, Husnatun; Mulyaningsih, Budi; Umniyati, Sitti Rahmah
BERKALA SAINSTEK Vol 8 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/bst.v8i3.17656

Abstract

Nyamuk Culex quinquefasciatus merupakan salah satu vektor penular penyakit filariasis bancrofti. Kabupaten Brebes adalah salah satu daerah endemik filariasis di Jawa Tengah. Upaya untuk mengurangi angka kejadian filariasis adalah dengan mengendalikan vektor penularnya. Salah satu jenis insektisida yang sering digunakan di kalangan masyarakat adalah dari golongan permetrin. Penggunaan insektisida dalam waktu lama dapat memicu timbulnya resistensi pada serangga. Resistensi dari golongan sintetik piretroid dapat diketahui melalui aktivitas enzim monooksigenase. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas enzim monooksigenase pada populasi nyamuk Culex quinquefasciatus di Kabupaten Brebes. Nyamuk sampel berasal dari pemasangan ovitrap di daerah endemik dan nonendemik filariasis bancrofti di Kabupaten Brebes. Nyamuk dikembangbiakkan di Laboratorium Parasitologi Universitas Gadjah Mada sampai generasi ke dua. Uji aktivitas enzim monooksigenase dilakukan dengan metode yang dilakukan oleh Lee. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas enzim monooksigenase pada daerah nonendemik sehingga statusnya menjadi toleran. Toleran terhadap insektisida sintetik piretroid pada populasi Culex quinquefasciatus di daerah nonendemik filariasis di Kabuaten Brebes disebabkan karena penggunaan insektisida piretroid yang juga digunakan sebagai insektisida pertanian di wilayah penelitian.
Temephos resistance in Aedes aegypti at Dumai Seaport: implications for vector control Ardhi, Khairil; Satoto, Tri Baskoro Tunggul; Umniyati, Sitti Rahmah
BKM Public Health and Community Medicine Vol 41 No 03 (2025)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/bkm.v41i03.16444

Abstract

Purpose: This study aimed to assess the resistance status of Aedes aegypti (Ae. aegypti) to temephos at Dumai International Seaport, Indonesia, and to identify the biochemical mechanisms underlying this resistance to support more effective vector control strategies. Methods: An experimental study was conducted using larval bioassays at four concentrations of temephos (0.005–0.625 mg/L) to determine susceptibility levels in field-collected mosquito populations from operational and industrial zones. A laboratory strain was used as a control. Additionally, biochemical assays were performed to measure α-esterase and monooxygenase activity, which are potential indicators of metabolic resistance. Results: Larval bioassays revealed reduced susceptibility to temephos in both operational and industrial populations compared to the laboratory strain. The resistance ratios were 9.75 and 11.75, respectively, indicating moderate to high resistance. Biochemical analysis showed significantly increased α-esterase activity in both field populations (p<0.000), while the seaport population also exhibited elevated monooxygenase activity (p<0.020), suggesting enzyme-mediated resistance mechanisms. Conclusion: The presence of temephos resistance in Ae. aegypti at Dumai Seaport underscores the need to revise existing insecticide use practices. Integrating biochemical surveillance and diverse control measures within the framework of integrated vector management is essential to ensure the sustainability and effectiveness of vector control programs.
Deteksi Dini di Lingkungan Rumah yang Tidak Terawat Sebagai Reservoir Aedes spp. di Perumahan Kota Banjarbaru Muhamat, M; Soesilohadi, RC. Hidayat; Hadisusanto, Suwarno; Umniyati, Sitti Rahmah
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.372 KB)

Abstract

Pembangunan perumahan di perkotaan saat ini tumbuh sangat cepat termasuk di Kota Banjarbaru Ibukota provinsi Kalimantan Selatan. Namun demikian diperumahan tersebut ada beberapa rumah yang tidak dihuni dan tidak dirawat yang berpotensi menjadi habitat nyamuk Aedes spp. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan lingkungan kebun dan rumah yang tidak terawat sebagai habitat nyamuk Aedes spp. di musim penghujan. Metode penelitian dengan metode purposive random sampling dengan mempertimbangkan perumahan yang ada rumah kosong yang tidak terawat dan diperumahan tersebut pernah terjadi kasus Demam Berdarah Dengue. Lokasi yang terpilih sebagai tempat pengambilan sampel adalah :-3.461389, 114.8503, -3.458056, 114.8456; -3.443056, 114.8586, -3.463611, 114.7731 dan -3.449167, 114.7814. Metode pengambilan sampel dengan memasang ovitrap yang diisi air rendaman jerami 10%. Ovitrap ditaruh stik kayu sebagai tempat bertelurnya nyamuk. Ovitrap ditaruh di bawah kanopi pohon yang terlindung hujan. Ovitrap diamati setiap 2 hari sekali. Hasil penelitian diperoleh telur sebanyak 207 butir. Setiap lokasi juga dilakukan inventarisasi vegetasi (luas kanopi, jumlah tumbuhan, tumbuhan penghasil senyawa repellen nyamuk, tumbuhan bercelah, dan tumbuhan berbunga) dan pengukuran suhu, kelembapan udara, dan pH air. Hasil identifikasi spesies, semua telur berasal dari nyamuk Aedes albopictus. Analisis ANOVA menunjukkan bahwa lokasi -3.461389, 114.8503 dan -3.443056, 114.8586 diperoleh telur yang lebih banyak dibandingkan tiga lokasi yang lainnya. Analisis korelasi antara faktor lingkungan dengan jumlah telur yang diperoleh menunjukkan bahwa faktor luas kanopi tumbuhan mempunyai hubungan yang kuat dan pH air, sedangkan tumbuhan penghasil senyawa repellen nyamuk dan tumbuhan berbunga berkorelasi sedang. Kesimpulan dari penelitian adalah rumah kosong yang tidak terawat dan ditumbuhi tumbuhan dengan kanopi yang lebar di lingkungan perumahan dapat menjadi reservoir nyamuk Aedes spp. terutama Ae. albopictus.
The resistance status of Aedes aegypti larvae to Temephos in Depok, Sleman, Yogyakarta Yuniyanti, Mia Munawaroh; Umniyati, Sitti Rahmah; Ernaningsih
Indonesian Journal of Pharmacology and Therapy Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing Universitas Gadjah Mada and Indonesian Pharmacologist Association or Ikatan Farmakologi Indonesia (IKAFARI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijpther.1329

Abstract

There are still many cases of dengue hemorrhagic fever and tend to increaseover time. One strategy to reduce the increase in cases of dengue infection isto eradicate Aedes aegypti as a vector using insecticides. The use of insecticidesfor a long time can cause resistance. The purpose of this study was to determinethe resistance status of Aedes aegypti larvae against temephos in Depok, Sleman.This quasi experimental test was carried out on 3rd instar larvae of aedesaegypti from RW 9 and 10 Minomartani, Depok, Sleman. The treatment groupwas exposed 0.02 ppm temephos for 24 hours. The analysis was presented in theform of percentage of larval mortality and resistance categories based on WHOguidelines. The mortality percentage of Aedes aegypti larvae in RW 9 was 100%,while the mortality from RW 10 was 97%. Aedes aegypti larvae in Depok district,Sleman are still susceptible to temephos at a dose of 0.02 ppm.
ANALISIS SPASIAL DAN DETEKSI TRANSMISI TRANSOVARIAL VIRUS DENGUE PADA NYAMUK AEDES AEGYPTI DESA CIKUYA DAN PAREREJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARHARJO, KECAMATAN BANJARHARJO, KABUPATEN BREBES, PADA TAHUN 2020 Amin, Siti Asiyah Fitria; Mulyaningsih, Budi; Umniyati, Sitti Rahmah
Berita Biologi Vol 22 No 1 (2023): Berita Biologi
Publisher : BRIN Publishing (Penerbit BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/beritabiologi.2023.808

Abstract

Indonesia termasuk negara tropis sekaligus negara endemis tinggi penyakit Demam Berdarah Dengue. Nyamuk Ae. aegypti merupakan salah satu vektor virus dengue. Penularan virus dengue dapat terjadi dimulai dari fase nyamuk masih dalam bentuk telur yang dinamakan penularan secara transmisi transovarial. Kepadatan penduduk yang tinggi dapat membuat penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) lebih intensif karena jarak rumah yang berdekatan memudahkan nyamuk menyebarkan virus dengue. Penelitian ini dilakukan di Desa Parereja dan Cikuya yang merupakan daerah endemis tinggi DBD. Pengambilan sampel dilakukan di wilayah yang padat dan jarang penduduknya. Penelitian dilakukan secara observasional deskriptif menggunakan desain cross sectional untuk menganalisis pola sebaran kasus DBD berdasarkan analisis Average Nearest Neighbor (ANN). Pendeteksian transmisi transovarial virus dengue dilakukan dengan metode imunositokimia dan real time PCR. Hasil penelitian menunjukkan pola sebaran kasus DBD adalah berkerumun terutama di daerah padat penduduk dengan jarak rata-rata antar kasus adalah 100,616 meter. Angka Indeks Transmisi Transovarial (ITT) di Desa Parereja adalah 13,3% yang diperoleh dari metode deteksi imunositokimia dan nilai Cq 33,88 < NTC (Not Template Control) 35,74 diperoleh dari metode real time PCR. Sedangkan di Desa Cikuya nilai ITT 0% dan Cq 38,78 > NTC 35,74. Sebagai kesimpulan pola sebaran kasus DBD berkerumun terutama dijumpai di daerah yang padat penduduknya dan transmisi transovarial virus berpotensi terjadi.