Claim Missing Document
Check
Articles

EVALUASI KAPASITAS KOLOM BETON BERTULANG YANG DIPERKUAT DENGAN METODE CONCRETE JACKETING Kaontole, Jenefer Teofany; Sumajouw, Marthin D. J.; Windah, Reky S.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 3 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komponen beton bertulang dapat mengalami kegagalan fungsi dimana struktur tersebut tidak mampu lagi menahan beban yang bekerja disebabkan karena adanya kerusakan pada beton sehingga diperlukan adanya sistem perkuatan pada beton tersebut. Concrete Jacketing adalah salah satu sistem perkuatan atau perbaikan beton dengan cara menyelimuti beton yang telah ada dengan beton tambahan. Pengujian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan membandingkan seberapa besar Kapasitas Kolom Beton Bertulang yang diperkuat dengan metode Concrete Jacketing. Pada penelitian ini perawatan dilakukan selama 28 hari dengan menggunakan 2 benda uji berupa Kolom Bulat dengan ukuran 10/35 cm dengan jumlah benda uji sebanyak 16 buah dan 10/50 cm dengan jumlah benda uji sebanyak 4 buah. Tulangan longitudinal yang digunakan berdiameter 10 mm dan diameter tulangan sengkang 6 mm. Hasil Pengujian menyatakan bahwa metode Concrete Jacketing berpengaruh terhadap Kapasitas Kolom beton bertulang dalam menerima beban. Hal ini dapat dilihat dari Hasil Pengujian untuk Benda Uji Kolom dengan dimensi berbeda sebelum dan setelah menggunakan concrete jacketing mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kata Kunci : Perkuatan beton bertulang, Concrete Jacketing, Kapasitas Kolom
KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN Karwur, Handy Yohanes; Tenda, Ruddy; Wallah, Steenie E.; Windah, Reky S.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 4 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKTeknologi beton telah berkembang sejak ditemukannya beton prategang pada beberapa dekade lalu yang diikuti oleh berbagai penelitian untuk meningkatkan kinerja bahan bangunan. Penelitian tersebut dilakukan dengan memperhatikan pemilihan material pembentuk beton sampai pada substitusi material lainnya, dengan memperhatikan adanya limbah kaca baik yang berasal dari industri ataupun pembongkaran bangunan dan dari rumah tangga dalam jumlah besar, berkemungkinan dimanfaatkan sekaligus sebagai alternatif solusi permasalahan lingkungan yang dapat diakibatkan oleh limbah kaca. Serbuk kaca diharapkan berfungsi sebagai filler karena memiliki potensi sebagai material pozzolan. Perencanaan campuran beton menggunakan Metode ACI 211.1 – 91 yang dimodifikasi.Penelitian ini menggunakan kaca dengan variasi penggunaannya 0%, 6%, 8%, 10%, 12%, dan 15% dengan kode secara berurutan sebagai berikut kaca – 0%, kaca – 6%, kaca – 8%, kaca – 10%, kaca – 12%, kaca – 15%. Pengujian dilakukan terhadap berat volume dengan menggunakan benda uji silinder 10/20 cm untuk umur 1 hari dan kuat tekan beton untuk umur 7, 14, dan 28 hari.Berat volume untuk semua variasi penggunaan serbuk kaca termasuk beton normal. Beton dengan nilai kuat tekan tertinggi dicapai pada komposisi serbuk kaca 10% sedangkan nilai kuat tekan terendah di dapat pada komposisi kaca 15%.Kata kunci : serbuk kaca, berat volume, kuat tekan, limbah kaca
ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI 1726-2012 DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Wantalangie, Revie O. F.; Pangouw, Jorry D.; Windah, Reky S.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 8 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diterapkannya SNI 1726-2012 sebagai standar yang baru telah menambah dan mengubah ruang lingkup tata cara perhitungan gempa menjadi lebih luas sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman yang ada. Beban gempa dapat dianalisis secara statik maupun dinamik. Untuk analisa statik digunakan metode gaya lateral ekivalen, dan untuk analisa dinamik digunakan metode spektrum respons ragam. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil kedua metode tersebut, sehingga kita dapat mengetahui metode mana yang lebih optimal dalam merencanakan struktur gedung tahan gempa. Struktur gedung yang dimodelkan merupakan gedung beraturan, dengan jumlah tingkat yang divariasikan. Model struktur dibagi kedalam portal 5 tingkat, 10 tingkat, dan 15 tingkat. Penelitian ini menggunakan bantuan program SAP2000 v18 untuk mempermudah proses analisa gempa. Hasil penelitian yang akan dibandingkan adalah displacement antar tingkat dan base shear yang terjadi akibat gaya gempa. Hasil analisa telah menunjukkan bahwa analisa statik mengeluarkan hasil yang lebih besar untuk ketiga model struktur dibandingkan dengan analisa dinamik. Perbedaan displacement antar tingkat yang dihasilkan oleh kedua metode pada ketiga model struktur masih masuk dalam batasan displacement antar tingkat ijin yang disyaratkan dalam SNI 1726-2012, sehingga ketiga model masih bisa dianalisa dengan analisa statik dan analisa dinamik. Karena hasil displacement dan base shear pada analisa statik lebih besar dari analisa dinamik, maka analisa statik lebih aman jika digunakan untuk pembebanan gaya gempa dalam perhitungan struktur secara umum. Walaupun dalam analisa gempa, analisa dinamik merupakan analisa yang lebih akurat karena proses analisa yang lebih mendekati ke keadaan yang sebenarnya. Kata Kunci : SNI 1726-2012, analisa statik, analisa dinamik, SAP2000
KUAT TARIK LENTUR BETON GEOPOLYMER BERBASIS ABU TERBANG (FLY ASH) Paat, Filia Eunike Sofia; Wallah, Steenie E.; Windah, Reky S.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 7 (2014): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini membahas tentang beton geopolymer berbasis abu terbang (fly ash). Fly ash yang digunakan adalah produk sampingan industri yang dihasilkan dari pembakaran batu bara pada PLTU Amurang. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kuat tarik lentur beton geopolymer melalui pengujian di laboratorium. Metode pengujian yang digunakan adalah System Two Point Loading Test pada benda uji balok dengan ukuran 10cm x 10cm x 50cm. Produk penelitian yang telah dilakukan adalah grafik hubungan antara kuat tarik lentur beton terhadap curing time dengan variasi waktu 4 jam, 8 jam, 12 jam dan 24 jam pada temperatur 60°C dengan menggunakan oven. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa, nilai kuat tarik lentur meningkat seiring dengan lamanya curing time. Kuat tarik lentur maksimum terjadi pada curing time selama 24 jam. Kata kunci : beton geopolymer, fly ash, curing time, kuat tarik lentur.
KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA Polii, Reza Adeputra; Sumajouw, Marthin D. J.; Windah, Reky S.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 3 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Provinsi Sulawesi utara memiliki kekayaan alam yang melimpah. Salah satunya adalah bahan atau material yang dapat dijadikan sebagai bahan yang menjadi agregat bahan pengisi campuran beton. Bisa menjadi alternative sebagai material yang bisa dijangkau oleh masyarakat di daerah tersebut. Hal ini yang menjadi dasar pemikiran untuk memanfaatkan agregat-agregat yang diambil dari beberapa tempat yang berbeda untuk dijadikan sebagai bahan pembentuk beton. Agregat kasar yang digunakan pada penelitian ini adalah kerikil sungai dan kerikil pecah. Sedangkan agregat halus, pasir ranoyapo, pasir Girian, pasir Sawangan dan pasir Klabat. Benda uji uang dibuat adalah silinder yang berukuran 100 / 200 mm. Perencanaan komposisi campuran memakai metode SNI 03-2834-2000 dan pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur beton 3, 7, 14 dan 28 hari. Berdasarkan hasil penelitian ini ternyata beton yang menggunakan kerikil pecah dan pasir klabatlah yang mendapatkan nilai kuat tekan tertinggi dari semua kombinasi agregat pada umur 28 hari yaitu sebesar 30,74 MPa. Hasil penelitian juga menunjukan terjadi penurunan kuat tekan sebesar 3,33 MPa sampai 6,47 MPa akibat penggunaan kerikil sungai sebagai agregat kasar pada beton.   Kata Kunci : Agregat Kasar, Agregat Halus, Beton Normal, Asal Material
OPTIMASI JARAK ANTAR DUA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT YANG BERSEBELAHAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN PENGARUH GEMPA The, Femmy; Sumajouw, Marthin D. J.; Wallah, Steenie E.; Windah, Reky S.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 1 (2012): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Benturan  dapat  terjadi  pada  dua  bangunan  gedung  bertingkat  yang  bersebelahan  apabila jarak antar dua bangunan tersebut lebih kecil dari simpangan maksimum yang terjadi akibat beban  gempa.    Benturan  menimbulkan  gaya-gaya  dalam  tambahan  pada  elemen  struktur yang  terakumulasi  dengan  gaya-gaya  dalam  akibat  beban  dinamik  itu  sendiri  sehingga mengakibatkan kerusakan pada struktur. Untuk  itu diperlukan optimasi  jarak pemisah antar dua bangunan gedung bertingkat yang bersebelahan, agar benturan dapat dihindari.  Analisa dilakukan pada model bangunan penahan geser bertingkat 2  (dua)  sampai dengan bertingkat  10  (sepuluh)  dengan  material  beton  bertulang.  Simpangan  horisontal  struktur diperoleh  menggunakan  analisa  respon  spektrum  untuk  tanah  keras  di  wilayah  gempa  VI (enam)  Indonesia. Hasil analisa menunjukkan bahwa  syarat batas ultimit untuk  jarak antar dua  bangunan  yang  bersebelahan  0,008  kali  tinggi  bangunan  agar  tidak  terjadi  benturan (efek Pounding) pada dua bangunan tersebut. Kata  kunci  :  benturan  antar  gedung,  gempa,  jarak  antar  bangunan,  optimasi  jarak    pemisah, respons spectrum, simpangan horisontal
PERHITUNGAN GAYA GESER PADA BANGUNAN BERTINGKAT YANG BERDIRI DI ATAS TANAH MIRING AKIBAT GEMPA DENGAN CARA DINAMIS Erwinsyah, Fillino; Windah, Reky S.; Dapas, Servie O.; Wallah, Steenie E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 3 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengaruh gempa pada struktur bangunan biasanya dimodelkan dengan terjadinya gaya geser yang bekerja pada dasar bangunan yang disebut sebagai gaya geser dasar (base shear). Besarnya gempa yang bekerja sangat mempengaruhi gaya geser dasar yang terjadi pada struktur bangunan. Apalagi jika struktur bangunan memiliki kekakuan kolom yang besar.Struktur bangunan yang memiliki variasi nilai kekakuan kolom karena bertumpu pada kemiringan tanah tertentu dan berada pada wilayah gempa 5 menurut SNI dengan kondisi tanah lunak dianalisa dengan menggunakan metode spektrum respon untuk mengetahui gaya geser yang terjadi pada struktur bangunan tersebut.Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa pada struktur bangunan yang memiliki kekakuan kolom paling besar, biasanya pada saat gempa akan memikul gaya geser yang paling besar.Kata kunci: Gaya geser, kemiringan tanah
TINJAUAN KARAKTERISTIK BEBERAPA GEMPA BESAR Tamboto, Winny J.; Windah, Reky Stenly
JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING Vol 2, No 1 (2012): JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A response spectrum is a plot of the peak values of the response (displacement, velocity, or acceleration) of a number of SDOF systems with different natural vibration periods subjected to the same seismic input. Therefore, an acceleration response spectrum represents the peak accelerations that a suite of SDOF systems with a range of natural periods may exhibit when subject to a given ground motion component.In general, the acceleration response spectrum associated with a specific time-history recorded at a given location has a jagged shape with significant peaks and valleys. The response spectrum for another ground motion recorded at the same site during a different earthquake will exhibit also an irregular shape, but the peaks and valleys will not necessarily coincide with those in the previous one. Therefore, appropriately smoothed spectra are usually defined for design and evaluation purposes. These spectra are termed design response spectra. They do not represent the particular acceleration response from a single ground motion time-history, but rather they are intended to be more representative of general characteristics for a reasonable range of expected ground motions at a given site.Keywords: response spectrum, SDOF system, time-history, ground motions
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI Sumajouw, Marthin D. J.; Dapas, Servie O.; Windah, Reky S.
JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING Vol 4, No 4 (2014): JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sulawesi Utara dikenal memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah. Kekayaan  alam yang banyak ditemukan adalah pasir, kerikil dan teras, dimana ketiga bahan ini apabila dipadukan dengan semen yang berfungsi sebagai perekat akan menjadi bahan dasar alami yang cocok digunakan sebagai campuran beton mutu tinggi. Bahan bahan ini dapat ditemukan dalam jumlah yang banyak dan relatif murah dan dapat langsung digunakan sebagai bahan dasar pembentuk beton mutu tinggi. Beton mutu tinggi sebagai material pembentuk elemen struktur sudah merupakan sebuah keharusan dan tidak dapat dihindari terutama untuk daerah-daerah yang memiliki tingkat resiko kegempaan tinggi seperti Sulawesi Utara. Salah satu keunggulan beton mutu tinggi dibandingkan dengan beton normal adalah dimensi elemen strukturnya menjadi lebih ramping. Hal ini akan mereduksi berat struktur yang merupakan fungsi dari gaya gempa yang pada akhirnya mengurangi resiko bahaya gempa terhadap sebuah struktur. Penelitian dilaksanakan untuk mendapatkan sifat karakteristik dari material pembentuk beton mutu tinggi yang nantinya merupakan dasar untuk mendisain komposisi (mix-design) beton mutu tinggi. Setelah komposisi campuran beton mutu tinggi diperoleh, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap nilai kuat tekan beton mutu tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan menghasilkan grafik hubungan antara variasi umur beton terhadap nilai kuat tekan beton. tren menunjukkan bahwa semakin lama umur beton mutu tinggi terjadi peningkatan kuat tekan beton, dimana kuat tekan maksimum terjadi pada umur beton 28 hari. Kuat tekan beton umur 28 hari sebesar 62.64 MPa. Kuat tekan pada umur 3 hari mencapai 58%, 7 hari mencapai 78%,  umur 14 hari mencapai 88% dan umur 21 hari mencapai 93% dibandingkan dengan kuat teklan pada umur 28 hari. Kata Kunci : Mutu Tinggi, Kuat Tekan Beton
PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI Windah, Reky Stenly
JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING Vol 1, No 2 (2011): JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada bangunan tinggi, kekakuan yang memadai sangat diperlukan untuk menahan gaya lateral akibat pengaruh angin, gempa atau ledakan. Gaya-gaya ini dapat menimbulkan tegangan yang besar dan menyebabkan pergerakan kesamping atau getaran, sehingga dapat mengganggu ketenangan penghuninya. Dinding beton yang sangat kaku dalam bidangnya dan diletakkan dilokasi yang menguntungkan, umumnya ekonomis untuk digunakan sebagai penahan gaya lateral. Dinding seperti ini disebut dinding geser (shear wall).Berdasarkan perhitungan dapat dilihat bahwa besarnya simpangan pada struktur yang menggunakan dinding geser sebesar 3,56 cm, 3,11 cm dan 3,27 cm lebih kecil dibandingkan pada struktur yang tidak menggunakan dinding geser dengan besar simpangan 4,26 centimeter, ini menunjukan bahwa penggunaan dinding geser pada suatu struktur dapat meningkatkan kekakuan lateral struktur sehingga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap besarnya simpangan lateral struktur (19,7 %, 37,0 % dan 30,3 %).Kata kunci : Bangunan tinggi, kekakuan, gaya lateral, simpangan, dinding geser.
Co-Authors . Fakhurrazy, . . Sudarman Adrian Philip Marthinus, Adrian Philip Agthen, Yonasdi Afdar Alfian Hendri Umboh Banu Dwi Handono, Banu Dwi Berny Andreas Engelbert Rumimper Bonny M. M. Ointu Boyoh, Ezra Ronaldo Bryan Jeferson Tololiu Chandra Hansun Tanudjaja Christy Merril Rantung Crisando Daniels Matani Dewi, Yosefa Flaviana Zynthia Ellen J. Kumaat Fanto Pardomuan Pane, Fanto Pardomuan Felisa Octaviani Lomboan, Felisa Octaviani Femmy Nurul Akbar Filia Eunike Sofia Paat Fillino Erwinsyah Geertruida Eveline Untu, Geertruida Eveline Gerry F. Waworuntu Griebel H. Rompas H. Tanudjaja Handy Yohanes Karwur Hierico Manalip Hieryco Manalip Hizkia Yehezkiel Mamesah James Albert Kaunang, James Albert Jenefer Teofany Kaontole, Jenefer Teofany Jorry D. Pangouw Lilik Fauziah Marthin D. J. Sumajouw Mielke R. I. A. J. Mondoringin, Mielke R. I. A. J. Muhammad Igbal Murdianto, Wisnu Olivia Maria Tumurang Ondang, Celien Quinli Oryza Dewayanti Pala'biran, Oman Anri Palallo, Febriani Palit, Heronica Imanuel Pang, Estefani B. B. Randhy Raymond Mandolang, Randhy Raymond Revie O. F. Wantalangie, Revie O. F. Reza Adeputra Polii, Reza Adeputra Rienanda, Farren Evangelistha Riger Manuahe Ronny E. Pandaleke Rosie Arizki Intan Sari Rowland Badenpowell Edny Turang Ruddy Tenda Salassa, Verian Vernando Servie O. Dapas Sesty E. J. Imbar Siajaya, Kiemberly Steenie E. Wallah Stevie Andrean, Stevie Sumanti, Fitzgerald F. A. E. Tarihoran, Eko Tumbal, Tesalonika Elisabet Flona Winny J. Tamboto Yohanes Trian Dady, Yohanes Trian