Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PROSPECTS OF COMPETITIVE AND SUSTAINABLE DEVELOPMENT OF BUFFALO LIVESTOCK IN SOUTH SULAWESI Islamiyati, Rohmiyatul; Rasjid, Sjamsuddin; Asriany, Anie; Yuliati, Farida Nur
Proceeding Buffalo International Conference 2013
Publisher : Proceeding Buffalo International Conference

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buffalo is one of the potential livestocks to be developed to support of the achievement of meat self sufficiency program in 2014. Buffalo population in South Sulawesi was 130,100 head in 2010 and 96,500 head in 2011 or decreased about 25.83%.  Buffalo population in Indonesia was 1,999,500 head in 2010 and 1,304,900 head in 2011, or population decreased about 34.74%. Cause of the population decrease was slaughter of productive females but also a relatively long reproductive period.  Factors supporting the development of buffaloes in South Sulawesi was abundant feed resources, especially from food crop by-product, feed technology, human resources and high market potential (meat and ceremonies).
KEARIFAN LOKAL DALAM PEMELIHARAAN KERBAU LOKAL DI DESA RANDAN BATU KABUPATEN TANA TORAJA Asriany, Anie
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.005 KB)

Abstract

Sistem pemeliharaan kerbau di Kecamatan Makale  pada umumnya adalah sistem pemeliharaan dengan cara dikandangkan dan digembalakan secara tradsional. yangterdapat di Desa Randan Batu.   Penarikan   sampel (informan kunci) dilakukan  secara sengaja   (purposive sampling)  yang   terdiri dari peternak, ketua kelompok ternak, tokoh adat, tokoh masyarakat, Kepala Desa dan pegawai  Dinas  Peternakan Kabupaten Tana Toraja. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secara deskriptif kualitatif yang melalui beberapa tahapan, dimulai dari pengamatan, identifikasi serta pemaknaan data.  Berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut: 1) Nilai-nilai kearifan lokal dalam budaya beternak  antara lain :  mengolah  kotoran kerbau menjadi pupuk kandang, bahan api unggun dari bahan organik, makanan ternak bebas pestisida, mengembala berjalan kaki dan bergiliran serta adanya pertemuan secara rutin kelompok/masyarakat dan kegiatan gotong-royong 2) meminimalkan penggunaan sumber daya alam, mengurangi dampak pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan hidup, menjaga keseimbangan ekosistem, menjamin pemenuhan kebutuhan pakan dan kesehatan ternak, memberikan manfaat/keuntungan secara ekonomi, dapat menyediakan lapangan kerja dan pendapatan yang memadai bagi peternak, meningkatkan taraf hidup masyarakat, serta menjaga kekerabatan dan hubungan sosial-kemasyarakatan.  
IBM KELOMPOK TERNAK UNGGAS DI KECAMATAN MANUJU KABUPATEN GOWA PROPINSI SULAWESI SELATAN Purwanti, Sri; Agustina, Laily; Asriany, Anie; Jamilah, Jamilah
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 2 No 1 (2018): JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Forum Dosen Indonesia JATIM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36339/je.v2i1.104

Abstract

The target of this devotion activity is the group of poultry breeder Baji Minasa and Cahaya Po'rong in ManujuSubdistrict Gowa regency of South Sulawesi. The productivity of livestock in this group has not been good or is still said tobe low. Bran ammonia by utilizing  feces and bran around as high protein source as well as an herbal medicine for ducksand domestic chickens as feed additive and composting. After that proceed with the socialization of activity programs onmembers of livestock groups. The execution phase is carried out by counseling on the importance of providing and makingfeeds independently by utilizing local resources and the importance of sanitation or bio-security in village management. Themethod used is PRA (Participatory Rural Appraisal)/RRA (Rapid Rural Appraisal). Methods of approach to solvingproblems, including counseling, training and visits, field school education (SL), and learning by doing. Through this activit yfarmers and agricultural extension, workers are expected to synergize to learn to utilize the available local resources intonutrient-rich feed by self-production thereby reducing the cost of raising livestock. The results obtained by tabulating thegiven questionnaire indicate that the breeder does not recognize alternative feed sources of high protein and wantscontinuous counseling, given the knowledge of breeders and the introduction of technology is still lacking. Overall the resul tsobtained are very positive responses as well as the active participation of members of livestock groups
KEARIFAN LOKAL DALAM PEMELIHARAAN KERBAU LOKAL DI DESA RANDAN BATU KABUPATEN TANA TORAJA Anie Asriany
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol. 12 No. 2 (2016)
Publisher : Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.005 KB) | DOI: 10.20956/bnmt.v12i2.1316

Abstract

Sistem pemeliharaan kerbau di Kecamatan Makale  pada umumnya adalah sistem pemeliharaan dengan cara dikandangkan dan digembalakan secara tradsional. yangterdapat di Desa Randan Batu.   Penarikan   sampel (informan kunci) dilakukan  secara sengaja   (purposive sampling)  yang   terdiri dari peternak, ketua kelompok ternak, tokoh adat, tokoh masyarakat, Kepala Desa dan pegawai  Dinas  Peternakan Kabupaten Tana Toraja. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secara deskriptif kualitatif yang melalui beberapa tahapan, dimulai dari pengamatan, identifikasi serta pemaknaan data.  Berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut: 1) Nilai-nilai kearifan lokal dalam budaya beternak  antara lain :  mengolah  kotoran kerbau menjadi pupuk kandang, bahan api unggun dari bahan organik, makanan ternak bebas pestisida, mengembala berjalan kaki dan bergiliran serta adanya pertemuan secara rutin kelompok/masyarakat dan kegiatan gotong-royong 2) meminimalkan penggunaan sumber daya alam, mengurangi dampak pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan hidup, menjaga keseimbangan ekosistem, menjamin pemenuhan kebutuhan pakan dan kesehatan ternak, memberikan manfaat/keuntungan secara ekonomi, dapat menyediakan lapangan kerja dan pendapatan yang memadai bagi peternak, meningkatkan taraf hidup masyarakat, serta menjaga kekerabatan dan hubungan sosial-kemasyarakatan.  
Pemanfaatan Jerami Kacang Hijau Dengan Penambahan Feses Sapi Dan Effective Microorganisme Terhadap Kualitas Kompos Di Kelurahan Manggali Kecamatan Pallangga Anie Asriany
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol. 13 No. 1 (2019)
Publisher : Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/bnmt.v13i1.8190

Abstract

Pengomposan merupakan proses bahan organic yang mengalami penguraian secara  biologis, khususnya mikroba yang dimanfaatkan sebagai sumber energy.  Kotoran ternak dapat dimanfaatkan  sebagai  pupuk  kandang  karena kandungan unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang dibutuhkan oleh tanaman dan kesuburan tanah. Limbah pertanian antara  lain dapat berupa jerami tanaman pangan, limbah tanaman perkebunan, dan kotoran ternak.  Limbah  pertanian  berupa  jerami  kacang hijau  sebagai kompos karena menpunyai  kandungan kalium yang tinggi,  dapat  meningkatkan  kandungan  unsur  hara K pada pupuk kandang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui melihat kualitas kompos   jerami kacang hijau dengan  penambahan  feses  sapi  dan EM4,  terhadap waktu optimal pengomposan dan kualitas  pupuk  kandang sesuai dengan SNI 19-7030-2004. Pupuk kandang yang diperoleh dianalisis kadar N, P, K, C-organik, rasio C/N, dan kadar airnya. Hasil analisis dibandingkan dengan SNI 19-7030-2004. Analisis pupuk kandang dilakukan pada  30, hari Hasil analisis  kompos dengan  EM4  lebih efektif dan memerlukan waktu  yang lebih cepat untuk mendekomposisi bahan organik dalam kompos.  Kualitas kompos yang memenuhi SNI 19-7030-2004 (rasio C/N, kadar N, P, K, air, dan C-organik).
Pengaruh Pengunjung Terhadap Tingkah Laku dan Konsumsi Makan Rusa Totol (Axis-axis) Pada Penangkaran Rusa Totol di Fakultas Peternakan Unhas Agil Suharto; Anie Asriany; Ismartoyo Ismartoyo
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol. 13 No. 1 (2019)
Publisher : Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.237 KB) | DOI: 10.20956/bnmt.v13i1.8193

Abstract

Rusa totol ( axis – axis ) merupakan salah satu spesies yang tinggal di daerah tropis yang disebut Indian Deerpopulasinya sebanyak di temukan di luar habitat aslinya, khusus di penangkaran, Rusa dapat menjadi daya tarik pengunjung di penangkaran, karena penampilannya yang menarik. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai juli 2019. Di penangkaran rusa Fakultas Peternakan Unhas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengunjung terhadap  pemberian pakan oleh pengunjung terhadap konsumsi makan dan tingkah laku rusa. Metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung di lapangan ( observasi survey ) dengan metode Time Sampling dilakukan terhadap rusa yang berada di penangkaran, wawancara dengan pengunjung serta studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pakan yang diberikan oleh pengunjung meliputi kangkung, wortel, sawi.  rumput lapangan, hal ini tidak berpengaruh terhadap tingkah laku dan konsumsi makan rusa, akan tetapi memberikan perubahan pada tingkah laku dan konsumsi makan yang meningkat.
PENGUJIAN KARAKTERISTIK DAN KANDUNGAN LEMAK KASAR SILASE PAKAN KOMPLIT YANG BERBAHAN DASAR ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) DENGAN LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA Dina Yuvita; Jamila Mustabi; Anie Asriany
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol. 14 No. 2 (2020)
Publisher : Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.715 KB) | DOI: 10.20956/bnmt.v14i2.12550

Abstract

Eceng Gondok (Eichornia crassipes) merupakan salah satu jenis gulma air yang memiliki potensi sebagai bahan pakan alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik dan kandungan lemak kasar silase pakan komplit berbahan dasar eceng gondok dengan lama fermentasi yang berbeda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan.Perlakuan P1 (lama fermentasi 0 hari atau kontrol), P2 (lama fermentasi 10 hari), P3 (lama fermentasi 20 hari) dan P4 (lama fermentasi 30 hari).Analisis statistik menunjukkan bahwa lama fermentasi yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan pH tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kandungan lemak kasar silase pakan komplit. Rataan kandungan pH yaitu P0 = 7; P1 = 5,32; P2 = 4,18; P3 = 4,21. Rataan kandungan lemak kasar adalah P0 = 0,93%; P1 = 1,25%; P2 = 1,22 %; dan P3 = 0,92 %. Dari penelitian disimpulkan bahwa silase pakan komplit yang berbahan dasar eceng gondok (Eichornia crassipes) termasuk dalam kategori baik berdasarkan pengujian karakteristik.Lama fermentasi 20 hari adalah yang terbaik dalam pembuatan silase pakan komplit berbahan eceng gondok.
KANDUNGAN KALIUM DAN RASIO C/N PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BERBAHAN DAUN-DAUNAN DAN URINE KAMBING DENGAN PENAMBAHAN BIOAKTIVATOR RAGI TAPE (Saccharomyces cerevisiae) Tiwi Ika Rahmawati; Anie Asriany; syamsuddin Hasan
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol. 14 No. 2 (2020)
Publisher : Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.267 KB) | DOI: 10.20956/bnmt.v14i2.12553

Abstract

Permasalahan lingkungan di berbagai tempat, termasuk permasalahan sampah di lingkup kampus Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. Pencemaran akibat sampah di lingkungan kampus Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar apabila dibiarkan akan menimbulkan penyakit, bau busuk serta mengganggu estetika lingkungan. Salah satunya dengan memanfaatkan sampah daun-daunan sebagai pupuk organik cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kalium dan C/N rasio pupuk organik cair berbahan daun-daun dan urine kambing dengan penambahan bioaktivator ragi tape (Saccharomyces cerevisiae). Penelitian terdiri dari empat perlakuan T0 (95% daun-daunan + 5% ragi tape ), T1 (70% daun-daunan + 25% urine kambing + 5% ragi tape), T2 (50% daun-daunan + 45% urine kambing + 5% ragi tape), T3 (25% daun-daunan + 70% urine kambing + 5% ragi tape). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri 4 perlakuan dan 3 ulangan. Analisis statistik memperlihatkan bahwa pembuatan pupuk organik cair berbahan daun-daunan dan urine kambing dengan penambahan bioaktivator ragi tape (Saccharomyces cerevisiae) tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kandungan kalium dan rasio C/N. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kalium (T0= 0.25±0.06); (T1= 0.19±0.09); (T2= 0.33±0.08); (T3= 0.31±0.05) sedangkan untuk rasio C/N diperoleh (T0= 7.7±5.81); (T1= 8.1±2.85); (T2= 7.8±0.25); (T3= 7.3±4.52). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa level persentase bahan baku pembuatan pupuk organik cair tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kandungan kalium dan rasio C/N pupuk organik cair.
Kandungan NDF Dan ADF Silase Pakan Komplit Yang Berbahan Dasar Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) Dengan Lama Fermentasi Berbeda Muh. Armin; jamila Mustabi; Anie Asriany
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol. 15 No. 1 (2021)
Publisher : Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.718 KB) | DOI: 10.20956/bnmt.v15i1.14464

Abstract

Eceng gondok adalah tanaman yang mengandung selulosa tinggi dengan populasinya yang begitu melimpah. Kandungan eceng gondok yaitu 60% selulosa, 8% hemiselulosa dan 17% lignin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan NDF dan ADF silase pakan komplit berbahan dasar eceng gondok dengan lama fermentasi berbeda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuandan 4 ulangan. Perlakuan P0 (lama fermentasi 0 hari), P1 (lama fermentasi 10 hari), P2 (lama fermentasi 20 hari) dan P3 (lama fermentasi 30 hari). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa lama fermentasi yang berbeda tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kandungan NDF dan ADF silase pakan komplit. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa Lama fermentasi yang terbaik pada pembuatan silase pakan komplit berbahan dasar eceng gondok adalah 20 hari, dengan memiliki kandungan NDF dan ADF yang terndah dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR SILASE PAKAN KOMPLIT BERBAHAN DASAR ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) PADA LAMA FERMENTASI YANG BERBEDA: Crude Protein and Crude Fiber Content Silage Complete Feed Based Hyacinth (Eichornia Crassipes) as Main Material With Different Fermented Period wahyani wahyani; jamila Mustabi; Anie Asriany
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol. 15 No. 2 (2021)
Publisher : Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.377 KB)

Abstract

This study aims to determine crude protein and crude fiber content of silage complete feed-based hyacinth (Eichornia crassipes). This study was designed based on a completely randomized design with 4 treatments 4 replications. Treatment P0 = fermented 0 days, P1 = fermented 10 days, P2 = fermented 20 days, P3 = fermented 30 days. The results showed an average of crude protein content is P0 = 11.96%, P1 = 12.97%, P2 = 14.68%, and P3 = 12,76% and crude fiber is P0 = 21.88%, P1 = 24.36%, P2 = 22.91% and P3 = 24.62%. Conclusion of fermented in silage complete feed-based hyacinth significantly affects crude protein and crude fiber silage complete feed. The best fermentation time is 20 days because it has the highest crude protein and crude fiber lows. Keywords: Hyacinth, crude protein, crude fiber, and complete feed silage.