Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Klabat Journal of Nursing

GRIT DAN MINDSET PADA MAHASISWA KEPERAWATAN Grace Fresania Kaparang; Mega Gahauna
Klabat Journal of Nursing Vol 2 No 2 (2020): Nurses. The Heart of Healthcare!
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v2i2.501

Abstract

Abstract Grit or persistence is an individual effort exerted to achieve a long-term effort with a sustainable spirit and to develop this grittiness, a growth mindset is needed by that individual in order to believe or appreciate these abilities. The purpose of this study was to determine the relationship between grit and mindset among nursing students at Universitas Klabat, using a correlative method and consecutive sampling technique, consented by 226 students. Data analysis employing percentage, frequency, mean, standard deviation, and Spearman’s Correlation test. It is found that the grit of the participants averaged in 3.43 (SD= 0.531) signifying that the students were “quite gritty”. While for mindset the students were at the “intermediate mindset” level (M= 2.460; SD=0.676). Moreover, Spearman’s correlation revealed p=0.002 (<0.01) and r=-0.201 indicating a negative weak correlation between grit and mindset, signifying that the more gritty the student, the more fixed their mindset. It is recommended to conduct similar research to other students or study program and that the information about grit and mindset could be passed along throughout Universitas Klabat or other schools, and that also experimental study is suggested in the area of grit and mindset. For the institution, it is recommended that grit and mindset seminars, training, or workshops could be conducted for the students that they may aware of their situation and improve to be better and eventually achieve a successful learning experience. Keywords: grit, mindset, nursing, students Abstrak Grit atau ketekunan adalah usaha seseorang untuk mencapai tujuan jangka panjang dengan semangat yang berkelanjutan, dan untuk mengembangkan grit diperlukan growth mindset agar seseorang percaya akan kemampuan diri dan menghargai kemampuan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara grit dan mindset pada mahasiswa Keperawatan Universitas Klabat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan teknik consecutive sampling diikuti oleh 226 mahasiswa yang setuju berpartisipasi. Analisa data menggunakan persentase, frekuensi, serta uji statistik Spearman’s Correlation menemukan rata-rata grit dari seluruh partisipan adalah M=3.43 (SD= 0.531) yang berarti partisipan berada pada skala “agak gritty”. Sedangkan rata-rata mindset dari partisipan berada pada nilai M= 2.460 (SD=0.676) yang berarti skala rata-rata “intermediate mindset” dan hasil uji Spearman’s correlation menunjukkan nilai p=0.002 (<0.01) dengan nilai r=-0.201 yang artinya ada hubungan negatif yang signifikan namun lemah antara grit dan mindset pada mahasiswa Keperawatan Universitas Klabat, yang artinya semakin gritty seorang mahasiswa, mereka berada pada mindset yang semakin fixed. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian dengan menambah jumlah sampel dan memperluas penelitian ke fakultas lain agar informasi mengenai grit dan mindset juga dapat disalurkan kepada semua mahasiswa di Universitas Klabat bahkan di Universitas dan sekolah lain, serta dapat melakukan penelitian eksperimental pada area grit dan mindset. Bagi institusi, kiranya dapat mempelajari grit dan mindset, serta memberikan seminar, training atau workshop mengenai hal ini, sehingga mahasiswa boleh aware mengenai keadaan mereka. Kata kunci: grit, mindset, mahasiswa, perawat
Hubungan Resiliensi dan Kualitas Tidur Mahasiswa Profesi Ners Universitas Klabat Tahun Ajaran 2019/2020 Grace Fresania Kaparang; Wini Nabut
Klabat Journal of Nursing Vol 2 No 1 (2020): Nursing: It's us!
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v2i1.421

Abstract

Tidur merupakan proses biologis yang penting untuk kehidupan dan kesehatan yang optimal. Tidur berhubungan erat dengan kesehatan mental. Kualitas tidur dan resiliensi secara teoritis dapat membagi dasar mekanisme saraf yang saling mempengaruhi. Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan resiliensi dan kualitas tidur pada mahasiswa profersi ners Universitas Klabat tahun ajaran 2019/2020. Metode Penelitian: merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Analisa data menggunakan uji spearman. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Kesiliensi yang diterjemahkan dari Nicholson McBride Resilience Questionnaire (NMRQ), dan kualitas Tidur adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), yang diberikan kepada 60 responden. Hasil analisa: menunjukan bahwa dari 60 responden 27 (45%) responden memiliki resiliensi “luar biasa” dan 3 (5%) responden memiliki resiliensi “berkembang” sedangkan Kualitas Tidur 57 (95%) responden memiliki “Kualitas Tidur Buruk” dan 3 (5%) memiliki “Kualitas Tidur Baik”. Hasil uji statistik korelasi Spearman, ditemukan nilai r = -0.149 dan p = .255 (> .05). Dengan demikian tidak ada hubungan yang signifikan antara Resiliensi dan Kualitas Tidur pada mahasiswa Profesi Ners Universitas Klabat. Tahun Ajaran 2019/2020. Rekomendasi: bagi peneliti selanjutnya agar mengambil lebih banyak jumlah sampel dan mengobservasi perilaku resiliensi responden secara langsung dan tidak hanya bergantung pada kuesioner self-rated. Walaupun hasil penelitian tidak menunjukkan bahwa kualitas tidur memiliki hubungan yang signifikan dengan resiliensi, tetapi, tetap disarankan kepada mahasiswa profesi untuk menjaga kualitas tidur, bukan hanya karena ada alasan yang lain, tapi, bisa jadi resiliensi akan menurun setelah kualitas tidur buruk jangka panjang. Kata kunci : resiliensi, kualitas tidur, mahasiswa
LESSON LEARNED DALAM ASUHAN KEPERAWATAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM TN. Y DI RUANG INTENSIF Denny Maurits Ruku; Grace Fresania Kaparang; Fransisca A. M. Bahasa
Klabat Journal of Nursing Vol 5 No 1 (2023): Nursing Rebound
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v5i1.893

Abstract

Ketoasidosis diabetikum (KAD) merupakan keadaan yang gawat sehingga memerlukan perawatan intensif. Tujuan studi ini adalah untuk menganalisa penentuan diagnosa keperawatan terhadap pasien dengan KAD berdasarkan praktik klinis dan perbandingan teori terkait serta mengangkat pembelajaran peran khas perawat dari pengalaman merawat pasien KAD di ruang intensif. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. Teknik sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Penentuan prioritas masalah keperawatan menggunakan initial assessment dan diagnosa keperawatan North American Nursing Diagnosis Association, terdapat kesenjangan antara teori dan keadaan aktual dimana prioritas di teori tidak selalu yang dimanifestasikan ketika kasus nyata terjadi. Lalu, pembelajaran yang didapat dari pengalaman merawat adalah bahwa aktivitas monitoring dan technological competence merupakan khas perawat ICU (Intensive Care Unit) yang berbeda dari perawat di ruang rawat lain. Rekomendasi bagi perawat untuk melakukan pengkajian dan pemantauan status hemodinamik pasien secara menyeluruh dan berkala sehingga kebutuhan pasien terpenuhi sesuai prioritas aktual dan tidak hanya berdasarkan teori saja. Berpikir kritis juga harus selalu dikembangkan baik oleh perawat melalui self-study, ataupun oleh manajemen institusi kesehatan dengan memfasilitasi perawat dalam mengikuti pelatihan atau workshop sehingga lebih terlatih dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien dan juga meningkat dalam technological competence. Kata kunci: asuhan keperawatan, ketoasidosis diabetik, monitoring, technological competence ABSTRACT Diabetic ketoacidosis (DKA) is a serious condition that requires intensive care. The purpose of this study is to analyze the determination of nursing diagnoses of patients with DKA based on clinical practice and compared to related theories and also to highlight the lessons learned regarding the typical role of nurses from the experience of treating DKA patients in intensive care unit. The method is descriptive analytics with a case study approach. The sampling technique used is convenience sampling. Prioritizing nursing issues using initial assessment and the North American Nursing Diagnosis Association's nursing diagnosis, there is a gap between theory and actual circumstances in which the priorities given in the theory will not always be the case in the real cases. Then, the lessons learned gained from the experience of caring is that monitoring activities and technological competence are typical of ICU (Intensive Care Unit) nurses who are distincted from nurses in other treatment rooms. Recommendations for nurses to conduct a thorough and periodic assessment and monitoring of patients’ hemodynamic status that that patient needs are met according to actual priorities and not only based on theory. Critical thinking must also always be developed either by nurses through self-study, or by the management of health institutions by facilitating nurses in participating in training or workshops so that they are better trained in providing appropriate nursing care for patients and also increase in technological competence. Keywords: diabetic ketoacidosis, monitoring, nursing care, technological competence
PENGALAMAN PRAKTEK LABORATORIUM MAHASISWA BARU KEPERAWATAN: STUDI FENOMONOLOGIKAL DESKRIPTIF Nova Lina Langingi; Grace Kaparang
Klabat Journal of Nursing Vol 5 No 2 (2023): Ever-evolving Nursing
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v5i2.1025

Abstract

Pembelajaran melalui laboratorium klinis mempersiapkan mahasiswa keperawatan untuk sedini mungkin tereskpos dengan situasi yang serupa dengan keadaan klinis, sehingga siap menghadapi pasien yang nyata di dunia klinis. Studi ini adalah penelitian fenomenologikal deskriptif Husserlian yang menggali pengalaman mahasiswa keperawatan yang baru dalam pembelajaran di laboratorium. Hasil analisis tematik yang diolah dengan metode Giorgi menunjukkan enam tema besar dari hasil wawancara tujuh partisipan mahasiswa fakultas keperawatan yang baru mengalami praktik keperawatan di laboratorium yang dipilih melalui teknik sampling purposif. Enam tema besar tersebut adalah sindrom baru, pengalaman merawat sebelumnya, resiliensi mahasiswa, keterampilan baru, pengaruh preseptor, ketersediaan fasilitas laboratorium. Institusi pendidikan keperawatan perlu memperhatikan tema-tema ini untuk diintegrasikan dan dibagikan pada perawat pembimbing akademis, laboran, serta mahasiswa itu sendiri dalam pembelajaran sehingga masing-masing dapat menjalankan peran masing-masing untuk peningkatan kualitas mahasiswa keperawatan yang nantinya akan menjadi perawat masa depan. Penelitian berikutnya dapat menginvestigasi pengalaman praktikum pada matakuliah praktikum lanjutan dan yang spesifik (i.e. keperawatan jiwa, dll.) KATA KUNCI: Mahasiswa Keperawatan Baru, Praktik Laboratorium, Pengalaman ABSTRACT Learning through clinical laboratories prepares nursing students to be exposed as early as possible to situations similar to clinical circumstances, so that they are ready to face real patients in the clinical world. This study is Husserlian's descriptive phenomenological research that explores the experiences of nursing students who are new to learning in the laboratory. The results of the thematic analysis processed by the Giorgi method showed six major themes from the interview results of seven participants of nursing faculty students who had just experienced nursing practice in a laboratory selected through purposive sampling techniques. The six major themes are new syndromes, previous caring experiences, student resilience, new skills, influence of preceptors, availability of laboratory facilities. Nursing education institutions need to pay attention to these themes to be integrated and shared with academic supervisors, laboratories, and students themselves in learning so that each can carry out their respective roles for improving the quality of nursing students who will later become future nurses. Further research can investigate practicum experiences in advanced and specific practicum courses (i.e. mental nursing, etc.) KEYWORDS: Lived Experience, Laboratory Practice, Student Nurses.
PENGGUNAAN AROMATERAPI UNTUK NYERI PADA PASIEN MEDIKAL-BEDAH DI INDONESIA: SEBUAH TINJAUAN INTEGRATIF Langingi, Nova Lina; Saluy, Priscillia M.; Kaparang, Grace Fresania
Klabat Journal of Nursing Vol. 4 No. 1 (2022): New Start
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v4i1.790

Abstract

ABSTRAK Aromaterapi sering disalahartikan dalam opsi penanganan nyeri. Penggunaan aromaterapi pada pasien dewasa di Indonesia diinvestigasi dengan penelitian tinjauan integratif Whitemore and Knoff, memuat artikel yang dipublikasi tahun 2012-2021, full paper, dalam Bahasa Indonesia, dari google cendekia, dan fokus pada pasien nyeri medikal-bedah, dengan kata kunci “aromaterapi untuk nyeri” dilaporkan dalam diagram pelaporan PRISMA. Enam artikel memenuhi kriteria “tinggi” oleh QualSyst tool. Ditemukan bahwa, indikasi penggunaan dari aromaterapi dalam bidang medikal adalah nyeri kepala dan kanker, dimana aromaterapi lavender serta aromaterapi lemon (kombinasi dengan progressive muscle relaxation). Selanjutnya, dalam bidang bedah, indikasi penggunaan aromaterapi adalah nyeri paska bedah mayor, post-laparatomy dan fraktur ekstremitas, dimana aromaterapi lavender, aromaterapi lemon dan juga lemon yang dikombinasi dengan guided imagery adalah pilihan-pilihan aromaterapi. Umumnya aromaterapi diberikan melalui administrasi inhalasi. Secara umum, ditemukan aromaterapi efektif menurunkan nyeri pada pasien medikal bedah. Perawat dapat mempertimbangkan penggunaan aromaterapi lemon dan lavender untuk manajemen nyeri. Bagi manajemen Rumah Sakit untuk dapat mempertimbangkan penggunaan aromaterapi ini karena terbukti efektif dengan efek samping minimal dan rendah biaya. Kata kunci: aromaterapi, Indonesia, medikal-bedah, nyeri ABSTRACT Aromatherapy is often misinterpreted in pain management options. The use of aromatherapy in adult patients in Indonesia was investigated with Whitemore and Knoff integrative review design, including articles published in 2012-2021, full paper, in Indonesian, from Google Scholar, and focus on patients of medical-surgical pain, with the keyword of "aromatherapy for pain" reported in PRISMA reporting diagram. Six articles meet "high" criteria by the QualSyst tool. It was found that, indications of the use of aromatherapy in the field of “medical” are headaches and cancer, where lavender aromatherapy and lemon aromatherapy (combined with progressive muscle relaxation). Furthermore, in the field of “surgical”, indications of the use of aromatherapy are major post-surgical pain, post-laparatomy and fractures of extremities, where lavender aromatherapy, lemon aromatherapy and lemon combined with guided imagery are aromatherapy options. Generally, aromatherapy is administered via inhalation. In general, it was found that aromatherapy is effective in pain alleviation for medical-surgical patients. Nurses may consider the use of lemon and lavender aromatherapy for pain management. For hospital management to consider the use of aromatherapy because it has been proven effective with minimal side effects and low cost. Keywords: aromatherapy, Indonesia, medical-surgical, pain