Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PERAN ONTOLOGI DALAM MEMBANGUN SISTEM EKONOMI YANG ADIL : MENGKAJI INTERAKSI TAUHID DAN KEADILAN Abdurrahman Abdurrahman; M Sawal Pitriyadi; Rafli Aditya Ramadhan S; Ahmad Wahyudi Zein
JURNAL MULTIDISIPLIN ILMU AKADEMIK Vol. 2 No. 1 (2025): Februari
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jmia.v2i1.3540

Abstract

Abstrak ini membahas peran ontologi dalam membangun sistem ekonomi Islam yang adil, dengan fokus pada interaksi antara konsep Tauhid dan keadilan. Sistem ekonomi Islam didasarkan pada prinsip Tauhid, yang menegaskan keesaan Allah sebagai pencipta dan penguasa segala sesuatu. Hal ini mengimplikasikan bahwa semua sumber daya di bumi adalah milik Allah, dan manusia hanya sebagai khalifah yang bertanggung jawab untuk mengelola dan memanfaatkannya dengan adil. Keadilan, sebagai prinsip moral fundamental dalam Islam, menjadi manifestasi praktis dari Tauhid dalam kehidupan ekonomi. Keadilan mencakup aspek distributif, prosedural, dan komutatif, memastikan bahwa semua pihak mendapatkan haknya secara adil dan merata. Interaksi antara Tauhid dan keadilan menciptakan sistem ekonomi yang berorientasi pada kesejahteraan dan keadilan sosial, serta menghindari eksploitasi dan ketidaksetaraan. Pengembangan sistem ekonomi Islam yang adil membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang konsep Tauhid dan keadilan, serta implementasinya dalam kebijakan ekonomi dan perilaku individu.Abstrak ini membahas peran ontologi dalam membangun sistem ekonomi Islam yang adil, dengan fokus pada interaksi antara konsep Tauhid dan keadilan. Sistem ekonomi Islam didasarkan pada prinsip Tauhid, yang menegaskan keesaan Allah sebagai pencipta dan penguasa segala sesuatu. Hal ini mengimplikasikan bahwa semua sumber daya di bumi adalah milik Allah, dan manusia hanya sebagai khalifah yang bertanggung jawab untuk mengelola dan memanfaatkannya dengan adil. Keadilan, sebagai prinsip moral fundamental dalam Islam, menjadi manifestasi praktis dari Tauhid dalam kehidupan ekonomi. Keadilan mencakup aspek distributif, prosedural, dan komutatif, memastikan bahwa semua pihak mendapatkan haknya secara adil dan merata. Interaksi antara Tauhid dan keadilan menciptakan sistem ekonomi yang berorientasi pada kesejahteraan dan keadilan sosial, serta menghindari eksploitasi dan ketidaksetaraan. Pengembangan sistem ekonomi Islam yang adil membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang konsep Tauhid dan keadilan, serta implementasinya dalam kebijakan ekonomi dan perilaku individu.
Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Pertumbuhan Pembiayaan dan Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Total Aset Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2014 – 2016 Istiqomah, Khusnul; Abdurrahman Abdurrahman; Darwisyah Darwisyah
Jurnal Ilmu Multidisiplin Vol. 1 No. 4 (2023): Jurnal Ilmu Multidisplin (Januari-Maret 2023)
Publisher : Green Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jim.v1i4.129

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dana pihak ketiga, pertumbuhan pembiayaan, dan profitabilitas terhadap total aset perbankan syariah di Indonesia tahun 2014-2016. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dengan jenis data time series. Uji prasyarat analisis dilakukan dengan uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan uji linieritas. Selanjutnya data dianalisis menggunakan analisis regresi dengan model jalur. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa selama periode tahun 2014 sampai dengan Desember 2016 variabel yang mempengaruhi total aset adalah dana pihak ketiga, pertumbuhan pembiayaan, dan profitabilitas. Terbukti hanya dana pihak ketiga (X) dan pembiayaan (M1) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan total aset perbankan syariah di Indonesia.
Interpretasi Perspektif Kesehatan atas Fatwa Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dalam Kitab Sabilal Muhtadin tentang Kehalalan Memakan Haliling (Bekicot Sawah) dan Keharaman Memakan Anak Wanyi (Anak Lebah) Farhan Fauzi Hasbi; Fariq Nur Ulya; Abdurrahman Abdurrahman
Jurnal Budi Pekerti Agama Islam Vol. 2 No. 6 (2024): December : Jurnal Budi Pekerti Agama Islam
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Pendidikan Agama dan Filsafat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/jbpai.v2i6.697

Abstract

This study explores the fatwa of Sheikh Muhammad Arsyad Al Banjari in the book Sabilal Muhtadin regarding the permissibility of eating haliling (field snails) and the prohibition of eating anak wanyi (bee larvae) with a focus on the health perspective. Sheikh Muhammad Arsyad Al Banjari stated that snails are halal food, while bee larvae are considered haram. This study uses a literature study method to analyze the legal basis and health implications of both types of food. The results of the study indicate that snails can be safely consumed if processed properly, because snails are rich in protein and nutrients, but require special attention in processing to avoid the risk of infection from parasites or bacteria. Conversely, consuming bee larvae can pose health risks such as allergic reactions and dangerous toxins, and can have a negative impact on the bee population and ecosystem. The conclusion of this study emphasizes the importance of understanding fatwas from a health and ethical perspective, as well as the need for education regarding food processing practices that are in accordance with sharia principles and modern health standards.
IQTIBAS : Mendeteksi Prosa dan Syair dalam Al-Qur’an dan Hadis Abdurrahman Abdurrahman; Mirsa Triandani; Harun Al Rasyid
Perspektif : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Bahasa Vol. 3 No. 1 (2025): Jurnal Pendidikan dan Ilmu Bahasa
Publisher : STAI YPIQ BAUBAU, SULAWESI TENGGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59059/perspektif.v3i1.2106

Abstract

A few centuries after the demise of the Qur'an, the scholars formulated language, usub and literature in order to study and deepen the content of the Qur'an, which gave rise to many scientific disciplines, among others in the field of language studies, nahwu and sorof , related to the style of language and literature was born balaghoh discipline with branches of study, ma'ani, bayan and badi '. In Badi Science, iqtibas is defined as follows "The speaker saves his prose or poem with something from the Qur'an or Hadith in a way that does not signal that something comes from both." Qaidah The science of Badi allows mutakallim (speaker) to change a little on the word taken from the Qur'an or Hadith, that is due to the adjustment of wazan or other causes. Iqtibas with the text of the Qur'an and sunna is not prohibited and forbidden in absolute terms, it is permissible but must be with caution.
Pengaruh Brand Awareness dan Perceived Quality Terhadap Purchase Intention Dengan Brand Trust Sebagai Variabel Mediasi Pada Skincare Avoskin Aldwi Nartima Putriana; Abdurrahman Abdurrahman
Jurnal Manajemen dan Ekonomi Kreatif Vol. 2 No. 3 (2024): Juli: Jurnal Manajemen dan Ekonomi Kreatif
Publisher : Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/jumek.v2i3.386

Abstract

This study will look at the extent to which Avoskin products can form positive brand awareness, perceived quality, and brand trust in the minds of consumers, and how this affects purchase intentions for brands that have been marketed. This study involves all individuals who intend to make purchases on Avoskin skincare products as a population. Based on the results of the analysis, it is known that the Brand Awareness variable has a positive effect on Brand Trust, the results of Perceived Quality also have a positive effect on Brand Trust, and Brand awareness has no positive effect on Purchase Intention, then Perceived Quality has a positive effect on Purchase Intention, then Brand trust has a positive effect on purchase intention, and there is Brand Awareness has no influence on Purchase Intention through Brand Trust. The final finding is that Perceived Quality does not have a positive influence on Purchase Intention through Brand Trust. The purposive sampling technique was used for sample selection in this study so that the number of respondents taken as samples was 130 using the SEM analysis method. These criteria include individuals who already know Avoskin skincare products, aged at least 17 years. The managerial implications of this research are expected to build Avoskin skincare for the better that brand awareness, perceived quality, and brand trust significantly affect purchase intention, Avoskin skincare companies can improve their marketing strategies to increase brand awareness, perceived quality, and consumer trust, which in turn can increase sales of their products.
Pelantikan dan Kepemimpinan Umar bin Khattab: Analisis Biografi dan Kebijakan Politiknya selama Kekhalifahan Wa Ode Rohis Zauman; Abdurrahman Abdurrahman; Bahaking Rama
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 4 No. 1: Desember 2024
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v4i1.6487

Abstract

Umar bin Khattab, khalifah kedua dalam sejarah Islam, dikenal karena kebijakan politiknya yang revolusioner serta kepemimpinan yang kuat dan adil. Artikel ini mengkaji pelantikan Umar sebagai khalifah dan kebijakan politik yang ia terapkan selama masa pemerintahannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis proses pelantikan Umar bin Khattab, mengeksplorasi kebijakan-kebijakan yang diterapkannya, serta menilai dampaknya terhadap pemerintahan Islam. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan analisis historis berdasarkan sumber-sumber primer dan sekunder, termasuk karya-karya klasik sejarah Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelantikan Umar sebagai khalifah bukan hanya momen transisi kepemimpinan, tetapi juga memicu reformasi besar dalam administrasi negara, sistem ekonomi, dan penegakan hukum. Kebijakan Umar dalam pengelolaan tanah, pembagian zakat, dan sistem pajak terbukti sangat efektif dalam memperkuat stabilitas politik dan sosial. Kebijakannya juga menciptakan sistem pemerintahan yang lebih terstruktur dan transparan. Implikasi dari temuan ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Umar yang adil dan bijaksana menjadi model bagi pemimpin-pemimpin Islam berikutnya, serta memberikan kontribusi besar dalam pembentukan struktur pemerintahan Islam yang berkelanjutan. Penelitian ini juga menyoroti relevansi kebijakan Umar dalam konteks pemerintahan dan keadilan sosial yang dapat diterapkan di masa kini.