Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Strategi Diversifikasi Produk Pisau pada Industri Kreatif dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) Fandi Ardian Dwi Cahyo; Hadi Setiawan; Sirajuddin Sirajuddin
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 4 No. 2 Juli 2016
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.361 KB)

Abstract

Diversifikasi produk merupakan strategi yang dilakukan pihak perusahaan dalam usaha mengembangkan dan memperbaiki kualitas produknya serta untuk meningkatkan nilai ekonomi suatu produk. Diversifikasi produk yang dilakukan oleh Industri Kreaktif Masyarakat PD. Setia Jaya adalah mengembangkan desain produk pisau dapur tradisional sesuai dengan karakteristik keinginan dan kebutuhan konsumen. Identifikasi variabel karakteristik konsumen terhadap produk pisau tersebut didapat melalui penentuan evaluasi produk berdasarkan dimensi bauran manajemen pemasaran 7P dengan menyebarkan kuisioner kepada konsumen pengguna pisau dari IKM tersebut. Dalam proses pengembangan produk terhadap karakteristik konsumen dibantu dengan berbagai sarana dan teknik. QFD adalah suatu sarana yang digunakan untuk menghubungkan karakteristik kebutuhan konsumen yang didefinisikan oleh konsumen ke dalam spesifikasi teknis produk. Pada matriks penggabungan karakteristik konsumen dan karakteristik desain produk dalam House of Quality menghasilkan korelasi antara kedua karakteristik tersebut sehingga menghasilkan nilai dari suatu hubungan karakteristik. Dalam pembentukan matriks hubungan ini ada tiga macam hubungan yang dapat terjadi yaitu, hubungan kuat, sedang dan lemah. Hubungan pada matriks tersebut diberi simbol-simbol yang mempunyai nilai yang berbeda yaitu hubungan kuat dengan nilai 9, hubungan sedang dengan nilai 3, hubungan lemah dengan nilai 1. Berdasarkan pada gambar House of Quality didapatkan nilai kepentingan absolut dan nilai kepentingan relatif, nilai tertinggi yang telah diklasifikasi ditentukan sebagai nilai prioritas karakteristik teknis yang diinginkan oleh konsumen. Dipilih lima karakteritik teknis tertinggi dari nilai persentase kepentingan relatif untuk menentukan prioritas desain produk yang akan dilakukan perancangan desain produk ekspektasi.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jabatan Menggunakan Pendekatan Evaluasi Jabatan (Studi Kasus PT. X) Serly Permata; Hadi Setiawan; Nandang Sukandar
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 4 No. 1 Maret 2016
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.248 KB)

Abstract

PT. X merupakan anak perusahaan PT K (Persero), Tbk yang bergerak di bidang properti industri yang  meliputi lahan industri, bangunan pabrik, dan gudang berskala standar. Awal tahun 2014 PT X melakukan rekontruksi organisasi untuk menjadi pemain properti nasional yang terkemuka. Proses rekontruksi organisasi dilakukan dengan tahap analisis, wawancara dan konsensus dengan pihak terkait, hal ini bertujuan agar kegiatan ini tepat sasaran. Penelitian ini dilakukan untuk melanjutkan proses rekontruksi organisasi yaitu dengan mengevaluasi prestasi kerja dari jabatan yang diteliti pada Direktorat SDM & Keuangan melalui pendekatan Hay Sistem dan pembobotan faktor yang mempengaruhi evaluasi jabatan melalui pendekatan Analitical Hierarchy Process (AHP). Pembobotan kriteria berdasarkan kriteria Hay Sistem yaitu Know-How, Problem Solving dan Accountability sedangkan untuk pembobotan jabatan dilakukan pada jabatan setingkat Kepala Seksi di Direktorat SDM & Keuangan. Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan bahwa: Hasil pembobotan kriteria Hay Sistem yaitu, bobot tertinggi ada pada kriteria Tanggung Jawab (Accountability) sebesar 44,2%, selanjutnya kriteria Penyelesaian Masalah (Problem Solving) 30,1%,  dan kriteria Mengetahui Bagaimana (Know-How), sebesar 25,8%. Sedangkan Hasil pembobotan pada subkriteria Hay Sistem pada masingmasing kriteria adalah untuk subkriteria Impact sebesar 21,3%, untuk subkriteria Fredom To Act sebesar 18,2%, untuk subkriteria Thinking Challenge sebesar 14,5%, untuk subkriteria Magnitude sebesar 13,7%, untuk subkriteria Management Breadth sebesar 12,4%, untuk subkriteria Thinking Environment sebesar 11,9%, untuk subkriteria Human Relation Skill sebesar 4,8%, untuk subkriteria Technical Know-How sebesar 3,2%. Hasil dari evaluasi jabatan menggunakan metode Hay Sistem, diperoleh Grade 9 pada  jabatan Grup Laporan Keuangan, Grup Pengembangan SDM, dan Ahli Pertama Pendanaan & Pengelolaan Dana, Grade 10 pada jabatan Grup Perencanaan Organisasi & SDM, Grup Kegiatan AP & PP, Ahli Pertama Pengadaan Jasa, Grup Pajak,Asuransi, & Faktur, Grup Knowledge Management, Umum, Grup Verifikasi, dan Grup Akuntansi Manajemen, dan Grade 11 pada jabatan Ahli Pertama Remunerasi, Ahli Pertama Pengadaan Barang dan Administrasi & Informasi.
Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia dengan Pendekatan Human Resources Scorecard Falah Queen; Hadi Setiawan; Shanti Kirana Anggraeni
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 4 Oktober 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.897 KB)

Abstract

PT. Krakatau Steel merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan baja. Perusahaan ini memiliki tipe produksi make to order, yaitu melakukan pelayanan berdasarkan permintaan dari konsumen. Penelitian dilakukan di Divisi Slab steel plant 2, Divisi ini merupakan salah 1 unit dari PT. Krakatau Steel yang memproduksi baja lembaran. Berdasarkan kondisi divisi ini, maka Divisi Slab steel plant 2  memerlukan suatu pengukuran kinerja sumber daya manusia dengan menggunakan konsep Human Resources Scorecard (HRS) dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kinerja sumber daya manusia perusahaan. Konsep pengukuran ini sangat penting bagi perusahaan agar dapat secara efektif mengelolah tanggung jawab yang strategi untuk menghadapi persaingan dimasa mendatang sehingga tercapai visi dan misi perusahaan. Meningkatnya tuntutan kualitas sumber daya manusia mengakibatkan persaingan di dunia usaha, sehingga mendorong manusia untuk melakukan perbaikan dalam mengukur kinerja bisnis yang sedang berlangsung. Hasil pengukuran ini membantu pihak manajemen untuk melakukan usaha peningkatan proses dan performance organisasi secara keseluruhan. Human Resources Scorecard adalah suatu sistem pengukuran sumber daya manusia yang mengaitkan manusia, strategi, dan kinerja untuk menghasilkan perusahaan yang unggul. HR Scorecard menjabarkan misi, visi, strategi menjadi aksi human resources yang dapat diukur kontribusinya. HR Scorecard menjabarkan sesuatu yang tak berwujud/intangible (leading/sebab) menjadi berwujud/lngtangible (lagging/akibat). Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu Mengetahui kondisi eksisting sistem pengukuran kinerja di Divisi Slab steel plant 2, Memperbaiki sistem pengukuran kinerja yang ada sekarang di divisi Slab steel plant 2 dengan menggunakan pendekatan sistem pengukuran Human Resource Scorecard dan Mengukur kinerja divisi Slab steel plant 2 dengan menggunakan metode AHP dan skala Likert. Penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan bobot dan skala Likert untuk menentukan skor dari penilaian pengukuran kinerja. Hasil dari pengukuran penilaian kinerja Divisi Slab steel plant 2 ini adalah sebesar 3.845 yang dikategorikan departemen tersebut memiliki kinerja SDM yang mendekati baik.
Supply Chain Management for Value Added In Agriculture Sector of Indonesia Hadi Setiawan; Sofia Arie Damayanty; Rita Helbra Tenrini
International Journal of Supply Chain Management Vol 9, No 3 (2020): International Journal of Supply Chain Management (IJSCM)
Publisher : International Journal of Supply Chain Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.549 KB)

Abstract

Abstract— macroeconomic aspects of preferred value chains. This paper introduces the concept of SCM and illustrates its applications in agroindustries, with a focus on Value Added Tac (VAT) in Indonesia. VAT is one of the main sources of tax revenue in Indonesia, which is a percentage applied to the sale price charged for goods or services at every point in the supply chain. Currently, the tax revenue is one of the fiscal risks that must be mitigated by the Government, since it never reached the target in the last ten years except in 2008. One discourse being raised to increase tax revenue is to charge VAT on all goods and services, including the agriculture sector. This paper uses the latest of Indonesian social accounting matrix (SAM) multiplier model to quantify the economic impact of the supply chain system for imposition of VAT on the agriculture sector. The overview of agriculture value chain in Indonesia was done and supply chain risk management and logistics cost were described. Then, the recommendation was provided for optimizing the agricultural value chain. The results is the imposition of VAT on agricultural sector in all supply chains will give a positive impact if all VAT revenue distributed to the poor
Peranan Penting One Hour Notice Bagi Kru Dek di MT. Gas Soechi XXVIII Bryan Felix Gabriel Katili; Hadi Setiawan; Frisca Mareyta Pongoh
KALAO'S MARITIME JOURNAL Vol 5 No 2 (2024): Desember : Kalao’s Maritime Journal
Publisher : Politeknik Pelayaran Sulawesi Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69754/kalaos.v5i2.121

Abstract

Ignorance of information is a very fatal matter. Many incidents occur due to the lack of information resulting in the absence of preparation. In the maritime world, sailors are certainly familiar with the term One Hour Notice (OHN), which is a notice or announcement one hour before the ship departs, arrives, or undergoes relocation.The type of research used in this study is qualitative research, by examining and analyzing the results of observations, as well as conducting interviews about the important role of One Hour Notice (OHN), and how to implement One Hour Notice (OHN) procedures for deck crew on MT. GAS SOECHI XXVIII. The results obtained from the research on MT. GAS SOECHI XXVIII are: (1) Understanding the importance of One Hour Notice (OHN) when the ship is about to depart, arrive, or undergo relocation, (2) Procedures for implementing One Hour Notice (OHN) for deck crew.
Rancang Bangun Monitoring Kontrol Kecepatan Putar Motor Induksi 3 Fasa Berbasis IoT Wisnu Bachtiar Fanani; Antonius Edy Kristiyono; Hadi Setiawan
Ocean Engineering : Jurnal Ilmu Teknik dan Teknologi Maritim Vol. 4 No. 1 (2025): Ocean Engineering : Jurnal Ilmu Teknik dan Teknologi Maritim
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Maritim AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58192/ocean.v4i1.3175

Abstract

Along with the development of the industrial sector, companies are competing to create quality and affordable products. To support production, automation tools have emerged that help the production process so that it is faster. One of the machines that is widely used by large factories is a 3-phase induction motor. 3-phase induction motors are often used in driving equipment in industry because they have a simple construction, are relatively cheap, lightweight, have high efficiency, and are easy to maintain. This study utilizes the A3114 hall effect sensor device, PZEM-PP4T Sensor, 20x4 LCD, ESP32 module, Relay, Mitsubishi D700, MCP 4725 Sensor. The tests carried out showed that the performance of the sensor for measuring speed, voltage, and current on 3-phase motors has a high level of accuracy. Testing of motor speed shows a difference in speed value (Rpm) between the hall effect sensor and the tachometer, with an average accuracy percentage of 4,12%, indicating that the hall effect sensor has a fairly good level of accuracy. For voltage measurement, the Pzem sensor compared to the Multitester produces an average accuracy percentage of 0,90%, indicating that the pzem sensor is very reliable. Meanwhile, current testing shows a difference in value between the pzem sensor and the multitester with an average accuracy percentage of 0,98%, indicating a fairly high level of accuracy. Overall, this system can be relied on for measuring operational parameters of 3-phase motors because it has consistent and good accuracy. With this research, the 3-phase induction motor monitoring system which was originally done manually has changed to automatic and has a fairly high level of work efficiency.
Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dengan Sistem Monitoring Pengisian Battery Berbasis Internet of Things (IoT) Ahmad Alif Farhan; Diana Alia; Hadi Setiawan
Jupiter: Publikasi Ilmu Keteknikan Industri, Teknik Elektro dan Informatika Vol. 3 No. 3 (2025): Mei : Publikasi Ilmu Keteknikan Industri, Teknik Elektro dan Informatika
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Teknik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/jupiter.v3i3.866

Abstract

Extreme climate change in Indonesia, caused by air pollution from the use of fossil energy, has encouraged the development of renewable energy technology, including Wind Power Plants (PLTB). This technology is increasingly important for providing clean energy, especially in the maritime industry. The aim of this applied scientific work is to provide a battery charging solution when the emergency battery charger charging system on commercial ships experiences problems. To make it easier to monitor the power produced by wind power plants and also battery capacity via a smartphone application in real time. The method used in this applied scientific research research is experimental. The results of calculating the average power during testing at night show an average power of 10.22 Watt/min and an average current of 0.78 A. So it can be concluded that battery charging takes 11.53 hours. Meanwhile, the results of calculating the average power during testing during the day show an average power of 13.41 Watt/min and an average current of 1.02 A. So it can be concluded that charging the battery lasts for 8.82 hours. From the two data obtained, it can be concluded that charging is optimal during the day because the efficient charging time is 8.82 hours.
ANALISIS PROSEDUR MEMASUKI RUANG TERTUTUP DI KM SK 3 Rudy Susanto; Hadi setiawan; Mursalim Rahim
JURNAL VENUS Vol 13 No 2 (2025): September
Publisher : PIP Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48192/vns.v13i2.783

Abstract

CHAERUL AZNAR, “Analisis Prosedur Memasuki Ruang Tertutup Di KM SK 3”. Dibimbing oleh oleh Rudy Susanto sebagai pembimbing I dan Mursalim sebagai pembimbing II. Ruang Tertutup merupakan ruang terbatas yang tidak memiliki ventilasi udara secara terus menerus sehingga udara yang ada di dalam ruangan tersebut berbahaya dan beracun bagi keselamatan manusia. Hal ini disebabkan karena konsentrasi gas hydrocarbon yang tinggi, gas beracun dan kurangnya kurangnya kadar oksigen yang terkandung dalam ruangan tersebut. Semua kapal pastinya memiliki ruang tertutup, salah satu ruang tertutup yang ada di kapal adalah tangki ballast. Tangki Ballast merupakan salah satu bagian kapal yang penting, tangki ballast yang berisi air dan berguna sebagai penyeimbang stabilitas kapal baik ketika ada muatan maupun tidak memiliki muatan. Metode penelitian dari skripsi ini adalah metode deskriptif kualitatif, yang dimana sumber data yang diperoleh dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan pengamatan langsung (observasi), wawancara terhadap responden di kapal KM SK 3 dan juga studi Pustaka. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah prosedur ketika memasuki ruang tertutup. Dalam hal ini prosedur yang perlu ditingkatkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sebelum memasuki ruang tertutup untuk meningkatkan keselamatan ketika memasuki ruang tertutup dan memahami akan bahaya yang ada disekitar agar tercapai tujuan keselamatan