Claim Missing Document
Check
Articles

THE FACTORS RELATING TO SELF PROTECTION TOOLS ON THE WORKERS (STUDY IN PT. lAPFA COM FEED INDONESIA TBK, THE DIVISION OF TECHNIQUE AND PRODUCTION) IN 2014 Nita Faradhila Hidayat; Winarko .; Imam Thohari
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 12, No 3 (2014): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v12i3.116

Abstract

PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk is one of the companies that produce animal feed especiallypoultry feed. Conducive factory environment will optimize operational activities of the company. On thecontrary, inconducive surrounding of the company, where there are lacks of safety, distance to sources ofraw material will induce obstruction to the operation and will create loss to the company. Many workers inPT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk who do not wear self protection devices at work, or in the area of thework place. The purpose of this research is to illustrate the factors affecting use of Self Protection devicesat work.This was an observational study. Basedon the time aspect, it was a cross sectional study. Basedon the location this study was classfled as a field research, and considered to be an analytical research tocompare the relationship of variables.Workers who do not wear self Protection devices in PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk of were putunder study and: there were 45,2% workers who do not wear self Protection devices. 40,5% wear itincompletely, and the rest 4,3% wear such devices completely. Results of Chi-Square test indicated thatthere is relationship between knowledge and the use of self protection devices. However, there is norelationship with supervision, training and policy.Workers need to improve their poor habit by complying to the regulation made by the company, orcomply to government polkles which demand workers to wear self protection devices at work. Punishmentshall be given to workers who do not comply to the regulation with regard to the wearing of self protectiondevices at work or in work place area.
TEST OF COPPER WIRE DOSE EFFECTIVENESS ON LARVAL MORTALITY OF Aedes Aegypti MOSQUITO IN 2015 Pristiana Rahayu; Winarko .; Siti Surasri
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 13, No 2 (2015): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v13i2.84

Abstract

Control of Aedes aegypti mosquito population still leaves problem that needs to be addressed. Theuse of copper wire as an alternative of  larvicide has been studied yet it has not shown asatisfactory result. This is study pure experimental research using research design post test only control group designwith larvae of Aedes aegypti third instar as samples. Methods of data analysis were descriptiveanalysis and analytical analysis.Experiment result shows that based on the success criteria for effective control and safe for health,this research has not found an effective dose of copper wire to kill larvae of Aedes aegyptimosquito that is safe for health for the percentage of larval mortality with concentration of 38.7%Cu was still below 2 ppm.It is recommended that governments and communities use and promote copper wire as analternative larvicide for vector eradication of dengue with predetermined limit of use that is safe forhealth. Further research can be also carried out with media source of water and variety of concentration.
PERBEDAAN KEBERADAAN LARVA AEDES AEGYPTI ANTARA RUMAH BUMANTIK DAN NON BUMANTIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANG SEWU SURABAYA 2018 Liana Dewi Wahyuni; Winarko .; Setiawan .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 16, No 2 (2018): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v16i2.826

Abstract

Secara epidemiologi ada tiga faktor yang sering berkontribusi dalam terjadinya penyakit DBD yaitu adanya Host, agent dan environment.Untuk melakukan PSN perlu melibatkan masyarakat yaitu Bumantik. Bumantik  merupakan  petugas yang pemeriksaan jentik yang telah dilatih untuk  melakukan memeriksa keberadaan jentik. Wilayah kerja Puskesmas Pucang Sewu merupakan daerah yang endemis DBD ditunjukkan dengan adanya kasus DBD dalam 3 tahun berturut – turut, dari pengamatan beberapa rumah yang berada di Kelurahan Baratajaya ditemukan larva Aedes aegypti melalui perhitungan ABJ, dari hasil wawancarapun tidak semua responden memahami tentang kegiatan pengendalian PSN. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan keberadaan larva Aedes aegypti antara rumah bumantik dan non bumantik di wilayah kerja Puskesmas Pucang Sewu SurabayaPenelitian ini termasuk dalam jenis penelitian obeservasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan quota sampling dengan sampel masing – masing 30 rumah bumantik dan rumah non bumantik, menggunakan uji Independent T Test dan Chi square.          Hasil penelitian menunjukkan bahwa,terdapat perbedaan keberadaan larva Aedes aegypti antara bumantik dan non bumantik dilihat dari nilai p = 0,229 (p 0,05) keberadaan larva positif lebih besar terdapat pada bumantik dari pada non bumantik. Hendaknya bumantik dapat meningkatkan kesadaran dalam kegiatan PSN sehingga pengetahuan dan sikapnyang baik dapat sejalan dengan tindakan yang baik pula Kata Kunci : Bumantik, Non – Bumantik, Jentik
DAYA PREDASI IKAN CUPANG (Betta splendens) DAN IKAN PLATI PEDANG (Xyphophorus Helleri) TERHADAP LARVA NYAMUK Aedes aegypti Fathul Alim; Winarko .; Ernita Sari
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 18, No 1 (2020): GEMA Lingkungan Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v18i1.1123

Abstract

Ikan cupang sudah terbukti sebagai pemangsa jentik aedes aegypti atau ikan bersifat karnivora yang memakan hampir semua binatang kecil yang hidup di air. Sedangkan di tempat-tempat budidaya, beberapa pakan alami yang umumnya diberikan yaitu daphnia, moina dan cacing Tubifek. Ikan cupang juga diketahui merupakan salah satu ikan predator jentik nyamuk. Ikan plati pedang termasuk ikan omnivora, tetapi lebih cenderung menyukai makanan dari tumbuh-tumbuhan. Makanan harus tersedia sejak fase larva, oleh karena itu kebanyakan pembudidaya ikan terlebih dahulu telah menyediakan atau melakukan kultur pakan alami sebelum memijahkan ikan. Menurut penelitian terdahulu ikan Xyphophorus Helleri (ikan plati pedang) dengan ukuran kira-kira 2 cm dalam waktu 1 hari dapat memangsa larva atau jentik nyamuk mencapai 116 ekor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan  daya predasi  ikan cupang (Betta sp.) dan ikan plati pedang (xyphophorus Helleri) terhadap larva nyamuk Aedes aegypti.Jenis penelitian ini adalah  eksperimen murni yang dilaksanakan di lab. entomologi dengan desain one shoot chase study. Subyek penelitian adalah larva nyamuk Aedes aegypti instar III, ikan cupang dan plati pedang masing-masing replikasi sebanyak 16 kali. Setiap waktu pengamatan  menggunakan larva instar III sebanyak 25 ekor. Pengamatan dilakukan selama 1 jam. Analisis data menggunakan independent samples test. Kriteria uji Independent Samples Test : jika nilai p value 0.000, membuktikan adanya perbedaan yang bermakna antara daya predator ikan cupang (Betta sp.) dengan ikan plati pedang (xyphophorus Helleri) terhadap larva nyamuk Aedes aegypti dan sebaliknya.Hasil penelitian menunjukan bahwa daya predasi ikan cupang dan plati pedang dalam waktu 1 jam sudah habis memangsa semua larva jentik dengan persentase 100%, sehingga dapat disimpulkan bahwa ikan Cupang dan ikan Plati Pedang selama kurun waktu 1 jam mampu memangsa larva Aedes aegypti 100%Disarankan kepada Dinas Kesehatan dan masyarakat menggunakan ikan Plati Pedang sebagai pemberantasan Vektor Aedes aegypti secara biologis melalui larvanya dan bagi penelitian lain perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahu kecepatan daya predasi. Kata Kunci: daya predasi ikan cupang (Betta sp.), ikan plati pedang (xyphophorus Helleri), larva nyamuk Aedes aegypti.  
HUBUNGAN PERILAKU PEKERJA DALAM MENGGUNAKAN APD MASKER TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT ISPA DI INDUSTRI MEUBEL (Studi Kasus UPT. Pasar Meubel Bukir, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan) TUTUT MUHIMAURO; IMAM THOHARI; WINARKO .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 19, No 1 (2021): GEMA Lingkungan Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v19i1.1402

Abstract

ABSTRAKInfeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit dengan jumlah penderita terbanyak di Kota Pasuruan. Berdasarkan data dari DINKES Kota Pasuruan kasus ISPA tahun 2017 tercatat 55.420 kasus dengan jumlah penderita tertinggi di Kecamatan Gadingrejo sebesar 8.828 kasus (Puskesmas Gadingrejo), yang merupakan kawasan industri meubel terbesar di Kota Pasuruan. Industri meubel berpotensi besar terhadap kejadian ISPA karena produksinya yang menghasilkan debu kayu didukung oleh perilaku pekerja dalam menggunakan APD masker. Tujuan dari penelitian untuk menganalisis hubungan perilaku pekerja dalam penerapan APD masker terhadap kejadian penyakit ISPA di industri meubel.Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada responden. Populasi dalam penelitian ini yaitu pekerja bagian produksi di Industri Meubel Bukir sebanyak 74 pekerja dengan jumlah sampel sebanyak 62 pekerja. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Chi-Square melalui aplikasi SPSS.Hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara perilaku pekerja meliputi aspek pengetahuan dengan kejadian ISPA (p-value = 6,289), sikap pekerja dengan kejadian ISPA (p-value = 22,714) dan tindakan pekerja dengan kejadian ISPA (p-value = 11,182). Hal ini juga dapat dikarenakan adanya faktor pendukung kejadian ISPA seperti kebiasaan pekerja.Disarankan kepada pihak pengelola industri untuk adanya program bagi pekerja bagian produksi seperti diberlakukannya SOP kerja, pemeriksaan kesehatan pekerja rutin 6 bulan sekali, penyuluhan dan pelatihan terkait penggunaan APD masker bekerjasama dengan petugas pelayanan kesehatan terdekat, serta penyediaan APD masker dalam rangka mengurangi penyakit akibat kerja khususnya kejadian ISPA di industri meubel. Kata kunci: Industri Meubel, Kejadian ISPA, Perilaku Pekerja Menggunakan APD Masker
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERANTASAN DBD (Studi Di Wilayah Puskesmas Putat Jaya Kecamatan Sawahan Kota Surabaya Tahun 2016) Wahyu Sulistyorini Wilujeng; Winarko .; Sudjarwo .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 15, No 1 (2017): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v15i1.574

Abstract

ABSTRACTDengue Haemarogic Fever (DHF) is most popular disease in this society, this disease may attack all peopleand result in death in relatively short time. In 2015, number of cases in Putat Jaya local government clinic districtSawahan Surabaya City in January-September are 42. Dengue Haemorogic fever control program should be doneby all people, not only Public Health Office, clinic but also all people, because Dengue Fever can be reduced byDengue Fever eradication. Aim of this research is evaluating the implementation of dengue haemorhagic fevercontrol program in local government clinic Putat Jaya District Sawahan in 2016.This is descriptive research, data was collected by interview and document tracking. Sample is from healthworkers and the people which was taken randomly as many as 30 people and analyzed descriptively.Based on research result, eradication activities, larvicides routine inspection, periodic inspection of larva.Aedes aegypti mosquito control have been done although it has not been thoroughly, while fogging activities infocus area has already been implemented. Number of mosquito-free for the last 3 years ≤ 95%, and not inaccordance with the requirements.Suggestions for sanitarian Putat Jaya to provide, watch, supervise and nurture a cadre of locals to carry outtheir duties and responsibilities, and to society more active in conducting control of dengue haemorogic fever,because to get the expected results, activities to eradicate dengue haemorigic fever must be donesimultaneously and continously.Keywords : Evaluation Control Program and Dengue Haemorigic Fever
KEJADIAN SKABIES DI LINGKUNGAN PONDOK SOSIAL KEPUTIH SURABAYA TAHUN 2016 Ratri Dewi Puspa Ningrum; Rusmiati .; Winarko .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 14, No 3 (2016): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v14i3.253

Abstract

Scabies is a skin disease caused by Sarcoptes scabei mite. 112 female occupants of Liponsos Keputih suffer from scabies. This study aims to determine the relationship between personal hygiene behavior with scabies incident in  Liponsos of  Keputih,  Surabaya 2016. This research was conducted by analytical method and categorized as research. The population in this study were residents of female occupant. 82 occupants were chosen as  sample by systematic sampling technique. Data collection using questionnaire- sheet, observation sheets, and measurement. This study shows that there was a relationship between personal hygiene behavior and scabies incidence in  Liponsos of  Keputih,  Surabaya. It is advised for the management of Liponsos Keputih to improve sanitation and conduct counseling or distribute of leaflets on scabies. Keywords : Scabies Cases, Personal Hygiene Behavior, environmental Sanitation.
KUALITAS BAKTERIOLOGIS PERALATAN MAKAN DAN PERILAKU PEDAGANG KAKI LIMA DI SENTRA WISATA JAMBANGAN SURABAYA TAHUN 2016 Emmy Laskar Pratiwi; Umi Rahayu; Winarko .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 14, No 2 (2016): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v14i2.244

Abstract

Food safety is an effort to control the risk factors of contaminations on food both come from food ingredients, people, places and equipment in order to be safe to consume. The purpose of this study was to determine the Behavior of sidewalk merchants and the bacteriological quality of eating equipments in the Jambangan Tourism Center of Surabaya City. This research is descriptive research with cross sectional approach. Data collection was by means of observation, interviews and laboratory tests. Total sample of 20 merchants. Data were analyzed descriptively in narrative form and tables. The results of research showed that the behavior of the food and drink merchants in the Jambangan Sidewalk Merchants Tourism Center of Surabaya as much as 75% behave good and 25% behave reasonably. The wipe test results of eating equipments in parameter Escherichia coli if compared with the Decree of Indonesian Health Ministry No. 1098/Menkes/VI/2003 showed that there are two stands positive Escherichia coli. It can be concluded that from the 20 merchants surveyed, 15 merchants (75%) behave well, five traders (25%) behave fairly and on wipe examination of eating tools there are 2 stands positive Escherichia coli. It is recommended in order that merchants apply the personal hygiene and provide 3 sinks for equipments and at drying use a clean cloth specifically for eating and drinking tools. Keywords   : Merchant behavior, bacteriological quality, tool wipe
PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR KEBISINGAN DI AREA FABRIKASI BAJA GRESIK TAHUN 2020 Rohmatul Ummah; Winarko .; Rusmiati .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 19, No 2 (2021): GEMA Lingkungan Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v19i2.1533

Abstract

Kebisingan sebagai suara yang tidak dikehendaki bersumber proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (auditory) dan gangguan non pendengaran (non auditory). Gangguan non pendengaran (non auditory) salah satunya berupa peningkatan sistem kardiovaskuler yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah sistole dan diastole. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tekanan darah pekerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan di area fabrikasi baja Gresik.Rancang bangun penelitian ini termasuk jenis observasional dengan pendekatan waktu pengumpulann dilakukan secara cross sectional. Besar sampel sebanyak 28 pekerja diambail secara random dari 30 pekerja. Data dikupulkan melalui observasi, wawancara dan pengukuran Data yang yang terkumpul diolah dan dianalisis menggunakan program SPSS melalui uji T (Paired Sample T-Test) alpha 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas kebisingan di area fabrikasi baja melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yaitu sebesar 85 dBA, ada perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sistole dan diastole sebelum terpapar kebisingan dengan tekanan darah sistole dan diastole sesudah terpapar kebisingan dengan nilai nilai P = 0,000 (P 0,05) dan secara diskriptif tekanan darah tidak memenuhi syarat dipengaruhi oleh umur dan masa kerja, sedangkan kebiasaan kebiasaan merokok dan minuman beralkohol tidak berpengaruh.     Disarankan kepada perusahaan untuk melakukan pengendalian sumber kebisingan dan mewanjibkankan penggunaan Alat Pelindung Diri  serta memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada tenaga kerja mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, mengingat tingkat kesadaran tenaga kerja mengenai pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang.
PENGARUH POSTUR KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL Miftahul Hasanah; Winarko .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 17, No 1 (2019): GEMA Lingkungan Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v17i1.1047

Abstract

Posisi kerja yang tidak tepat menyebabkan gangguan otot dan memberikan beban kerja. Ada banyak faktor yang menyebabkan gangguan muskuloskeletal pada pekerja salah satunya adalah postur tubuh. Postur tubuh adalah salah satu faktor potensial penyebab gangguan muskuloskeletal pada pekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh postur kerja pada gangguan muskuloskeletal pada pekerja bagian Konstruksi Hull di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero).Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Prosedur pengumpulan data akan dilakukan dengan mengamati pekerjaan pekerja, mewawancarai pekerja tentang gangguan muskuloskeletal menggunakan kuesioner Nordic Body Maps (NBM) dan penilaian postur kerja menggunakan metode Ovako Working Analysis System (OWAS). Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 pekerja bagian Konstruksi Hull. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Data yang terkumpul akan dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji statistik yaitu chi square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja usia lebih dari 35 tahun (88%), memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun (88%), memiliki kebiasaan merokok sedang (60%), memiliki postur kerja dengan kategori sedang (58%), dan memiliki gangguan muskuloskeletal sedang (66%). Ada korelasi yang signifikan antara postur kerja (p = 0,00), usia (p = 0,00), masa kerja (p = 0,00) pada gangguan muskuloskeletal. Tidak ada efek merokok (p = 1,00) pada gangguan muskuloskeletal.Dianjurkan agar perusahaan memberikan istirahat pendek (5-10 menit), memberikan dukungan kembali, rotasi pekerjaan dan pemeriksaan medis yang berkaitan dengan kondisi otot dan tulang untuk meminimalkan gangguan muskuloskeletal. Para pekerja disarankan untuk pelatihan tentang ergonomis terutama gangguan muskuloskeletal dan peregangan sebelum melakukan aktivitas kerja. Kata Kunci: Postur Kerja, Muskuloskeletal, Pekerja