Pendidikan saat ini tidak lagi cukup hanya berorientasi pada aspek kognitif atau kecerdasan intelektual, tetapi juga harus menyentuh dimensi afektif dan spiritual. Dalam pendidikan Islam, nilai-nilai keagamaan menjadi dasar utama dalam membentuk siswa yang berakhlak mulia dan berintegritas Tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi yang berpotensi mengikis nilai moral, menjadikan pendidikan karakter religius menjadi kebutuhan yang mendesak. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peran strategis dalam membentuk karakter peserta didik secara menyeluruh. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses internalisasi nilai-nilai karakter religius melalui program kegiatan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta, mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam menanamkan nilai-nilai karakter religius, serta menganalisis dampaknya terhadap pembentukan karakter peserta didik di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan normatif. Data diperoleh melalui observasi, dokumentasi dan wawancara terhadap kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian AIK, guru AIK, guru mata pelajaran selain AIK, wali kelas, siswa, dan wali siswa, kemudian divalidasi menggunakan triangulasi sumber, teknik, dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa internalisasi nilai religius dilaksanakan melalui tiga tahap: transformasi nilai (penyampaian materi ajaran Islam), transaksi nilai (interaksi dua arah dan keteladanan guru), dan transinternalisasi (pembiasaan yang mengakar dalam perilaku siswa). Bentuk kegiatannya meliputi salat dhuha, salat berjamaah, tadarus Al-Qur’an, hafalan surat pendek, mentoring keislaman, dan kegiatan kemuhammadiyahan. Faktor pendukung meliputi budaya sekolah yang religius, peran teladan guru, serta dukungan sebagian besar orang tua. Hambatan yang dihadapi antara lain pengaruh negatif media sosial, latar belakang keluarga yang beragam, keterbatasan waktu, dan inkonsistensi pengawasan di luar sekolah. Internalisasi AIK terbukti berdampak positif terhadap pembentukan karakter religius siswa, tercermin dari peningkatan disiplin ibadah, sopan santun, tanggung jawab, serta kepedulian sosial. Penelitian ini merekomendasikan penguatan sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat agar nilai religius tertanam lebih mendalam dan berkelanjutan.