Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

DEPOSISI P TULANG AYAM BROILER DIBERI RANSUM DENGAN PENAMBAHAN ENZIM FITASE PADA KADAR PROTEIN BERBEDA Setiawati, Datik; Sukamto, Bambang; Wahyuni, Hanny Indrat
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui efisiensi penggunaan enzim fitase pada taraf protein ransum yang tepat untuk meningkatkan pemanfaatan P pada ayam broiler. Perlakuan dimulai umur 8 hari dengan rerata bobot awal 104,16±13,16g, dipelihara dalam 16 unit percobaan. Masing-masing unit terdiri dari 8 ekor. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu T0 (ransum protein 23%), T1 (ransum protein 21% + enzim fitase 1000 FTU), T2 (ransum protein 23% + enzim fitase 1000 FTU), T3 (ransum protein 23% + tepung tulang 1%) dan 4 ulangan. Parameter yang diamati adalah konsumsi P, retensi P, serta massa P tulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan enzim fitase dalam ransum berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi P, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap retensi P, koefisien retensi P, kandungan P tulang, dan massa P tulang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan enzim fitase pada ransum protein rendah memberikan hasil penyerapan nutrien yang sama dengan ransum berprotein tinggi.
PENGARUH PENAMBAHAN BAKTERI ASAM LAKTAT DAN VITAMIN E DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN, RETENSI KALSIUM DAN FOSFOR PADA AYAM KEDU Makrifah, Leily Chusnul; Wahyuni, Hanny Indrat; Tristiarti, Tristiarti
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 3 (2013): Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.193 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bakteri asam laktat (BAL) dan vitamin E terhadap kecernaan protein, retensi kalsium dan fosfor pada ayam kedu. Materi menggunakan 20 ekor ayam kedu jantan dan 100 ekor ayam kedu betina masing-masing berumur 1 tahun. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, setiap ulangan terdiri 5 ekor betina dan 1 ekor jantan. Perlakuan yang diterapkan adalah T0 = ransum basal; T1 = ransum + vitamin E 20 IU/100 g; T2 = ransum basal + BAL 0,6 ml dan T3 = ransum basal + vitamin E 20 IU/100 g + BAL 0,6 ml. Parameter yang diukur adalah kecernaan protein, retensi kalsium dan posphor. Data dianalisis menggunakan uji Ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan BAL, vitamin E dan kombinasi keduanya dalam ransum tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kecernaan protein, retensi kalsium dan fosfor. Simpulan penelitian bahwa penambahan BAL sebanyak 0,6 ml dan vitamin E sebanyak 20 IU/100 g serta kombinasinya dalam ransum belum dapat meningkatkan kecernaan protein, retensi kalsium dan posphor.
FERTILITAS TELUR DAN MORTALITAS EMBRIO AYAM KEDU PEBIBIT YANG DIBERI RANSUM DENGAN PENINGKATAN NUTRIEN DAN TAMBAHAN Sacharomyces cerevisiae Suryani, Nining; Suthama, Nyoman; Wahyuni, Hanny Indrat
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.891 KB)

Abstract

ABSTRACT The study aimed to assess the effect increased with the addition of nutrient rations Saccharomyces cerevisiae as a source of pre-probiotics on fertility and embryonic mortality of breeder kedu hen. The materials in use are 90 black kedu chickens in a year production period with weight 1636,13 g 109, 51 for females and 1850,54 g  120,89 for males, and yeast breads (fermipan) as a source of S. cerevisiae. The ration consists of corn, concentrate, premix, rice bran, fish flour, soybean meal, lime, and shell flour. The design of experiment that is used is complete randomized design (CRD) 2x3 factorial with 3 replications. The first factor is the type of breeder ration (R1) and improved ration (R2), the second factor is the level of addition of yeast bread of 0% (S0), 2% (S1) and 4% (S2) of the ration given. The result of this research showed that there was no interaction (P>0,05) between the ration improvement and the level of yeast nread to the value of ration consumption of breeder’s kedu chicken for eggs fertility and embryo mortility. The addition of yeast bread factor significantly increase egg fertility and reduce embryo mortality, especially the addition of 2% (S1) than unleavened bread (S0) and the addition of 4% (S2). Based on the results, it can be concluded that administration of yeast as much as 2% can improve fertility by reduce embryo mortality in breeder kedu chickens.   Key words: Kedu hen, Saccharomyces cerevisiae, fertility and embryonic mortality.   ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengkaji akibat peningkatan nutrien ransum disertai penambahan S. cerevisiae sebagai sumber pre-probiotik terhadap fertlititas dan mortalitas embrio ayam kedu pebibit. Materi yang digunakan adalah 90 ekor ayam kedu hitam periode produksi  umur 1 tahun dengan bobot badan pada betina 1636,13 g ± 109,51 dan pada jantan 1850,54 g ± 120,89, ragi roti (fermipan) sebagai sumber S. cereviciae, ransum terdiri dari jagung, konsentrat, premix, dedak padi, tepung ikan, bungkil kedelai, kapur, dan tepung kulit kerang. Penelitian  menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2x3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah jenis ransum peternak (R1) dan ransum perbaikan (R2), faktor kedua adalah level penambahan ragi roti yaitu 0% (S0), 2% (S1) dan 4% (S2) dari ransum yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi (P>0,05) antara perbaikan ransum dan level ragi roti terhadap nilai konsumsi ransum ayam Kedu pebibit baik terhadap fertilitas telur maupunn mortalitas embrio. Faktor penambahan ragi roti nyata meningkatkan fertlititas telur dan menurunkan mortalitas embrio terutama penambahan 2% (S1) dibandingkan tanpa ragi roti (S0) dan penambahan 4% (S2). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian ragi roti sebanyak 2% dapat meningkatkan fertilitas dengan penurunan angka mortalitas embrio pada  ayam Kedu pebibit.   Kata kunci: ayam kedu, Saccharomyces cerevisiae, fertilitas dan mortalitas embrio
MASSA KALSIUM DAN PROTEIN DAGING PADA AYAM ARAB PETELUR YANG DIBERI RANSUM MENGGUNAKAN Azolla microphylla Maharani, Putri; Suthama, Nyoman; Wahyuni, Hanny Indrat
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 1 (2013): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.894 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Azolla microphylla dalam ransum ayam Arab petelur terhadap massa kalsium dan protein daging. Manfaat penelitian dapat memberikan informasi mengenai pemanfaatan A. microphylla sebagai bahan ransum ayam Arab petelur. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian A. microphylla level berbeda (0%, 3%, 6% dan 9%). Parameter yang diamati adalah massa kalsium daging, massa protein daging, dan produksi telur. Materi yang digunakan adalah 80 ekor ayam Arab petelur (umur ± 9 bulan) dengan rata-rata bobot badan 1125±124,52g. Penyusunan ransum perlakuan menggunakan prinsip iso protein dan iso energi. Massa kalsium dan protein daging diukur dari sampel daging yang diambil dua kali yaitu penyembelihan setelah 4 dan 8 minggu perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian A. microphylla sampai level 6% setelah 8 minggu perlakuan dapat memperbaiki kemampuan deposisi protein yang dinyatakan sebagai massa protein daging.Kata kunci : ayam Arab petelur, A. microphylla, massa kalsium daging, massa protein daging. ABSTRACT The study aims to determine the effect of A. microphylla in Arabic layer rations on meat calcium mass and meat protein mass. The benefits of research can provide information on the utilization of A. microphylla as a Arabic layer. This research used completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 5 replications. The treatment given is the gift of A. microphylla different levels (0%, 3%, 6% and 9%). Parameters measured were meat calcium mass, meat protein mass, and hen day production. The materials used are 80 Arabic layers (age ± 9 months) with average weight at 1125±124,52g. The making of ration is based on iso protein and iso energy principle. Meat calcium mass and meat protein mass was measured from meat sample which is taken twice at 4 and 8 weeks after the treatment has been implemented. The results showed that combining the A. microphylla into the ration up to level 6% after 8 weeks of treatment could improve protein deposition ability which stated at meat protein mass.Keywords: Arabic layer, Azolla microphylla, meat calcium mass, meat protein mass.
DEPOSISI KALSIUM DAN PHOSPHOR PADA CANGKANG TELUR AYAM ARAB DENGAN PEMBERIAN BERBAGAI LEVEL AZOLLA MICROPHYLLA Wulandari, Eudia Christina; Murningsih, Wisnu; Wahyuni, Hanny Indrat
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 1 (2012): Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.439 KB)

Abstract

Abstract Azolla microphylla is one of aquatic plants that rich of protein, calcium and phosphorus. One of effect of fed various levels Azolla microphylla is increase for calcium and phosphorus intake. Intake of calcium and phosphorus can improve quality of eggshell. Eighty birds laying of Arab hens with average body weight of ± 1,25 kg were used as the experimental animals in the present of study. There were 4 treatments based on the different ratio of Azolla microphylla, 0%, 3%, 6%, and 9%. The experiment was assigned in a completely randomized designed (CRD) with 5 replicates (4 birds each). Parameters observed were feed consumption, calcium consumption, phosphorus consumption, calcium retention, phosphorus retention. The result indicated that different levels of Azolla microphylla significantly (P<0,05) affect to calcium consumption, phosphorus consumption, calcium retention, phosphorus retention, and mass of calcium and phosphor eggshell. Ration with ratio of 6% Azolla microphylla is the best category of dietary calcium and phosphorus sources because ratio of 6% Azolla microphylla supplied the highest of calcium and phosphorus.Abstrak Azolla microphylla merupakan salah satu jenis tanaman air yang kandungan protein, kalsium, dan phosphornya sangat tinggi. Salah satu efek pemberianberbagai level Azolla microphylla adalah meningkatkan penggunaan kalsium dan phosphor. Peningkatan pemanfaatan kalsium dan phosphor ini dapat mendukung kualitas cangkang telur. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 80 ekor ayam Arab dengan rata-rata bobot badan 1,25 kg. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan setiap unit percobaan terdiri dari 4 ekor. Paremeter yang diambil adalah konsumsi ransum, konsumsi kalsium dan phosphor, retensi kalsium dan phosphor, dan massa kalsium dan phosphor cangkang telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi kalsium dan phosphor, retensi kalsium dan phosphor, serta bobot cangkang telur tetapi tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi ransum, dan massa kalsium dan phosphor cangkang telur. Penggunaan Azolla microphylla yang optimal ditemukan pada ransum dengan menggunakan Azolla microphylla 6%.
RASIO HETEROFIL LIMFOSIT DAN BOBOT RELATIF BURSA FABRISIUS AKIBAT KOMBINASI LAMA PENCAHAYAAN DAN PEMBERIAN PORSI RANSUM BERBEDA PADA AYAM BROILER Apriliyani, Fitri; Suthama, Nyoman; Wahyuni, Hanny Indrat
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 1 (2013): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.911 KB)

Abstract

ABSTRACT The study aimed to determine the effect of different lighting duration and feeding portion in broiler chickens on lymphocytes heterophile ratio (H / L) and bursa fabrisius relative weights and daily weight gain (DWG). Completely randomized design of split plot 2 x 3 arrangement was used in this research. Each treatment was replicated 5 times. Lighting duration as main plot and the sub plot was feeding portion. Twenty chickens were used as a control group and to distinguish between the treatment and the control group, was used. Parameters observed include H/L ratio, bursa fabrisius relative weight, DWG. Day old chick strain CP 707 as many as 320 heads, commercial rations and drinking water, medicines and vitamins. The results showed that there was no interaction (P> 0.05) between feeding portion and different lighting duration on H/L ratio, bursa fabrisius relative weight and daily body weight gain in broiler chickens. Old lighting real erpenaruh to value H / L ratio, bursa fabrisius relative weight and DWG. All parameter observed were significantly better than the control group. The conclusion was that intermittent lighting yielded H/L ratio, and the bursa fabrisius relative weight and DWG.Keywords: broilers chicken; feeding portion; lighting duration; heterophile lymphocyte ratio; bursa fabrisius.ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi pemberian porsi ransum dan lama pencahayaan berbeda pada ayam broiler terhadap daya tahan tubuh berdasarkan rasio heterofil limfosit (H/L) dan bobot relatif bursa fabrisius dan pertambahan bobot badan harian (PBBH). Rancangan acak lengkap (RAL) split plot 2 x 3 digunakan dalam penelitian ini dan setiap perlakuan diulang 5 kali. Lama pencahayaan sebagai main plot dan porsi ransum sebagai sub plot.. Dua puluh ekor anak ayam disediakan sebagai kontrol dan untuk membedakan antara perlakuan terhadap kontrol digunakan t-test. Parameter yang diamati meliputi rasio H/L, bobot relatif bursa fabrisius, pertumbuhan bobot badan harian (PBBH). Materi yang digunakan adalah ayam broiler day old chick (DOC) strain CP 707 sebanyak 320 ekor, ransum komersial dan air minum, obat dan vitamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi (P>0,05) antara porsi ransum dan lama pencahayaan berbeda terhadap rasio H/L, bobot relatif bursa fabrisius dan pertambahan bobot badan harian pada ayam broiler. Semua parameter yang diamati secara signifikan lebih baik daripada kelompok control. Kesimpulan bahwa pencahayaan berselang menghasilkan rasio H/L, bobot relative bursa fabrisius dan PBBH lebih baik.Kata Kunci : Ayam broiler; porsi ransum; lama pencahayaan; rasio heterofil limfosit; bursa fabrisius.
PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH PABRIK PAKAN (PAKAN CECERAN) YANG DIFERMENTASI DENGAN STARTER FUNGSIONAL TERHADAP PROFIL KOLESTEROL PADA AYAM BROILER (The Effect of Waste Poultry Feeds (Scattered Feed) that was Fermented with Fungsional starteron Cholesterol Pr Fajrina, Ishmah Tri; Sumarsih, Sri; Wahyuni, Hanny Indrat
Animal Agriculture Journal Vol 3, No 3 (2014): Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.401 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian bertujuan mengkaji pengaruh pemberian limbah pabrik pakan (pakan ceceran) yang difermentasi dengan starter fungsional (terdiri dari ekstrak limbah sayur fermentasi, cairan rumen, pollard dan akuades disebut juga starfungs) terhadap profil kolesterol pada ayam broiler.Materi yang digunakan adalah 105 ekor day old chick (DOC) ayam broiler, pakan limbah pabrik pakan, pakan komersial BR11 dan ‘starfungs’. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu 3 perlakuan dengan 7 ulangan.Perlakuan  yang digunakan yaitu T0 = pakan komersil, T1 = pakan tanpa fermentasi dan T2 = pakan fermentasi. Parameter yang diamati meliputi: total kolesterol, low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL) darah ayam broiler. Analisis data yang digunakan adalah analisis ragam dan uji jarak berganda Duncan (UJBD).Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh nyata pemberian pakan fermentasi limbah pabrik pakan terhadap kadar kolesterol, LDL dan HDL darah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian limbah pabrik pakan yang difermentasi dengan ‘starfungs’ tidak memberikan pengaruh terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilihat dari kadar kolesterol, LDL dan HDL.Kata Kunci: limbah pabrik pakan fermentasi (pakan ceceran); ayam broiler; kolesterol; LDL dan HDL ABSTRACT The research was aimed to study the effect of waste poultry feeds (scattered feed) that was fermented with fungsional starter (that contain extarct of fermented vegetable waste, rumen fluid, pollard and aquades also called starfungs) on cholesterol profile in broiler chickens. The material used was 105 day old broiler chick (DOC), waste poultry feeds, commercial feed BR11 and 'starfungs'. A completely randomized design (CRD) was applied with 3 treatments and 7 replications of each treatment. The treatments measured were commercial feed (T0), feed unfermented (T1) and fermented feed (T2). The parameters observed were: total cholesterol, low density lipoprotein (LDL) and high density lipoprotein (HDL) on broiler blood. Analysis of variance and Duncan multiple range test (DMRT) were used to analysis data. The results of the research showed that there was no significant effect of feeding fermented waste poultry feeds on blood cholesterol levels, LDL and HDL. The conclusion was that waste poultry feeds fermented with starfungs had no effect on blood cholesterol profile of broiler that could be seen on the level cholesterol, LDL and HDL.Keywords: waste poultry feeds (scattered feed); broiler chicken; cholesterol; LDL and HDL
PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN A DAN E DALAM RANSUM TERHADAP DAYA TUNAS, DAYA TETAS, BOBOT TETAS DAN DAYA HIDUP DOC AYAM KEDU HITAM YANG DIPELIHARA IN SITU Pratiwi, Rosita Nor; Wahyuni, Hanny Indrat; Murningsih, Wisnu
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 1 (2013): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.237 KB)

Abstract

ABSTRAK The research aimed to examine the effect of vitamin A and E in the diet on the fertility, hatchability, hatching weight and Day Old Chicken (DOC) viability of kedu black chicken reared in situ. This research used 20 males and 100 females kedu black chicken, around 1 years old with average body weight of 2071.43 ± 41.03 kg and 1540,83±46,58kg, respectively. Completely Randomized Design (CRD) was used with 4 treatments and 5 replications. The treatments applied were T0 = basal diet, T1 = basal diet + vitamin E 20IU/100g, T2 = basal diet + vitamin A 2000IU/100g, T3 = basal diet + vitamin A 2000IU + vitamin E 20IU/100g. Basal diet was formulated with energy metabolism (EM) of = 2687,75 kkal/kg, crude protein (CP) = 17,62%, 12,68% crude fiber (CF), 3,66% ekstract eter (EE), Ca = 2,78%, P = 0,82%, vitamin A = 58333,33 IU/100gr, vitamin E = 2,05 IU/100gr. Parameters measured were fertility, hatchability, hatching weight, and DOC viability of kedu black chicken. The results showed that the addition of vitamin A and vitamin E in the diet did not significantly affect fertility, hatchability, hatching weight and DOC viability of kedu black chicken. The conclusion of this research was that addition of 2000 IU/100gr vitamin A dan 20 IU/100gr vitamin E and their combinations in the diet was not yet able to increase the fertility, hatchability, hatching weight and DOC viability of kedu black chicken.Keywords : kedu black chicken, vitamin A, vitamin E, fertility, hatchability, hatching weight.ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian vitamin A dan E dalam ransum terhadap daya tunas, daya tetas, bobot tetas dan daya hidup Day Old Chicken (DOC) ayam kedu hitam yang dipelihara in situ. Penelitian menggunakan 20 ekor pejantan dan 100 ekor betina ayam kedu hitam umur ± 1 tahun dengan bobot badan 2071,43±41,03kg dan 1540,83±46,58kg. Penelitian disusun dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah T0 = ransum basal, T1 = ransum basal+ vitamin E 20IU/100g, T2 = ransum basal+ vitamin A 2000IU/100g, T3 = ransum basal + vitamin A 2000IU + vitamin E 20IU/100g. Ransum basal disusun dengan kandungan EM = 2687,75 kkal/kg, PK = 17,62%, SK = 12,68%, LK = 3,66%, Ca = 2,78%, P = 0,82%, vitamin A = 58333,33 IU/100gr, vitamin E = 2,05 IU/100gr. Parameter yang diamati adalah daya tunas, daya tetas, bobot tetas, dan daya hidup DOC ayam kedu hitam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan vitamin A dan vitamin E pada ransum tidak berpengaruh nyata terhadap daya tunas, daya tetas, bobot tetas dan daya hidup DOC ayam kedu hitam. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan vitamin A sebesar 2000 IU/100gr ransum dan vitamin E sebesar 20 IU/100gr ransum serta kombinasinya dalam ransum belum dapat meningkatkan daya tunas, daya tetas, bobot tetas dan daya hidup DOC ayam kedu hitam.Kata Kunci : ayam kedu hitam, vitamin A, vitamin E, daya tunas, daya tetas, bobot tetas.
PENINGKATAN KUALITAS RANSUM YANG DITAMBAH CAMPURAN HERBAL KAITANNYA DENGAN FERTILITAS TELUR DAN MORTALITAS EMBRIO PADA AYAM KEDU PEBIBIT Edi, Joshapat Nursasongko; Wahyuni, Hanny Indrat; Suthama, Nyoman
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 1 (2013): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.552 KB)

Abstract

ABSTRACT The aim of the research was to assess the effect of improving dietary of nutriens and adding herbal mixture of noni, gotu kola and turmeric in the ration on fertility and embryos mortality breeder kedu chicken. Seventy two heads of one-year-old black kedu hens with average body weight of 1614 ± 124g and 18 cocks with average body weight of 1897 ± 151g were used in this research. Feed stuffs used were as follows yellow corn, soybean meal, fish meal, rice bran, flour skin shells, limestone (CaCO3), concentrates CP 124 and mineral premix. The research used completely randomized design (CRD) in 2x3 factorial patterns with 3 replications. The first factors were the type of ration namely farmer formulated (R1) and improved ration (R2). The second factors were the level of mixture 0% that is (H0), 4% (H4) and 8% (H8). The result shows that there was no interaction (P> 0.05) between the type of ration and the level of herbal mixture on feed consumption, fertility, embryo mortality as well as Hen Day Production (HDP). Nutrient differences of the ration effected (P <0.05) feed consumption and mortality of embryos, but it was not affect on fertility and HDP. The level of herbal mixture effected (P <0.05) feed consumption, but not on fertility, embryo mortality and HDP. The conclusions was 4% level of herbs mixture was the best level added to the ration since it enhanced fertility and depressed embryo mortality despite increased feed consumption.Keywords: kedu hens, herbs, fertility, embryoABSTRAKPenelitian bertujuan mengkaji pengaruh peningkatan kualitas nutrien ransum dan penambahan herbal campuran mengkudu, pegagan dan kunyit dalam ransum terhadap fertilitas dan mortalitas embrio ayam kedu pebibit. Ternak penelitian adalah ayam kedu hitam umur 1 tahun sebanyak 72 ekor betina dengan bobot badan rata-rata 1614 ± 124g dan 18 ekor jantan dengan bobot badan rata-rata 1897 ± 151g, jagung kuning, bungkil kedelai, tepung ikan, dedak padi, tepung kulit kerang, kapur (CaCO3), konsentrat CP 124 dan premix mineral. Alat yang digunakan adalah tempat ransum dan minum, timbangan analitis kapasitas 3 kg dengan ketelitian 1 g dan termometer. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2x3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah jenis ransum peternak (R1) dan ransum perbaikan (R2), faktor kedua adalah level campuran herbal 0% (H0), 4% (H4) dan 8% (H8) dalam komposisi 100% ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi yang nyata (P>0,05) antara jenis ransum dan level herbal terhadap konsumsi ransum, fertilitas, mortalitas embrio dan HDP ayam Kedu. Pemberian ransum berbeda formula berpengaruh (P<0,05) terhadap konsumsi ransum dan mortalitas embrio, tetapi tidak terhadap fertilitas dan HDP. Penambahan level herbal berpengaruh (P<0,05) terhadap konsumsi ransum, namun tidak terhadap fertilitas, mortalitas embrio dan HDP. Simpulan dari penelitian bahwa penambahan herbal 4% menunjukkan hasil terbaik dilihat dari peningkatan fertilitas dan penurunan mortalitas embrio meskipun terjadi peningkatan konsumsi.Kata kunci: ayam kedu, herbal, fertilitas, embrio
BOBOT RELATIF ORGAN PENCERNAAN AYAM KEDU PETELUR DIBERI RANSUM DENGAN BERBAGAI LEVEL PROTEIN Naufa, Ahmad Maulin; Wahyuni, Hanny Indrat; mangisah, istna
Animal Agriculture Journal Vol 2, No 4 (2013): Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menentukan level protein yang paling efisien dalam ransum untuk meningkatkan bobot relatif organ pencernaan ayam Kedu periode bertelur. Materi yang digunakan 75 ekor ayam Kedu hitam betina dengan rerata bobot badan 1.457,79 ± 239,07 g. Parameter yang diamati meliputi bobot relatif organ pencernaan yaitu esophagus, proventikulus, gizzard, usus halus, sekum, kolon dan pertambahan bobot badan harian (PBBH). Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan level protein dan 5 kelompok bobot badan. Perlakuan yang diterapkan adalah protein 12, 14 dan 16%. Data yang diperoleh diolah dengan analisis ragam, jika berpengaruh nyata (P<0,05) dilanjutkan uji Duncan taraf 5% untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan rerata bobot relatif organ pencernaan dipengaruhi oleh level protein yaitu pada esophagus, proventikulus, usus halus, sekum dan kolon, pada protein 16% berat relatif paling tinggi masing-masing yaitu 0,33, 0,31, 4,93, 0,17 dan 0,33%. Pada gizzard dan PBBH tidak dipengaruhi oleh level protein ransum. Simpulan penelitian yaitu peningkatan level protein ransum ayam Kedu dari 12 sampai 16% meningkatkan bobot relatif esophagus, proventikulus, usus halus, sekum dan kolon. Hal ini sejalan dengan peningkatan fungsi usus halus untuk menyerap nutrisi dan lebih digunakan untuk peningkatan produktivitas telur dari pada PBBH.