Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PILOT TESTING KUESIONER KDQOL-SFTM PADA PASIEN GAGAL GINJAL TERMINAL DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Woro Supadmi; Yuni Lestari
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v3i1.493

Abstract

Pasein gagal ginjal terminal di Indonesia semakin meningkat dan bertahan hidup dengan kualitas hidup yang cukup baik. Pengukuran kualitas hidup diperlukan instrumen yang mudah dipahami oleh pasien. KDQOL-SFTM merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil pilot testing kuesioner KDQOL-SFTM versi Indonesia. Jenis penelitian ini yaitu observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Subyek pada penelitian ini adalah 20 responden kelompok sakit yang mengalami gagal ginjal dengan hemodialisa di RS PKU Muhammadiyah Bantul dan 20 responden kelompok sehat berdasarkan hasil pemeriksaan dokter Puskesmas Bantul. Data yang diambil adalah waktu penyelesaian wawancara dan pendapat responden terhadap kuesioner KDQOL-SFTM. Data dianalisis dengan uji T-test. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata waktu penyelesaian menjawab kuesioner pada kelompok responden sakit adalah 20 menit 28 detik dan pada kelompok sehat adalah 12 menit 28 detik. Pendapat responden terhadap kuesioner 10% mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan, 47,5% responden menemukan pertanyaan yang membingungkan, 65% responden menemukan kata-kata sulit dipahami dan 100% responden menyatakan tidak ada pertanyaan yang menyinggung atau membuat sedih. Terdapat perbedaan yang signifikan pada waktu penyelesaian wawancara antara kelompok responden sakit dan sehat. Disimpulkan bahwa kuesioner perlu diperbaiki sebelum dilakukan uji validitas dan reliabilitas mengukur kualitas hidup pasien gagal ginjal terminal.
PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI OBAT TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN ISPA DI PUSKESMAS KOTAGEDE I YOGYAKARTA Stefy Muliyani Muljabar; Woro Supadmi
Pharmaciana Vol 4, No 2 (2014): Pharmaciana
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.478 KB) | DOI: 10.12928/pharmaciana.v4i2.1571

Abstract

ARI is an acute respiratory infection requiring antibiotics. The use of antibiotics shouldbe routinely to prevent resistance. The design of this research was experimental by treatment ofthe cases. How to collect the data used prospective method. The subjects of research who fulfilthe inclusion criteria were 44 patients with acute respiratory infection were divided into twogroups: 22 patients who were given information as the treatment group and 22 patients whowere not given information as the control group. Data was collected through interview to knowthe rest of the drug and questionnaires filling compliance with Modification Morisky AdherenceScale (MMAS). The pattern for antibiotic used in patients of acute respiratory infection atcommunity health centre Kotagede I Yogyakarta were Amoxicillin (65.9%), Cotrimoksazol (25%), Erithromycin (6.8%), and Ciprofloxacin (2.3%). The level of patients compliance byquestionnaire MMAS was 59.09% high compliance, and 40.91 % low compliance. The level ofpatients compliance by the rest of drug was 86.36% and patients uncompliance was 11.36%.The results of questionnaire MMAS with the Chi-Square test p=0.220 (p>0.05), this shows thatgiving drug informations had no influence to level compliance for antibiotic used in patiens ofacute respiratory infection at Community Health Centre Kotagede I Yogyakarta.
EVALUASI KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH BANTUL, YOGYAKARTA Wirawan Adikusuma; Dyah Aryani Perwitasari; Woro Supadmi
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 11, No 2: September 2014
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4302.339 KB) | DOI: 10.12928/mf.v11i2.1880

Abstract

Diabetes melitus merupakan sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepatuhan pasien DM tipe 2 di RSU PKU Muhammadiyah Bantul.Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional crossectional dengan mengambil data pasien secara prospektif selama periode Oktober-Desember 2013. Subyek penelitian adalah pasien diabetes melitus tipe 2 rawat jalan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul yang telah menerima antidiabetik oral minimal 6 bulan terapi sebelum pengukuran kepatuhan. Subyek yang memenuhi kriteria inklusi sejumlah 56 pasien diabetes melitus tipe 2 dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok monoterapi sejumlah 24 pasien dan kelompok kombinasi terapi sejumlah 32 pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner Medication Adherence Report Scale (MARS) untuk mengukur kepatuhan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan antara monoterapi dan kombinasi terapi berbeda signifikan (p>0,05). Pada faktor karakteristik hanya jenis kelamin yang berpengaruh terhadap kepatuhan  [RR=0,463; interval kepercayaan 95%: 0,202-1,062]  
EVALUASI PENGARUH PEMBERIAN KONSELING DAN SHORT MESSAGES SERVICE (SMS) TERHADAP KEPATUHAN TERAPI HIPERTENSI PASIEN HEMODIALISIS DI RSUD BANJAR Nia Kurniasih; Woro Supadmi; Endang Darmawan
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Prosiding Seminar Nasional "Perkembangan Terbaru Pemanfaatan Herbal Sebagai Agen Preventif Pada Tera
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.167 KB) | DOI: 10.31942/jiffk.v0i0.1201

Abstract

ABSTRAK Kepatuhan terapi hipertensi pasien hemodilisis dapat ditingkatkan dengan pemberian edukasi. Edukasi dapat diberikan dalam bentuk konseling langsung atau pengiriman Short Messages Service (SMS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konseling dan Short Messages Service (SMS) Apoteker terhadap kepatuhan terapi hipertensi pasien hemodialisa. Penelitian ini menggunakan pre test dan post test dengan desain kelompok kontrol. Data pasien hemodialisa dikumpulkan selama 4 minggu periode Maret hingga April 2014. Data pasien diperoleh dari rekam medis dan pemberian kuesioner Morisky Medication Adherence Scale Morisky (MMAS). Penelitian ini dilakukan di Poli Hemodialisa RSUD Banjar, Jawa Barat. Analisis statistik untuk mengetahui pengaruh konseling dan Short Messages Service (SMS) terhadap kepatuhan menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian diperoleh nilai uji kelompok kontrol hasil pre test dan post test (p = 0.206) dan nilai uji kelompok perlakuan hasil pre test dan post test (p = 0.008). Analisis data menunjukkan ada perbedaan tingkat kepatuhan yang signifikan (p = < 0,05) setelah pemberian konseling dengan Short Messages Service (SMS). Kata kunci: Terapi Hipertensi, Hemodialisis, Kepatuhan
EVALUASI PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI OBAT OLEH APOTEKER TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Puji Asmini; Woro Supadmi; Endang Darmawan
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Prosiding Seminar Nasional "Perkembangan Terbaru Pemanfaatan Herbal Sebagai Agen Preventif Pada Tera
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.171 KB) | DOI: 10.31942/jiffk.v0i0.1203

Abstract

ABSTRAK Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis gangguan metabolisme yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi nilai normal (hiperglikemia) sebagai akibat dari kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Prevalensi diabetes diabetes diperkirakan mencapai 2,8% pada tahun 2000, dan diperkirakan terus meningkat. Kepatuhan pasien dan modifikasi gaya hidup memegang peranan penting dalam manajemen diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian informasi obat oleh apoteker terhadap terhadap peningkatan kepatuhanpasien diabetes mellitus rawat jalan di RSUD Dr Muwardi Kota Surakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan studi deskriptif observasional dengan pengambilan data secara prospektif, selama  3 bulan dari Juni-Agustus 2014. Responden sebanyak 90 pasien dengan intervensi pemberian informasi obat untuk kelompok 1 dengan leaflet dan oral sebanyak 2kali ulangan, kelompok 2 dengan leaflet sebanyak 2kali ulangan, dan kontrol dengan pemberian informasi di awal kunjungan.Data pasien diperoleh dari rekam medis dan pemberian kuesioner Morisky Medication Adherence Scale (MMAS). Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam rawat jalan di RSUD Dr Moewardi Surakarta. Mengenai pemberian informasi obat oleh apoteker terhadap kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2 dianalisis menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian diperoleh nilai uji kelompok kontrol hasil pre test dan posttest (p = 0.001), nilai uji kelompok perlakuan pertama hasil pre test dan post test (p = 0.001), dan nilai uji kelompok perlakuan kedua hasil pre test dan post test (p = 0.000). Analisis data menunjukkan ada perbedaan tingkat kepatuhan yang signifikan (p = < 0,05) setelah pemberian informasi obat dengan leaflet. Kata kunci: Diabetes, Pemberian Informasi Obat, Kepatuhan
Pelatihan Relaksasi dan Skrining PTM dalam Penguatan Kesehatan Mental serta Fisik pada Diaspora PCI IMM Malaysia Zukhruf Saputri, Ginanjar; Dwi Utami; Woro Supadmi; Siti Muthia Dinni; Aunillah Ahmad
Jurnal Pengabdian Masyarakat (JUDIMAS) Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKes Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/judimas.v2i2.268

Abstract

Kejadian gangguan Kesehatan mental serta PTM (penyakit tidak menular) seperti hipertensi, maupun dislipidemia menunjukkan peningkatan baik di Indonesia maupun di Malaysia. Beberapa faktor dapat mempengaruhi peningkatan gangguan Kesehatan mental salah satunya kecemasan, serta faktor lingkungan baik akademik maupun non akademik bagi Diaspora Indonesia Malaysia. Faktor pola hidup seperti pengaturan diet maupun aktivitas fisik juga menjadi salah satu faktor peningkatan PTM di kalangan remaja hingga dewasa awal. Diaspora Indonesia yang tinggal di Malaysia tergabung dalam organisasi PCI IMM Malaysia memiliki peran dalam pendampigan Kesehatan mental maupun fisik. Berdasarkan hal tersebut, kegiatan pengabdian masyarakat internasional ini dilakukan dengan tujuan melakukan pendampingan dan pelatihan relaksasi dalam penguatan Kesehatan mental serta skrining PTM pada Diaspora Indonesia Malaysia di PCI IMM Malaysia. Kegiatan pendampingan dilakukan secara tatap muka, dengan metode ceramah berupa penyampaian edukasi strategi pencegahan stress dan kecemasan. Kegiatan pelatihan dilakukan secara simulasi pada skrining tekanan darah, asam urat, gula darah serta pelatihan relaksasi untuk pengatasan stress. Evaluasi dilakukan dengan pengisian kuisioner penilaian kualitas hidup. Kegiatan diikuti sejumlah 17 orang Diaspora Indonesia-Malaysia. Hasil skrining Kesehatan menunjukkan rerata tekanan darah responden 121,77/80,5mmHg, sedangkan kadar gula darah sewaktu (GDS) menunjukkan 99,8mg/dl; serta Asam Urat (AU) adalah 5,7 mg/dl (laki-laki) dan 5,3 mg/dl (Perempuan). Adapun hasil survey kesehatan mental pada pengukuran kualitas hidup menunjukkan mayoritas pada kategori baik. skor rerata paling tinggi pada domain Kesehatan mental dan domain tempat tinggal atau rumah dengan masing-masing skor 7,76 dan 7,95. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah mayoritas Diaspora Indonesia PCI IMM Malaysia memiliki Kesehatan fisik dengan Kesehatan mental yang baik, ditunjukkan dari hasil skrining PTM dengan nilai dalam rentang normal dan kualitas hidup yang baik.
VALIDASI KUESIONER EFEK SAMPING PENGGUNAAN IFOSFAMID PADA PASIEN KANKER DI RSUP Dr KARIADI SEMARANG Armina Hikmawati; Woro Supadmi; Ginanjar Zukhruf Saputri
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v8i2.188

Abstract

Ifosfamid adalah obat kemoterapi anti kanker. Beberapa penelitian melaporkan efek samping ifosfamid adalah alopecia, mual muntah, diare, depresi sumsum tulang terutama leukositosis, sitisis hemoragik, neurotoksisitas dan nefrotoksisitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validasi kuesioner, regimen kemoterapi ifosfamid dan efek samping akibat penggunaan ifosfamid pada pasien kanker di RSUP Dokter Kariadi Semarang periode Desember 2021- Januari 2022. Penelitian ini adalah studi observasional dengan pendekatan kohort prospektif. Penelitian ini dilakukan < 12 jam setelah responden mendapatkan regimen kemoterapi ifosfamid. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuesioner, wawancara dan data rekam medik. Subjek penelitian berjumlah 20 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2021 sampai dengan Januari 2022 di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa validasi kuesioner efek samping penggunaan ifosfamid pada 8 item pertanyaan dinyatakan valid dan uji reabilitas sebesar 0,619. Terdapat 5 Regimen kemoterapi ifosfamid yang digunakan kepada pasien kanker di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Efek samping akibat penggunaan ifosfamid yang dirasakan adalah pusing, mual, muntah, kerontokan rambut, rasa kantuk, gelisah, sulit diajak bicara dan halusinasi serta efek samping yang tidak dirasakan oleh pasien adalah diare, buang air kecil berwarna merah dan terasa nyeri, penurunan kesadaran, dan kejang. Kesimpulan hasil penelitian menunjukan bahwa validasi kuesioner efek samping dinyatakan valid dan reliabel dengan 8 item pertanyaan. Regimen kemoterapi terbanyak adalah Ifosfamid- Doxorubicin- Mesna, dan efek samping yang terjadi akibat penggunaan ifosfamid adalah pusing, mual, muntah, kerontokan rambut, rasa kantuk, gelisah, sulit diajak bicara dan halusinasi.
BIAYA MEDIS LANGSUNG PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Alya Azzahra; Woro Supadmi
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.vi0.265

Abstract

Pembiayaan hemodialisis pada pasien penyakit ginjal kronik menjadi beban ekonomi. Berdasarkan hasil studi tahun 2021 pasien yang menjalani hemodialisis pada tahun 2020-2021 di RSU PKU Muhammadiyah Bantul berjumlah 172 orang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui biaya medis langsung pada pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif dengan pengumpulan data retrospektif. Pasien yang diambil adalah pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis bulan Juni 2022 yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik pasien, data pengobatan, data laboratorium dari rekam medik. Biaya perspektif rumah sakit dari biaya medis langsung yang diperoleh dari dari bagian ’keuangan. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian diperoleh 93 sampel pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis yang melakukan rawat jalan. Terdapat 7 pasien yang mendapatkan obat, diantaranya furosemide, irbesartan, asam folat dan vipiron. Biaya pada pasien ginjal kronik di RSU PKU Muhammadiyah Bantul meliputi biaya pendaftaran Rp 11.000, biaya laboratorium Rp 72.000, dan biaya hemodialisis Rp 1.177.000. Terdapat 7 pasien yang menggunakan obat dengan rata-rata total biaya sebesar Rp1.396.484, sedangkan 86 pasien tanpa menggunakan obat dengan rata-rata total biaya sebesar Rp 1.260.000. Kesimpulan biaya medis langsung pada pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis di RSU PKU Muhammadiyah Bantul bulan Juni 2022 yang menggunakan obat adalah sebesar Rp 1.396.484, sedangkan pasien tanpa menggunakan obat sebesar Rp 1.260.000.
Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Metformin dan Metformin- Glimepirid Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Dua Puskesmas Kulon Progo Yogyakarta: Mellitus Patients at the Two Public Health Centers Kulon Progo Yogyakarta Cost-Effectiveness Analysis of Metformin and Metformin-Glimepiride Use In Type 2 Diabetes Lastrie, Astry; Dyah Aryani Perwitasar; Woro Supadmi
Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product Vol. 6 No. 02 (2023): Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijpnp.v6i02.2306

Abstract

Cost-effectiveness analysis (CEA) is a pharmacoeconomic method that is described in terms of cost-effectiveness ratios in order to assist decision making in selecting drugs that are effective in terms of benefits and costs. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the use of metformin and metformin-glimepiride in type 2 DM patients at the 2 Public Health Centers Kulon Progo Yogyakarta. This analytical descriptive observational research employed a retrospective cohort design. The analysis was carried out by comparing the total costs incurred with the effectiveness of the therapeutic outcomes were obtained. The cost-effectiveness analysis of therapy used the Average Cost Effectiveness Ratio (ACER) and Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER) calculation methods. The results showed that the therapeutic effectiveness of the therapy used metformin and metformin-glimepiride in 12 patients (80%) and 30 patients (66.67%) respectively. The average cost of drugs from each group were Rp 9,072 and Rp 18,634. The ACER values were Rp 113.4 and Rp 279.5, respectively. The ICER value was obtained Rp – 717,3. The results of the chi-square test showed that there was no relationship between the type of therapy and the effectiveness of therapy (P=0.329) and the value of RR 2 with confidence interval (CI) 95% about 0.489-8.182. It can be concluded that based on the calculation of the ACER and ICER analysis methods, metformin therapy is more cost effective than metformin-glimepiride. There was no significant relationship between the type of therapy with the effectiveness of therapy. ABSTRAK Analisis efektivitas biaya (CEA) merupakan metode farmakoekonomi yang digambarkan dalam rasio biaya-efektivitas agar dapat membantu pengambilan keputusan dalam memilih obat yang efektif secara manfaat dan biaya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektivitas biaya penggunaan metformin dan metformin-glimepirid pada pasien DM tipe 2 di 2 Puskesmas Kulon Progo Yogyakarta. Metode penelitian yaitu observasional deskriptif menggunakan desain kohort retrospektif. Analisis dilakukan dengan membandingkan total biaya yang dikeluarkan dengan efektivitas outcome terapi yang didapatkan. Analisis efektivitas biaya terapi menggunakan metode perhitungan Average Cost Effectiveness (ACER) dan Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER). Hasil penelitian menunjukkan efektivitas terapi penggunaan metformin dan metformin-glimepirid secara berurutan sebanyak 12 pasien (80%) dan 30 pasien (66,67%). Biaya rata-rata obat dari masing- masing kelompok adalah Rp 9.072,- dan Rp 18.634,-. Nilai ACER secara berurut adalah Rp 113,4 dan Rp 279,5. Nilai ICER diperoleh Rp - 717,3. Hasil uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis terapi dengan efektivitas terapi (P = 0,329) dan nilai RR 2 dengan konviden interval 95% berkisar antara 0,489-8,182. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perhitungan metode analisis ACER dan ICER, terapi metformin lebih cost effective dibandingkan metformin-glimepirid. Tidak terdapat hubungan signifikan antara jenis terapi dengan efektivitas terapi.
PENGGUNAAN OBAT IMUNOSUPRESAN PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD SLEMAN PERIODE 2019-2021 Affifatu Annisa; Woro Supadmi; Prita Anggraini Kartika Sari
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 10 No 1 (2025)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.vi0.1094

Abstract

Imunosupresan atau penekan sistem imun adalah obat yang bekerja dengan menekan disregulasi sistem imun dalam tubuh. Pemilihan obat imunosupresan disesuaikan dengan tingkat keparahan dan manifestasi penyakit. Pada penyakit tertentu seperti autoimun perlu diberikan obat imunosupresan. Penggunaan obat imunosupresan perlu diperhatikan karena dapat meningkatkan resiko infeksi dan efek samping yang merugikan pada pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik demografi pasien, karakteristik penyakit, dan karakteristik obat imunosupresan yang digunakan pasien rawat inap di RSUD Sleman periode 2019-2021. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental bersifat deskriptif dengan pengumpulan data retrospektif dari catatan rekam medik. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data dilakukan secara deskriptif dalam bentuk persentase karakteristik demografi pasien, karakteristik penyakit, dan karakterstik obat. Hasil penelitian diperoleh 73 rekam medik dengan data demografi pasien meliputi pasien dengan jenis kelamin perempuan (68,5%), kelompok usia 45-59 tahun (38,3%), status pendidikan menengah (52,1%), pasien tidak bekerja (63,0%), pasien menikah (75,3%), dan jenis pembayaran BPJS Kesehatan (94,5%). Karakteristik penyakit meliputi kanker (52,1%), anemia aplastic (24,7%), dermatitis alergi (16,4%). Karakterstik obat meliputi golongan obat kortikosteroid (86,3%), metilprednisolon (47,9%), dosis obat metilprednisolon 2x sehari 125 mg/vial (15,1%), bentuk sediaan injeksi (63%), dengan rute pemberian intravena (63%). Golongan obat persentase tertinggi adalah kortikosteroid, dengan jenis obat metilprednisolon. Bentuk sediaan injeksi dengan rute meberian secara intravena. Dosis obat metilprednisolon 2xsehari 125 mg/vial.