Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Seni Tari

NILAI ESTETIKA BARONGAN WAHYU AROM JOYO DI DESA GUNUNGSARI KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI Komariyah, Isti; Wiyoso, Joko
Jurnal Seni Tari Vol 6 No 1 (2017): Jurnal Seni Tari
Publisher : Jurnal Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.212 KB) | DOI: 10.15294/jst.v6i1.12106

Abstract

Barongan Wahyu Arom Joyo adalah salah satu kelompok kesenian tradisional kerakyatan yang mementaskan barongan di Kabupaten Pati serta memiliki nilai keindahan. Keindahan pertunjukan barongan dapat dilihat dari bentuk, isi dan penampilan pertunjukan barongan. Masalah yang dikaji adalah bagaimana nilai estetika barongan dengan kajian pokok bentuk, isi dan penampilan Barongan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan nilai estetika barongan yang dilihat dari bentuk, isi dan penampilan. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan pendekatan penelitian estetis dan koreografis yaitu keindahan yang dilihat dari aspek-aspek atau struktur koreografisnya. Peneliti juga mengambil pendekatan Emik dimana data diperoleh dari pengkategorian fenomena budaya menurut warga setempat yang memberi gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok-kelompok tertentu serta Etik dimana data yang diperoleh dari sudut pandang peneliti. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan  analisa tari berdasarkan teori Adshead. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi atau pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai estetika Barongan dapat dilihat dari bentuk, isi dan penampilan. Bentuk pertunjukan kesenian barongan nampak pada pola pertunjukannya yaitu pertunjukan pembuka, inti dan penutup serta aspek-aspek yang mendukung pertunjukan barongan yaitu gerak, tema, alur cerita atau alur dramatik, penari, pola lantai, ekspresi wajah/polatan, rias, busana, musik, panggung, properti, pencahayaan, dan setting. Isi pertunjukan nampak pada gagasan yang berasal dari tema dan cerita yang dibawakan, suasana yang ramai dan pesan yang berisi spirit kehidupan. Penampilan nampak pada bakat dari keturunan orang tua, keterampilan dari latihan dan sarana atau media yang mendukung pertunjukan. Pertunjukan barongan yang tersusun dari gerak yang menirukan binatang dan bersifat improvitatif dengan iringan yang meriah memberikan kesan pertunjukan barongan yang khas dan unik serta nampak nilai estetika dari pertunjukan barongan tersebut.   Kata Kunci : Nilai Estetika, Bentuk Pertunjukan, Barongan   ABSTRACT Barongan Wahyu Arom Joyo is one of the popular traditional arts group that showed the barongan in Pati regency. This study aims to determine and describe the aesthetic value of barongan seen from the form, content and appearance. The method used is descriptive qualitative. Researchers used aesthetic and choreographic research approach that is the interest of the views of the aspects or choreographic structure. Researchers also took emic approach in which the data obtained from the categorization of the cultural phenomenon according to local residents who give an idea as carefully as possible about an individual, the state, or the symptoms of certain groups and ethics where the data obtained from the perspective of the researcher. Data collection techniques in this study using an observation, interview and documentation. Data were analyzed using dance analysis based on the Adshead’s theory. Technique authenticity of data using triangulation techniques or comparison. The results showed that the aesthetic value of Barongan Wahyu Arom Joyo Art can be seen from the form, content and appearance of the barongan performances. The forms show of artistic performances barongan evident in the pattern of presentation is the presentation of the opening, the core and the cover as well as aspects that support barongan performances that motion, theme, storyline or groove dramatic, dancer, floor patterns, facial expressions, makeup, fashion, music, stage, props, lighting, and setting. The contents of the show appeared on the idea from theme and story, the noisy atmosphere and  and the message to contain spirit of life in the barongan performances. Appearance appears on the talents from descendant of parents, skills from  practice and means or media that support barongan performances. Barongan performances composed of imitate an animal motion and improvisation with music  to complete distinctive and unique and apparent aesthetic value of the barongan performances.    
NILAI MORAL PADA KESENIAN BUNCIS DI DESA TANGGERAN KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS Sabar, Sri Sabandiyah; Wiyoso, Joko
Jurnal Seni Tari Vol 7 No 2 (2018): Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Seni Tari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.302 KB) | DOI: 10.15294/jst.v7i2.25540

Abstract

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui dan mendeskrisikan mengenai tiga aspek nilai moral pada Kesenian Buncis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan sosiologi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Teknik analisis data berdasarkan model Milles and Huberman. Hasil penelitian mengenai nilai religius pada Kesenian Buncis terdapat dalam sejarah, bentuk pertunjukan dan keadaan masyarakat seni. Bentuk pertunjuk meliputi: pola pertunjukan dan elemen-elemen pertunjukan. Nilai religius terdiri dari: sikap percaya kepada Tuhan, toleransi, kerukunan hidup, cinta damai, bersahabat. Nilai gotong royong tercermin dari rasa solidaritas sosial para pelaku seni, kerjasama, tanggung jawab, toleran, peduli lingkungan, peduli sosial, disiplin, kerja keras, dan kreatif baik dalam kehidupan bermasyarakat, latihan dan pertunjukan. Nilai cinta tanah air terlihat dari semangat kebangsaan, menghargai prestasi dan cinta damai, serta semangat dalam melestarikan warisan budaya dengan cara berkesenian dan berlatih. Kata Kunci: Nilai moral; Kesenian Buncis  
Ritual Ngguyang Jaran pada Paguyuban Kuda Lumping Wahyu Turonggo Panuntun di Desa Legoksari Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung Agustin, Putri Fatmasari; Wiyoso, Joko
Jurnal Seni Tari Vol 8 No 1 (2019): Kajian Tekstual dan Kontekstual Tari Nusantara
Publisher : Department of Drama, Dance, and Music Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.24 KB) | DOI: 10.15294/jst.v8i1.31257

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosesi ritual dilaksanakan dan menganalisis makna ritual bagi anggota paguyuban Kuda Lumping Wahyu Turonggo Panuntun. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) prosesi ritual dilaksanakan dua kali yaitu rutin pada malam Selasa Kliwon dan malam Jumat Kliwon dan ritual sehari sebelum pertunjukan. Ritual dilaksanakan di dua tempat yaitu sendang, dimana dalam sendang melakukan aktivitas memandikan properti kuda dan dilanjutkan dengan memanjatkan doa di pepundhen dengan membawa sesaji dan properti kuda. Perbedaan dari kedua ritual hanya terletak pada waktu pelaksanaan, ritual rutin dilaksanakan pada pukul 00.00 WIB sedangkan ritual sebelum pertunjukan yang terpenting adalah malam hari, 2) makna ritual bagi anggota adalah untuk permohonan izin, dan keselamatan.
Manajemen Sanggar Padma Baswara Di Kadilangu Demak Oktaviana, Dwi Kharisma; Wiyoso, Joko
Jurnal Seni Tari Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v10i2.46809

Abstract

Sanggar Padma Baswara di Kadilangu Demak merupakan tempat pengembangan danpelatihan seni tari yang memiliki sistem manajemen dan dijalankan oleh pengurus sanggar. SanggarPadma Baswara dalam kurun waktu 4 tahun sudah diakui dan eksis di masyarakat khususnyamasyarakat Demak. Tujuan penelitian yaitu untuk: mengetahui dan mendeskripsikan manajemenorganisasi dan manajemen produksi pertunjukan Sanggar Padma Baswara di Kadilangu Demak.Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi. Teknikpengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik keabsahan datamenggunakan triangulasi sumber dan teori. Teknik analisis data melalui reduksi data, penyajiandata, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian berisi bahwa fungsi-fungsi manajemen berupaperencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Faktor yang menjadi dasarmanajemen Sanggar Padma Baswara yaitu manajemen produksi seni pertunjukan, dilihat dariagenda rutin Sanggar Padma Baswara yaitu Ujian Akhir Semester, meliputi bahan atau material,modal, tenaga kerja dan peralatan. Sanggar Padma Baswara berdiri pada tanggal 15 Oktober 2016bertempat di Kelurahan Kadilagu telah menerapkan manajemen dengan sebaik-baiknya sehinggatujuan organisasi dapat dicapai.
The Textual and Contextual Study of Lengger Banyumasan Dance Performance in Sea Alms Ceremony in Sidanegara Village Zaharani Salsabila; Joko Wiyoso
Jurnal Seni Tari Vol 12 No 1 (2023): Vol 12 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jst.v12i1.64092

Abstract

The lengger Banyumasan performance at the sea alms ceremony in the village of Sidanegara is a folk art that is presented in a ritual culture of the community. These rituals affect textual and contextual values in the lengger dance performance. The purpose of this study was to determine the textual and contextual values in the lengger Banyumasan performance at the sea alms ceremony in the village of Sidanegara. Field data was processed using qualitative research methods and a phenomenological approach. Data collection techniques used are observation, interviews, and documentation. The data validity technique used is the triangulation technique. Data were analyzed using data reduction, presentation, and conclusion stages. The results show that the performance of the lengger Banyumasan dance at the sea alms ceremony has a performance pattern consisting of the lenggeran round which is included in the procession and tasyakuran evening and has a performance function consisting of individual functions that have spiritual values such as supplication, worship, and expression of gratitude to God Almighty, social functions consisting of entertainment and economic functions, as well as association or brotherhood functions. Suggestions from the researchers for artists to maintain cohesiveness to continue to develop and preserve the lengger Banyumasan art form.