Drought conditions are a major problem worldwide, as many regions face severe and prolonged water shortages. Climate change is a global phenomenon, one of which is the increase in the frequency and intensity of extreme weather events and the creation of droughts. The purpose of this study is to explain the potential for drought in Gowa Regency. Remote sensing and geographic information systems are used in this research method. In this study, 7 parameters were used that affect drought potential, including: rainfall, land use, vegetation density, distance from the river, soil type, slope, and place height. The results of the study illustrate that there are 5 classes of drought potential in Gowa Regency, namely: non-vulnerable, low, medium, high, and very high classes. Most of them are prone to high-class drought covering an area of 101,285.47 Ha (56.13 percent), spread across all sub-districts in Gowa Regency, followed by a very high class of 41,845.33 Ha (23.19 percent), spread around the Bili-Bili Dam to the west. The class is not prone to drought with an area of only 98.32 hectares (0.05 percent) spread in Tombolopao and Tompobulu. The determining factor is a combination of all variables, but the most dominant ones are rainfall, land use, slope, and place height.AbstrakKondisi kekeringan merupakan masalah besar di seluruh dunia karena banyak wilayah menghadapi kekurangan air yang parah dan berkepanjangan. Perubahan iklim merupakan fenomena global, salah satunya adalah peningkatan frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrim serta terciptanya kekeringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan potensi rawan kekeringan yang terjadi di Kabupaten Gowa. Penginderaan jauh dan sistem informasi geografis digunakan dalam metode penelitian ini. Dalam penilitian ini digunakan 7 parameter yang mempengaruhi potensi kekeringan, meliputi: curah hujan, penggunaan lahan, kerapatan vegetasi, jarak dari sungai, jenis tanah, kemiringan lereng, dan ketinggian tempat. Hasil penelitian menggambarkan terdapat 5 kelas potensi rawan kekeringan di Kabupaten Gowa yaitu: kelas tidak rawan, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Sebagian besar berada pada rawan kekeringan kelas tinggi seluas 101.285,47 Ha(56,13 persen), tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Gowa, kemudian diikuti kelas sangat tinggi seluas 41.845,33 Ha (23,19 persen), tersebar di sekitar Bendungan Bili-Bili ke arah barat. Kelas tidak rawan kekeringan hanya seluas 98,32 Ha(0,05 persen) tersebar di Tombolopao dan Tompobulu. Adapun faktor yang menentukan yaitu kombinasi dari seluruh variabel, namun yang paling dominan adalah curah hujan, penggunaan lahan, kemiringan, dan ketinggian tempat.