Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

UJI KECERNAAN BAHAN KERING DAN KECERNAAN BAHAN ORGANIK SECARA IN VIVO PENGGUNAAN LIMBAH ORGANIK RUMAH MAKAN DALAM PAKAN PADA AYAM JOPER Achmad Chabibuz Zamzami; Usman Ali; M Farid Wadjdi
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 6, No 2 (2023): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis nilai kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik secara in vivo penggunaan limbah organik rumah makan dalam pakan pada ayam joper. Materi yang digunakan meliputi pakan konsentrat,pakan komersial, dedak halus, jagung giling, tepung limbah organik rumah makan, ayam joper. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Ada 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakana meliputi P0=  Pakan komersial yang digunakan sebagai kontrol, P1= Penggunaan 35% jagung, 25% dedak halus, 40% Konsentrat. P1= Penggunaan 35% jagung, 25% dedak halus, 40% Konsentrat. P2= Penggunaan 35% jagung, 25% dedak halus, 32% Konsentrat, 8% LORM, P3= Penggunaan 35% jagung, 25% dedak halus, 24% Konsentrat, 16% LORM, P4= Penggunaan 35% jagung, 25% dedak halus, 16% Konsentrat, 24% LORM. Variabel yang diamati kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik pada ayam joper. Hasil penelitian menunjukkan hasil penggunaan limbah organik rumah makan berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik pada ayam joper dengan nilai rerata (KcBK) P0=76,26% P1= 75,46% P2=75,17 P3=75,04 P4=74,90. Nilai Rerata (KcBO) P0=73,35 P1=75,14 P2=72,79 P3=72,49 P4=72,82. Disimpulkan bahwa penggunaan limbah organik rumah makan dalam pakan tidak mempengaruhi kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik sehingga dapat digunakan sampai 24% sebagai pengganti konsentratKata kunci : Kecernaan Bahani Kering (KcBK), Kecernaan Bahani Organik (KcBO), Ayam Joper, Limbah Organik Rumah Makan (LORM)
PENGARUH PENAMBAHAN CAMPURAN NITROBACTER DAN LACTOBACILUS FERMENTUM TERENKAPSULASI DALAM PAKAN TERHADAP INCOME OVER FEED COST DAN NILAI EKONOMIS PAKAN BROILER A. Saifulloh Affandi; Umi Kalsum; Usman Ali
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh Lactobacilus Fermentum dan Nitrobacter sebagai tambahan campuran pakan broiler terhadap nilai ekonomis dan Income Over Feed Cost. 64 ekor ayam pedaging jantan digunakan dalam penelitian ini yang dipelihara selama 14 hari. Pendekatan eksperimental melibatkan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan empat kali ulangan. Analisis dilakukan menggunakan ANOVA dan Uji Beda Nyata (BNT) untuk mengevaluasi penelitian. Perlakuan penelitian terdiri dari penambahan Lactobacillus fermentum dan Nitrobacter yang dienkapsulasi ke dalam pakan sebagai berikut P0 = Pakan yang tidak mendapat tambahan campuran Nitrobacter dan Lactobacillus fermentum yang dienkapsulasi, P1= 0,15% Lactobacillus fermentum dan Nitrobacter yang dienkapsulasi ditambahkan ke pakan, P2 = 0,30% Lactobacillus fermentum dan Nitrobacter yang dienkapsulasi ditambahkan ke pakan. P3 = 0,45% Lactobacillus fermentum dan Nitrobacter yang dienkapsulasi ditambahkan ke pakan. Pada hasil penelitian menyatakan bahwa Lactobacillus fermentum dan Nitrobacter yang ditambahkan dan dienkapsulasi berpengaruh secara signifikan (P<0,05), terhadap IOFC, dengan rata – rata sebagai berikut: P0= 10300,00 (Rp/ekor) P1= 10569,13, (Rp/ekor) P2= 11187,60, (Rp/ekor) P3= 11809,00 (Rp/ekor), sedangkan pada nilai ekonomis berpengaruh secara signifikan (P<0,05) terhadap penambahan Lactobacillus fermentum dan Nitrobacter yang dienkapsulasi ke pakan, dengan rataan sebagai berikut: P0= 16737,15 (Rp/ekor) P1= 16617,65 (Rp/ekor) P2= 16380,86 (Rp/ekor) P3= 15820,94 (Rp/ekor). Kesimpulan penelitian ini yaitu bahwa menambahkan Lactobacillus fermentum dan Nitrobacter yang dicampurkan dan dienkapsulasikan pada pakan dengan laju hingga 0,45% dapat meningkatkan IOFC sebesar Rp. 11.809,00 /ekor dengan biaya pakan mencapai Rp.15. 820,94 /ekor menjadi lebih murah. Kata Kunci : Nilai Ekonomis, Nitrobacter, Lactobacillus fermentum, Income Over Feed Cost. 
PENGARUH PEMBERlAN ASPERGILLUS NIGER PADA JERAMI WORTEL TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN HEMISELULOSA SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA Herman Aldi Putra; Usman Ali; Umi Kalsum
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 7, No 1 (2024): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Observasi dilaksanakan sebagai analisa pengaru Aspergillus niger kepada jerami wortel terhadap kandungan protein kasar dan hemiselulosa sebagai bahan pakan ternak ruminannsia. Materi atau bahan yang digunakan pada observasii ini ialah jerami wortel untuk melakulan fermentasi yang digunakan adalah Aspergillus niger “Biosferr” dengan ketersedian CFU pada Aspergillus niger yaitu 108 CFU/g. Metode observasi ini menggunakan metode percobaan menggunakan (RAL) Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan penelitian yaitu penggunaan level inokulum Aspergillus niger yaitu pada P0 tanpa fermentasi, Aspergillus niiger 7,27g dalam 200g bahan(P1), Aspergillus niger 21,82g dalam 200g bahan(P2) dan Aspergillus niger 43,65 dalam 200g bahan(P3). Yang dibutuhkan pada setiap perlakuan perlakuan 200g jeramiwortel dan ditambah molasses 2% dari bahan. Hasil dari observasi ini menunjukan bahwa penggunaan banyaknya tingkatan inoculum Aspergilus niger terfermentasi Jerami wortel tidak berpengaruh(P>0,05) terhadap kandungan protein kasar (PK) dan kandungan hemiselulosa. Namun cukup memberikan dampak dimana pada protein kasar yang cenderung naik dan untuk hemiselulosa yang cenderung menurun. Hasil rata rata pada kadar protein kasar P0 : 12,63, P1 : 13,78, P2 : 14,45, P3 : 15,60. dan hasil rata rata kandungan hemiselulosa pada P0 :36,07, P1 : 34,02, P2 : 32,64, P3 : 20,64. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penggunaan berbagai level Aspergilus niger tidak berpengaruh terhadap kandungan protein kasar dan kandungan hemiselulosa, namun kandungan protein kasar pada Jerami wortel terfermentasi cenderung naik dan cenderung turun pada kandungan hemiselulosa. Penggunaan level Aspergilus niger sebanyak 43,65g dalam BK merupakan level dengan tingkat paling tinggi fermentasi Jerami wortel terhadap kandungan PK dengan nilai kadar PK= 15,60% dan kandungan hemiselulosa yang cenderung turun dengan kadar tertinggi P0=36,07%. Disarankan dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan kualitas yang lebih baik tentang masa inkubasi selama 12 hari frmentasi dan aplikasi Jerani wortel yang difermentasi dengan Aspergilus niger yang spesifik untuk dijadikan pakan ternak ruminansia yang berkualitas. Kata kunci : Jerami wortel, Protein kasar, Hemiselulosa, Fermentasi, Aspergillus niger
EFEK PENGGUNAAN LIMBAH ORGANIK RUMAH MAKAN DALAM PAKAN TERHADAP PROTEIN EFISIENSI RASIO DAN INCOME OVER FEED COST AYAM JOPER Masdian Ahmad Fadzil; Usman Ali; Irawati Dinasari
Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal) Vol 6, No 2 (2023): Dinamika Rekasatwa
Publisher : Dinamika Rekasatwa: Jurnal Ilmiah (e-Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kecernaan bahan organik dalam pakan ayam pedaging dipengaruhi oleh jumlah penambahan tepung yang dicampur dengan lamtoro dan biji singkong yang difermentasi oleh Rhizopus oligosporus (LGF). Pakan komersial, ubi kayu, Rhizopus oligosporus, biji lamtoro, dan broiler finishers adalah bahannya. Dengan menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 kelompok, kami melakukan percobaan. P0 = 100% pakan komersial; P1 = 10% pakan komersial; P2 = 20% pakan komersial; P3 = 30% pakan komersial. Dua faktor dipelajari: kecernaan bahan organik dan nilai pakan. Analisis varian kemudian akan dilakukan pada data yang terkumpul. Kecernaan bahan organik dan nilai ekonomi pakan pada ayam broiler sama-sama dipengaruhi oleh hasil penelitian ini (P0,01), namun pada kelompok bobot badan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05). P0 = 59,54 % b, P1 = 43,27 % a, P2 = 52 % 03 % a, dan P3 = 51,56 % an merupakan rata-rata kecernaan berbagai bentuk bahan organik. P0 = Rp. 16.911,76b, P1 = Rp15.541,47a, P2 = Rp14.357,23a, dan P3 = Rp. 14.277,02a hampir sama dalam hal rata-rata nilai ekonomi pakan. Menurut hasil, P3 adalah yang paling hemat biaya ketika 30% tepung LGF ditambahkan ke dalam campuran untuk mengurangi pencernaan bahan organik. Kata kunci: biji lamatoro, gaplek, kecernaan bahan organik, nilai ekonomis pakan
HUBUNGAN MOTIVASI ANTARA PERAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANGLAMPE KABUPATEN PANGKEP Muhammad Hatta; Usman Ali
Jurnal Mitrasehat Vol. 4 No. 1 (2014): Jurnal Mitrasehat
Publisher : LPPM STIK Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51171/jms.v4i1.144

Abstract

Kader adalah seseorang yang karena kecakapanya atau kemampuanya diangkat, dipilihatau ditunjuk untuk mengambil peran dalam kegiatan dan pembinaan Posyandu, dan telahmendapat pelatihan tentang kesehatan dan KB.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan peran kaderPosyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe.Metode penelitian Observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel 60responden diambil dengan teknik total sampling. Pengolahan data menggunakan uji statistik chisquare dengan uji alternatif Fisher’s Excat.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara umur dengan peran kaderPosyandu p = 0,001 < 0,005. Tidak ada hubungan antara lama menjadi kader p = 0,065 > 0,05tidak ada hubungan antara pasilitas Posyandu p = 0,090 > 0,05 tidak ada hubungan antarapelatihan p = 0,132 > 0,05, tidak ada hubungan antara reward p = 0,065 > 0,05. Denganperan kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padanglampe.Simpulan ada hubungan antara umur dengan peran kader Posyandu sedangkan lamamenjadi kader, fasilitas, pelatihan dan reward tidak berhubungan dengan peran kader Posyandudi wilayah kerja Puskesmas Padanglampe. disaranka kepada kepala Puskesmas dan aparat Desasetempat untuk lebih meningkatkan perhatian dan memberi penghargaan, membenahi,melengkapi dan meningkatkan lagi reward untuk merangsang semangat kader agar berperanlebih baik.
Evaluasi Penambahan Lactobacillus salivarius Terenkapsulasi Plus Bio Enzim Terhadap Konversi Pakan, Retensi Nitrogen Dan Energi Metabolis Pada Pakan Burung Puyuh Suroso; Umi Kalsum; Usman Ali
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis Vol. 8 No. 2 (2025): JNT Jurnal Nutrisi Ternak Tropis September
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jnt.2025.008.02.7

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan probiotik Lactobacillus salivarius terenkapsulasi plus Bio Enzim dalam pakan burung puyuh terhadap konversi dan kecernakan pakan pada burung puyuh. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 pelakuan dan 4 ulangan. Perlakuan P0 = Pakan standar (tanpa probiotik plus Bio Enzim), P1 = Pakan standar + Probiotik terenkapsulasi plus Bio Enzim 1,5 g/kg, P2 = Pakan standar + Probiotik terenkapsulasi plus Bio Enzim 3 g/kg, dan P3 = Pakan standar + Probiotik terenkapsulasi plus Bio Enzim 4,5 g/kg. Selanjutnya, dilakukan analisis data menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan probiotik enkapsulasi plus Bio Enzim dalam pakan burung puyuh berpengaruh signifikan (P < 0,01) terhadap konversi pakan, retensi nitrogen, energi metabolis murni, dan energi metabolis murni terkoreksi nitrogen. Selain itu, perlakuan ini juga menyebabkan perbedaan yang signifikan (P < 0,05) pada energi metabolis semu dan energi metabolis semu terkoreksi nitrogen. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlakuan optimal terdapat pada perlakuan P3 (pakan standar + probiotik terenkapsulasi plus Bio Enzim 4,5 g/kg pakan) yang mampu menghasilkan konversi pakan(2,66 ± 0,06), retensi nitrogen (79,86± 6,18), energi metabolis semu (1919,92 ± 192,08), energi metabolis murni (2343,76 ± 69,66), energi metabolis semu terkoreksi nitrogen (1921,26 ± 192,18), dan energi metabolis murni terkoreksi nitrogen (2342,42 ± 69,58) yang lebih baik jika dibandingkan perlakuan lainnya.