Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

PENGARUH AKSES PERMODALAN, PENGELOLAAN BISNIS TERHADAP PEMBERDAYAAN USAHA PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN PERAN PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (KASUS PKL DI KABUPATEN KEBUMEN) Wibawanto, Sigit; Prasetyo, Hendrawan
Fokus Bisnis Vol 7, No 2 (2008)
Publisher : Fokus Bisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (37.924 KB)

Abstract

Dewasa ini program pemberdayaan ekonomi kerakyatan menjadi isu sentral yang seringkali didengungkan dan menuntut perhatian lebih dari pemerintah. Isu yang berkembang menjadi wacana menarik perhatian ini adalah pemberdayaan usaha kecil dan menengah. Kukuhnya industri kecil yang cenderung lebih stabil dibandingkan industri besar pada saat krisis multidimensional menjadikan munculnya upaya bahwa perhatian yang tepat saat ini adalah lebih terfokus pada ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan masyarakat. Realita saat ini adalah banyak kalangan masyarakat yang sudah mulai berani untuk membuka usaha baru, dan cenderung dengan modal awal kecil dengan perhitungan yang kurang maksimal, hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan bisnis masih berdasarkan hitungan ikut-ikutan. Yang terjadi saat ini adalah banyak bermunculan usaha yang jarang sekali di konsep secara bisnis dan asal-asalan. Namun demikian ada pula yang berkembang karena sudah dipersiapkan secara matang dan siap untuk dikembangkan. Bisnis yang paling banyak dikembangkan oleh masyarakat saat ini adalah di emperan toko, tepi jalan, yang biasa disebut dengan Pedagang Kaki Lima (PKL). Pedagang Kaki Lima (PKL) yang merupakan usaha mikro dari segi informal memang sangat perlu dikembangkan tentu saja disesuaikan dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Istilah Pedagang Kaki Lima (PKL) cenderung terkesan negatif, kaki lima pandangannya lebih negatif baik dari gangguan terhadap kelancaran lalu lintas, kumuh dan tidak bersih. Akan tetapi dengan konsep yang berubah, justru dari kaki limalah sumber perekonomian masyarakat bisa berkembang.
PENGARUH PENERAPAN ONE STOP SERVICE (OSS) TERHADAP KEBERLANGSUNGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN KEBUMEN Wibawanto, Sigit
Fokus Bisnis Vol 7, No 1 (2008): Fokus Bisnis
Publisher : Fokus Bisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan one stop service terhadap keberlangsungan usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Kebumen. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 194 responden dari para pengusaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Kebumen yang mengurus perijinan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji reliabilitas, analisis regresi linier berganda. Data dianalisis dengan menggunakan bantuan Program SPSS Release 10 for Windows. Berdasarkan pengujian hipotesis hasilnya dapat disimpulkan bahwa kemudahan, kecepatan, dan ketepatan, berpengaruh signifikan terhadap keberlangsungan usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Kebumen. Ini mengindikasikan bahwa keberlangsungan UMKM dapat meningkat dalam pengembangan investasi jika pemerintah memberikan pelayanan yang mudah, cepat, dan tepat dalam pemberian legalitas terhadap UMKM di kabupaten Kebumen. Kata Kunci: Kemudahan, Kecepatan, Ketepatan, Keberlangsungan UMKM, Regresi Linier Berganda
ORIENTASI PASAR DAN KINERJA BISNIS UMKM DI JAWA TENGAH Wibawanto, Sigit
Fokus Bisnis Vol 1, No 14 (2015): Fokus Bisnis
Publisher : Fokus Bisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.811 KB)

Abstract

Telah banyak riset dilakukan selama beberapa tahun terakhir terutama berkaitan dengan orientasi pasar dan dampak perilaku bisnis yang berorientasi pasar terhadap kinerja bisnis. Awalnya, pada industri manufaktur yang telah berhasil menggunakan strategi pemasaran menjadi indikator keberhasilan bisnis atau kinerja perusahaan. Pada industri yang lebih mapan dan besar, orientasi pasar yang difokuskan pada pelanggan dilakukan dengan melihat pada intelejen pasar, penyebarannya serta respon perusahaan. Beberapa hasil riset menyatakan bahwa orientasi pasar merekomendasikan untuk melakukan strategi ini. Namun Blankson, et.al (2006) serta Keskin (2006) telah melakukan riset pada sektor yang lingkupnya lebih komplek karakteristiknya namun kecil lingkupnya yaitu UMKM, menemukan hasil yang berbeda. Penelitiaannya sama-sama difokuskan pada pelanggan, tren kompetisi, intelejen pasar, keuangan, maupun hambatan-hambatan yang dihadapinya. Hasilnya, strategi dalam perkembangan orientasi pasar terletak dari sikap para pemilik UMKM yang bisa membuat kinerja bisnis kompetitif, sehingga layak dikembangkan di Jawa Tengah. Keywords: Orientasi pasar, kinerja bisnis, UKM, Jawa Tengah
PENDEKATAN KONSEPTUAL PLACE MARKETING DAN PLACE BRANDING DALAM DESTINATION BRANDING Wibawanto, Sigit
Fokus Bisnis Vol 2, No 14 (2015): Fokus Bisnis
Publisher : Fokus Bisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.571 KB)

Abstract

Pertumbuhan destination di beberapa kota di dunia saat ini, mendorong adanya tingkat persaingan yang begitu kuat dalam menarik wisatawan, investor, perusahaan, ataupun sumber daya manusia. Hal ini menempatkan place marketing dan place branding sebagai suatu konsep strategi dalam rangka membangun tempat menjadi merek dan mempromosikannya kepada audiens yang berbeda melaui berbagai cara. Persepsi tempat (brand) menjadi suatu konsep yang berbeda diantara pelanggan potensialnya, karena belummemiliki landasan yang kuat terhadap langkah dan upaya yang bisa dilakukannya. Tulisan artikel ini mereview dari literatur yang membahas pengembangan merek dan pemasaran yang berfokus pada pelanggan. Artikel ini menguraikan pendekatan konseptual disebut dari destination branding, yang diharapkan dapat memberikan rekomendasi dalam pencapaian target kelompok sasaran dengan strategi sub-merek untuk pengelolaan strategi place marketing dan place branding. Pada akhirnya, implikasi praktis untuk place marketing masih dapat dilanjutkan untuk penelitian empiris di masa depan.
PENGARUH AKSES PERMODALAN, PENGELOLAAN BISNIS TERHADAP PEMBERDAYAAN USAHA PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN PERAN PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (KASUS PKL DI KABUPATEN KEBUMEN) Wibawanto, Sigit; Prasetyo, Hendrawan
Fokus Bisnis : Media Pengkajian Manajemen dan Akuntansi Vol 7 No 2 (2008): Fokus Bisnis
Publisher : P4M STIE Putra Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (37.924 KB) | DOI: 10.32639/fokusbisnis.v7i2.18

Abstract

Dewasa ini program pemberdayaan ekonomi kerakyatan menjadi isu sentral yang seringkali didengungkan dan menuntut perhatian lebih dari pemerintah. Isu yang berkembang menjadi wacana menarik perhatian ini adalah pemberdayaan usaha kecil dan menengah. Kukuhnya industri kecil yang cenderung lebih stabil dibandingkan industri besar pada saat krisis multidimensional menjadikan munculnya upaya bahwa perhatian yang tepat saat ini adalah lebih terfokus pada ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan masyarakat. Realita saat ini adalah banyak kalangan masyarakat yang sudah mulai berani untuk membuka usaha baru, dan cenderung dengan modal awal kecil dengan perhitungan yang kurang maksimal, hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan bisnis masih berdasarkan hitungan ikut-ikutan. Yang terjadi saat ini adalah banyak bermunculan usaha yang jarang sekali di konsep secara bisnis dan asal-asalan. Namun demikian ada pula yang berkembang karena sudah dipersiapkan secara matang dan siap untuk dikembangkan. Bisnis yang paling banyak dikembangkan oleh masyarakat saat ini adalah di emperan toko, tepi jalan, yang biasa disebut dengan Pedagang Kaki Lima (PKL). Pedagang Kaki Lima (PKL) yang merupakan usaha mikro dari segi informal memang sangat perlu dikembangkan tentu saja disesuaikan dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Istilah Pedagang Kaki Lima (PKL) cenderung terkesan negatif, kaki lima pandangannya lebih negatif baik dari gangguan terhadap kelancaran lalu lintas, kumuh dan tidak bersih. Akan tetapi dengan konsep yang berubah, justru dari kaki limalah sumber perekonomian masyarakat bisa berkembang.
PENGARUH PENERAPAN ONE STOP SERVICE (OSS) TERHADAP KEBERLANGSUNGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN KEBUMEN Wibawanto, Sigit
Fokus Bisnis : Media Pengkajian Manajemen dan Akuntansi Vol 7 No 1 (2008): Fokus Bisnis
Publisher : P4M STIE Putra Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32639/fokusbisnis.v7i1.26

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan one stop service terhadap keberlangsungan usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Kebumen. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 194 responden dari para pengusaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Kebumen yang mengurus perijinan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji reliabilitas, analisis regresi linier berganda. Data dianalisis dengan menggunakan bantuan Program SPSS Release 10 for Windows. Berdasarkan pengujian hipotesis hasilnya dapat disimpulkan bahwa kemudahan, kecepatan, dan ketepatan, berpengaruh signifikan terhadap keberlangsungan usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Kebumen. Ini mengindikasikan bahwa keberlangsungan UMKM dapat meningkat dalam pengembangan investasi jika pemerintah memberikan pelayanan yang mudah, cepat, dan tepat dalam pemberian legalitas terhadap UMKM di kabupaten Kebumen. Kata Kunci: Kemudahan, Kecepatan, Ketepatan, Keberlangsungan UMKM, Regresi Linier Berganda
ORIENTASI PASAR DAN KINERJA BISNIS UMKM DI JAWA TENGAH Wibawanto, Sigit
Fokus Bisnis : Media Pengkajian Manajemen dan Akuntansi Vol 14 No 1 (2015)
Publisher : P4M STIE Putra Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.811 KB) | DOI: 10.32639/fokusbisnis.v14i1.37

Abstract

Telah banyak riset dilakukan selama beberapa tahun terakhir terutama berkaitan dengan orientasi pasar dan dampak perilaku bisnis yang berorientasi pasar terhadap kinerja bisnis. Awalnya, pada industri manufaktur yang telah berhasil menggunakan strategi pemasaran menjadi indikator keberhasilan bisnis atau kinerja perusahaan. Pada industri yang lebih mapan dan besar, orientasi pasar yang difokuskan pada pelanggan dilakukan dengan melihat pada intelejen pasar, penyebarannya serta respon perusahaan. Beberapa hasil riset menyatakan bahwa orientasi pasar merekomendasikan untuk melakukan strategi ini. Namun Blankson, et.al (2006) serta Keskin (2006) telah melakukan riset pada sektor yang lingkupnya lebih komplek karakteristiknya namun kecil lingkupnya yaitu UMKM, menemukan hasil yang berbeda. Penelitiaannya sama-sama difokuskan pada pelanggan, tren kompetisi, intelejen pasar, keuangan, maupun hambatan-hambatan yang dihadapinya. Hasilnya, strategi dalam perkembangan orientasi pasar terletak dari sikap para pemilik UMKM yang bisa membuat kinerja bisnis kompetitif, sehingga layak dikembangkan di Jawa Tengah. Keywords: Orientasi pasar, kinerja bisnis, UKM, Jawa Tengah
PENDEKATAN KONSEPTUAL PLACE MARKETING DAN PLACE BRANDING DALAM DESTINATION BRANDING Wibawanto, Sigit
Fokus Bisnis : Media Pengkajian Manajemen dan Akuntansi Vol 14 No 2 (2015)
Publisher : P4M STIE Putra Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.571 KB) | DOI: 10.32639/fokusbisnis.v14i2.47

Abstract

Pertumbuhan destination di beberapa kota di dunia saat ini, mendorong adanya tingkat persaingan yang begitu kuat dalam menarik wisatawan, investor, perusahaan, ataupun sumber daya manusia. Hal ini menempatkan place marketing dan place branding sebagai suatu konsep strategi dalam rangka membangun tempat menjadi merek dan mempromosikannya kepada audiens yang berbeda melaui berbagai cara. Persepsi tempat (brand) menjadi suatu konsep yang berbeda diantara pelanggan potensialnya, karena belummemiliki landasan yang kuat terhadap langkah dan upaya yang bisa dilakukannya. Tulisan artikel ini mereview dari literatur yang membahas pengembangan merek dan pemasaran yang berfokus pada pelanggan. Artikel ini menguraikan pendekatan konseptual disebut dari destination branding, yang diharapkan dapat memberikan rekomendasi dalam pencapaian target kelompok sasaran dengan strategi sub-merek untuk pengelolaan strategi place marketing dan place branding. Pada akhirnya, implikasi praktis untuk place marketing masih dapat dilanjutkan untuk penelitian empiris di masa depan.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN: PENDEKATAN FISIOLOGIS, PSIKOLOGIS, DAN RELIGIUS Wibawanto, Sigit
Fokus Bisnis : Media Pengkajian Manajemen dan Akuntansi Vol 12 No 1 (2013): Fokus Bisnis
Publisher : P4M STIE Putra Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.722 KB) | DOI: 10.32639/fokusbisnis.v12i1.63

Abstract

Pengambilan keputusan pembelian, umumnya dilakukan konsumen setelah melakukan evaluasi terhadap banyaknya pilihan produk atau jasa yang ditawarkan pada dirinya. Evaluasi ini merupakan sebuah proses dari beberapa tahapan, tingkatan, serta faktor yang mempengaruhinya secara konsisten memenuhi kebutuhan konsumen (Engel. 1995). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keputusan pembelian konsumen dapat terjadi jika faktor eksternal dan internal konsumen ada pada dirinya. Faktor internal misalnya motivasi secara fisiologis untuk memenuhi kebutuhannya. Disamping itu, pembelajaran, kepribadian, sikap dan pengalaman pribadi melalui pemikiran dan rasa telah dilalui konsumen menjadi pertimbangan psikologis bagi konsumen.Faktor eksternal meliputi informasi pemasaran dan lingkungan sosial budaya misalanya adalah pandangan religiusnya. Penelitian masing-masing dampak faktor internal dan eksternal telah banyak dilakukan dan memberikan kontribusi bagi upaya strategik untuk mempengaruhi perilaku konsumen. Paper ini hanya membahas pada analogi proses pengambilan keputusan konsumen setelah mendapatkan pengaruh secara internal dan eksternal.
GAYA HIDUP HEDONISME TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN DI PASAR MODERN (Studi Pada Masyarakat Kabupaten Kebumen) Wibawanto, Sigit
Fokus Bisnis : Media Pengkajian Manajemen dan Akuntansi Vol 15 No 1 (2016)
Publisher : P4M STIE Putra Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (963.514 KB) | DOI: 10.32639/fokusbisnis.v15i1.71

Abstract

Penelitian ini bertujuan melihat fenomena dengan gaya hidup hedonisme, tidak melihat dari tidak melihat faktor pendorong yang menimbulkannya. Penelitian ini hanya membahas pola gaya hidup dengan perilaku pembelian yang ditimbulkannya. Lingkup penelitian ini dibatasi pada gaya hidup hedonisme, yang mengacu pada teori Engel, dkk (1995) yaitu (activities), (interest), (opinion). Sedang perilaku pembelian masyarakat lingkup penelitian ini dibatasi pada dimensi skala shopping addiction yang dikembangkan Elizabeth E. Edwards yang disusun berdasarkan lima dimensi yaitu tendency to spend, drive to spend, feelings about shopping, dysfunctional spending¸ post-purchase guilt. Penelitian dilakukan di kabupaten Kebumen. Metode yang digunakan adalah metode survei, dengan membagikan kuesioner sebanyak 100 eksemplar kepada responden. Analisis yang digunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Dengan alat bantu analisis SPSS versi 23.0., hasilnya gaya hidup yang terdiri dari aktivitas (X1), minat (X2) dan opini (X3) berpengaruh signifikan terhadap shopping addiction (Y). Kesimpulannya unsur-unsur yang diakibatkan aktivitas, minat, dan opini masyarakat akan mendapatkan suatu perilaku pembelian yang abnormal dan membuat masyarakat mengeluarkan biaya untuk mendapatkan produk yang belum tentu sesuai kebutuhan, melainkan keinginan dan emosional dalam pengambilan keputusan pembeliannya