Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU KONSUMSI MINUMAN ALKOHOL PADA REMAJA LAKI-LAKI Solina Solina; Triana Arisdiani; Yuni Puji Widiastuti
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 6, No 1 (2018): Mei 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.132 KB) | DOI: 10.26714/jkj.6.1.2018.36-45

Abstract

Perilaku konsumsi minuman alkohol merupakan permasalahan yang cukup berkembang dan meningkat dari tahun ketahun.Perilaku konsumsi alkohol di Desa Gringsing cukup sering ditemukan.Orang tua merupakan lingkungan pertama yang berhubungan dengan remaja.Peran orang tua diharapkan dapat mencegah perilaku konsumsi minuman alkohol pada remaja laki-laki.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan peran orang tua dengan perilaku konsumsi minuman alkohol pada remaja laki-laki di Desa Gringsing Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif, Metode penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 150 responden dengan teknik pengambilan purposive sampling.Alat ukur berupa kuesioner sebanyak 20 pertanyaan untuk variabel peran orang tua dan 10 pertanyaan perilaku konsumsi minuman beralkohol.Analisa data menggunakan univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peran orang tua cukup sebanyak sebanyak 95 responden (63,3%). Perilaku konsumsi minuman alkohol sebagian besar peminum berbahaya dan tidak ada hubungan peran orang tua dengan perilaku konsumsi minuman alkohol pada remaja laki-laki.Diharapkanorang tua harus memotivasi remaja untuk tidak mengkonsumsi minum-minuman keras, memberikan pengetahuan tentang bahaya minuman keras kepada remaja bertindak tegas untuk melarang anaknya minum-minuman keras dan tidak memberikan fasilitas kepada anak untuk minum-minuman keras. Kata kunci:Peran orangtua, perilaku, minuman beralkohol  THE RELATION BETWEEN THE PARENTS’ ROLE AND THE MALE ADOLESCENTS’ ALCOHOL CONSUMPTION BEHAVIOR ABSTRACTAlcohol Consumption behavior is problematic and increasing from year to year. Such behavior is frequently found in Gringsing Village. It is parents who are considered as the first environment in connection with adolescents. Parents are expected to play an important role in preventing the male adolescents’ alcohol consumption behavior. The research aims to see the relation between the parents’ role and the male adolescents’ alcohol consumption behavior in Gringsing Village, Gringsing Subdistrict, Batang Regency. The research design was quantitative and used a descriptive correlational method with cross-sectional approach. 150 respondents participated in this research and were taken by a purposive sampling technique. The instrument of this research was closed questionnaire, which consist of 20 questions dealing with the variable of the parents’ role and 10 questions about alcohol consumption behavior.  The result of the research show that 95 respondents (63.3%) agreed with the parents’ important role and it is the male adolescents who mostly consumed alcohol and the result also shows that there was no correlation between the parents’ role and alcohol consumption behavior. Parents are expected to be able to motivate the male adolescents not to consume alcohol, inform them the danger of alcohol consumption, strictlyforbid them from drinking alcohol, and not to facilitate their alcohol consumption.  Keywords: parents’ roles, behavior, alcohol drink
HUBUNGAN ANTARA STRES EMOSI DENGAN KUALITAS TIDUR LANSIA Dahroni Dahroni; Triana Arisdiani; Yuni Puji Widiastuti
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 5, No 2 (2017): November 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.79 KB) | DOI: 10.26714/jkj.5.2.2017.68-71

Abstract

Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun dan megalami beberapa perubahan fungsi fisiologis yang akan berdampak pada kondisi fisik maupun psikologis diantara stres emosi. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres emosi dengan kualitas tidur pada lansia di Balai pelayanan sosial lansia. Metode : Penelitian ini merupakan study deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 74 orang. Hasil : ada hubungan yang signifikan antara stres emosi dengan kualitas tidur lansia dengan nilai p value 0,003 (P<0,05). Diskusi : Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian yang serupa, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup lanjut usia. Kata Kunci: Stres emosi, kualitas tidur, lansia RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL STRESS AND SLEEP QUALITY ABSTRACTAdvanced age is someone who has reached the age of more than 60 years and has several changes in physiological functions that will have an impact on the physical and psychological conditions between emotional stress. This research aims to determine the relationship between emotional stress and sleep quality in the elderly in the elderly social service center. This research is a descriptive correlation study with a cross sectional approach. The number of samples is 74 people. The result of the research was significant correlation between emotional stress and elderly sleep quality with a p value of 0.003 (P <0.05) The research is expected to be able to develop similar research so that it can improve the quality of life of elderly. Keywords: Emotional stress, sleep quality, elderly
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI RUANG MAWAR Nur Khamidah; Sri Rejeki; Yuni Puji Widiastuti
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2012: PROCEEDING SEMINAR NASIONAL KEPERAWATAN : Penggunaan Herbal Dalam Kesehatan Perempuan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.28 KB)

Abstract

Inisiasi Menyusu Dini merupakan program pemerintah Indonesia, tetapikhususnya Kabupaten Kendal praktik menyusu dini belum banyak dilakukan. Dari data yang diperoleh di RSUD dr. H. Soewondo Kendal jumlah bayi yang dilahirkan dari bulan Juli sampai dengan September 2011 sebanyak 456 kelahiran hanya 30% yang dilakukan inisiasi menyusu dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan IMD di ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Soewondo Kendal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.Populasi penelitian ini adalah semua perawat dan bidan di ruang mawar Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Soewondo Kendal sebanyak 37 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pengetahuan Perawat dan Bidan terhadap pelaksanaan IMD dengan nilai p = 0,003 (p<0,05), sikap perawat dan bidan terhadap pelaksanaan IMD dengan nilai p = 0,020 (p<0,05), dan pengalaman perawat dan bidan terhadap pelaksanaan IMD dengan nilai p = 0,043 (p<0,05). Rekomendasi penelitian ini diharapkan perawat dan bidan lebih meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya inisiasi menyusu dini dan lebihtermotivasi untuk melakukan praktek inisiasi menyusu dini pada ibu bersalin.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG KONTRASEPSI HORMONAL DAN NON HORMONAL Rofikoh Rofikoh; Yuni Puji Widiastuti; Istioningsih Istioningsih
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 3 (2019): Juli
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.325 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.3.2019.197-206

Abstract

Kontrasepsi merupakan metode untuk mencegah terjadinya kehamilan. Jenis kontrasepsi dibedakan menjadi 2 yaitu hormonal dan non hormonal. Penggunaan kontrasepsi non hormonal di desa Simpar lebih sedikit dibandingkan hormonal. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa pasangan usia subur belum memahami tentang kontrasepsi hormonal dan non hormonal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi hormonal dan non hormonal. Penelitian ini menggunakan metode deskritif dengan pendekatan survey yang dilakukan pada 234 responden. Alat pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling. Pasangan usia subur sebagian besar memiliki pengetahuan baik tentang kontrasepsi hormonal sebanyak 61,1% dan non hormonal sebanyak 58,1%. Pengguna kontrasepsi hormonal memiliki pengetahuan tentang kontrasepsi hormonal dan non hormonal lebih baik dibandingkan pengguna kontrasepsi non hormonal. Kata kunci: pengetahuan, kontrasepsi hormonal, kontrasepsi non hormonal DETERMINE THE LEVEL OF KNOWLEDGE OF COUPLES OF CHILDBEARING AGE ABOUT HORMONAL AND NON-HORMONAL CONTRACEPTION ABSTRACT Contraception is a method to prevent pregnancy. Types of contraception are divided into 2, namely hormonal and non-hormonal. The use of non-hormonal contraception in Simpar village is less than hormonal. Based on the results of the interviews, it was found that couples of childbearing age did not understand about hormonal and non-hormonal contraception. The purpose of this study was to determine the level of knowledge of couples of childbearing age about hormonal and non-hormonal contraception. This study uses a descriptive method with a survey approach carried out on 234 respondents. Data collection tools using questionnaire sheets. The sampling technique uses proportional random sampling. Most fertile couples have good knowledge about hormonal contraception as much as 61.1% and non-hormonal as much as 58.1%. Hormonal contraceptive users have better knowledge about hormonal and non-hormonal contraception than non-hormonal contraceptive users. Keywords: knowledge, hormonal contraception, non-hormonal contraception
The Nurses' Level of Knowledge about Developmental Care Widiastuti, Yuni Puji; Iqomh, Muhammad Khabib Burhanuddin; Ummaiyah, Rohmatul
Proceedings of the International Conference on Nursing and Health Sciences Vol 5 No 1 (2024): January-June 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/picnhs.v5i1.4161

Abstract

Babies who receive care in hospital still need stimulation to maximize growth and development. One of the nursing efforts that facilitates the development of babies is the implementation of developmental care which can reduce the incidence of disease, length of stay, stress in babies, as well as increasing nerve growth and development of babies. The aim of this research is to identify the level of nurses' knowledge about developmental care in hospitals. The design of this research is descriptive with a cross sectional approach. The research sample was 37 nurses with a total sampling technique. Data collection uses a questionnaire. Data analysis uses descriptive statistics. The characteristics of the respondents were that the largest age was 30 years with the youngest being 22 years and the oldest being 40 years, the majority of respondents were female, 31 people (83.8%), the majority had a DIII Nursing education, 25 people (66, 6%) and the majority have work experience more than 4 years as many as 29 people (78.4%). The results of the study showed that all respondents had a good level of knowledge about Developmental Care in Hospitals, namely 37 respondents (100%).
Pemberdayaan Ibu Menyusui dalam Pemanfaatan VCO untuk Meningkatkan Produksi ASI dan Perawatan Payudara sebagai Upaya Pencegahan Stunting Mursiti, Titi; Sundari, Ana; Setiasih, Sri; Isharyanti, Septalia; Widiastuti, Yuni Puji
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 6 No 2 (2024): Jurnal Peduli Masyarakat: Juni 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v6i2.3848

Abstract

Rendahnya pemberian ASI Eksklusif, dapat menjadi ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh kualitas SDM secara umum termasuk sebagai salah satu pemicu rendahnya status gizi bayi dan balit. Hal ini disebabkan karena kurangnya produksi ASI dan timbulnya beberapa masalah selama menyusui seperti puting lecet. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan penggunaan Virgin Cococnut Oil (VCO). Tujuan dari kegiatan PKM ini dalam rangka pemberdayaan ibu menyusui dalam pemanfaatan VCO untuk meningkatkan produksi ASI dan perawatan payudara sebagai upaya pencegahan stunting. Metode Pengabdian kepada Masyarakat melalui pendidikan kesehatan tentang Pemberdayaan Ibu Menyusui dalam pemanfaatan VCO untuk meningkatkan produksi ASI dan perawatan payudara sebagai upaya pencegahan stunting. Sasaran PKM adalah ibu menyusui di Desa Bandengan Kendal sebanyak 40 orang. Tempat pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat berjarak kira-kira 1 KM dari Poltekkes Kemenkes Semarang Kampus Kendal. Evaluasi dilakukan melalui pemberian Pre tes sebelum pemberian pendidikan kesehatan dan post tes dilaksanakan 3 hari setelah pendidikan kesehatan.Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah Ibu menyusui berdaya dalam pemanfaatan VCO untuk meningkatkan produksi ASI dan perawatan payudara. Luaran dari pengabdian masyarakat ini adalah leaflet dan poster yang digunakan untuk memberikan informasi seputar pemanfaatan VCO untuk meningkatkan produksi ASI dan perawatan payudara serta artikel dalam jurnal PKM. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan terjadi peningkatan pengetahuan dan kemampuan ibu menyusui tentang Pemanfaata VCO untuk meningkatkan produksi ASI dan perawatan payudara guna mencegah stunting.
Remaja Siaga Cegah Pernikahan Dini Penyebab Stunting Widiastuti, Yuni Puji; Ariyanti, Ida; Prastika, Dewi Andang; Ngadiyono, Ngadiyono; Setiasih, Sri
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 6 No 3 (2024): Jurnal Peduli Masyarakat: September 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v6i3.4312

Abstract

Dewasa ini, masalah kesehatan reproduksi pada remaja belum tertangani sepenuhnya. Hal ini terlihat dengan masih tingginya perkawinan usia dini, yaitu sebesar 46,7% (Riskesdas, 2010) dan masih tingginya kelahiran pada usia remaja (ASFR), yaitu sebesar 48 per 1000 wanita (SDKI, 2012). Pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi juga masih rendah dan kejadian kehamilan pada usia remaja masih tinggi yakni 16,7%. Metode pengabdian dengan penyuluhan, kepada para remaja dan kader serta membentuk Remaja Siaga. Sasaran pengabdian adalah kader kesehatan dan remaja. Wilayah yang digunakan untuk pengabdian adalah kelurahan Bandarharjo Kota Semarang yang berjarak kira-kira 15 KM dari Poltekkes Kemenkes Semarang. Pengabdian Masyarakat ini diikuti oleh 40 remaja yang masih berstatus pelajar Sekolah Menengah Atas / Kejuruan dengan proporsi 20 remaja perempuan dan 20 remaja laki – laki. Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah terbentuknya remaja siaga cegah pernikahan dini. Remaja ini nantinya akan menjadi kader bagi teman sebaya di lingkungan Kelurahan Bandarharjo untuk terus memberikan kaderisasi tentang bahaya pernikahan dini dalam rangka mencegah stunting. Luaran dari pengabdian masyarakat ini adalah leaflet dan booklet yang digunakan untuk memberikan informasi seputar pernikahan dini dan kaitannya dengan stunting.
The Ability to Manage Leucorrhea in Adolescents through Vulva Hygiene Widiastuti, Yuni Puji; Iqomh, Muhammad Khabib Burhanudin; Nazza, Fisca Benny; Musyarofah, Siti; Rakhmawati, Julia
Proceedings of the International Conference on Nursing and Health Sciences Vol 5 No 2 (2024): July-December 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/picnhs.v5i2.5906

Abstract

Reproductive health is a crucial health issue especially for teenagers who have no experience. Some reproductive health issues that arise include vaginal discharge. We can prevent this through good personal hygiene, especially vulva hygiene. This is an effort made by individuals to maintain personal hygiene. Some teenagers do not do vulva hygiene and the behavior in doing vulva hygiene is still not in accordance with what it should be. They clean the genitalia from back to front. The prevalence of vaginal discharge management in teenagers in the Islamic boarding school environment shows (51.3%) do not do vaginal discharge management properly. Improper vulva hygiene behavior will cause infectious diseases such as candidiasis, bacterial vaginosis, vaginal discharge, cervicitis and dermatitis. The Objective of this research is to determine the ability to manage vaginal discharge or leucorrhea in adolescents. Research design using descriptive with crossectional approach. The sample was 52 respondents with total sampling technique. Data was taken using questionnaire. Data analysis used descriptive statistics. The vulva hygiene skills of adolescent girls are mostly in the sufficient category, namely 48 respondents (92.3%), and in the inadequate category, namely 4 respondents (7.7%). The ability to manage vaginal discharge in adolescents using vulva hygiene is still not appropriate, therefore it is important to educate adolescents about managing vaginal discharge so that adolescents have the correct knowledge and are able to maintain reproductive health from an early age.
Pemberian Standar Emas Makanan Bayi sebagai Upaya Pencegahan Stunting Widiastuti, Yuni Puji; Suraji, Cahyo; Rackmawati, Julia; Iqomh, Muhammad Khabib Burhanuddin
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat: Peduli Masyarakat Vol 5 No 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat: Peduli Masyarakat: Janua
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal Bekerjasama dengan CV Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/psnpkm.v5i1.7298

Abstract

Saat ini stunting masih menjadi masalah tantangan secara global, terutama bagi negara miskin dan berkembang. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 melaporkan prevalensi stunting nasional turun menjadi 19,8%, namun angka tersebut masih di atas target jangka menengah dan menunjukkan adanya kesenjangan antarwilayah. Capaian penurunan stunting Indonesia 2013–2024 menunjukkan kemajuan, namun ketimpangan kualitas praktik PMBA dengan standar emas masih terjadi. Hal ini terlihat dari rendahnya cakupan ASI eksklusif pada sebagian wilayah, keterbatasan akses pangan hewani/pangan berfortifikasi, dan tantangan ekonomi rumah tangga. Penurunan yang sudah terjadi perlu dikonsolidasikan dengan intervensi berbasis bukti yang menargetkan periode 1.000 HPK, khususnya praktik pemberian makan bayi dan anak (PMBA) sesuai rekomendasi WHO dan Unicef. Pemberian standar emas makanan bayi berpengaruh terhadap pertumbuhan linear melalui beberapa mekanisme. Hasil penelitian memperlihatkan hubungan kuat antara kualitas pemberian IMD, ASI eksklusif, MP-ASI dengan status gizi. Data kebijakan dan analisis SSGI 2024 menekankan perlunya penguatan layanan konseling gizi, dukungan menyusui sejak perinatal, jaminan akses MP-ASI padat gizi yang terjangkau, serta edukasi praktik pemberian makan responsif dan higienis. Metode Pengabdian kepada Masyarakat melalui pendidikan kesehatan tentang Pemberian Standar Emas Makanan Bayi dengan harapan mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman serta ketrampilan ibu dan keluarga tentang praktik pemberian standar emas makanan bayi (IMD, ASI eksklusif, MP-ASI tepat, menyusui berlanjut minimal sampai dengan 24 bulan, dan pemberian makan responsif. Sasaran PKM adalah kader kesehatan desa Merbuh Singorojo Kendal sebanyak 42 orang. Tempat pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat berjarak kira-kira 35 KM dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal. Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah pengetahuan dan ketrampilan kader meningkat tentang pemberian standar emas makanan bayi sebagai upaya untuk pencegahan stunting. Luaran dari pengabdian masyarakat ini adalah leaflet dan poster yang digunakan untuk memberikan informasi seputar pemberian standar emas makanan bayi serta artikel dalam jurnal PKM.
HUBUNGAN BUDAYA JAWA DAN PERSEPSI IBU DENGAN PERILAKU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI Musyarofah, Siti; Ilham Agung Bahtiar; Yuni Puji Widiastuti; Rina Anggraeni
Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional 2022 : SIKesNas 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.48 KB) | DOI: 10.47701/sikenas.vi.1668

Abstract

Pendahuluan : Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Indonesia menurun dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dipengaruhi oleh sikap dan persepsi ibu terhadap budaya pemberian makanan pendamping ASI (MP-AS) dini. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 62 orang ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Desa Bandegan, teknik sampel menggunakan teknik Total Sampling. Alat penelitian menggunakan kuesioner. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara Budaya Jawa dengan perilaku pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan nilai P value 0,44 atau α ˃0,05, dan tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi ibu dengan perilaku pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi sia 0-6 bulan dengan nilai P value 0,543 atau α ˃0,05. Kata Kunci : Budaya Jawa, MPASI, Perilaku, Persepsi ABSTRACT Introduction: The scope of exclusive breastfeeding for infants in Indonesia has been decreasing in the last few years. This is influenced by the behaviour and perception of mother towards the culture of early weaning food feeding. Method: This research was a correlational descriptive research using cross sectional approach with Total Sampling method. Samples in this research were 62 mothers who had 0-6 months old babies in Bandengan village. Questionnaires were used as the instrument research. Result: The research result showed insignificant correlation between the Javanese culture and the breastfeeding behaviour with the P value of 0.44 or α > 0.05. There was also insignificant correlation between mothers’ perception and the weaning food feeding behaviour for 0-6 months-old infants with the P value of 0.543 or α > 0.05. Keywords : Javanese culture, weaning food, behaviour, perception