Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR STOCKPILE BATUBARA Reno Fitriyanti
Jurnal Media Teknik Vol 11, No 1 (2014): JURNAL MEDIA TEKNIK
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK          Limbah cair  yang berasal dari stockpile batubara dapat mengandung batubara halus dan sejumlah zat terlarut.  Agar tidak mencemari lingkungan, limbah cair tersebut harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Langkah penting didalam  pengolahan limbah cair agar proses pengolahan limbah berjalan efektif adalah dengan mengetahui karakteristik dari limbah cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik limbah cair yang berasal dari stockpile batubara dengan mengambil sampel dari kolam penampungan IPAL dari salah satu stockpile yang terletak di kota palembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pekerjaan lapangan dan pekerjaan laboratorium. Sampel limbah cair diambil  dari kolam IPAL di area  stockpile batubara dengan menggunakan cara sampel sesaat (grab sampel). Selanjutnya pengukuran parameter limbah cair meliputi pH, TSS, Fe dan Mn dilakukan di laboratorium. Data yang diperoleh dari  hasil pengukuran parameter-parameter limbah cair stockpile batubara dianalisis  secara deskriptif. Hasil pengukuran parameter pH, TSS, Fe, dan Mn yang terdapat dalam  limbah cair juga dibandingkan dengan  baku mutu limbah cair berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 18 Tahun 2005 tentang  Baku Mutu Limbah Cair  Kegiatan Industri, Hotel, Restoran, Rumah Sakit, Domestik dan Pertambangan Batubara.Hail penelitian menunjukkan Limbah cair stockpile batubara  memiliki kandungan total padatan tersuspensi (TSS) yang tinggi, yaitu mencapai 6780,2 mg/l, sementara itu, nilai pH limbah cair masih berada dikisaran 6,5 dan 7,2. Kandungan besi dan mangan tertinggi pada limbah cair  masing-masing sebesar 6,3103 mg/l dan 0,0897 mg/l . Berdasarkan baku mutu yang ditetapkan pemerintah dalam Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 18 Tahun 2005 tentang  Baku Mutu Limbah Cair , parameter pH, Fe dan Mn masih berada dibawah baku mutu, namun untuk parameter TSS masih berada jauh diatas baku mutu yang ditetapkan. Kata Kunci : stockpile, batubara, TSS, pH, Fe, Mn.
PEMANFAATAN KOAGULAN ALUMINIUM SULFAT DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR STOCKPILE BATUBARA Reno Fitriyanti
Jurnal Media Teknik Vol 12, No 1 (2015): JURNAL MEDIA TEKNIK
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK      Penelitian untuk menentukan dosis Aluminium Sulfat sebagai koagulan dalam pengolahan limbah cair stockpile  telah dilakukan.  Penentuan dosis koagulan Aluminium Sulfat dilakukan dengan metode Jar test dalam  dua tahap masing-masing dengan dosisi koagulan Aluminium Sulfat 0, 25, 50, 100, 150, 200, 250 mgl-1  dan  0, 5, 10, 15, 20, 25 mgl-1. Hasil penelitian menunjukkan pada dosis 5 – 10 mgl-1 telah mampu menurunkan kadar TSS yang terdapat didalam limbah cair stockpile batubara hingga di bawah baku mutu yang ditetapkan.  Kata Kunci : Aluminium Sulfat, batubara, dosis, limbah cair, stockpile
KAJIAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR STOCKPILE BATUBARA Reno Fitriyanti
Jurnal Dosen Universitas PGRI Palembang PROSIDING DOSEN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG EDISI 5
Publisher : Jurnal Dosen Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakStockpile  batubara  merupakan  tempat  penimbunan  sementara  sebelum  batubara diangkut  ke  pengguna  akhir.  Limbah  cair  yang  berasal  dari  run-off  stockpile  mengandung padatan tersuspensi yang tinggi dan berpotensi mempengaruhi kualitas  lingkungan.  Penelitian  ini  bersifat  deskriptif   yang   bertujuan  untuk  mengkaji  pelaksanaan  pengelolaan  limbah  cair  stockpile  batubara  yang  dilakukan  oleh  PT  Bukit  Asam  Unit  Dermaga  Kertapati   dan  untuk  memberikan  rekomendasi  pengelolaan  dalam  upaya  perbaikan  proses  pengelolaan  limbah.  Hasil  penelitian  menunjukkan  tahapan  proses  pengelolaan  limbah  cair  stockpile  batubara  yang memiliki kandungan TSS yang tinggi  tersebut  berlangsung melalui proses koagulasi  dan  netralisasi.  Penggunaan  koagulan  dalam  bentuk  bongkahan  besar  menyebabkan proses  pencampuran  koagulan   dengan  partikel  tersuspensi    tidak  berlangsung  sempurna.  Jika  langkah  pertama  tidak  berlangsung  sempurna  maka  langkah selanjutnya akan menjadi tidak efektif.    Agar proses pengolahan limbah berlangsung  efektif  dan  efisien,  maka  tahapan  pengolahan  limbah  disarankan  melalui   proses koagulasi dan flokulasi disertai pengadukan, sedimentasi dan netralisasi.Kata kunci : stockpile, batubara, pengelolaan limbah cair
APLIKASI PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI SEMEN Reno Fitriyanti; Muhrinsyah Fatimura
Jurnal Redoks Vol 4, No 1 (2019): REDOKS JANUARI - JUNI
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.803 KB) | DOI: 10.31851/redoks.v4i1.3070

Abstract

ABSTRAK Pembangunan berkelanjutan mengusung konsep  pembangunan yang mengoptimalkan sumber daya yang ada tanpa  mengorbankan kepentingan generasi mendatang. Industri semen adalah salah satu industri yang membutuhkan energi dalam jumlah besar.Industri Semen masuk dalam daftar sepuluh besar industri penyumbang  polusi udara terbesar di Indonesia. Industri semen  menjadi sorotan karena  emisi karbon dioksida, komponen terbesar gas rumah kaca, yang dihasilkan dari  proses kalsinasi  kapur dan pembakaran batu bara.  Jumlah karbon dioksida  yang dihasilkan industri semen  menyumbang tujuh persen dari keseluruhan karbon dioksida yang dihasilkan dari berbagai sumber. Dalam industri semen, beberapa proses  produksi masih memungkinkan dikaji lebih dalam melalui penerapan prinsip produksi bersih untuk memperoleh efisiensi penggunaan energi yang secara langsung akan berdampak pada penekanan biaya. Penggunaan bahan baku serta bahan bakar alternatif, merecycle kembali bahan kedalam proses serta mereduksi gas buang dalam memproduksi semen menjadi usaha pelaksanan produksi bersih yang mendatangkan manfaat secara ekologi, ekonomi dan teknis. Kata kunci : Industri, Semen, emisi, recycle, reduksi
PENGGUNAAN ALUMINIUM SULFAT UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DAN WARNA PADA LIMBAH CAIR STOCKPILE BATUBARA DENGAN METODE KOAGULASI DAN FLOKULASI Reno Fitriyanti
Jurnal Redoks Vol 2, No 1 (2017): Redoks Januari - Juni
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.353 KB) | DOI: 10.31851/redoks.v2i1.2036

Abstract

ABSTRAK.Telah dilakukan penelitian tentang Penggunan Aluminium Sulfat untuk Menurunkan Kekeruhan dan Warna pada Limbah cair Stockpile Batubara dengan Metode Koagulasi dan Flokulasi. Sampel limbah cair yang berasal dari  limbah cair stokpile batubara dilakukan pengukuran kadar kekeruhan dan warnanya. Proses koagulasi dilakukan  dengan metode jar test dengan menambahkan koagulan aluminium sulfat dengan dosis 5,10,15,20 dan 25 mg/l. Selanjutnya kembali dilakukan pengukuran kekeruhan dan warna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koagulan aluminium sulfat efektif menurunkan tingkat kekeruhan  dan warna hingga 99% .Kata kunci :   kekeruhan, warna, limbah cair, stockpile batubara
PERTAMBANGAN BATUBARA : DAMPAK LINGKUNGAN, SOSIAL DAN EKONOMI Reno Fitriyanti
Jurnal Redoks Vol 1, No 1 (2016): Redoks Januari - Juni
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.05 KB) | DOI: 10.31851/redoks.v1i1.2017

Abstract

ABSTRAK Kegiatan pertambangan  batubara  merupakan kegiatan jangka panjang, melibatkan teknologi tinggi dan padat modal. Selain iu, karakteristik mendasar  industri pertambangan batubara adalah  membuka lahan dan mengubah bentang alam  sehingga mempunyai potensi  menimbulkan dampak terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat. Secara lingkungan, keberadaan pertambangan batubara menimbulkan dampak terhadap perubahan bentang alam, penurunan kesuburan tanah, terjadinya ancaman terhadap keanekaragaman hayati, penurunan kualitas air, penurunan kualitas udara  serta pencemaran lingkungan. Industri pertambangan pada pascaoperasi juga meninggalkan lubang tambang dan air asam tambang. Lubang-lubang bekas penambangan batubara berpotensi  menimbulkan  dampak lingkungan berkaitan kualitas dan kuantitas air. Dampak sosial dari pertambangan batubara diantaranya  adalah adanya konflik yang terjadi antara masyarakat dengan perusahaan, menurunnya kualitas kesehatan masyarakat, terjadinya perubahan pola pikir masyarakat dan terjadinya perubahan struktur sosial di masyarakat. Adapun keberadaan  kegiatan pertambangan batubara mampu menjadi pionir roda ekonomi, mendorong pengembangan wilayah, memberikan manfaat ekonomi  regional dan nasional, memberikan peluang usaha pendukung, pembangunan infrastruktur baru, memberikan kesempatan kerja,  membuka isolasi daerah terpencil dan  meningkatan ilmu pengetahuan dengan transfer teknologi masyarakat sekitar pertambangan. Kata Kunci : Dampak, Pertambangan, Batubara
KARAKTERISTIK LIMBAH DOMESTIK DI LINGKUNGAN MESS KARYAWAN PERTAMBANGAN BATUBARA reno fitriyanti
Jurnal Redoks Vol 5, No 2 (2020): REDOKS JULI-DESEMBER
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v5i2.4305

Abstract

ABSTRAK Limbah domestik di lingkungan mess karyawan pertambangan batubara  berasal dari kegiatan laundry, kantin dan kamar mandi. Limbah domestik dapat mengakibatkan pencemaran badan air dan mnimbulkan bau. Langkah awal pengelolaan limbah domestik dapat dilakukan dengan mengetahui karakterisrik limbah yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik limbah domestik di lingkungan mess karyawan pertambangan batubara..  Metode yang  dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengambil sampel limbah yang berasal dari kegiatan domestik (mess karyawan, laudry dan kantin). Selanjutnya dilakukan pengukuran sampel di laboratorium. Parameter yang diukur adalah BOD, COD, TSS, pH, minyak dan lemak serta amoniak. Data yang didapat dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan baku mutu limbah domestik. Hasil penelitian menunjukkan limbah domestik di lingkungan mess karyawan pertambangan batubara memiliki nilai TSS sebesar 2 mg/l, kandungan minyak sebesar 2,8 mg/l, BOD 43 mg/l, COD 135,3 mg/l serta kandungan amoniak 25,41 mg/l serta nilai pH 7,1. Berdasarkan baku mutu yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum I/8/2016 tentang Baku Mutu Limbah Domestik, nilai TSS, kandungan minyak dan lemak memenuhi baku mutu yang ditetapkan, namun nilai parameter COD, BOD dan amoniak melebihi baku mutu yang ditetapkan.    Kata kunci : limbah domestik, BOD, COD, amoniak
PENANGANAN GAS ASAM ( SOUR GAS ) YANG TERKANDUNG DALAM GAS ALAM MENJADI SWEETENING GAS Muhrinsyah Fatimura; Reno Fitriyanti; Rully Masriatini
Jurnal Redoks Vol 3, No 2 (2018): REDOKS JULI-DESEMBER
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1008.017 KB) | DOI: 10.31851/redoks.v3i2.2390

Abstract

Gas alam merupakan sumber energi dan bahan baku yang terdapat dialam baik itu terdapat sebagai Associated gas maupun non Associated gas. Keberadaannya dialam membuat gas alam tidak dalam keadaan murni, kandungan gas alam dari beberapa sumber berbeda-beda komposisinya tergantung dari sumber dan lokasi  pengeksplorasian  demikian  juga  impurities  yang terkandung didalamnya. Gas asam (sour gas ) merupakan salah satu kandungan impurities yang terdapat dalam gas alam seperti CO2, H2S, mercaptan. Keterikutan sour gas kedalam gas alam dalam proses selanjutnya   dapat   menyebabkan  korosif  pada   peralatan, mengurangi heating value pada gas alam , racun pada katalis serta pada proses pencairan gas alam dapat menjadi icing atau padat sehingga dapat menghambat transportasi gas alam. Kandungan sour gas dalam gas alam yang pernah di analisa berkisar antara  range terendah  >10 %  dan  tertinggi >   60 %  sehingga memerlukan penangan khusus untuk   menghilangkannya .Untuk range > 10 % proses yang digunakan yaitu dengan cara Absorpsi Kimia, Absorpsi Fisik, Absorpsi Fisik-Kimia, Adsorpsi Fisik dengan menggunakan berbagai absorben Mononethanolamine (MEA), Diglycolamine (DGA) , Diethanolamine (DEA), Diisopropanolamine (DIPA), Methyldiethanolamine (MDEA),  alternative absorben  Potasium Karbonat (K2CO3). Untuk  Sour gas yang kandungan tinggi   > 60 % penanganan Fraksinasi Cryogenic  dan Permeation (membran). Sehingga sour gas bisa terbebas dari  impurities  yang   mengikutinya menjadi  Sweetening  Gas. Kata Kunci:  Gas Alam, Sour gas , Sweetening  Gas, , Absorben 
PRODUKSI BAHAN BAKAR CAIR HASIL PIROLISIS MINYAK PELUMAS BEKAS PERTAMBANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLITE reno fitriyanti
Jurnal Redoks Vol 5, No 1 (2020): REDOKS JANUARI - JUNI
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.313 KB) | DOI: 10.31851/redoks.v5i1.3958

Abstract

Minyak pelumas bekas merupakan limbah otomotif yang masuk dalam kategori limbah berbahaya dan beracun. Pemrosesan  minyak pelumas bekas adalah  upaya pemanfaatan kembali minyak pelumas bekas serta sebagai alternatif mengurangi kebutuhan bahan bakar cair. Berbagai metode digunakan  untuk mengkonversi  minyak pelumas bekas menjadi bahan bakar salah satunya yaitu melalui  pirolisis.  Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ka      talis pada  pirolisis minyak pelumas bekas  pertambangan batubara terhadap presentase produk cair yang dihasilkan serta mengetahui sifat-sifat fisik produk cair yang dihasilkan.  Metode yang  dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan katalis zeolite masing-masing 0, 1 gr, 2 gr dan 3 gr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pirolisis minyak pelumas  bekas dengan katalis zeolit menghasilkan produk  cair yang paling lebih banyak dibandingkan pirolisis yang berlangsung  tanpa menggunakan katalis. Penggunaan katalis zeolite sebanyak 3 gram menghasilkan produk cair tertinggi yaitu sebesar  87%. Produk cair  hasil pirolisis  minyak pelumas bekas  memiliki sifat-sifat fisik yaitu IBP 185 C, densitas 835 gr/ml, viskositas 2,38 mm2/s, flash point 55 C, pour point < 0, dan spesific gravity 0,835. Sifat fisik produk cair hasil pirolisis tersebut memenuhi spesifikasi  minyak solar pertamina.  
PEMANFAATAN LIMBAH BIJI DURIAN (Durio Zibethinus Murr) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PLASTIK BIODEGRADABLE dian yunitasari; Reno Fitriyanti; Nurlela .; Agus Wahyudi
Jurnal Redoks Vol 6, No 2 (2021): REDOKS JULI - DESEMBER
Publisher : Universitass PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/redoks.v6i2.5974

Abstract

Plastik biodegradable adalah plastik yang mudah terurai dengan bantuan aktivitas mikroorgnisme. Pembuatan plastik biodegradable pada penelitian ini menggunakan pati biji durian sebagai bahan baku, CaCO3 dan tepung tapioka sebagai kitosan dan sorbitol sebagai plasticizer. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini memiliki variasi komposisi yang berbeda, pada pati biji durian 5 gram pada semua sampel, pada kitosan CaCO3 menggunakan variasi massa 2 gr, 2,5 gr, 3 gr, 3,5 gr dan 4 gr, pada kitosan tepung tapioka menggunakan variasi massa 6 gr, 7 gr, 8 gr, 9 gr dan 10 gr sedangkan pada plasticizer sorbitol menggunakan variasi volume 25 ml, 35 ml, 45 ml, 55 ml dan 65 ml. Tujuan dari penelitian ini yaitu dapat mengetahui karakteristik dari sifat mekanik kuat tarik, elongasi, daya serap air dan biodegradasi dari plastik biodegradable yang didapat. Pada masing-masing uji yang dilakukan, didapatkkan nilai terbaik yaitu pada nilai kuat tarik sebesar 0,03615 Mpa pada penambahan sorbitol 25 ml, nilai persen pemanjangan sebesar 11,11 % pada penambahan 65 ml sorbitol, nilai daya serap air sebesar 62,79 % pada penambahan 25 ml sorbitol serta nilai biodegradasi sebesar 0,1445 gr/hari pada penambahan sorbitol 35 ml sorbitol. Pada penelitian ini, plastik biodegradable dapat terdegradasi sempurna selama 6 hingga 10 hari.                                                                                                                                    Kata Kunci: Plastik, Plastik Biodegradable, Tepung Tapioka, CaCO3, Sobitol.