Claim Missing Document
Check
Articles

EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH SEMENTARA DAN KEPADATAN LALAT DI WARUNG MAKAN PASAR WONOKROMO SURABAYA TAHUN 2017 Amalia Aisyah; Rusmiati .; Winarko .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 15, No 3 (2017): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v15i3.689

Abstract

Pasar merupakan salah satu tempat umum yang menghasilkan sampah. Pengelolaan sampah sangat penting untuk mencegah penularan penyakit yang salah satu penularannya melalui vector. Bila lalat hinggap di makanan yang dijual di warung makan maka kotoran yang dibawa dari sampah yang menempel di bulu atau kakinya dapat mencemari makanan yang akan di makan pengunjung atau pedagang, sehingga akan timbul penyakit. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi pengelolaan sampah sementara dan kepadatan lalat di warung makan Pasar Wonokromo Surabaya tahun 2017.Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang digunakan merupakan data primer hasil pengukuran dan observasi. Data sekunder diperoleh dari Pasar Wonokromo Surabaya. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah 30 warung makan dengan kriteria indoor cooking terdapat 20 warung makan sedangkan 10 warung makan outdoor cooking.Hasil penelitian didapatkan hasil timbulan sampah yaitu 0,21 kg/m2dan rata-rata kepadatan lalat 7 ekor/block grill. Ada 5 warung makan tingkat kepadatan lalat tinggi yaitu titik 3, 5, 14, 15, dan 18. Hasil rata-rata suhu, kelembaban dan pencahayaan di warung makan adalah suhu 31oC, kelembaban 54% dan pencahayaan 75 lux.Kesimpulan penelitian adalah bahwa kepadatan lalat yang tinggi dipengaruhi oleh timbulan sampah yang tinggi. Saran untuk pengelola pasar yang dapat dilakukan guna mengurangi tingginya tingkat kepadatan lalat pengelola pasar perlu pengamatan terhadap tempat-tempat berkembang biaknya lalat dan apabila diperlukan dilakukan pengendalian terhadap lalat. Kata kunci : Warung Makan, Pengelolaan Sampah, Kepadatan Lalat
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA (Studi Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi PT. Arto Metal Internasional Sidoarjo) Havilia Ayu Haznany; Winarko .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 11, No 2 (2013): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v11i2.190

Abstract

PT Arto Metal International is one of the metal components manufacturers, where theproduction processes are using machinaries which its operations may lead to accidents. One ofthe effects that can be caused by the production machines might happen if workers are notcareful, they might got pinched by plong engine, etched plates and exposed debris grams.Therefore, this study aims to determine the factors associated with the incidence of workplaceaccidents in this company.The methods used in this study were analytical methods, because this researchexamined the relationship between 2 (two) variables. Based on its times, this study wascategorized as cross-sectional study, due to variables such as risk factors and effect factorswere observed at the same time. Sampling technique was done by simple random sampling,and analysis was used to determine the relationship between 2 (two) variables using Chi Square.The results showed that employees injured at workplace as much as 94.3%. Theresults of analysis of Chi - Square showed that there were four variables significantlyassociated with the incidence of workplace accidents, they were the use of PPD to theincidence of occupational injuries (p value = 0.025), the level of knowledge to the incidence ofoccupational injuries (p value = 0.047), the ages to the incidence of occupational injuries (pvalue 0.025) and the length of services to the incidence of occupational injuries (p value0.005).Therefore, it is suggested that the company perform incident controlling actionswhether technically, administratively as well as adding a number of Personal ProtectiveDevices (PPD) for workers so that all workers can use it while working.Keywords: Workplace Accident, Personal Protective Devices
The Role of Health Workers and Community Leaders to Prevent Dengue Hemorrhagic Fever in Magetan, East Java Dimas Abdullah Marha; Mohammad Zainal Fatah; Winarko Winarko
Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education Vol. 8 No. 2 (2020): Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpk.V8.I2.2020.172-181

Abstract

ABSTRACTBackground: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still one of the major public health problems in Indonesia. With the increasing mobility and population density, the number of people and vast distribution area is increasing. Village of Tawanganom is one endemic region, for three consecutive years, there is an incidence of dengue. The incidence of dengue can be influenced by several aspects, including vectors, climate change, environment, mobility of people, and people's behavior. The participation of health workers and community leaders become important related behavior. These include the role of motivation, coordination, policy implementation, as well as healthy behaviors. Objective: This study aimed to determine the role of health workers and community leaders in response to the incidence of dengue in the Village Tawanganom. Methods: Using qualitative research with a phenomenological approach, as well as in-depth interviews carried out with supporting data, the number of informants were 13 informants. Consisting of health professionals that the holder of dengue program, Health Promotor, and village midwives, community leaders the Head of the village, RW, as well as health cadres. Results: The motivation of public figures came from the concern over them because of the many cases of DHF and personal experiences of informants and families. Health workers motivate people to do counseling, which was supported because of responsibility as health professionals. Coordination has been made with the relevant sectors. Reporting cases of executed massively and focused. Implementation of policies in the prevention of dengue fever has been carried out based dengue prevention program Magetan District Health Office. Healthy behavior is shown with dengue prevention measures such as 3M Plus, giving abate powder in the bathroom, as well as maintaining the cleanliness of the home environment. Conclusion: The motivation to do a public figure driven intrinsic motivation of the individuals themselves, while medical personnel with extrinsic motivation based on the responsibility as health workers to encourage people to do the prevention of dengue. Coordination has been carried out massively and regularly within the scope of cross-fertilization. Implementation of policies based on the program of the Health Service Magetan. Healthy behavior implemented preventive and promotive measures.
HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN RIWAYAT KONTAK DENGAN KEJADIAN KUSTA Indah Nur Wahyuni; Nur Haidah; Winarko Winarko
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 1 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v21i1.2107

Abstract

Mycobacterium Leprae  merupakan kuman penyebab penyakit Kusta. Cara penularan penyakit kusta yaitu melalui saluran pernapasan bagian atas dan melalui kontak kulit yang lama. Indonesia berada di urutan ketiga setelah eeIndia dan Brazil dalam menyumbangkan pasien kusta di dunia. Kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan seperti ventilasi, kepadatan hunian, kelembaban dapat menjadi media penularan penyakit kusta. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah dan riwayat kontak dengan kejadian kusta (Studi Kasus Penderita Kusta di RSK Sumber Glagah, Kabupaten Mojokerto).Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan case control. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi menggunakan lembar observasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 20 penderita kusta dan diambil sampel sebanyak 19 penderita kusta dan 19 kontrol. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara analitik menggunakan uji chi-square.Hasil analisis bivariat adanya hubungan antara kondisi fisik rumah dan riwayat kontak dengan kejadian kusta yaitu ventilasi (pvalue = 0.003),  kelembaban (pvalue = 0.001), pencahayaan (pvalue = 0.000), kepadatan hunian (pvalue = 0.000), dan riwayat kontak (pvalue = 0.000). Berdasarkan uji statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa terbukti ada hubungan antara ventilasi, kelembaban, pencahayaan, kepadatan hunian, dan riwayat kontak dengan kejadian kusta.Disarankan kepada masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat khususnya dengan membiasakan membuka jendela ketika pagi dan siang hari untuk mencegah terjadinya penularan penyakit kusta.  
PENGARUH POSTUR KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BATU BATA (Studi Kasus di Desa Kasreman Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri Tahun 2021) Sarah Nurizha Aqilla; Setiawan .; Winarko .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 20, No 1 (2022): GEMA Lingkungan Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v20i1.1672

Abstract

The brick industry is an industry where almost all of the processes are done traditionally. Workers' body postures when working are often not ergonomic, so there is a risk of causing muskuloskeletal complaints. This study aims to determine the effect of work posture on musculoskeletal complaints in brick industry workers in Kasreman Village, Kandangan District, Kediri Regency.This type of research is analytic observational with a cross-sectional approach. This study includes a population study with the entire population as a sample of 57 people. Data were collected by observing work postures using the Ovako Working Analysis System (OWAS) method and interviews about musculoskeletal complaints felt by workers using the Nordic Body Map (NBM) questionnaire. The data were analyzed univariately and bivariately with Chi Square test and continued with Fisher's Exact.The results of this study indicate that most of the workers have a high category of work posture, aged 35 years, and have high category of musculoskeletal complaints. Statistical test results show that there is an effect of work posture and age on musculoskeletal complaints in brick industry workers in Kasreman Village, Kandangan District, Kediri Regency in 2021.It is recommended for workers to pay attention to their work postures, adjust work and rest times, and stretch muscles. Industrial owners should pay more attention to workplace conditions, arrange work and rest times, and be able to provide sufficient and shady land to rest.
Daya Proteksi Minyak Biji Ketumbar (Coriandrum sativum L.) dalam Basis Gel Hidroksipropil Metilselulosa sebagai Repelen Aedes aegypti Zefanya M.A.M.P Ogotan; Winarko Winarko; Irwan Sulistio; Rusmiati Rusmiati
ASPIRATOR - Journal of Vector-borne Disease Studies Vol 14 No 1 (2022): Jurnal Aspirator Volume 14 Nomor 1 2022
Publisher : Loka Litbang Kesehatan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.974 KB) | DOI: 10.22435/asp.v14i1.5287

Abstract

Abstrak. Satu upaya pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue adalah dengan mencegah kontak manusia dan vektornya, yaitu Aedes aegypti. Penelitian repelen nyamuk menggunakan bahan aktif dari alam telah banyak dilakukan, contohnya minyak ekstrak biji ketumbar (Coriandrum sativum L.). Akan tetapi, ekstrak murni biji ketumbar mudah menguap dan kurang efektif apabila digunakan secara langsung sebagai repelan Aedes aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variasi konsentrasi gelling agent hidroksipropil metilselulosa (HPMS) terhadap lama waktu perlindungan dan daya proteksi gel minyak biji ketumbar sebagai repelen terhadap Aedes aegypti. Metode penelitian ini adalah eksperimen murni dengan desain posttest-only control group design. Kelompok perlakuan diberi gel minyak biji ketumbar menggunakan konsentrasi HPMS 7,5%; 10%; dan 12,5% dengan 6 kali replikasi. Kelompok kontrol terdiri dari kontrol positif yaitu ekstrak biji ketumbar murni konsentrasi 60% dalam etanol 96% dan kontrol negatif yaitu lengan tanpaolesan apapun. Analisa data menggunakan uji Mann–Whitney dan Kruskal-Wallis dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa HPMS 7,5% memiliki jumlah nyamuk hinggap paling sedikit selama 6 jam pengamatan dengan rerata hinggap 3,2%. Suhu dan kelembaban ruang penelitian homogen. Penambahan HPMS terbukti memberikan peningkatan daya proteksi dan lama perlindungan yang sebelumnya belum maksimal terhadap nyamuk Aedes aegypti. Konsentrasi HPMS 7,5% sesuai standart Komisi Pestisida (1995) dengan rerata daya proteksinya adalah 97% selama 6 jam. Kesimpulan dari penelitian ini adalah gelling agent seperti HPMS dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan daya proteksi selama 6 jam perlindungan.
Gambaran Personal Hygiene dan Sanitasi Industri Rumah Tangga Produksi Tahu di Wilayah Kapas, Kabupaten Bojonegoro Nazahah Hunafa; Narwati Narwati; Winarko Winarko
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13, No 2 (2022): April 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v13i2.1679

Abstract

Personal hygiene of food handlers at tofu production IRTPs in the Cotton Area is known to not use PPE, smoke in the workplace, and pack directly by hand. The purpose of this study was to describe personal hygiene and sanitation for the home industry of tofu production in the Kapas Region, Bojonegoro Regency. This type of research is descriptive, with a population of all home industries producing tofu in the Cotton Region as many as 5 IRTPs. The test parameters were Escherichia coli on the palm swab sample of the handler and MPN Coliform on the tofu soaked water source sample. Data were analyzed descriptively. The results showed that the personal hygiene of the handlers was in sufficient category (47.69%). Industrial sanitation conditions are categorized as sufficient (44%). The swab results of 5 samples of the handlers' palms were all negative for Escherichia coli and the tofu soaking water source did not exceed the maximum limit of the MPN Coliform parameter as many as 3 industries.Keywords: personal hygiene; household food industry sanitation; Escherichia coli; MPN ColiformABSTRAK Personal hygiene penjamah makanan di IRTP produksi tahu di Wilayah Kapas diketahui tidak menggunakan APD, merokok di tempat kerja, dan pengemasan langsung dengan tangan. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan personal hygiene dan sanitasi industri rumah tangga produksi tahu di Wilayah Kapas, Kabupaten Bojonegoro. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, dengan populasi seluruh industri rumah tangga produksi tahu di Wilayah Kapas sejumlah 5 IRTP. Parameter uji berupa Escherichia coli pada sampel swab telapak tangan penjamah dan MPN Coliform pada sampel sumber air rendaman tahu. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa personal hygiene penjamah berkategori cukup (47,69%). Kondisi sanitasi industri berkategori cukup (44%). Hasil swab 5 sampel telapak tangan penjamah seluruhnya adalah negatif Escherichia coli dan sumber air rendaman tahu dalam keadaan tidak melebihi batas maksimum parameter MPN Coliform sebanyak 3 industri.Kata kunci: personal hygiene; sanitasi industri rumah tangga pangan; Escherichia coli; MPN Coliform
Plagiarism and Intellectual Property Rights Heru Santoso Wahito Nugroho; Sanglar Polnok; Suparji Suparji; Winarko Winarko; Tanko Titus Auta; Budi Susatia
Aloha International Journal of Health Advancement (AIJHA) Vol 5, No 3 (2022): March
Publisher : Alliance oh Health Activists (AloHA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/aijha50301

Abstract

Plagiarism is an act intentionally or unintentionally in obtaining or trying to obtain credit or value for a scientific work, in an improper manner, which may be carried out by individuals, groups or institutions. Plagiarism is academic dishonesty so it is an unethical act in carrying out scientific activities. The practice of plagiarism can be suppressed by developing information literacy skills for academics and scientists. Ideally, plagiarism prevention is implemented as an integrated program with other more macro and strategic programs and involves all relevant parties. Keywords: plagiarism; prevention; intellectual property rights
Buang Air Sembarangan dan Stunting Inne Soesanti Soesanti; Dian Shofiya; Winarko Winarko; Mujayanto Mujayanto; Rahmania Rahmania
Media Gizi Indonesia Vol. 17 No. 1SP (2022): Media Gizi Indonesia (National Nutrition Journal) Special Issue: Internation
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgi.v17i1SP.193-199

Abstract

Desa Mergosari, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban mempunyai prevalensi balita stunting sebesar 25,7% pada tahun 2022. Salah satu faktor penyebab stunting adalah rendahnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat di desa mergosari. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Informan dipilih secara purposif. Informan terdiri dari perangkat desa, bidan dan kader Posyandu. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara melalui diskusi kelompok fokus dan observasi terkait penggunaan perilaku hidup bersih dan sehat. Analisa data dilakukan dengan cara triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan masih banyak warga desa yang melakukan buang air besar sembarangan seperti di tanah rerumputan meskipun mereka sudah mempunyai jamban atau closet di rumahnya. Buang air besar di rerumputan sudah dilakukan oleh warga masyarakat sejak dahulu bahkan dari generasi ke generasi. Hal ini menunjukkan perilaku tersebut sudah menjadi budaya. Buang air besar sembarangan dapat mengakibatkan banyaknya lalat dan cacing. Perilaku ini dapat menimbulkan resiko penyakit cacingan terutama jika anak-anak tidak menggunakan alas kaki ketika bermain di rumah serta tidak mencuci tangan dan kaki setelah bermain di luar rumah. Makanan tidak ditutupi oleh tutup saji akan dihinggapi oleh lalat dan dapat mengakibatkan diare. Perilaku buang air besar sembarangan telah menjadi budaya. Rekomendasi bagi pemerintah setempat supaya mengubah perilaku masyarakat untuk tidak melakukan buang air besar sembarangan sebagai upaya pencegahan stunting.
Komitmen Pimpinan Pada Penurunan Stunting Di Kabupaten Tuban Jawa Timur Dian Shofiya; Inne Soesanti; Rachmaniah; Winarko; Mujayanto; Sa’idah Zahrotul Jannah
Media Gizi Indonesia Vol. 17 No. 1SP (2022): Media Gizi Indonesia (National Nutrition Journal) Special Issue: Internation
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgi.v17i1SP.211-214

Abstract

Stunting menyebabkan lemahnya persaingan sumber daya manusia (SDM) suatu negara, karena selain tampilan fisik juga berdampak pada kemampuan kognitif. Hasil SSGI21 menyatakan prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4%. Pemerintah menargetkan prevalensi stunting tahun 2024 menjadi 14%. Untuk mencapai angka tersebut memerlukan komitmen ditingkat pusat sampai dengan desa. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui komitmen pemerintah dan masyarakat desa dalam percepatan penurunan stunting. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Focus Group Discusion merupakan cara pengumpulan data secara kualitatif. Partisipan dalam FGD adalah kepala desa dan pamong desa, bidan desa, bidan Puskesmas, serta anggota TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) di tingkat desa. Penelitian dilakukan di 10 desa lokus stunting di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen pimpinan telah ada tetapi belum operasional. Komitmen pendanaan masih bersifat umum belum focus pada balita stunting dan keluarga beresiko stunting, sangat bergantung pada dana pemerintah pusat dan bersumber pada dana desa yang sangat terbatas berupa pemberian makanan tambahan di posyandu. Sumberdaya manusia telah banyak melakukan kegiatan tetapi belum semua terlibat dalam kegiatan percepatan penurunan stunting, misalnya bisang pendidikan dalam hal ini adalah PAUD. Saran yang dapat diberikan agar pimpinan desa melakukan sosialisasi kepada seluruh tim percepatan penurunan stunting, memfokuskan sekaligus menambah besarnya anggaran untuk balita stunting dan keluarga beresiko stunting dan melibatkan semua komponen masyarakat untuk melakukan percepatan penurunan stunting. Kata kunci : stunting, komitmen pimpinan, dana desa.