Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Uji Beban Timbunan yang Diperkuat dengan Sistem Pelat Terpaku pada Tanah Gambut Waruwu, Aazokhi; Hardiyatmo, Hary Christady; Rifa’i, Ahmad
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 25, Nomor 2, DESEMBER 2019
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.925 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v25i2.21018

Abstract

One of the problems with peat soils, when subjected to imposed loads of construction, is the very high compression and long-term excessive settlement. The embankment can be built on peat soil, but it needs reinforcement that can contribute to increasing the stability of the embankment. The nailed slab system, as reinforcement, is expected to reduce settlement and increase the stability of peat soil. The aim of this paper is to study the effect of pile length and distance on the reduction of settlement in both monolithic and non-monolithic piles. The embankment load test was conducted on 70 cm x 120 cm plates, which were reinforced pile with different lengths and distances in the peat soil layer. The analysis was conducted on the reduction settlement of monolithic and non-monolith pile. The results showed that the length and distance of the pile had an effect on the reduction settlement. Changes in pile length are more dominant reducing settlement compared to changes in pile distance. Pile connection with slab has a significant effect on different lengths of piles than different distances piles.
Pengaruh Tiang Terhadap Kapasitas Dukung Pelat dan Modulus Reaksi Tanah-Dasar pada Tanah Gambut: The Effect of Pile on the Bearing Capacity of the Plate and the Modulus of Subgrade Reaction on Peat Soil Aazokhi Waruwu; Santo Yanri Pardosi
JURNAL SAINTIS Vol. 21 No. 02 (2021)
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/saintis.2021.vol21(02).7546

Abstract

[ID] Lahan gambut yang tersebar luas dapat menghambat pengembangan infrastruktur, karena tanah ini termasuk jenis tanah bermasalah sebagai tanah dasar. Tanah gambut memiliki penurunan yang tinggi dan kapasitas dukung rendah. Tiang perkuatan memiliki potensi dalam mengurangi penurunan, meningkatkan kapasitas dukung dan modulus reaksi tanah-dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas dukung dan modulus reaksi tanah-dasar pada pelat yang diperkuat tiang tunggal. Penelitian dilakukan pada bak uji yang diisi dengan tanah gambut sedalam 50 cm. Tiang dari bahan bambu, kayu, dan beton dipancang dalam tanah gambut. Panjang tiang yang digunakan adalah 10-40 cm dan diameter pelat beton sebesar 10 cm. Uji beban pelat dilakukan pada pelat tanpa dan dengan perkuatan tiang untuk mendapatkan nilai kapasitas dukung dan modulus reaksi tanah-dasar. Hasil penelitian didapatkan bahwa jenis dan panjang tiang berpengaruh pada nilai kapasitas dukung, deleksi, dan modulus reaksi tanah-dasar. Tiang yang lebih panjang menghasilkan kapasitas dukung dan modulus reaksi tanah-dasar yang tinggi dan defleksi yang semakin rendah. Kapasitas dukung meningkat 20% untuk tiang bambu, 22% untuk tiang kayu, dan 25% untuk tiang beton. Peningkatan modulus reaksi tanah-dasar didapatkan pada defleksi pelat maksimum 20% dari diameter pelat. Peningkatan tertinggi untuk tiang bambu sebesar 103%, tiang kayu 128%, dan tiang beton sebesar 160%. Panjang tiang yang memberikan hasil maksimal dalam mereduksi penurunan, meningkatkan kapasitas dukung, dan meningkatkan modulus reaksi tanah-dasar adalah 80% dari tebal lapisan tanah gambut. Nilai modulus reaksi tanah-dasar semakin tinggi seiring dengan peningkatan kapasitas dukung dan pengurangan defleksi. [EN] Widespread peatlands can prevent infrastructure development, because this soil is classified as problematic soil types as subgrade. Peat soil has high settlement and low bearing capacity. Reinforcement pile has the potential to reduce settlement, increase bearing capacity and modulus of subgrade reaction. This study aims to determine the bearing capacity and modulus of subgrade reaction on a single pile reinforced slab. The study was conducted in a test box filled with peat soil as deep as 50 cm. Pile made of bamboo, wood, and concrete are driven in peat soil. The length of the pile used is 10-40 cm and the diameter of the concrete slab is 10 cm. The plate load test was conducted on slabs without and with reinforced piles to obtain the value of the bearing capacity and modulus of subgrade reaction. The results showed that the type and length of the pile affect the value of the bearing capacity, deflection, and modulus of subgrade reaction. Longer piles result in higher bearing capacity and modulus of subgrade reaction and lower deflection. The bearing capacity increased by 20% for bamboo pile, 22% for wooden pile, and 25% for concrete pile. An increase in the modulus of subgrade reaction is obtained at a maximum slab deflection of 20% of the slab diameter. The highest increase for bamboo pile is 103%, wooden pile is 128%, and concrete pile is 160%. The length of the pile that gives maximum results in reducing settlement, increasing bearing capacity, and increasing the modulus of subgrade reaction is 80% of the thickness of the peat soil layer. The value of the modulus of subgrade reaction is higher as the bearing capacity increases and the deflection decreases.
POTENSI NILAI CBR TANAH TIMBUNAN DI ATAS TANAH GAMBUT DENGAN DAN TANPA PERKUATAN Aazokhi Waruwu; Rivaldi Dojen Sitinjak; Rika Deni Susanti
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 10 No. 2 (2021)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.358 KB) | DOI: 10.22225/pd.10.2.3792.361-374

Abstract

Peat soil is one type of subgrade that is not good for road construction. Peat soil has a low bearing capacity which is indicated by a low CBR value. The embankment on peat is needed to increase the CBR value, but compaction and spreading are difficult to do. Therefore, it is necessary to strengthen the combination of bamboo grids and concrete piles. The purpose of this study was to determine the potential for increasing CBR of embankment reinforced on peat soil. The research was conducted through a series of model tests in a test box filled with peat soil with and without bamboo grid reinforcement and a combination of bamboo grid and concrete piles. The CBR test was carried out on the embankment which was differentiated based on the thickness of 0-15 cm. The results showed that reinforcement can increase the CBR value of the embankment soil on peat soil. The results of the analysis for the embankment thickness of 3.93 m, the combination of bamboo grid reinforcement and concrete piles has the potential to increase the CBR value by 183% (from 5% to 14.15%) and bamboo grid reinforcement by 32% (from 5% to 6.6%).
KAJIAN KUAT GESER TANAH GAMBUT AKIBAT PRELOADING PADA SKALA KECIL LABORATORIUM Aazokhi Waruwu; Debby Endriani; Cindy Meutia Dewi; Rika Deni Sisanti
Konstruksia Vol 13, No 1 (2021): Jurnal Konstruksia Vol 13 No. 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.457 KB) | DOI: 10.24853/jk.13.1.43-53

Abstract

Tanah dasar konstruksi seharusnya memiliki daya dukung dan kuat geser yang cukup dalam menahan beban di atasnya, tanah yang memiliki kuat geser rendah seperti gambut perlu upaya perbaikan. Preloading salah satu metode perbaikan kuat geser gambut. Tanah gambut terlebih dahulu diberi beban sebelum beban permanen diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku penurunan dan perubahan parameter kuat geser tanah yang diberi preloading. Pendekatannya dilakukan pada uji model skala kecil di laboratorium menggunakan bak uji yang diisi tanah gambut. Tanah diberi beban timbunan sebagai preloading. Penambahan beban dilakukan selama 1 hari dan 1 minggu. Uji geser langsung dilakukan pada tanah gambut yang telah diperbaiki dengan preloading. Hasil penelitian didapatkan bahwa preloading dalam waktu 1 hari mengakibatkan penurunan berlebih pada beban-beban besar, karena daya dukung tanah terlampaui. Tahapan beban yang baik diberikan dengan tekanan lebih kecil dari nilai kuat geser undrained (cu) dan total tekanan yang dihasilkan selama preloading harus lebih besar daripada nilai cu. Nilai kohesi tanah meningkat pada beban-beban rendah, tetapi sedikit berkurang pada beban-beban tinggi. Sedangkan nilai sudut gesek dalam tanah mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan tekanan dari preloading, terutama pada waktu preloading 1 minggu. Preloading dengan tekanan dan waktu yang lama dapat memperbaiki pemampatan, mengurangi kadar air, meningkatkan kepadatan, dan meningkatkan kuat geser tanah.
Kajian Jarak Tiang Perkuatan pada Tanah Gambut Aazokhi Waruwu; Maruly Tua Silalahi
Jurnal Teknik Sipil Unaya Vol 8, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Center for Research and Community Service (LPPM) University of Abulyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30601/jtsu.v8i1.2123

Abstract

Kajian Nilai California Bearing Ratio (CBR) Pada Tanah lempung Lunak Dengan Variasi Tebal Stabilisasi Menggunakan Abu Vulkanik Aazokhi Waruwu; Optimisman Zega; Dian Rano; Baby Maureent Tessalonika Panjaitan; Syukurman Harefa
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 17, No 2 (2021)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrs.17.2.116-130.2021

Abstract

Tanah lempung lunak tidak dapat digunakan sebagai tanah dasar pada konstruksi jalan, jenis tanah ini memiliki nilai California Bearing Ratio (CBR) dan kuat tekan yang sangat rendah. Perbaikan tanah merupakan salah satu solusi yang baik apabila tanah ini terpaksa digunakan sebagai tanah dasar. Material stabilisasi tanah cukup beragam, namun perlu pertimbangan bahan yang tersedia dan melimpah di sekitar pekerjaan perbaikan tanah dilakukan. Kajian sederhana perlu dikembangkan melalui model perbaikan dengan skala kecil dalam bak uji. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tebal lapisan tanah stabilisasi yang efektif dalam meningkatkan nilai CBR tanah. Penelitian ini menggunakan media tanah lempung lunak dan abu vulkanik sebagai bahan stabilisasi. Penambahan abu vulkanik ditentukan berdasarkan hasil terbaik dari uji kuat tekan bebas. Uji model dilakukan dalam bak uji berukuran 90 cm x 120 cm x 90 cm. Tanah lunak dipadatkan setiap 10 cm sampai 50 cm. Tanah stabilisasi dipadatkan dengan tebal yang bervariasi dari 0-20 cm. Selain tanah stabilisasi, uji CBR juga dilakukan pada lapisan pasir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan 9% abu vulkanik dari berat tanah kering dapat mengubah sifat tanah lunak menjadi lempung sangat kaku. Tebal tanah stabilisasi di atas 16 cm memperlihatkan perbaikan karakteristik tanah menjadi tanah sedang dengan nilai CBR mendekati 5%. Nilai CBR tanah stabilisasi abu vulkanik didapatkan lebih tinggi 1,8 kali CBR lapisan pasir. Berdasarkan hasil penelitian, abu vulkanik didapatkan cukup efektif meningkatkan nilai CBR tanah, peningkatan yang didapatkan untuk tebal tanah stabilisasi 16-20 cm adalah 34-55 kali nilai CBR tanah lempung lunak (tanah asli).
KAJIAN INTERAKSI TANAH-BAMBU DITINJAU DARI PARAMETER KUAT GESER Aazokhi Waruwu; Ebtanas Murni Waruwu
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 20, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dk.2021.v20i2.4388

Abstract

Stabilitas lereng memerlukan perkuatan untuk meningkatkan kuat geser. Perkuatan dari material bambu dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengganti peran geotekstil yang biasa digunakan. Parameter kuat geser pada tanah terdiri dari kohesi dan sudut gesek, sedangkan parameter kuat geser antar muka dari dua material antara tanah dengan perkuatan terdiri dari adhesi dan sudut gesek antar muka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku interaksi tanah-bambu dari berbagai tipe dilihat dari perubahan parameter kuat geser. Penelitian ini menggunakan tanah lempung dan pasir dengan perkuatan dari material bambu. Material bambu terdiri dari grid bambu uniaksial, grid bambu biaksial, dan matras bambu. Interaksi tanah-bambu diuji dengan menggunakan uji kuat geser langsung untuk mendapatkan parameter kuat geser dan kuat geser antar muka. Hasil penelitian didapatkan bahwa parameter yang dominan untuk tanah lempung adalah kohesi, sedangkan tanah pasir memiliki parameter sudut gesek yang lebih dominan. Parameter kuat geser untuk tanah lempung terdiri dari nilai kohesi (c) sebesar 21,72 kPa dan sudut gesek (j) sebesar 7,40o, untuk parameter tanah pasir terdiri dari sudut gesek 36,44o dan tanpa kohesi. Parameter adhesi (ca) pada tanah lempung dengan grid bambu lebih kecil dari nilai kohesi, sedangkan parameter sudut gesek interface (d) pada tanah pasir dengan grid bambu lebih kecil dari parameter j. Nilai adhesi lempung-bambu ditemukan lebih rendah, karena kontak permukaan lempung-bambu hampir tidak mengakibatkan lekatan antara permukaan tanah lempung dengan bambu. Namun demikian, sudut gesek antar muka jauh lebih tinggi dari sudut gesek tanah lempung. Sudut gesek antar muka antara pasir dengan bambu didapatkan lebih kecil dari sudut gesek tanah pasir. Ini menunjukkan bahwa kekasaran pada interaksi pasir-bambu lebih rendah dari tanah pasir.
PENGARUH MODEL PERKUATAN BAMBU TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG LUNAK Aazokhi Waruwu; Fembriaman Gea; Jefri Yanto Agustria Hia; Ebtanas Murni Waruwu; Memotani Zega
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 20, No 2 (2022)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1280.292 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v20i2.9059

Abstract

Tanah lempung lunak memiliki daya dukung rendah dan CBR rendah, hal ini berpengaruh pada kemampuan tanah dasar jalan dalam menahan beban di atasnya. Karaterisitik tanah dasar yang kurang baik dapat diperbaiki dengan perkuatan grid bambu dan matras bambu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan efektifitas perkuatan dalam meningkatkan nilai CBR tanah dasar jalan. Penelitian dilakukan pada tanah lempung lunak yang diperkuat dengan 1-3 lapis baik grid bambu maupun matras bambu dengan kepadatan dari pemadatan standar masing-masing 3 dan 5 lapis. Nilai CBR didapatkan dari pengujian CBR laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkuatan cukup efektif dalam meningkatkan nilai CBR tanah lempung lunak. Hal ini terlihat dari nilai CBR tanah tanpa perkuatan hanya 2,75%, akan tetapi tanah dengan perkuatan mampu menghasilkan nilai CBR maksimum 5,70% pada 3 lapis matras bambu. 
PERBANDINGAN ABU VULKANIK DAN KAPUR SEBAGAI MATERIAL STABILISASI TANAH LEMPUNG Aazokhi Waruwu; Arif Darmawandi; Tematius Halawa; Muammar Muammar
Jurnal Proyek Teknik Sipil Vol 5, No 1 (2022): March
Publisher : Civil Infrastructure Engineering and Architectural Design

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/potensi.2022.12042

Abstract

Clay soil as a subgrade is problematic if it has a low California Bearing Ratio (CBR) value. There are many choices of stabilizing materials that can improve the CBR value, but it is necessary to consider the availability of materials around the project. This study examines partial soil improvement in CBR specimens by differentiating thickness and soil stabilizing materials. The clay stabilization materials used were volcanic ash and lime as much as 6% and 12% of the dry weight of the soil. Laboratory CBR tests were carried out on original soil specimens, 1/3 and 2/3 parts of stabilized soil, and entirely of stabilized soil. The results showed that the CBR value of the stabilized soil with lime was higher than the volcanic ash. The thickness of the stabilized soil has an effect on the CBR value, the overall CBR value is obtained stable in the stabilized soil 2/3 part of the thickness of the soil and the rest is the original compacted soil.
ANALISIS KAPASITAS DUKUNG TIANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA KALENDERING Aazokhi Waruwu; Jhonson Frenky Leonardo Sirait
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 5, Nomor 1, Februari 2022
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v5i1.12534

Abstract

Fondasi tiang digunakan untuk mendukung bangunan, bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam. Kapasitas dukung tiang perlu dianalisis untuk menentukan seberapa kemampuan tiang dalam mentransfer beban-beban ke lapisan tanah keras. Banyak metode yang dapat digunakan untuk menganalisis kapasitas tiang. Metode yang digunakan tergantung data yang tersedia. Analisis kapasitas tiang pancang tunggal memerlukan data kalendering berupa data pemancangan di lapangan. Beberapa metode dapat digunakan, namun perlu diketahui metode mana yang memberikan hasil yang mendekati satu sama lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kapasitas dukung tiang, hubungannya dengan penetrasi, dan perbandingan antar metode yang digunakan. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data-data kelendering pada dua lokasi titik pemancangan. Berdasarkan metode Hilley, Sanders, dan Navy-Mckay dilakukan analisis kapasitas dukung tiang dan hubungannya dengan penetrasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa kapasitas dukung tiang Hiley mendekati sama dengan Navy-Mckay. Metode Sanders menujukkan perbedaan yang cukup jauh dan lebih tinggi 80% dari metode Hiley, sedangkan metode Navy-Mckay memiliki perbedaan 20% lebih tinggi dari dari metode Hiley.  Hubungan kapasitas ijin tiang rata-rata dengan penetrasi tiang didapatkan bahwa semakin kecil nilai penetrasi tiang, maka nilai kapasitas dukung tiang semakin besar.