Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Analisis Pola Peresepan Obat Berdasarkan Perbedaan Status Penjamin (BPJS dan Non-BPJS) Rahayu, Retno Tri; Marvel, Marvel; Nurmeilis, Nurmeilis; Dhilasari, Estu Mahanani
Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ) Vol 7, No 1 (2025)
Publisher : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/pbsj.v7i1.39009

Abstract

Evaluasi penggunaan obat merupakan aspek krusial dalam pelayanan farmasi klinik di fasilitas kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara status penjamin (BPJS dan non-BPJS) dengan pola peresepan penggunaan obat berdasarkan indikator peresepan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) di sebuah klinik di daerah Kroya (Provinsi Jawa Tengah) pada tahun 2020. Indikator peresepan yang digunakan mencakup rerata jumlah obat per lembar resep, persentase peresepan antibiotik untuk ISPA non-pneumonia (batuk-pilek) dan diare non-spesifik, serta peresepan injeksi untuk myalgia. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan data diperoleh secara retrospektif dari resep dan buku rawat jalan pasien. Sampel dipilih menggunakan teknik total sampling, menghasilkan 2.206 sampel resep yang dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05) antara penjamin BPJS dan non-BPJS dalam semua indikator peresepan yang dievaluasi. Perbedaan ini terlihat pada rerata jumlah obat yang diresepkan (BPJS: 2,91; non-BPJS; 3,42), persentase peresepan antibiotik pada ISPA non-pneumonia (BPJS: 41,5%; non-BPJS: 63,1%), persentase peresepan antibiotik pada diare non-spesifik (BPJS: 39,8%; non-BPJS: 68,1%), dan persentase peresepan injeksi pada myalgia (BPJS: 0,0%; non-BPJS: 4,1%). Terdapat hubungan yang signifikan antara status penjamin dengan pola peresepan penggunaan obat berdasarkan indikator peresepan Kemenkes RI.
Review Kandungan Metabolit Sekunder Tanaman Berkhasiat terhadap Tulang dan Sendi menurut Al-Qanun Fi’l Tibb II Siregar, Barita Juliano; Sangadji, Sarah Nahdah Zhaafirah; Betha, Ofa Suzanti; Dhilasari, Estu Mahanani
Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ) Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/pbsj.v4i2.25611

Abstract

Al-Qanun Fi’l Tibb II merupakan buku materia medica karya Ibnu Sina yang terkenal di dunia. Buku tersebut menjelaskan secara rinci mengenai monografi tanaman berkhasiat terhadap organ tubuh, salah satunya terhadap tulang dan sendi. Akan tetapi dalam buku tersebut belum memuat komponen major metabolit sekunder yang diduga berperan penting dalam memberikan efek farmakologis. Penelitian ini ditujukan untuk menginventarisasi tumbuhan yang terdapat di dalam buku Al-Qanun Fi’l Tibb II dan melakukan literatur review terkait kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam tanaman tersebut. Metode penelitian dilakukan dengan literature review melalui studi kepustakaan. Hasil pengambilan data menunjukan terdapat 74 tanaman yang berkhasiat terhadap tulang dan sendi diantaranya memiliki komponen major metabolit sekunder seperti senyawa terpen, flavonoid, alkaloid, tanin, alil isotiosianat, saponin, glikosida, alkohol lemak, asam fenolat, benzofenon, kuinon, sekoiridoid, kumarin, stilbene, anthrone, naftalen, benzaldehida dan asam karboksilat. Terpen merupakan metabolit sekunder yang paling banyak ditemukan dalam tanaman yang berkhasiat terhadap tulang dan sendi. Bioaktivitas yang ditemukan pada tanaman diantaranya antigout, antioksidan, osteoprotektif, antiosteoporosis, antibakteri, antiinflamasi dan analgesik.
A retrospective descriptive cross-sectional study of Oral Dosage Form Administered in The Form of Suspension to ICU Patients at Hospital X Suryani, Nelly; Anwar, Vidia Arliani; Saibi, Yardi; Dhilasari, Estu Mahanani; Dahlizar, Sabrina; Betha, Ofa Suzanti; Komala, Ismiarni; Azzahra, Afifah Nurnishrina
Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ) Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/pbsj.v6i2.41341

Abstract

Patients in the intensive care unit were often very sick and had lost consciousness. Because they had trouble swallowing, individuals with reduced awareness frequently depended on enteral tubes (NGT) for their daily medical and nutritional requirements. Since not all medications were accessible in parenteral forms, patients who relied on enteral tubes often had issues, including drug stability. Many problems arose in clinical usage when the medication was crushed or suspended and put into the NGT, including drug obstruction in the enteral tube and a reduction in drug stability as a result of the dose form being altered, making the drug unstable. Thus, this study aimed to ascertain the stability of oral suspension medications given to intensive care unit patients. The medical records of intensive care unit patients who had received oral medication therapy at X Hospital in Jakarta were examined retrospectively using a cross-sectional, descriptive approach. According to the statistics, coated tablets accounted for 68% of the most frequently used oral medication preparations. It was highly likely that crushing the coated tablets and administering them via NGT had resulted in tube obstruction. Additionally, 59.26% of the medications used had exhibited hygroscopic qualities, and several had been readily hydrolyzed. Based on these findings, it was concluded that oral medications, particularly crushed-coated tablets, could negatively affect drug stability. Active substances with hygroscopic properties and those prone to hydrolysis were also identified as potential contributors to instability.
Analisis Pola Peresepan Obat Berdasarkan Perbedaan Status Penjamin (BPJS dan Non-BPJS) Rahayu, Retno Tri; Marvel, Marvel; Nurmeilis, Nurmeilis; Dhilasari, Estu Mahanani
Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ) Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/pbsj.v7i1.39009

Abstract

Evaluasi penggunaan obat merupakan aspek krusial dalam pelayanan farmasi klinik di fasilitas kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara status penjamin (BPJS dan non-BPJS) dengan pola peresepan penggunaan obat berdasarkan indikator peresepan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) di sebuah klinik di daerah Kroya (Provinsi Jawa Tengah) pada tahun 2020. Indikator peresepan yang digunakan mencakup rerata jumlah obat per lembar resep, persentase peresepan antibiotik untuk ISPA non-pneumonia (batuk-pilek) dan diare non-spesifik, serta peresepan injeksi untuk myalgia. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan data diperoleh secara retrospektif dari resep dan buku rawat jalan pasien. Sampel dipilih menggunakan teknik total sampling, menghasilkan 2.206 sampel resep yang dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik (p<0,05) antara penjamin BPJS dan non-BPJS dalam semua indikator peresepan yang dievaluasi. Perbedaan ini terlihat pada rerata jumlah obat yang diresepkan (BPJS: 2,91; non-BPJS; 3,42), persentase peresepan antibiotik pada ISPA non-pneumonia (BPJS: 41,5%; non-BPJS: 63,1%), persentase peresepan antibiotik pada diare non-spesifik (BPJS: 39,8%; non-BPJS: 68,1%), dan persentase peresepan injeksi pada myalgia (BPJS: 0,0%; non-BPJS: 4,1%). Terdapat hubungan yang signifikan antara status penjamin dengan pola peresepan penggunaan obat berdasarkan indikator peresepan Kemenkes RI.